Anda di halaman 1dari 32

BAB 7

STRUKTUR KRISTAL

TUJUAN
Konsep dan fenomena yang diperkenalkan pada Bab III VI dapat mudah dipahami dengan mengetahui
susunan atom pada padatan. Sifat bahan bergantung pada susunan internal atom. Kristalografi adalah ilmu
yang memberikan informasi mengenai susunan internal atom atau molekul dalam padatan. Bab ini
didedikasikan untuk memperkenalkan pembaca pada konsep dasar fisika kristal. Tujuan utama bab ini adalah
untuk belajar
Definisi Kisi Ruang, Kisi Bravais, Sel Satuan, Sel Primitif dan Parameter Kisi Tujuh sistem kristal
dan 14 kisi Bravais Arah dan bidang dalam
kristal, Indeks Miller dan jarak antarplanar Bilangan koordinasi struktur kubik,
Jumlah atom per satuan sel, Hubungan antara jari-jari atom dan konstanta kisi, serta faktor
pengepakan atom Hukum Braggs dan spektrometer sinar-X Braggs
Struktur kristal NaCl dan intan.

7.1 PENDAHULUAN
Ada tiga wujud materi yaitu wujud padat, cair, dan gas. Dalam keadaan gas, panjang interaksi antar molekul atau
atom besar, sekitar 30Å. Sedangkan pada zat cair, panjang interaksinya lebih kecil dibandingkan dengan zat gas
dan biasanya zat cair berbentuk wadah. Berbeda dengan gas dan cairan, padatan mempunyai panjang interaksi
yang sangat pendek dan setiap atom atau molekul terikat erat oleh ikatan hidrogen. Setiap benda padat memiliki
bentuknya sendiri dan bentuk luarnya berbeda dari benda padat ke benda padat lainnya. Selanjutnya, ada dua
jenis padatan, kristal dan amorf.
Padatan yang memiliki keteraturan tiga dimensi jangka panjang dikenal sebagai kristal. Dengan demikian kristal
dapat didefinisikan sebagai padatan yang memiliki susunan atom atau molekul tiga dimensi dengan jarak yang jauh.
Sifat fisik padatan amorf tidak berubah arah dan dianggap sebagai bahan isotropik. Namun dalam kasus kristal,
sifat arahnya berbeda dan karenanya sebagian besar kristal bersifat non-isotropik. Untuk memahami hubungan
struktur dan sifat kita perlu mengetahui susunan atom atau molekul dalam kisi tiga dimensi. Sangat sulit untuk
memprediksi struktur kristal suatu senyawa tanpa terlebih dahulu menentukan strukturnya dengan teknik difraksi
sinar-X atau neutron.

1
7.2 Kisi RUANG
Struktur kristal dibangun dari pengulangan atom atau kelompok atom identik yang tak terbatas dalam tiga dimensi.
Sekelompok atom disebut basis atau motif. Himpunan titik-titik matematika yang menjadi tempat melekatnya basis
disebut kisi. Kisi kristal atau kisi ruang adalah pola titik kisi tiga dimensi yang tak terhingga, yang masing-masing
harus memiliki lingkungan yang sama dan orientasi yang sama. Kisi ruang juga dapat didefinisikan sebagai unit
berulang yang terdefinisi dengan baik (motif atau dasar) dan setiap motif dikaitkan dengan titik kisi sehingga
keseluruhan kisi adalah susunan titik kisi tiga dimensi yang identik secara geometris (Gbr. 7.1). Kisi adalah konsep
matematika. Struktur kristal dapat dibangun dari kisi dengan menempatkan dasar atau motif (sebuah atom atau
sekelompok atom) pada setiap titik kisi.
Struktur kristal = Kisi * dasar (Motif)
Dimana simbol * dapat diartikan terkait dengan Struktur kristal
logam sederhana dan protein kompleks dapat digambarkan dalam kisi yang sama. Dalam kasus kristal
logam sederhana jumlah atom yang dialokasikan pada setiap titik kisi hanya satu dan dalam kasus kristal protein,
jumlah atom yang dialokasikan pada setiap titik kisi mungkin ribuan. Karena kisi hanyalah representasi geometris,
dimungkinkan untuk memiliki banyak kristal berbeda yang memiliki kisi yang sama tetapi dasar atau motifnya
berbeda.

Gambar 7.1 Kisi ruang dua dimensi atau kisi bidang

7.2.1 Kisi Bravais


Susunan titik-titik kisi ekuivalen dalam dua atau tiga dimensi disebut sebagai kisi Bravais. Jika semua titik kisi yang
setara digantikan dengan motif, struktur keseluruhan mewakili struktur kristal atau kisi ruang itu sendiri. Susunan
titik-titik kisi yang tidak ekuivalen disebut sebagai kisi non-Bravais.
Pada Gambar 7.1, setiap titik kisi diganti dengan motif yang berisi tiga objek berbeda (Gambar 7.2) (segitiga,
terisi +, dan lingkaran terisi). Masing-masing benda dapat dianggap sebagai setiap jenis atom. Ketiga objek secara
keseluruhan berulang dalam dua dimensi dalam interval yang teratur dan karenanya setara, mewakili kisi Bravais.
Demikian pula, anggap saja satu jenis objek maka seseorang masih dapat mencapai kesetaraannya. Namun jika
kita mempertimbangkan objek yang berbeda dalam satu titik kisi atau motif maka

178

2
objek-objek tersebut tidak setara dan periodisitasnya hilang dalam kisi dua dimensi dan dianggap sebagai kisi non-
Bravais.

