PPOK
Patofisiologi: air trapping, abnormalitas pertukaran udara, hipersekresi mukus dapat
terjadi hipertensi pulmonal
Defisiensi alfa 1 anti-tripsin
Diagnosis COPD
Gejala, sesak napas, batuk kronik: progresif, saat aktivitas klinis sesak menonjol, batuk
kronik
Faktor risiko
Spirometry untuk memastikan diagnosis: dilakukan post bronkodilator (rasio FEV1/FVC <
0,7)
Assessment
Air flow limitation berdasarkan post bronkodilator FEV1 predicted
Pada grup A: bronkodilator bisa pilih LABA atau LAMA, namun pada COPD LAMA lebih
baik
Eksaserbasi
Indikasi rawat: severe symptom, acute respiratory failure, sianosis
Berat: rawat inap
o Tentukan GOLD A, B, E
o SABA
o Kortikosteroid sistemik 5 hari
o Evaluasi kebutuhan antibiotik atau antiviral
o NIV: indikasi PCO2 > 45 mmHg, pH < 7,35, hipoksemia persisten dengan O2
suplementasi, ada bukti muscle fatigue
o Jika dari awal penurunan kesadaran jangan NIV, langsung mechanical ventilation
ACOS
Diagnosis: 3 kriteria mayor dan minimal 1 kriteria minor
Spirometri
Hindari merokok 1 jam sebelum, tidak konsumsi alcohol 8 jam, latihan olahraga 1 jam,
gunakan pakaian longgar
SABA stop 6 jam
Gangguan obstruksi: BE, ACOS, asma, COPD
Gangguan restriksi: ILD, IPF, autoimun, obese, scoliosis, NMD. Beberapa obat yang dapat
menyebabkan kelainan jaringan paru: MTX, amiodarone, nitrofurantoin, RTX
Gangguan obstruksi restriksi: memenuhi kedua diagnostic gangguan obstruksi dan
restriksi
FEV1: volume udara yang diekspirasi secara paksa dalam 1 detik pertama
FVC: volume udara yang dapat diekspirasikan secara maks
PEF: puncak aliran ekspirasi
Bronkodilator test: 200-400 mcg salbutamol (large volume spacer) atau 2,5-5 mg
(nebulizer) 15 menit atau ipratropium bromide 500 mcg (nebulizer) atau 160 mcg (large
volume spacer)
Diskusi