Peran Public Relations
Peran PR dapat dibedakan menjadi dua yakni peranan manajerial yang dikenal dengan
peranan di tingkat manajemen dapat diuraikan menjadi tiga peranan, yakni:
a. Expert Pereciber Communication, Petugas PR di anggap sebagai orang yang ahli. Dia
menasehati pimpinan organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan
pasien.
b. Problem Solving Process Facilitator, Yakni petugas PR melibatkan diri atau dilibatkan
dalam setiap manajemen/krisis. Dia menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan
menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
Peran PR tersebut diharapkan menjadi “mata” dan “telinga” serta “tangan kanan” bagi top
manajemen dari organisasi, ruang lingkup tugasnya meliputi:
a. Membina hubungan kedalam (Publik Internal), yaitu publik yang menjadi bagian dari
perusahaan itu sendiri. Efektifitas hubungan publik internal memerlukan suatu kombinasi
antara:
b. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal), yaitu publik umum atau masyarakat
mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang
diwakilinya.
Jadi peranan PR tersebut dua arah seperti dijelaskan diatas yaitu beorientasi kedalam (inward
looking). Public Relations ada untuk memastikan bahwa pesan yang dibawa tepat disajikan
kepada publik. Pesan ini bisa mengenai produk dan dengan mempertimbangkan:
a) Kinerjanya.
Walaupun organisasi bisa berjalan tanpa PR, mereka yang menggunakan PR secara efektif
akan lebih mudah menjual produknya, merekrut dan mempertahankan staf serta berurusan
dengan rekan luar organisasinya.
Dalam setiap kegiatan PR memiliki peranan yang sangat besar. Peranan PR diharapkan
menjadi kepercayaan bagi top manajemen dari perusahaan, yang ruang lingkup tugasnya
antara lain meliputi aktivitas. Peran merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan).
Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang
dimilikinya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peran adalah tingkah laku yang
diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan
tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan Peranan PR dalam suatu
organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori:
b. Fasilitator Komunikasi. Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu
menjelaskan kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.
Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian,
mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.