Gambar 7.2 Kisi Bravais

Vektor basis dan vektor translasi


Vektor adalah besaran matematika yang mempunyai besar dan arah. Vektor yang mempunyai besaran satuan
umumnya disebut vektor satuan. Himpunan vektor satuan non-kolinear digunakan untuk mendefinisikan sistem
koordinat. Mari kita sebut vektor-vektor ini sebagai vektor basis karena vektor-vektor tersebut memberikan besar dan arah pemisahan

antara dua titik kisi yang identik. Jika kita memilih tiga vektor basis, a , b dan c untuk mendefinisikan tangan kanan,

ortogonal, sistem koordinat Cartesius tiga dimensi maka vektor T apa pun yang memberikan posisi dan arah titik kisi
identik dalam kisi tiga dimensi dapat direpresentasikan sebagai

Itu uavbwc

Dimana T adalah vektor translasi atau vektor kisi dan u, v, dan w adalah bilangan bulat.

Mari kita perhatikan kisi dua dimensi (kisi bidang) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.3. Misalkan a dan b
adalah dua vektor basis yang masing-masing berorientasi sepanjang arah AB dan AC. Posisi kisi

titik D dapat direpresentasikan dengan kombinasi vektor basis a dan b karena koordinat T ab kisi . Oleh karena itu
titik D terhadap kisi titik A adalah (1,1). Setiap titik kisi pada kisi bidang

dapat diperoleh dengan kombinasi linier bilangan bulat (u dan v) dari vektor basis a dan b dimana . Perlu diperhatikan
panjang vektor basis tidak harus sama dan demikian pula sudut antara kedua vektor

tidak harus selalu 90o, tetapi kedua vektor basis a dan b harus non-kolinear. Demikian pula setiap titik kisi dalam kisi
tiga dimensi dapat diwakili oleh vektor kisi. Koordinat titik kisi pada tiga dimensi dilambangkan dengan (u,v,w).
Berdasarkan konsep vektor translasi, kisi ruang merupakan gambaran geometri dari operasi operator translasi pada
titik kisi di titik asal.

179

3
Gambar 7.3 Kisi bidang

7.2.2 Sel Satuan

Volume berbentuk paralelepiped yang, bila direproduksi dengan pengepakan rapat dalam tiga dimensi,
menghasilkan keseluruhan struktur kristal atau kisi ruang itu sendiri disebut sel satuan. Sel satuan juga
didefinisikan sebagai volume geometris terkecil dalam kisi ruang, yang ditentukan oleh tiga vektor basis, yang
jika diterjemahkan sepanjang tiga arah vektor basis menghasilkan struktur kristal lengkap atau kisi ruang itu
sendiri. Perlu dicatat bahwa sel satuan mungkin bukan suatu entitas yang dapat didefinisikan secara unik.
Untuk kemudahan dan pemahaman mari kita perhatikan kisi dua dimensi (kisi bidang). Kisi dua dimensi
ditunjukkan pada Gambar 7.4, yang dapat dianggap sebagai bagian dari susunan atom dalam kristal.
Beberapa kemungkinan pilihan bentuk dan asal sel satuan dapat dibuat tergantung pada kemudahan
merepresentasikan simetri kisi ruang. Kemungkinan pilihan sel satuan ditunjukkan pada Gambar 7.4 dan
semuanya dapat diterima karena mereproduksi sel satuan dalam susunan dua dimensi yang berdekatan
akan menghasilkan susunan atom yang benar. Namun, dalam kasus ini terdapat satu sel satuan persegi
panjang dan pilihan sel satuan ini lebih mudah menyampaikan fitur pengulangan persegi panjang khusus dari pola keseluruhan.

Gambar 7.4 Sel satuan

180

4
7.2.3 Sel Primitif
Semua sel satuan dasar yang terkait dengan satu titik kisi di dalamnya disebut sel primitif atau sel P.
Sel primitif adalah sel yang titik kisinya hanya terdapat pada tepi (atau sudut) sel satuan.
Demikian pula jika sel satuan dikaitkan dengan lebih dari satu titik kisi disebut sebagai sel non-primitif atau multi
satuan. Sel non-primitif adalah sel yang memiliki titik kisi pada sel satuan selain titik kisi pada tepi sel satuan.

Pada Gambar 7.4 di atas, ada lima pilihan untuk mewakili sel satuan dan semuanya menghasilkan kisi ruang
yang sama pada pengulangan sepanjang arah vektor basis. Mari kita periksa satu per satu apakah pilihan sel satuan
ini primitif atau tidak. Misalnya, sel satuan 5 dikaitkan dengan total 4 titik kisi. Empat titik kisi di tepi sel satuan
menyumbang sekitar 1/4 ke sel satuan yaitu 1/4 × 4 = 1, dua titik kisi di tengah sel satuan dan kontribusinya adalah
2 dan tersisa satu karena dua titik kisi yang menyumbang sekitar ½ pada sel satuan, masing-masing terletak di antara
dua titik kisi di tepi sel satuan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.4. Oleh karena itu terdapat 4 titik kisi yang
berhubungan dengan sel satuan dan oleh karena itu sel satuan 5 adalah sel non -primitif. Hal yang sama dapat
dilakukan dengan memindahkan sel satuan sedikit menjauh dari titik kisi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.4
dengan garis putus-putus. Jumlah titik kisi yang terkait dengan sel satuan garis putus -putus adalah 4, yang serupa
dengan jumlah titik kisi yang dihitung; karenanya unit sel 5 adalah non-primitif. Jenis penghitungan dan operasi
serupa dapat disesuaikan dengan kumpulan sel satuan yang tersisa. Sel satuan 1, 2 dan 3 bersifat primitif karena
jumlah titik kisi yang terkait dengan sel satuan tersebut adalah satu dan sel satuan 4 bersifat non-primitif karena
jumlah titik kisi yang terkait dengannya adalah 2.

