Anda di halaman 1dari 15

1.

1 Hubungan Komunikasi
Organisasi merupakan sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan
baik. Komunikasi organisasi adalah proses yang terjadi dan muncul dalam suatu
organisasi berupa penyampaian, penerimaan, hingga pertukaran informasi dan pesan.
Komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat
penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena dengan komunikasi individu
dapat berinteraksi dengan individu lainnya sehingga akan mengerti apa yang harus di
lakukan dengan tugas yang diembannya.
Tanpa adanya komunikasi dalam perusahaan maka individu tersebut tidak dapat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk perusahaannya. Disamping itu
komunikasi dalam suatu perusahaan juga dapat meningkatkan produktivitas,
menyelesaikan konflik, mengembangkan kualitas karyawan serta dapat membentuk
hubungan profesional dan lingkungan yang kondusif (Handoko, 2011). Komunikasi
dalam suatu organisasi merupakan asset penting bagi pencapaian sasaran dan tujuan
organisai tersebut. Keberhasilan komunikasi yang tercermin dalam efektivitas dan
efesiensinya merupakan alat perekat organisasi, yang juga mempengaruhi nama baik
(goodwill) organisasi yang bersangkutan.

Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah dan sebaliknya. Proses komunikasi didalam suatu organisasi cenderung
dipengaruhi oleh struktur dalam organisasi itu sendiri, sehingga komunikasi dari
bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya.
Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer yang satu dengan manajer
lain, antara manajer dan karyawan, atau antara karyawan yang satu dengan karyawan
yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
a. Peran Manajerial
Manajer pada semua level dalam suatu organisasi bisnis memiliki peran
strategis bagi pengembangan organisasi ke depan. Menurut Mintzberg, terdapat
tiga peran manajerial yang dapat diterapkan oleh seorang manajer suatu
organisasi , yaitu:
1. Peran antar pribadi (Interpersonal Roles)
2. Peran informasional ( Informational Roles)
3. Peran keputusan (Decisional Roles)
Masing-masing peran manajerial tersebut tidak dapat dilepaskan dengan
betapa pentingnya kegiatan komunikasi dalam dunia bisnis. Melalui masing-
masing peran tersebut seorang manajer harus mampu mengkomunikasikan ide,
gagasan atau informasi kepada para karyawannya, sehingga mereka dapat
memahami pesan yang telah disampaikan dengan baik dan efektif.

