MedykaPratamaPutra TugasKodeEtik PengantarTeknologiInformasidanKomunikasi AdminB
MedykaPratamaPutra TugasKodeEtik PengantarTeknologiInformasidanKomunikasi AdminB
net/publication/353486967
CITATIONS READS
0 38,666
5 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Medyka Pratama Putra on 27 July 2021.
MAKALAH
Ditulis untuk memenuhi tugas
Oleh:
2020.2087.1.02
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu contoh penerapan etika dalam teknologi informasi dan komunikasi
adalah netiket atau etika dan sopan santun berkomunikasi melalui Internet. Meski
komunikasi melalui Internet banyak terjadi melalui tulisan dan simbol, namun
pengguna Internet harus menjaga tutur katanya dan menerapkan etika yang baik.
Jika seseorang memiliki etika yang baik, maka orang tersebut juga memiliki moral
yang baik. Begitu juga sebaliknya, Dalam hal penggunaan perangkat lunak, etika
serta moral berkaitan erat dengan hak seseorang, yakni pembuat perangkat lunak
tersebut. Pembuat perangkat lunak telah bekerja keras untuk berkarya sehingga
hasil karyanya itu patut dihargai dan dilindungi dengan undang-undang. Indonesia
sebagai negara hukum memiliki undang-undang yang mengatur hak atas kekayaan
intelektual.
3
terlebih dunia kerja yang sifatnya massal dan besar, faktor-faktor kesehatan dan
keselamatan kerja perlu diperhatikan dengan saksama. Untuk itu makalah ini akan
membahas lebih lanjut mengenai etika dan kode etik dalam pengunaan Teknologi
Informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika dan Kode Etik dalam penggunaan
Teknologi Informasi ?
2. Apa Tujuan dari Etika dan Kode Etik dalam penggunaan Teknologi
Informasi ?
3. Bagaimana prinsip dan aturan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi.
2. Mengetahui prinsip dan aturan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi.
3. Menyelesaikan tugas Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
Etika berasal dari Bahasa Yunani ethikos yang berarti timbul dari
kebiasaan. Secara defenisi, Etika dapat diartikan sebagai sekumpulan azas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai
mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat. Etika mencakup analisis dan penerapan nilai -
nilai seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab. Etika dan moral
juga harus diterapkan dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Meski berupa dunia digital, teknologi informasi dan komunikasi
hanyalah media yang dikendalikan oleh manusia.
5
Jadi etika Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sekumpulan
azas atau nilai yang yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, saran
santun) nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat
dalam pendidikan. Untuk menerapkan etika dalam penggunaan Teknologi
Informasi di perlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai prinsip yang
terkandung di dalam penggunaan Teknologi Informasi di antaranya adalah:
Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara,
tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode
etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak professional.
6
hubungan antara professional atau developer Teknologi Informasi dengan
klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta
organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang
profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah
program aplikasi.
7
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam
masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan
dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah :
(6) Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan
8
hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang
melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda
dari induk organisasi profesinya.
9
dibawah umur.
10
atau orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
melihat/mengaksesnya. Atau dengan kata lain, hanya pihak yang
berhak dan berwenang saja yang dapat mengakses informasi tersebut.
Untuk itu kebanyakan organisasi umumnya mengklasifikasikan
informasi/data untuk mengakomodir tercapainya confidentiality.
Klasifikasinya yaitu internal use only (hanya digunakan di lingkungan
internal perusahaan), public (biasanya disebarkan melaui website atau
media sosial perusahaan), dan confidential (sangat rahasia, contohnya
data-data terkait planning, finansial, business process). Ancaman yang
muncul dari pihak yang tidak berkepentingan terhadap
aspek confidentiality antara lain:
(2) Integrity, maksudnya adalah data tidak dirubah dari aslinya oleh orang
yang tidak berhak, sehingga konsistensi, akurasi, dan validitas data
tersebut masih terjaga. Dengan bahasa lain, integrity mencoba
memastikan data yang disimpan benar adanya, tidak ada pengguna yang
11
tidak berkepentingan atau software berbahaya yang mengubahnya.
Integrity berusaha untuk memastikan data diproteksi dengan aman dari
ancaman yang disengaja (serangan hacker) maupun ancaman yang
tidak disengaja (misal. kecelakaan). Integrity dapat dicapai dengan:
(3) Availability, adalah memastikan sumber daya yang ada siap diakses
kapanpun oleh user/application/sistem yang membutuhkannya. Sama
seperti aspek integrity, rusaknya aspek availability dari sistem juga
bisa diakibatkan karena faktor kesengajaan dan
faktor accidental (kecelakaan). Faktor kesengajaan bisa dari
serangan Denial of Service (DoS), malware, maupun hacker/cracker.
Untuk faktor accidental (kecelakaan) bisa karena hardware
failure (rusak atau tidak berfungsi dengan baiknya hardware tersebut),
konsleting listrik, kebakaran, banjir, gempa bumi, dan bencana alam
lainya.
12
b) Redundant Hardware (misal memiliki banyak power supply).
a. Privacy
Term & Condition adalah aturan-aturan dan kondisi yang harus ditaati
pada penggunaan teknologi informasi. Hal tersebut mencakup integrity,
privacy dan availability dari informasi yang terdapat dan dibutuhkan
didalamnya. Biasanya dalam aturan Term & Condition sudah dijelaskan
tentang Ketentuan Layanan, Ketentuan Konten dan Jurnalisme Warga, begitu
juga dengan etiket komunikasi dan berinteraksi melalui komentar, baik
berupa mengirimkan pesan, shout atau bahkan didalam tulisan sendiri.
Semuanya telah diatur, tapi ada beberapa yang bersifat privasi yanng hanya
pengguna saja yang mengetahuinya. Etiket yang berlaku ketika ada interaksi
didalam pergaulan, menunjukan cara yang tepat atau diharapkan untuk
kalangan atau situasi tertentu.
13
kebudayaan, namun dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Lain
halnya dengan etika jauh lebih absolute seperti adanya larangan seperti tidak
boleh berbohong atau jangan mencuri. Salah satu kelemahan internet yang
tidak dapat diukur sebagai media interaktif yaitu bahwa kita tidak tahu kondisi
emosi lawan interaktif dan kita juga tidak akan tahu karakter dan watak lawan
interaktif kita.
3. Kutip Seperlunya.
14
E. JENIS PELANGGARAN ETIKA DAN KODE ETIK DALAM
PENGGUNAAN INFORMASI KOMUNIKASI
15
b. Crackers/Criminal Minded Hackers, pelaku memiliki motifasi
untuk mendapat keuntungan financial, sabotase dan pengrusakan
data, type kejahatan ini dapat dilakukan dengan banyak orang
dalam.
3. Piracy
16
e. Download illegal.
4. Fraud
5. Gambling
6. Mobile Gambling
8. Data Forgery
17
database. Dokumen tersebut disimpan sebagai scriptless document dengan
menggunakan media internet. Kejadian ini biasanya diajukan untuk dokumen
e-commerce.
18
Daftar Pustaka
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
(2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
19
Daftar Pustaka
(6) Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan
hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang
melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda
dari induk organisasi profesinya.
B. SARAN
20
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual.
21