7.2.4 Parameter Kisi

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, ada banyak cara untuk memilih vek ,tor ab dan c , yang disebut vektor
basis dan pilihannya sepenuhnya sewenang-wenang dan sejumlah sel satuan dapat dibuat. Namun, untuk konvensi
kristalografi, lebih baik memilih vektor yang menghasilkan sel satuan sekecil mungkin dan pilihan sel satuan harus
mengungkapkan simetri yang mendasari kisi.

Pada dasarnya paralelepiped yang dibentuk oleh tiga vektor basis , b dan c , mendefinisikan sel satuan dari
sebuah kisi, dengan panjang rusuk a, b dan c, dipilih sebagai sel satuan.
Ukuran sel satuan dijelaskan dalam parameter sel satuannya. Ini adalah panjang tepi dan sudut antarmuka sel
satuan. Oleh karena itu, parameter sel satuan didefinisikan sebagai kumpulan enam parameter, panjang tiga vektor
basis non-kolinear dan tiga sudut antarmuka, yang bersama-sama mendefinisikan sel satuan.

Biarkan a , b dan c adalah vektor basis non-kolinear dan misalkan , dan menjadi sudut antarmuka

antara vektor basis b dan ca dan c d,an a dan b , masing-masing (Gbr. 7.5). Sudut antar muka ini juga dikenal sebagai
sudut kristalografi atau sudut berlawanan.
Jarak dan sudut aksial diukur dari satu sudut ke sel, yaitu titik asal yang sama. Ini adalah konvensi yang
berguna (dan membantu menghindari kebingungan) jika titik asal diambil sebagai sudut kiri belakang sel, sumbu a
mengarah ke depan (di luar halaman), sumbu b mengarah ke kanan, dan sumbu b mengarah ke kanan. sumbu c

181

5
ke atas. Konvensi ini juga memberikan sistem aksial tangan kanan. Jika salah satu sumbu dibalik
(misalnya sumbu b mengarah ke kiri, bukan ke kanan), maka sistem aksial kidal akan dihasilkan.

Gambar 7.5 Sel satuan

7.3 SISTEM KRISTAL


Pekerjaan sistematis dalam mendeskripsikan kisi-kisi ruang pada awalnya dilakukan oleh Frankenheim, yang, pada
tahun 1835, mengusulkan bahwa ada lima belas kisi-kisi ruang. Di antara lima belas yang disarankan oleh
Frankenheim, dua kisi yang diusulkan adalah identik dan pertama kali ditunjukkan oleh Bravais pada tahun 1848.
Oleh karena itu, hingga saat ini, keempat belas kisi ruang tersebut biasanya disebut kisi Bravais. Ke-14 kisi Bravais
ini terbagi dalam tujuh sistem kristal, bergantung pada simetri keseluruhan sel satuan. Mereka
(1) Kubik
(2) Tetragonal
(3) Ortorombik
(4) Monoklinik
(5) Triklinik
(6) Belah Ketupat (atau Trigonal) dan
(7) Heksagonal.
Parameter kisi untuk ketujuh sistem kristal beserta 14 jenis kisi Bravais dan simbol kisi diberikan
pada Tabel 7.1. Titik kisi di sini disajikan sebagai lingkaran berisi tebal dan pusat lingkaran ini
ditempatkan tepat di tepi pertemuan tiga vektor basis. Namun perlu diperhatikan di sini

182

6
bahwa ukuran lingkaran yang terisi tidak sesuai atau tidak sesuai dengan ukuran atom dan pada prinsipnya
atom-atom tersebut bersentuhan dengan atom-atom tetangga terdekat di sekitar kisi ruang.

Tabel 7.1 Sistem kristal dan 14 Kisi Bravais

Tujuh sistem Sumbu dan sudut 14 Kisi Bravais Simbol Kisi

Kubik A =b= C Primitif P

= = = 90º Berpusat pada tubuh SAYA

Wajah terpusat F

Tetragonal A = SM Primitif P

= = = 90º Berpusat pada tubuh SAYA

Ortorombik abc Primitif P

= = = 90º Berpusat pada tubuh SAYA

Wajah dasar terpusat C

Wajah terpusat F

Trigonal atau A =b= C

belah ketupat

==
90º Primitif R

heksagonal A = SM

= = 90º Primitif P

= 120º

Monoklinik abc Primitif P

= = 90º Wajah dasar terpusat C

atau ( = = 90º)

Triklinik abc Primitif P

90º

Sistem kubik
Untuk sistem kubik, semua panjang sumbunya sama dan semua sumbu kristal tegak lurus satu sama lain.
Dalam sistem ini terdapat tiga jenis kisi Bravais yang mungkin yaitu kubik sederhana (SC) (P), kubik berpusat badan
(BCC) (I) dan kubik berpusat muka (FCC) (F).

183

7
abc , 900

Gambar 7.6 Sistem kristal kubik

Sistem tetragonal
Kedua sumbu mempunyai panjang yang sama dan semua sumbu saling tegak lurus. Ada dua jenis kisi Bravais
tetragonal yang mungkin yaitu kisi tetragonal sederhana (P) dan kisi tetragonal berpusat badan (I).

abc , 900

Gambar 7.7 Sistem kristal tetragonal

Sistem ortorombik
Semua sumbunya tidak sama panjang dan semua sumbunya tegak lurus satu sama lain. Ada empat
kemungkinan kisi Bravais ortorombik yaitu, sederhana (P), berpusat pada badan (I), berpusat pada muka (F)
dan berpusat pada muka dasar (C).

