Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN KELUARGA

ANALISIS ARTIKEL INDIKATOR KESEHATAN DALAM PIS-PK


ANGGOTA KELUARGA MEMILIKI JKN

Dosen: Yulia Yunara, Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Aditya Restu Prayoga 2110913210001

Aji Aryat Rahmatullah 2110913210020


Muhammad Fauza Akmal 2110913110003

Muhammad Lathif Alghifari 2110913310003

Muhammad Ridhallah 2110913310014

Prio Yoga Pratama 2110913310006

Rifky Alfariz 2110913110023


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJAR BARU
2024

A. Judul Artikel
1. Evaluasi Tata Kelola Dalam Pencapaian Peta Jalan JKN 2019 di
Provinsi Bengkulu
2. Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK) Pada Masa Pandemi
B. Penulis
1. Jon Hendri Nurdan, Susilo Wulan, Tri Aktariyani & Relmbuss Biljers
Fanda
2. Ni Luh Purnamayanti dan Feni Sulistyawati
C. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan oleh
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat agar tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Salah satu program utama pembangunan
kesehatan saat ini adalah program Indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga (PIS-PK). Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
merupakan strategi yang dilakukan melalui pendekatan keluarga yang
programnya sudah ada di puskesmas.
Dasar pelaksanaan PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga
adalah salah satu program kesehatan yang dibuat oleh Kementerian
Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap keluarga dengan fokus sasaran
kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan
kesehatan disetiap keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik oleh
tenaga kesehatan. Dengan meningkatkan kesehatan keluarga maka akan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga muncul
karena kurang berjalannya program kesehatan terutama promotif dan
preventif di tingkat puskesmas, sehingga dilakukan dengan cara pendekatan
keluarga agar sasarannya lebih tepat dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga dapat
mengoptimalkan program upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) yang ada di puskesmas dengan
memprioritaskan masalah kesehatan dari 12 indikator PIS-PK. Program
Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK) dan gerakan
masyarakat hidup sehat (Germas) merupakan strategi untuk pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM). Sehingga dengan peningkatan
pencapaian SPM dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan
meningkatnya kesehatan masyarakat maka akan terwujudnya Indonesia
sehat.
Program Indonesia sehat memuat 12 indikator utama penanda status
kesehatan sebuah keluarga yaitu keluarga mengikuti program KB, ibu
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendaptkan imunisasi
dasar lengkap, bayi mendapatkan air susu ibu (ASI) ekslusif, balita
mendaptkan pemantauan pertumbuhan, penderita TB paru mendapatkan
pengobatan sesuai standar, penderita hipertensi melakukan pengobatan
secara teratur, penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah
menjadi anggota JKN, keluarga mempunyai akses sarana air bersih,
keluarga menggunakan jamban sehat. Dari 12 indikator tersebut di dapatkan
indeks kesehatan keluarga yang menunjukan status kesehatan keluarga yaitu
sehat, pra sehat, dan tidak sehat.
Tujuan PIS-PK yaitu keluarga mampu menjangkau akses pelayanan
kesehatan yang menyeluruh seperti pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif di Puskesmas. Meningkatkan pencapaian SPM melalui
peningkatan skrining kesehatan. Mendukung peningkatan pelaksanaan
Jaminan Keshatan Nasional (JKN) dengan meningkatkan kemauan dan
kesadaran masyarkat agar menjadi peserta JKN. Mendukung tercapainya
tujuan Program Indonesia Sehat. Manfaat PIS-PK yaitu mengetahui
kesehatan keluarga melalui kunjungan awal kesehatan keluarga yang
dilakukan oleh puskesmas sehingga di temukan prioritas masalah kesehatan
dan dilakukan intervensi terhadap masalah kesehatan tersebut. Jika PIS-PK
tidak dijalankan maka semakin tingginya masalah kesehatan pada
masyarakat terutama masalah kesehatan gizi, ibu dan bayi, penyakit
menular dan tidak menular, kesehatan jiwa, perilaku dan lingkungan sehat
yang sulit diatasi oleh pemerintah.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam setiap artikel yang di analisis oleh
kelompok adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi Tata Kelola Dalam Pencapaian Peta Jalan JKN 2019 di
Provinsi Bengkulu (Nurdan, et al. 2020).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Studi kasus
merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki
secara cermat suatu program, peristiwa, aktvitas, proses atau sekelompok
individu (Creswell, 2010). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan studi literatur. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu
data primer dan data sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah para
stakeholder yang berkaitan dengan pelaksanaan program JKN, antara
lain Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPJS Kesehatan,
Puskesmas, & RSUD di Provinsi Bengkulu. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
2. Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) Pada Masa Pandemi (Purnamayanti, et al.,
2022)
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus atau case study. Lokasi penelitian di Puskesmas Kediri III
dengan menggunakan sumber data primer berupa hasil rekaman audio
wawancara mendalam dengan informan. Pemilihan sampel
menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria informan pada
penelitian ini adalah seorang pemegang program yang memahami
tentang implementasi PIS-PK di Puskesmas. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah laporan program PIS-PK Puskesmas Kediri III tahun
2020. Pengumpulan data dilakukan dengan pedoman wawancara dan
telaah dokumen. Analisis data menggunakan analisis bottleneck dari
Tanahashi.
E. Hasil
Hasil dari penelitian dalam artikel yang dianalisis oleh kelompok adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi Tata Kelola Dalam Pencapaian Peta Jalan JKN 2019 di
Provinsi Bengkulu (Nurdan, et al. 2020).
Untuk mengevaluasi apakah capaian tata kelola program JKN dalam
sasaran-1,5 dan 8 peta jalan JKN telah tercapai, ditelusuri dengan
ketersediaan akses data kepesertaan, akses data pembiayaan layanan
kesehatan era JKN dan riwayat kebijakan pemerintah Provinsi Bengkulu
dalam mengoptimalkan JKN di wilayahnya.
Koordinasi dalam kesesuaian data PBI (masyarakat miskin dan tidak
mampu) antara pemerintah Provinsi Bengkulu dengan BPJS Kesehatan,
masih belum baik. Hal ini dikarenakan keterbatasan data dan informasi
program JKN. Kondisi tersebut menyebabkan pemerintah Provinsi
Bengkulu belum tepat sasaran yakni memberikan bantuan kepada
segmen PBPU atau peserta mandiri (peserta mampu) untuk melunasi