Peran antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu


memerankan dirinya sebagai seorang tokoh figure (figurehead role),
pemimpin (leader role) dan penghubung (liaison role).
 Seorang manajer harus mampu berperan sebagai seorang tokoh figure
atau symbol. Artinya ia berperan sebagai perwakilan atau yang dituakan
dalam suatu organisasi, dimana ia akan memberikan sambutan pada
acara-acara seremonial (upacara) yang diselenggarakan oleh pihak
internal maupun eksternal organisasi atau pada acara-acara tertentu yang
bersifat informal, seperti acara lomba sepeda santai, resepsi pernikahan,
atau peristiwa dukacita yang dialami salah satu karyawan di organisasi
yang dipimpinnya. Selain berperan menjadi tokoh figur, manajer juga
harus mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis dengan baik kepada para
karyawan, sehingga pesan yang disampaikan tersebut efektif dan juga
dapat dipahami dengan baik. Sebagai contoh seorang manajer suatu
organisasi menyampaikan kebijakan yang berkaitan dengan penetapan
standar gaji baru bagi para karyawannya. Penyampaiannya dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan, untuk poin pentingnya dapat
disampaikan dengan lisan sedangkan untuk penjelasan yang lebih rinci
sebaiknya disampaikan dalam bentuk tertulis.
 Peran lainnya adalah seorang manajer tentunya harus mampu memimpin
suatu organisasi baik bisnis maupun nonbisnis. Menyeleksi dan Melatih
karyawannya serta mengelola kinerja dan memotivasi karyawannya serta
mengatur anggotanya melalui pembagian kerja agar tujuan dapat tercapai.
 Peran penghubung menunjukkan hubungannya dengan orang-orang yang
berada di luar organisasi. Manajer harus menjalankan peran dalam hal
mencari, menerima berbagai informasi pengembangan pemahaman
terhadap perusahaan. Seorang manajer harus membangun dan menjaga
komunikasi dengan kontak Internal perusahaan maupun kontak eksternal
perusahaan. Misalnya dalam kaitannya dengan pelanggan, pemasok, klien
dan pemerintah.
b. Peran informasional
Peran informasional mencakup peran pemantauan (monitor role), peran
penyebar informasi (disseminator role) dan peran juru bicara (spokesperson
role).
 Peran pemantauan, manajer harus mengetahui informasi yang dibutuhkan
saat ini sehingga manajer dituntut berperan sebagai pencari informasi
yang berkaitan dengan perusahaan dan organisasinya. Kemudian
melakukan monitoring/pemantauan/pengawasan terhadap kinerja
karyawan tujuannya adalah agar pekerjaan mereka sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Penyebar informasi, manajer berperan untuk menyebarluaskan atau
menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya
agar mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi
tersebut. Penyebarluasan informasi ini berorientasi pada kepentingan
internal organisasi, seperti kebijakan pakaian seragam yang baru bagi
semua karyawan, kebijakan jumlah jam lembur yang baru, kebijakan
pemberian standar gaji bagi semua karyawan, dan kebijakan disiplin kerja
yang baru. Manajer harus pandai menfilter informasi baik kepada internal
maupun eksternal perusahaan. Manajer harus dapat membedakan antara
informasi yang berasal dari fakta (kebenaran) atau informasi yang bersifat
interpretasi.
 Juru bicara, manajer harus mengetahui pembicaraan yang dibutuhkan
dalam perusahaan atau menjadi pembicara antar perusahaan dalam hal
menyampaikan dan menyebarkan informasi kepada pihak luar kegiatan-
kegiatan (kebijakan penting organisasi) ataupun produk dan hasil yang
dicapai. Seperti kebijakan organisasi yang berkaitan dengan pembukaan
kantor cabang baru di suatu daerah tertentu, kebijakan rekrutmen
karyawan baru, kebijakan peluncuran produk baru dan kebijakan promosi
yang baru.
c. Peran keputusan
Peran keputusan (decisional role) mencakup tiga peran penting yaitu peran
wirausaha (entrepreneur role), peran pemecah masalah (disturbance handler
role), peran pengalokasi sumber daya (resource allocator role), dan peran
negosiator (negotiator role).
 Wirausaha, seorang manajer harus dapat berperan menjadi seorang yang
bertindak sebagai inisiator, perancang dan pendorong perubahan yang
memiliki sifat jujur, dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsif,
bertanggung jawab, berani mengambil resiko dan berwawasan luas. (ini
bagian sifat engga usah semua yaa gesss)
 Pemecah masalah, seorang manajer juga harus memiliki kemampuan
dalam mengatasi berbagai permasalahan, mengambil tindakan korektif
ketika organisasi menghadapi kesulitan penting yang tak terduga. Seperti
masalah terlambatnya pendistribusian barang, masalah pelayanan
pelanggan yang kurang baik, masalah kualitas barang yang masih rendah,
dan masalah penyediaan bahan baku yang kurang lancar.
 Pengalokasi sumber daya, sumber daya yang dimaksudkan yaitu meliputi
sumberdaya keuangan, sumber daya manusia, sumber daya informasi, dan
sumber daya alam yang dimiliki. Seorang manajer harus mampu
mengalokasikan dan megawasi dengan baik sumber daya yang
dimilikinya.
 Negosiator, seorang manajer akan berhubungan dengan pihak eksternal
sehingga diharapkan harus memiliki kemampuan negosiasi yang baik,
terutama dalam hal penentuan kerja sama proyek dengan pihak lain atau
ketika organisasi dihadapkan pada pertentangan kepentingan internal
organisasi, seperti munculnya tuntutan (unjuk rasa) para karyawan
tentang
perbaikan kesejahteraan.
Jika dianalisis pernyataan dari Mintzeberg, bahwa seorang manajer berasal
dari peran antarpribadi, antarpribadi yang mengharuskan seorang manajer untuk
memainkan peran informasional yang akhirnya memungkinkan seorang manajer
untuk melakukan pengambilan keputusan guna mencapai tujuan organisasi yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Kesepuluh peran yang sudah dijelaskan maka
dapat dilihat bahwa seorang manajer datang dengan banyak tanggung jawab
mulai dari menginformasikan, menghubungkan, mengawasi hingga memerintah