184

8
abc , 900

Gambar 7.8 Sistem kristal ortorombik

Sistem monoklinik
0
Semua sumbu yang panjangnya tidak sama dan sudut kisi 90 d an 90 derajat . Monoklinik memiliki dua jenis

Bravais yaitu sederhana (P) dan muka alas berpusat (C).

abc , 900 , 900

Gambar 7.9 Sistem kristal monoklinik

Sistem triklinik
Panjang ketiga sumbu tidak sama panjang dan semua sudut sumbu tidak sama besar serta tidak tegak lurus terhadap
satu sama lain.

185

9
abc , 900

Gambar 7.10 Sistem kristal triklinik

Sistem Rhombohedral atau Trigonal

Semua sumbu memiliki panjang yang sama dan sudut antar muka harus sama satu sama lain, tetapi selain 90 o .

abc , 900

Gambar 7.11 Sistem kristal belah ketupat

Sistem heksagonal

Panjang kedua sumbu sama besar dan salah satu sudut antarmuka = 120° dan dua sudut antarmuka lainnya
sama dengan 90°.

186

10
abc , 900 , 1200

Gambar 7.12 Sistem kristal heksagonal

7.4 ARAH DAN BIDANG DALAM KRISTAL

7.4.1 Arah dalam Kristal


Setiap titik kisi T dapat diwakili oleh persamaan

Itu uavbwc

Dimana u, v dan w adalah bilangan bulat dan a , b dan c adalah vektor basis.

Sebuah vektor dari titik asal ke titik kisi T menentukan arah dalam ruang dan karena arah ini
berhubungan dengan bilangan bulat u, v dan w, maka arah ditentukan berdasarkan nilai bilangan bulat.
Selanjutnya vektor yang diwakili oleh (u,v, w) dan (hu,hv,hw) adalah sejajar dan oleh karena itu searah. Arah
dalam ruang yang bersesuaian dengan vektor ditulis dalam tanda kurung siku, tanpa menggunakan koma
untuk memisahkan angkanya, seperti [uvw]. Misalnya [213] dan harus dibaca dua satu tiga.

7.4.2 Bidang dalam kristal dan indeks Miller.


Sisi-sisi kristal yang terbentuk dengan baik atau bidang internal melalui struktur kristal ditentukan dalam
Indeks Miller, h, k dan l, ditulis dalam tanda kurung bulat, (hkl). Terminologi yang sama digunakan untuk
menentukan bidang dalam kisi. Indeks Miller, (hkl), tidak hanya mewakili satu bidang, tetapi himpunan
semua bidang kisi sejajar yang identik. Nilai h, k, dan l adalah kebalikan dari pecahan tepi sel satuan, a, b,
dan c, yang masing-masing dipotong oleh bidang yang sesuai. Artinya himpunan bidang yang sejajar dengan
tepi sel satuan diberi indeks 0 (nol) tanpa memperhatikan geometri kisi. Jadi, himpunan bidang yang
melintasi ujung-ujung sel satuan, memotong sumbu a pada posisi 1 a, dan sejajar dengan sumbu b dan
sumbu sel satuan mempunyai indeks Miller (100), (Gbr. 7.13a) . Prinsip yang sama berlaku untuk bidang lain yang ditunjukkan.
Himpunan bidang yang terletak sejajar dengan sumbu a dan c, serta memotong ujung setiap sel satuan
pada posisi 1 b memiliki indeks Miller (010), (Gbr. 7.13b). Himpunan bidang yang terletak sejajar dengan
sumbu a dan bax, serta memotong ujung setiap sel satuan pada posisi 1 c mempunyai indeks Miller (001),
(Gbr. 7.13c,). dan bidang yang memotong a, b dan sumbu pada 1 a, 1 b dan 1 c adalah (111).

187

11
Himpunan tiga bilangan bulat yang digunakan untuk merepresentasikan bidang disebut indeks Miller.

Sekumpulan bidang didefinisikan oleh tiga bilangan bulat h, k, dan l yang dikenal sebagai indeks bidang atau indeks Miller.
Langkah-langkah yang harus diikuti untuk menentukan indeks miller diberikan di bawah ini.

1. Temukan titik potong bidang-bidang sepanjang tiga vektor basis.

2. Kurangi perpotongan pecahan menjadi himpunan bilangan bulat p, q dan r atau nyatakan perpotongan tersebut sebagai
kelipatan pecahan dari panjang vektor basis

3. Ambil timbal baliknya

4. Temukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari penyebutnya dan kalikan KPK ini dengan di atas
rasio menghasilkan himpunan tiga bilangan bulat h, k dan l yang disebut indeks Miller.

Gambar 7.13 Bidang kristal

7.4.3 Ekspresi untuk Jarak Antarplanar


Mari kita perhatikan dua bidang sejajar ABC dan ABC. Misalkan x, y dan z adalah titik potong bidang ABC
sepanjang tiga arah vektor basis. Misalkan ABC adalah bidang khayal yang melaluinya
titik asal dan sejajar dengan bidang ABC. Jika seseorang menggambar garis normal dari titik asal ke bidang kristal ABC, maka
jarak pisah antara kedua bidang tersebut adalah OP, dimana OP disebut dengan jarak antarplanar
dilambangkan dengan d(hkl). Mari kita perhatikan vektor satuan OP membentuk sudut1 d, 2a n terhada3p X, Y dan
sumbu Z. Dengan menganggap kisi ruang bersifat ortogonal, OP normal terhadap bidang dan x, y, dan z adalah
sisi miring pada tiga segitiga siku-siku. Semua segitiga ini mempunyai sisi yang berdekatan OP.