tunggakan iuran BPJS Kesehatan. Sebab, total klaim biaya layanan
kesehatan untuk segmen PBI APBN/APBD masih rendah. Hal ini perlu
dikaji lebih lanjut, apakah ada faktor lain yang menyebabkan akses
segmen masyarakat miskin/tidak mampu masih rendah. Apabila melihat
komposisi kepesertaan Provinsi Bengkulu, segmen PBI memiliki
jumlah peserta terbanyak.
Transparansi dan partisipasi penyelenggaraan program JKN di
Provinsi Bengkulu dalam mencapai sasaran Peta Jalan JKN 2014-2019.
Untuk partisipasi pemerintah provinsi Bengkulu sudah cukup baik,
yakni menanggung akomodasi masyarakatnya yang harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan lebih lengkap di luar provinsi Bengkulu, dan
menyiapkan anggaran untuk membantu bayar kelompok PBPU
(masyarakat mampu) melunasi tunggakan iuran. Namun, rendahnya
transparansi data program JKN menyebabkan kebijakan kompensasi
(pemerataan layanan kesehatan) belum dilaksanakan, dan pemerintah
provinsi belum sinergis dalam membuat kebijakan atau perencanaan
sektor kesehatan di wilayahnya.
2. Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) Pada Masa Pandemi (Purnamayanti, et al.,
2022)
Dalam implementasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kediri III sudah berjalan namun masih
terdapat hambatan sehingga capaian program belum maksimal.
Hambatan dari segi supply antara lain dari sarana dan prasarana belum
adanya kebijakan internal Puskesmas tekait implementasi PISPK di
Puskesmas, masih terbatasnya sarana dan prasarana seperti alat
kesehatan dan anggaran untuk PISPK, dari sisi SDM masih belum
semua SDM mendapat pelatihan terkait PIS-PK, beban kerja yang berat
serta masih adanya SDM yang tidak menguasai teknologi. Dari segi
akses masih rendahnya capaian kunjungan rumah berkaitan dengan
adanya pandemi Covd-19.
Hambatan dari segi demand berdasarkan kualitas layanan capaian
12 indikator PIS-PK yang belum maksimal, hal ini juga berkaitan
dengan adanya hambatan pada sarana dan prasarana, SDM dan akses
karena adanya Covid-19. Faktor pendukung implementasi PIS-PK di
Puskesmas Kediri III adalah dukungan dari stakeholder atau kepala
wialyah setempat serta letak geografis dari wilayah kerja Puskesmas
yang semuanya masih dapat dijangakau dengan kendaraan roda dua
maupun roda tiga. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan membina kerjasama dan komunikasi
yang baik dengan stakeholder, lintas sektor maupun dengan Dinas
Kesehatan. Serta adanya kejelasan dan kecukupan untuk anggaran
pelaksanaan program PIS-PK
F. Pembahasan
1. Evaluasi Tata Kelola Dalam Pencapaian Peta Jalan JKN 2019 di
Provinsi Bengkulu (Nurdan, et al. 2020).
Artikel ini menjelaskan tentang evaluasi tata kelola dalam capaian
Peta Jalan JKN 2014-2019 di Provinsi Bengkulu. Tata kelola antara
BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN dan pemerintah
Provinsi Bengkulu dalam mencapai universal health coverage (UHC)
diperhatikan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan kualitatif, dan data dikumpulkan melalui wawancara dan
studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses data program
JKN dari BPJS Kesehatan belum baik, yang berpengaruh pada
kebijakan pemerintah provinsi Bengkulu yang dianggap belum tepat
sasaran. Data kemiskinan masih belum terintegrasinya, dan pemerataan
layanan kesehatan belum terlaksananya, seperti implementasi kebijakan
kompensasi.
2. Implementasi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) Pada Masa Pandemi (Purnamayanti, et al.,
2022)
Pembahasan pada artikel ini membahas tentang program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Puskesmas Kediri III,
yang dilaksanakan sejak tahun 2018. Program ini berpengaruh terhadap
implementasi PIS-PK, yang merupakan upaya promotif dan preventif
yang dilakukan oleh Puskesmas untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. PIS-PK mengintegrasikan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) secara
berkesinambungan dengan target keluarga berdasar data serta informasi
profil kesehatan keluarga. Dalam pelaksanaannya, fungsi antara UKP
dan UKM harus seimbang agar dapat tercapai peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Artikel menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah mengganggu
pelaksanaan program di Puskesmas, yang disebabkan oleh penurunan
kunjungan keluarga, penurunan kegiatan PIS-PK, dan keterbatasan
sumber daya. Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia telah mengeluarkan Panduan Pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada Masa
Pandemi COVID-19 serta Adaptasi Kebiasaan Baru.
G. Analisis Kelompok
Analisis dari beberapa artikel di atas menunjukan kesimpulan yang
telah dilakukan oleh kelompok adalah seperti, ada factor yang
mempengaruhi penggunakan JKN di Masyarakat seperti; ketersediaan
saranan dan prasarana terkait dengan adanya keterlambatan pencairan
anggaran sehingga menjadi dampak akan keberlangsungan program PIS-
PK. Sumber daya manusia, dalam pelaksanaan PIS-PK masih menggunakan
menggunakan SDM sukarela atau kader yang belum mendapatkan
pelatihan. Akses, besar capaian yang menyebabkan puskesmas terkendala
turun kemasyarakat untuk melaksanakan program PIS-PK. Penggunaan
awal menunjukan adanaya sumbatan atau hambatan pada beberapa indicator
dan kesalahan system pengoperasian aplikasi JKN. Penggunaan
berkelanjutan terhadap pelaksanaan PIS-PK Dimana Masyarakat terkadang
terkendala dengan janji temu yang bentrok atau pengkajian intervensi ulang.
Kualitas, hal ini berkaitan dengan factor penghambat yang terdapat dari segi
suply maupun demand yang lainnya seperti terbatasnya sarana dan
prasarana. Sehingga diperlukan strategi unruk mengatasi hambatan tersebut
dengan membina kerjasama dan komunikasi yang baik dengan stekholder,
lintas sektor maupun dengan Dinas Kesehatan. Serta adanya kejelasan dan
kecukupan untuk anggaran pelaksanaan program PIS-PK.
H. Kesimpulan
Program Indonesia Sehat merupaka Upaya dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat indonesia melalui 12 indikator salah satunya dengan
anggota keluarga menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dengan menjadi anggota program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan, seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan. Kondisi finansial keluarga dapat tetap terjaga walau sedang
membutuhkan biaya berobat. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
kepemilikan JKN di keluarga seperti; ketersediaan sarana dan prasarana,
sumber daya manusia, akses, penggunaan awal, kualitas dan penggunaan
keberlanjutan. Sehingga di perlukan beberapa Upaya untuk meningkatkan
keikutsertaan keluarga dalam kepemilikan JKN sehingga program PIS-PK
dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, S., Trisnantoro, L. And Handono, D. (2019) ‘Implementasi PIS PK