yang membuat peran seorang manajer harus mampu beradaptasi dengan situasi
dan mengendalikannya secara seimbang.
Kegiatan pertukaran informasi
Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi:
1) Komunikasi memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi
2) Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota organisasi yang
terpisah dari anggota lainnya.
Dalam mencapai tujuan organisasi tidak terlepas dari yang namanya komunikasi,
proses komunikasi akan memungkinkan setiap anggota organisasi dapat bertukar
informasi dengan menggunakan bahasa atau symbol-simbol biasa (umum) digunakan.
Dengan komunikasi maka organisasi mampu memperoleh hasil yang sangat berarti
untuk kebaikan dalam organisasi itu sendiri.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sproul menunjukkan bahwa orang-orang
dalam organisasi menggunakan 69% dari hari-hari kerja mereka yaitu dengan
berkomunikasi secara verbal baik itu berbicara, mendengarkan, menulis ataupun
membaca, komunikasi nonverbal juga merupakan bentuk komunikasi yang digunakan
dalam suatu organisasi. Berikut adalah kegiatan organisasi yang berkaitan dengan
komunikasi:
1. Menetapkan tujuan
Setiap organisasi tentunya memiliki tujuannya masing-masing baik itu
bersifat formal maupun nonformal. Tujuan perusahaan dapat diartikan dalam
keuangan (finansial), mutu produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan,
atau memberikan pelayanan bagi pelanggan. Untuk menetapkan tujuan
tersebut setiap anggota dalam organisasi harus saling terlibat baik dari level
atas hingga level bawah guna melakukan berbagai pembahasan yang serius
dan cukup matang. Dalam kegiatan tersebut tentunya dilakukan proses
komunikasi atau bertukar informasi antara individu yang satu dengan
individu lainnya yang berada dalam unit-unit organisasi tersebut.
2. Membuat dan melaksanakan keputusan
Tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi sebelumnya dapat
tercapai apabila dalam organisasi tersebut mampu mengambil berbagai
keputusan yang tentunya mendukung tercapainya tujuan serta mematuhi
keputusan yang telah disepakati. Dalam mengambil keputusan tersebut maka
organisasi perlu mengumpulkan berbagai fakta-fakta yang ada didalam
organisasi tersebut tujuannya adalah agar dapat melakukan penilaian
terhadap berbagai pilihan/alternative yang ada dengan cara membaca,
bertanya kepada anggota organisasi tersebut. Kemudian apabila sudah
diputuskan maka untuk menjalankan nya perlu dilakukan komunikasi yang
lebih banyak lagi agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan keputusan-
keputusan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
3. Mengukur prestasi kerja
Ketika suatu keputusan sudah dilaksanakan, maka pihak manajemen
perlu melakukan penilaian dan melakukan pengukuran untuk mengetahui
apakah hasil yang diharapkan telah tercapai. Pengukuran prestasi kerja
mencakup beberapa faktor, antara lain: biaya, penjualan, pangsa pasar,
produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat persediaan yang ada.
Oleh karena itu, untuk mengukur prestasi kerja organisasi secara
menyeluruh sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antaunit
yang ada dalam suatu organisasi.
4. Merekrut dan mengembangkan staf
Dalam kegiatan perekrutan dan pengembangan tentunya peran
komunikasi sangatlah dibutuhkan. Perusahaan harus mengumumkan secara
terbuka, meneliti resume dan melakukan wawancara dengan pelamar
sehingga dapat menentukan yang benar-benar cocok dengan jabatan yang
tersedia dalam organisasi. Seorang karyawan baru tentunya akan melakukan
feedback dengan cara memperkenalkan dirinya dengan staf organisasi.
Organisasi juga perlu memberikan apresiasi pada karyawan yang bekerja
dengan baik, baik dalam bentuk penghargaan, pengakuan, maupun tanggung
jawab yang lebih tinggi.
5. Pelayanan pelanggan
Sebuah organisasi akan berhubungan dengan para customer atau
pelanggan (internal maupun eksternal) melalui komunikasi baik secara
formal maupun nonformal. Bentuk komunikasi yang dapat kita lihat dalam
kehidupan sehari-hari yaitu meliputi harga yang tertera pada suatu produk,
nama kelompok produk yang tertulis dalam rak-rak, berbagai macam bentuk
symbol seperti dilarang merokok, arah panah yang digunakan oleh
organisasi dalam berhubungan dengan pelanggan atau konsumennya.
Penggunaan nota penjualan, brosur, iklan, telepon bebas pulsa dan
berbagai bentuk komunikasi yang digunakan oleh organisasi sebagai sarana
untuk merangsang keinginan para pelanggan agar menggunakan produknya.
komunikasi juga merupakan hal yang penting dalam hal utama dalam
pelayanan pelanggan atau dikenal dengan customer service, yaitu kegiatan
dalam menjawab telepon dari konsumen, penanganan masalah-masalah yang
berkaitan dengan pengaduan konsumen, pengecekan kredit, dan tagihan-
tagihan.
6. Negosiasi dengan pemasok
Perusahaan perlu melakukan negosiasi dengan para pemasok guna
untuk mendapatkan harga produk yang baik. Ketika sudah terjalin hubungan
yang baik maka akan diperlukan komunikasi antar perusahaan dan pemasok
untuk menjaga ikatan hubungan tersebut.
7. Membuat produk
Dalam proses pembuatan suatu produk mulai dari penuangan ide atau
gagasan, proses produksi hingga akhirnya menjadi produk yang siap
dipasarkan sangat diperlukan yang namanya komunikasi. Komunikasi ini
dilakukan baik oleh manajer dengan karyawan, antara karyawan yang satu
dengan yang lain, maupun antara bagian pemasaran dan para pelanggan.
8. Berinteraksi dengan peraturan yang ada
Bukan hanya dalam perusahaan saja komunikasi dibutuhkan tetapi
juga perusahaan dan pemerintah. Sebagai lembaga yang melindungi
masyarakat maka pemerintah menyusun peraturan yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan bagi masyarakat luas dari tindakan sewenang-
wenang perusahaan, misalnya peraturan upah minimum regional (UMR),
penentuan waktu (lamanya) jam kerja, pencemaran lingkungan, dan
penentuan lokasi usaha.

