pH penting bagi petani karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan
tanaman. Jika pH tanah terlalu asam atau terlalu basa, akar tanaman tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik. Tanaman juga bisa mengalami kekurangan atau kelebihan konsentrasi nutrisi tertentu. Selain itu, pH tanah juga dapat mempengaruhi ketersediaan logam berat dalam tanah yang dapat berdampak negatif pada tanaman. Oleh karena itu, petani perlu memperhatikan dan mengatur pH tanah agar sesuai dengan kebutuhan tanaman yang ingin ditanam. Bilangan positif 0-14 menunjukkan nilai netral (tidak asam maupun dasar). Jika pH < 7, itu asam. Jika pH > 7, itu dasar. pH tanah ideal berkisar antara 6,5-7,5. Jika tidak mempertahankan pH ini, pertumbuhan tanaman terpengaruh. Marmer putih berubah menjadi coklat kekuningan karena hujan asam. Kamu benar. PH air hujan sekitar 5,6, artinya air hujan sedikit asam. Air hujan asam tidak merusak tapi banyak zat berbahaya dilepaskan ke udara. Penambahan zat ini menurunkan pH air hujan, terutama di kota-kota tertentu dengan proporsi yang tinggi di atmosfer. Air hujan yang sangat asam disebut hujan asam karena menurunkan pH air hujan menjadi sangat rendah. Hujan asam merugikan manusia dan hewan dalam beberapa cara, termasuk menghitamkan kelereng putih. Selain itu, hujan asam juga dapat menyebabkan tanaman menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai pH tanah. Klorofil memberi warna hijau pada tanaman dengan bantuan zat besi. Tanaman menyerap air dan zat besi dari tanah untuk membuat klorofil. Bila pH tanah meningkat, ketersediaan zat besi berkurang sehingga tanaman menjadi kuning. Selain tersedianya zat besi, pH tanah juga mempengaruhi tingkat zat beracun, pertumbuhan bakteri, dan akar. Petani harus mengetahui pH tanahnya untuk hasil yang baik. Jika tidak, tanaman akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan. Dia mungkin mengalami kerugian besar.