Oleh karena itu, jarak antarplanar dapat ditulis sebagai

d x karena karena
h( k)l 1 Dan 2 z karena 3

188

12
Bentuklah prosedur mencari indeks Miller yang kita miliki

h = a/x, k = b/y dan l = c/z

gantikan x, y dan z pada persamaan di atas. Kita mendapatkan


D (o/h) begitu (b
/)kcos (k/l ) cos
( h)kl 1 2 3

Tapi untuk koordinat ortogonal kita tahu itu

2
2 karena
1 2 karena
2 karena 3 1

Penggantian nilai cos pada persamaan di atas menghasilkan.

2
2 H k2 ak u
2

D
( h)kl 2 2
1
ab 2c _

Karena itu

1
D
( hkl )
...(7.1)
2 2
ja m 2k _ ak u

2 2
2a _ B C

Persamaan di atas adalah ekspresi jarak antarplanar.

Untuk kasus kubik semua panjang selnya sama dan persamaan di atas direduksi menjadi

A
D( h)kl ...(7.2)
2 2 2
hk aku

Gambar 7.14 Jarak antar planar

189

13
7.5 NOMOR KOORDINASI
Bilangan koordinasi didefinisikan sebagai jumlah tetangga terdekat yang mengelilingi pusat atau atom
tertentu dalam kisi ruang.

7.5.1 Bilangan Koordinasi Struktur Kristal Kubik

(a) Kubik sederhana (SC): Bilangan koordinasi kisi kubik sederhana adalah 6. Empat titik kisi yang
berada pada bidang dengan atom asal dan dua titik kisi sisanya berada di luar bidang.

(b) Kubik berpusat badan (BCC): Bilangan koordinat BCC adalah 8. Terdapat 8 titik kisi pada tepi
sel primitif dan mempunyai jarak yang sama dari titik kisi di pusat badan.

(c) Kisi kubik berpusat muka (FCC): Bilangan koordinasi untuk struktur FCC adalah 12. Empat
atom berada pada bidang datar dengan atom yang ditinjau dan empat atom di sisi kanan dan
empat atom sisanya di sisi kiri.

7.5.2 Jumlah Atom Per Satuan Sel


Jumlah atom yang ada dalam sel satuan dapat dievaluasi dengan kontribusi atom individu terhadap sel
satuan.

(a) Sel kubik sederhana (SC): SC memiliki setiap titik kisi yang ditempatkan di sudut sel satuan.
Setiap sudut atom terletak pada titik pertemuan delapan sel satuan. Oleh karena itu kontribusi
atom yang ada di sudut terhadap sel satuan adalah 1/8 bagian atom dan ada 8 sudut. Oleh
karena itu jumlah titik kisi yang ada dalam kubus sederhana adalah 1/8 × 8 = 1. yaitu hanya
satu atom yang ada
dalam kubus sederhana. (b) Kisi kubik berpusat badan (BCC): Dalam BCC, selain delapan titik
kisi di delapan sudut, terdapat satu titik kisi yang terletak di tengah sel yang sama sekali tidak
digunakan bersama oleh sel satuan lainnya. Oleh karena itu, jumlah titik kisi yang ada di BCC adalah
= 1 + (1/8 × 8) = 1 + 1 = 2.
(c) Sel kubik berpusat muka (FCC): Dalam struktur FCC, terdapat 8 atom di sudut yang
menyumbang 1/8 pada sel satuan. Ada 6 atom di tengah muka enam bidang kubus yang
menyumbang sekitar ½ unit sel. Oleh karena itu jumlah atom yang ada dalam FCC adalah
=1/8 × 8 + 1/2 × 6
=1 + 3 = 4
Jumlah total titik kisi yang ada di FCC adalah 4.

7.5.3 Hubungan Antara Jari-jari Atom dan Konstanta Kisi


Mari kita asumsikan bahwa semua elemen yang ada dalam kisi ruang memiliki tipe yang sama dan
berbentuk bola. Kita dapat menulis persamaan yang menghubungkan konstanta kisi dan jari-jari atom.

190

14
(a) Kubik sederhana: sel satuan diasumsikan tersusun dari delapan atom yang ditumpuk seperti ditunjukkan pada
Gambar 7.15. Jarak antara dua atom dalam kubik sederhana adalah a dan sama dengan 2R, dimana R
adalah jari-jari atom.

Oleh karena itu untuk kubik sederhana hubungan antara parameter kisi dan jari-jari atom
diberikan oleh

A =2R

Gambar 7.15 Pengepakan kubik sederhana

(b) Kisi kubik berpusat badan: Pengemasan kisi kubik berpusat badan ditunjukkan pada
Gambar 7.16. Hubungan antara parameter kisi dan jari-jari atom dapat diperoleh dengan cara
analisis geometri.

Panjang diagonalnya sama dengan 4 kali jari-jari atom R. yaitu AC=4R

Dari geometri kubus,

AC2 = AB2+BC2

Tetapi AB2 = a2 + a2

(4R)2 = ( a2+a2 )+ a2

43 R A

Karena itu A
= 4/ 3R

Gambar 7.16 Struktur kubik berpusat badan

191

15
(c) Kubik berpusat muka: Atom yang berada di pusat muka menyentuh empat atom yang berada pada bidang dan atom-
atom yang berada di sudut tidak saling bersentuhan. Tampilan atas diagram pengepakan ditunjukkan pada Gambar
7.17. Hubungan parameter kisi dengan jari-jari atom dapat diperoleh dari geometri kristal sebagai berikut AB2 =
BC2+AC2

(4R)2 = a2+a2 = 2a2

4R = 2a

Karena itu, A
= 4/ 2R
atau
A R22

Gambar 7.17 Struktur kubik berpusat muka

7.6 FAKTOR KEMASAN ATOM


Faktor pengepakan atom (APF) adalah rasio volume total atom yang ada dalam satu sel satuan dengan volume total sel satuan.