1.2 Pola komunikasi


Pola komunikasi organisasi adalah suatu cara berkomunikasi yanb gerupa
penyampaian atau pengiriman informasi dari pengirim kepada penerima dan dapat
dipahami. Pola komunikasi yang efektif adalah pola komunikasi yang dalam
penyampaian pesannya dilakukan secara lugas, dan tidak bertele-tele dan tentunya
dengan menggunakan bahasa yang menyesuaikan dengan bahasa lawan bicara kita.
Dalam menjalankan aktivitas nya setiap organisasi tentunya memiliki pedekatan
pola komunikasi yang berbeda-beda. Untuk perusahaan yang berskala kecil yang
hanya memiliki beberapa karyawan maka penyampaian informasi dapat dilakukan
secara langsung pada karyawannya. Namun berbeda halnya dengan perusahaan
dengan skala besar yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan karyawan,
penyampaian informasi merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Secara umum, pola
komunikasi dapat dibagi menjadi saluran komunikasi formal (formal communication
channels) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication channels).
1. Saluran komunikasi formal
Menurut Vince Tebay dalam buku Perilaku Organisasi (2021), komunikasi
formal adalah proses komunikasi yang terjadi saat informasi dikirim dan ditransfer
melalui pola hierarki kewenangan organisasi atau struktur organisasi. Komunikasi
formal disetujui dan berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara kerja
organisasi, produktivitas, berbagai pekerjaan yang harus dilakukan, memo,
kebijakan, pernyataan, serta surat resmi.
Andre Hardjana dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi: Strategi
dan Kompetensi (2016) menuliskan bahwa komunikasi formal umumnya terjadi
karena adanya inisiatif pimpinan yang berperan sebagai atasan. Apabila ada
penolakan dari bawahan, akan menimbulkan sanksi institusional. Karena tidak
melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Komunikasi formal bisa dilakukan
lewat lisan maupun tulisan. Lewat lisan berarti komunikasi formal dilakukan
secara tatap muka antara dua orang atau lebih. Sementara, lewat tulisan artinya
komunikasi berlangsung lewat pesan tertulis.
Dalam struktur organisasi garis, fungsional maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas
tanggung jawab dan wewenangnya.
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas kebawah secara sederhananya dapat
dimaksudkan dengan transformasi informasi dari manajer disemua level ke
bawahan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
mengoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai
kegiatan yang ada di level bawah.
Jalur komunikasi dari atas ke bawah merupakan penyampaian pesan
yang dapat berbentuk instruksi, perintah maupun prosedur untuk dijalankan
para bawahannya sebaik-baiknya tentunya dengan menggunakan bahasa
yang dapat dimengerti, tidak bertele-tele, sederhana, dan mudah dipahami.
Komunikasi dari atas kebawah dapat berbentuk lisan maupun tulisan.
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan
pokok, yaitu:
 Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu
 Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
 Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional
 Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
 Menyajikan informasi mengenai adpek ideology dalam membantu
organisasi dalam menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin
dicapai.
Manajer Umum

Manajer pemasaran Manajer produksi Manajer keuangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


penjualan promosi pabrik penelitian akuntansi keuangan
Karyawan

Salah satu kelemahan komunikasi dari atas ke bawah adalah adanya


kemungkinan terjadi penyaringan ataupun sensor informasi penting yang
ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain pesan yang diterima tidak
selengkap yang aslinya hal ini disebabkan karena saluran komunikasi yang
cukup panjang.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah keatas merupakan proses komunikasi yang
disampaikakn oleh bawahan ke atasan yang kemudian akan disampaikan ke
jalur yang lebih tinggi. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari
bawah ke atas, para manajer harus percaya penuh kepada para bawahannya,
kalau tidak informasi apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat karena
yang muncul hanyalah rasa curiga dan ketidakpercayaan terhadap informasi
tersebut.
Salah satu kelemahan dari jenis saluran komunikasi ini adalah
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang
baik-baik saja. Sedangkan informasi yang mempunyai kesan negatif
cenderung disimpan dan tidak disampaikan dengan tujuan karyawan ingin
menjaga atau menyelamatkan posisinya serta mendapatkan rasa aman dari
organisasi.