Menggunakan Tenaga Kontrak Di Kabupaten Kulonprogo’, 08(03), Pp.
104–112.

Chomaerah, S. (2019) ‘Program Pencegahan Dan Penanggulangan Tuberkulosis Di


Puskesmas’, Higeia Journal Of Public Health Research And Development,
4(3), Pp. 398–410.

Dasuciana (2020) ‘Perkembangan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan


Keluarga (PISPK) Sampai Bulan Juli 2020’.

Dinas Kesehatan Kab. Tabanan (2020) ‘Impementasi PIS-PK Tahun 2020’.

Kementerian Kesehatan Ri (2020) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020-2024’.

Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 07 Tahun 2017 tentang Perubahan


Atas Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 6 Tahun 2016 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Bengkulu Tahun
2016-2021.

Peraturan Gubernur Provinsi Bengkulu Nomor 30 Tahun 2015, Tentang Pedoman


Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Peraturan Daerah No. 7/2012 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Daerah Provinsi
Bengkulu

Peraturan Bupati No. 05/2012 tentang Jasa Pelayanan Kesehatan Dasar untuk
Pelayanan Kesehatan Umum, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),
Jaminan Persalinan (Jampersal), dan Jaminan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) di Puskesmas Perawatan, Puskesmas dan Jaringannya di
Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2012.

Peraturan Bupati No. 24/2014 tentang Jaminan Kesehatan Daerah


Peraturan Bupati No. 40/2015 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Kabupaten Bengkulu Utara

Anda mungkin juga menyukai