Mari kita asumsikan bahwa atom mempunyai bentuk bola dan oleh karena itu volumenya diberikan oleh =(4/3)R 3

Volume sel satuan untuk wadah kubik adalah a3

Volume total atom yang ada dalam satu sel satuan = n X (4/3)R Dimana n adalah 3

jumlah atom yang ada dalam satu sel satuan yang berbeda untuk pengaturan kisi yang berbeda.

Sekarang, faktor pengepakan atom diberikan oleh

Faktor Pengepakan Atom =


volume total atom yang ada dalam sel satuan = n × 4/3 R
volume total sel satuan 3a _

(a) Kubik sederhana

Jumlah atom yang ada dalam kubik sederhana adalah 1 dan a=2R

Substitusikan persamaan di atas yang kita peroleh

192

16
3 3
N 4/3 R 1 4/3 R
Fraksi pengepakan atom untuk kubik sederhana 3
3a _ 2R
3
4/3 R
1/6
8R3
APF = 0,52

(b) Kubik berpusat pada benda

Jumlah atom yang ada dalam satu sel satuan adalah 2 dan untuk BCC a = 4/ 3R
3 3
N 4/3 R 2 4/3 R 3
Fraksi pengepakan atom untuk BCC =
3
3a _
4R 8

3
APF = 0,68

(c) Kubik berpusat muka

Jumlah atom dalam satu sel satuan adalah 4 dan untuk FCC a = 2 2R
3
4 4/3 R 1
Fraksi pengepakan atom untuk FCC = 3

22 R 32

Oleh karena itu APF untuk FCC adalah = 0,74

7.7 HUKUM BRAGS


Contoh hamburan yang paling mudah menghasilkan informasi struktural adalah hamburan gelombang Bragg
dari himpunan bidang sejajar yang jaraknya sama memantulkan sebagian. Gelombang datang akan didifraksi oleh
sekumpulan bidang, intensitasnya dimodulasi oleh interferensi konstruktif atau destruktif. Untuk himpunan yang tak terbatas
dari bidang-bidang tersebut (dengan koefisien refleksi yang sangat kecil) satu-satunya refleksi yang bertahan adalah yang
ada interferensi konstruktif antara gelombang yang dipantulkan oleh setiap rangkaian bidang yang berdekatan. Jadi, itu
perbedaan panjang lintasan antara gelombang yang dipantulkan dari bidang yang berdekatan dan dipisahkan oleh jarak d haruslah
kelipatan integral dari panjang gelombang dan Hal ini mengarah pada hukum Braggs,
2dsin= N ...(7.4)

dimana n adalah orde difraksi dan merupakan sudut pandang terhadap bidang kristal dan d
adalah pemisahan antarplanar.

7.7.1 Penentuan Struktur Kristal dengan Spektrometer Sinar X Braggs


Pengaturan eksperimental difraktometer Bragg ditunjukkan pada Gambar 7.18. Ada tiga komponen utama
pada difraktometer Bragg yaitu generator sinar-X, pemegang sampel dan detektor. Seberkas elektron adalah
dipercepat melalui beda potensial pada kisaran 1050 kV. Berkas elektron yang dipercepat adalah

193

17
dibuat untuk jatuh pada target logam, T, yang biasanya terdiri dari Cu, Mo, W, Co atau Cr, di mana
energi kinetik elektron yang dipercepat diubah menjadi sinar-X dan panas.
Sinar-X yang dihasilkan dibuat melewati celah untuk mendapatkan berkas sinar-X halus yang
dibuat untuk jatuh pada sampel. Sampel, S, dipasang di atas panggung yang dapat diputar mengelilingi
sumbu tegak lurus bidang kertas. Detektor D ditempatkan pada jarak r dari sampel. Sudut antara
bidang sampel dan arah berkas sinar-X diambil sebagai . Ketika sampel diputar dengan suatu sudut,
, detektor berputar pada sumbu yang sama dengan sudut 2 untuk mengumpulkan pantulan Bragg.
Konfigurasi eksperimental ini dikenal sebagai difraktometer 2.
Detektor mengukur jumlah foton sinar-X (intensitas) I yang tersebar dari sampel pada sudut 2
terhadap arah sinar sinar-X yang datang. Plot intensitas sinar-X hamburan I sebagai fungsi sudut 2
ditunjukkan pada Gambar 7.18 dan disebut sebagai sampel difraksi serbuk. Sampel kristal yang
berbeda menghasilkan sidik jari pola difraksi sinar-X yang memudahkan identifikasi senyawa yang baru
terbentuk.

Gambar 7.18 Pengaturan eksperimental difraktometer Bragg

Gambar 7.19 Pola difraksi serbuk

194

18
7.7.2 Struktur Kristal NaCl
Ada empat atom natrium dan empat atom klor dalam sel satuan yang mengambil posisi alternatif
dalam struktur kristal. Untuk semua bahan dengan struktur halit, jumlah molekul yang ada dalam
satu satuan sel adalah 4 ( Z=4). Dalam struktur NaCl, setiap atom natrium dikelilingi oleh enam
atom klor, demikian pula setiap atom klor dikelilingi oleh enam atom natrium. Pandangan perspektif
struktur halit ditunjukkan pada Gambar 7.20. Struktur ini diadopsi oleh banyak oksida, sulfida,
halida dan nitrida dengan rumus MX.