Manajer Umum

Manajer pemasaran Manajer produksi Manajer keuangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


penjualan promosi pabrik penelitian akuntansi keuangan

Karyawan
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal/komunikasi lateral merupakan komunikasi
yang terjadi diantara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat
dalam suatu organisasi tujuannya adalah untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi secara horizontal menjadi penting artinya manakala setiap
bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat saling
ketergantungan yang cukup besar . akan tetapi jika masing-masing bagian
dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung pada bagian
lainnya, komunikasi tidak sering atau minim dipakai.

Manajer Umum

Manajer pemasaran Manajer produksi Manajer keuangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


penjualan promosi pabrik penelitian akuntansi keuangan

Karyawan

d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal merupakan jenis komunikasi yang melibatkan
antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya, komunikasi
formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer
produksi dengan bagian promosi, antara manajer bagian produksi dengan
bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian.
Jenis komunikasi ini banyak diterapkan dalam suatu organisasi berskala
besar manakala terdapat saling ketergantungan (interdependence)
antarbagian atau antardepartemen yang ada dalam organisasi tersebut.

Manajer Umum

Manajer pemasaran Manajer produksi Manajer keuangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


penjualan promosi pabrik penelitian akuntansi keuangan

Karyawan

Keuntungan dari komunikasi diagonal adalah sebagai berikut:

 Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang komunikasi


bentuk tradisional
 Memungkinakn individu dari berbagai bagian atau departemen ikut
membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi

Kelemahan dari jenis komunikasi ini adalah komunikasi diagonal dapat


mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal selain itu
jenis komunikasi ini juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.

e. Keterbatasan komunikasi formal


Komunikasi formal merupakan jenis komunikasi yang penting bagi
suatu perusahaan maupun organisasi namun memberikan dampak yang
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.
Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi
sering membuat frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya
mengenai keterbatasan untuk masuk kedalam proses pengambilan
keputusan. Untuk berkomunikasi dengan manajemen puncak harus melalui
banyak jalur yang harus dilalui yaitu melalui lapisan manajer yang ada
dibawahan. Dan terkadang ide atau gagasan yang disampaikan bisa saja
ditolak atau tidak disetujui oleh supervisor/manajer tingkat bawah. Oleh
karena itu para bawahan cenderung berusaha menyampaikan langsung ke
manajemen puncak dengan resiko kariernya dalam organisasi terancam.
Dilihat dari sudut pandang perusahaan yang menjadi masalah terbesar
dari jenis saluran komunikasi ini adalah kemungkinan munculnya distorsi
atau gangguan penyampaian informasi ke level lebih tinggi, karena setiap
keterkaitan dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan
kesalahpahaman. Artinya karena begitu banyak saluran yang harus dilalui
maka terkadang pesan yang tersampaikan dari atasan ke bawahan atau
sebaliknya tidak sesuai/kabur/tidak lengkap sesuai dengan pesan aslinya.
Adapun cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengurangi
jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan
dalam jalur komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya
kesalahpahaman.

Manajer

Supervisor Supervisor
Supervisor

A B A B A B

2. Saluran komunikasi informal


Jaringan komunikasi informal juga digunakan dalam suatu
perusahaan/organisasi. Dalam jaringan komunikasi jenis ini, orang-orang didalam
suatu organisasi tanpa memedulikan jenjang hirearki, pagkat, dan
kedudukan/jabatan dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang
diperbincangkan adalah hal umum dan diluar dari pekerjaan formalnya, namun
terkadang komunikasi informal ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk
memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya. Karena dalam praktiknya,
komunikasi formal dengan garis-garis dan kotak-kotak yang tergambar pada
struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang didalamnya untuk saling
berkomunikasi dan bertukar informasi antara satu dengan yang lainnya.

Manajer Umum

Manajer pemasaran Manajer produksi Manajer keuangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


penjualan promosi pabrik penelitian akuntansi keuangan

Karyawan

Anda mungkin juga menyukai