BAB 3
Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis
Oleh : Kelompok 5
Rizky Dina Pertiwi (F0319120)
Rosa Faustina Sari Maandag (F0319121)
Salsa Bella Radifa (F0319127)
Salvadiva Aurelia Zabetta Putri (F0319128)
Sekar Auna Putri Purnama (F0319129)
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
BAB 3
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. Hubungan Komunikasi
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat, yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan
baik. Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer yang satu dan manajer
yang lain, antara manajer dan karyawan, atau antara karyawan yang satu dan
karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Peran Manajerial
Menurut Mintzberg, terdapat tiga peran manajerial yang dapat diterapkan oleh
seorang manajer suatu organisasi, yaitu peran antarpribadi interpersonal roles), peran
informasional (infomational roles), dan peran keputusan (decisional roles).
A. Peran Antarpribadi
Peran antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu
memerankan dirinya sebagai seorang tokoh figur (figurehead role), pemimpin
(leader role), dan penghubung (liaison role).
● Seorang manajer suatu organisasi harus dapat memerankan dirinya
sebagai seorang tokoh figur. Sebagai contoh, ia dapat berperan sebagai
perwakilan atau yang dituakan dalam suatu organisasi.
● Manajer juga harus mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis dengan
baik kepada para karyawan, sehingga pesan yang disampaikan tersebut
efektif dan juga dapat dipahami dengan baik. Sebagai contoh, seorang
manajer suatu organisasi menyampaikan kebijakan yang berkaitan
dengan penetapan standar gaji baru bagi para karyawannya.
● Peran manajerial yang lain adalah kemampuan dalam memimpin suatu
organisasi bisnis maupun nonbisnis. Seorang manajer harus mampu
memotivasi dan melakukan kontrol terhadap karyawannya.
● Sedangkan peran penghubung menunjukkan hubungannya dengan
orang-orang yang berada di luar organisasi, misalnya dalam kaitannya
dengan pelanggan, pemasok, klien, dan pemerintah.
B. Peran Informasional
Peran informasional mencakup peran pemantauan (monitor role),
peran penyebar informasi (disseminator role), dan peran juru bicara
(spokesperson role).
● Peran pemantauan/monitoring adalah peran yang harus dilakukan oleh
seorang manajer untuk mengawasi bawahan (para karyawannya) agar
pekerjaan mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
● Peran penyebar intormasi adalah peran manajer untuk menyampaikan
informasi secara menyeluruh kepada para karyawannya agar mereka
dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan organisasi tersebut.
Contohnya menyebarkan informasi mengenai kebijakan pakaian
seragam yang baru bagi semua karyawan DAN kebijakan jumlah jam
lembur yang baru.
● Peran sebagai seorang juru bicara seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebagai juru bicara yang baik, terutama yang
berkaitan dengan penyampaian intormasi tentang berbagai kebijakan
penting organisasinya kepada pihak lain (eksternal organisasi), seperti
kebijakan rekruitmen karyawan baru.
C. Peran Keputusan
Peran keputusan (decisional role) mencakup tiga peran penting yaitu
peran wirausaha (enterepreneur role), peran pemecah masalah (disturbance
handler role), peran pengalokasi sumber daya (resource allocator role), dan
peran negosiator (negotiator role).
● Dalam peran entrepreneur seorang manajer harus dapat memerankan
dirinya sebagai seorang wirausaha yang jujur, dinamis, ulet, kreatif,
inovatif, responsif, bertanggung jawab, berani mengambil risiko, dan
berwawasan luas.
● Dalam peran pemecah masalah seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan
dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu
organisasi, seperti masalah terlambatnya pendistribusian barang
dan,masalah pelayanan pelanggan yang kurang baik.
● Peran Pengalokasi Sumber Daya. Seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebaga orang yang mampu mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki secara baik, seperti pengelolaan sumber
daya keuangan, sumber daya manusia, sumber daya informasi, dan
sumber daya alam yang dimilikinya.
● Peran negosiator. Seorang manajer harus memerankan dirinya sebagai
seorang yang mampu bernegosiasi dengan baik, alias menjadi
negosiator yang handal. Kemampuan ini diperlukan manajer untuk
berhubungan dengan pihak eksternal organisasi, terutama dalam hal
penentuan kerjasama proyek dengan pihak lain.
B. Pola Komunikasi
Secara umum, menurut Djoko Purwanto pola komunikasi dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas
tanggung jawab dan wewenangnya
a. Komunikasi dari atas ke bawah, merupakan komunikasi antara manajer
dan bawahannya. Aliran komunikasi dari manajer ke bawahan tersebut,
umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam
suatu organisasi atau bisnis. Seorang manajer yang menggunakan jalur
komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi,
mengarahkan, mengordinasikan, memotivasi, memimpin, dan
mengendalikanberbagai kegiatan yang ada di level bawah. Jalur
komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan)
merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah,
intruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan
sebaik-baiknya.
b. Komunikasi dari bawah keatas, merupakan komunikasi antara bawaha
(karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang ingin disampaikan
mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan
ke jalur yang lebih tinggi, yaitu ke bagian pabrik, ke manajer produksi,
dan akhirnya ke manajer umum. Untuk memecahkan masalah-masalah
yang terjadi dalam suatu organisasi atau bisnis dan mengambil
keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan
aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan karyawan dalam proses
pengambilan kepututsan merupakan salah satu cara yang positif dalam
upaya membantu pencapaian tujuan organisasi atau bisnis.
c. Horizontal Communication, merupakan komunikasi yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu
organisasi atau bisnis. Tujuan komunikasi horizontal adalah untuk
melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi kepada
bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Didalam
praktiknya, terdapat kecenderungan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaannya manajer suka melakukan tukar-menukar informasi
dengan rekan kerjanya di departemen atau divisi yang berbeda,
terutama apabila muncul masalah-masalah khusus dalam suatu
organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif
diantara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik di dalam satu
departemen maupun di antara beberapa departemen.
d. Diagonal Communication, melibatkan komunikasi antara dua tingkat
(level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal
antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara manajer
produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan
bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian
penelitian. Bentuk komunikasi ini memiliki keuntungan, diantaranya:
penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk
komunikasi tradisional. Dan memungkinkan individu dari berbagai
bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam
organisasi atau bisnis.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu
organisasi, tanpa mempedulikan jenjang hierarki, pangkat dan
kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun yang
diperbincangkan hanyalah bersifat umum. Contohnya: mengobrol tentang
humor yang baru didengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, kadang kala
mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang
ada dalam organisasinya.