Gambar 7.20 Struktur FCC kristal NaCl

7.7.3 Struktur Kristal Intan

195

19
Gambar 7.21 (a) sel satuan Kristal Intan, (b) atom karbon yang membentuk struktur tetrahedron
Mari kita perhatikan dua sel satuan struktur FCC. Sangat mem aksakan satu struktur FCC pada struktur FCC lainnya.
Sekarang perbaiki satu sel satuan, pindahkan sel satuan lainnya sebesar ¼, ¼ dan ¼ panjang sisinya masing -m asing
sepanjang arah x, y dan z, menghasilkan struktur berlian. Struktur intan dapat digambarkan sebagai dua struktur fcc yang
saling menembus dan saling bergeser satu sam a lain sepanjang diagonal utama. Posisi titik asal struktur fcc kedua,
dinyatakan dalam vektor basis, adalah (¼ ¼ ¼). Keempat atom karbon bersam a-sam a membentuk struktur tetrahedron
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.21. Tetangga terdekat
3
jarak dalam struktur berlian adalah A . Karena ada 8 atom dalam satuan sel berlian, maka
4

3
faktor pengepakan adalah atau 0,34. Unsur-unsur yang m engkristal mirip dengan struktur berlian adalah
16
Germanium (Ge) dan Silikon (Si).

MASALAH YANG TERPECAHKAN

1. Gambarlah bidang-bidang berikut dalam sel kubik [312], [111]


Mengingat bahwa:

---

Indeks bidang Miller adalah [312], [111]

abc
a) [312] = [hkl] =
xyz

Dengan membalikkan prosedur yang diikuti untuk menghitung indeks Miller, seseorang dapat menghitung titik potong
bidang (i) Nyatakan indeks
Miller yang diberikan sebagai pecahan

abc = 31 2
[hkl] = [312] =
xyz 111

(ii) Ambil timbal baliknya

xyz = 111
abc 31 2

196

20
yaitu, perpotongan x=(1/3)a, y=1b dan z=(1/2)c

- - -
abc
a) [111] = [hkl] =
xyz

---

= abc = 111
[hkl] = [111]
xyz 111
(iii) Ambil timbal baliknya

xyz = 111
= [1 1 1]
abc 111
yaitu, titik potong x = -1a, y = -1b dan z = -1c

2. Hitung indeks Miller pada bidang yang titik potongnya adalah (5/3)a, (3/2)b dan ()c.
Mengingat bahwa:

(i) Mencegat pesawat

5a3b
[x, y, z] = , , C

32

197

21
(ii) Menyatakan perpotongan ini sebagai kelipatan pecahan dari besaran vektor basis

xyz, = 53
, , ,
abc 321

(iii) Ambil timbal baliknya

abc = 321 =
, , , , 3 2, ,0
xyz 53 53

(iv) Temukan KPK dan kalikan KPK dengan pecahan untuk mendapatkan bilangan bulat

KPKnya adalah 15

[hkl] = [9, 10, 0]

Indeks miller pada bidang yang diberikan adalah [9 10 0]

3. Seberkas sinar-X monokromatik dengan panjang gelombang 1,5Å mengalami pemantulan Bragg orde dua dari bidang (2
1 1) kristal kubik dengan sudut pandang 54,38o . Hitung konstanta kisi. (Mei/ Juni 2010)
Mengingat bahwa:

Panjang gelombang sinar-X = 1,5 Å = 1,5 × 10-10m

Sudut pandang = 54,38o


Orde difraksi n = 2

Indeks Miller h = 2, k = 1, l = 1
Menghitung:

Konstanta kisi kristal kubik a = ?

Jarak antarplanar himpunan bidang (2 1 1) dapat dihitung dari persamaan Bragg

yaitu, 2 hari (d)osa hkl N

N
atau d
h
( k)l
2dosa

10
D(211)
2 1,5 10 10
1.845 10 M
2sin 54,38o
Ekspresi jarak antarplanar untuk kristal kubik diberikan oleh

A
D( hkl )
2 2 2
hkl

2 2 2
atau adhk( ) hkl ak u

198

22
10
sebuah 1.845 10 22 1 2
12
H AI

10
A 4.52 10 m 4.52 A

Konstanta kisi kristal kubik a 4. Hitung sudut = 4,52Å

pandang datangnya sinar-X dengan panjang gelombang 0,58 Å pada bidang (1 3 2) NaCl yang
menghasilkan maksimum difraksi orde kedua dengan kisi sebesar 3,81 Å.
Mengingat bahwa:

Konstanta kisi a = 3,81Å = 3,81 × 10-10 m

Indeks Miller bidang (1 3 2) h = 1, k = 3, l = 2


Orde difraksi n = 2

Panjang gelombang sinar-X = 0,58 Å = 0,58 × 10-10m.


Menghitung:

Sudut pandang = ?
Kami tahu itu

A
D( hkl )
2 2 2
hk aku

10
3.81 10
D
(132)
12 3 22 2

10
D(132) 1.018 10 M

Sudut pandang dapat dihitung dari persamaan Bragg

2 hari (d)osa hkl N

N
atau dosa
2d _
( hkl )

1
N
dosa
2d _
( hkl )

10
1 2 0,58 10
dosa
10
1.018 10

34,73o

Sudut pandang 34,73o

199

23
5. Orde minimum pemantulan Braggs terjadi pada sudut 20o pada bidang [212]. Temukan panjang gelombang dari
X-ray jika konstanta kisi adalah 3,615 Å. (Juni/ Juli 2009)

Mengingat bahwa:

Sudut pandang = 20o

Untuk orde difraksi minimum n = 1

Konstanta kisi a = 3,613 Å = 3,615 × 10-10m

Indeks Miller suatu bidang tertentu adalah [212] h = 2, k = 1, l = 2

Menghitung:

Panjang gelombang sinar-X = ?

Jarak antarplanar untuk himpunan bidang [212] diberikan oleh

A
D( ) hkl
2 2 2
hkl
10
3.615 10 10
D(212) 1.205 10 M
221 2 2
2

Panjang gelombang sinar-X dapat dihitung menggunakan persamaan Bragg sebagai berikut

dosa 2 hari ( hkl ) N

2d _ hkl
dosa
()
atau
N

10
2 1.205 10
H AI

dosa 20 10
0,824 10 m
1
H AI

10
0,824 10 m 0,824 A
Panjang gelombang sinar X adalah 0,824Å _

6. Dalam sel satuan kubik jarak antara dua atom yang berada pada koordinat (100) dan (011) adalah 5,8 Å.
Berkas elektron monokromatik yang panjang gelombangnya tidak diketahui mengalami refleksi Bragg orde dua dari
bidang (025) dengan sudut pandang 45,95° . Hitung panjang gelombang berkas elektron.

Mengingat bahwa:

Indeks Miller dari bidang yang diberikan adalah (025) h = 0, k = 2 dan l =5

Sudut pandang = 45,95o

Jarak antara atom-atom yang ada pada koordinat (100) dan (011) adalah 5,8 Å

Urutan refleksi Bragg n = 2

Menghitung:

200

24
l

Panjang gelombang berkas elektron = ?

Koordinat atom-atom tertentu dapat direpresentasikan seperti yang ditunjukkan di bawah ini

Parameter kisi dapat dihitung sebagai berikut


AB2 = CB2 + AC2

Tetapi CB2 = CD2 + DB2

CB2 = a2+a2

AB2 = 2a2 + a2

AB2 = 3a2

10
AB 5.8 10
A 3.348 10 10 m
3 3
Ekspresi jarak antarplanar untuk kristal kubik diberikan oleh

A
D( hkl )
2 2 2
hkl
10
3.348 10
D (025)
222
025
10
D(025) 0,622 10 M

Panjang gelombang berkas elektron dapat dihitung menggunakan persamaan Bragg sebagai

yaitu 2 d hkl ( ) dosa N

2d _ (h)kl
dosa
atau
N

10
2 0,622 10 dosa 45,95
H AI

2
10
0,447 10 m
Panjang gelombang berkas elektron datang = 0,447 Å

201

25
LATIHAN

I. Pertanyaan Tipe Deskriptif

1 Tulis catatan tentang sel satuan, vektor basis, kisi ruang, dan sel primitif.
2 Tulislah catatan mengenai kisi Bravais dan kisi non Bravais.

3 Jelaskan prosedur untuk mencari indeks Miller pada bidang tertentu.

4 Turunkan persamaan jarak antarplanar untuk kisi tetragonal.

5 Tulislah diagram berlabel rapi dari tujuh sistem Kristal dan sebutkan parameter kisinya.

6 Apa itu kisi Bravais? Gambarlah diagram 14 kisi Bravais.

7 Tulislah catatan tentang Hukum Braggs.

8 Jelaskan struktur NaCl dan Intan dengan diagram yang rapi.

9 Gambarlah semua kisi yang berpusat pada alas dan yang berpusat pada muka di antara 14 kisi Bravais dan sebutkan parameter kisinya.

10 Tulislah catatan pada spektrometer sinar-X Braggs.

11. Turunkan ekspresi jarak antar bidang dalam indeks miller. (VTU Juni 2009)

12. Jelaskan dengan jelas struktur kristal NaCl. (VTU Juni 2009)

13. Bagaimana Anda menemukan indeks miller pada bidang tertentu. (VTU Jan 2009)

14. Turunkan ekspresi jarak antarplaner dalam indeks miller. (VTU Jan 2009)

15. Tentukan bilangan koordinasi dan faktor pengepakan. Hitung faktor pengepakan untuk SC dan BCC
struktur. (VTU Jan 2008)

16. Jelaskan bagaimana spektrometer Braggs digunakan untuk penentuan struktur kristal. (VTU Jan 2008)

17. Jelaskan bagaimana indeks Miller diturunkan. Turunkan persamaan jarak antarplanar suatu kristal
dalam hal indeks Miller. (VTU Juni 2008)

18. Menjelaskan struktur NaCl. (VTU Juni 2008)

19. Mendefinisikan titik kisi, kisi Bravais dan sel primitif. Jelaskan secara singkat tujuh sistem kristal
dengan diagram yang rapi. (VTU Juni 2007)

20. Jelaskan dengan sketsa rapi kristal berlian tersebut. (VTU Juni 2007)

21. Jelaskan bagaimana spektrometer sinar-X Braggs dapat digunakan untuk menentukan jarak antar bidang.
(VTU Juni 2007)

22. Definisi sel satuan dan sel primitif. Menjelaskan struktur kristal berlian. (VTU Juni 2010)

23. Turunkan hukum Braggs. (VTU Juni 2010)

24. Definisi kisi kristal, sel satuan dan sel primitif. (VTU Jan 2007)

25. Apa yang dimaksud dengan faktor pengepakan atom? Tentukan faktor pengepakan atom untuk kubik sederhana, FCC, dan BCC
struktur. (VTU Jan 2007)

202

26
26. Diskusikan kisi Bravais dan lima sistem kristal dengan bantuan ilustrasi.

(VTU Jan 2010)

27. Tentukan bilangan koordinasi dan faktor pengepakan. Hitung faktor pengepakan untuk sc, fcc dan bcc
struktur. (VTU Jan 2010)

28. Turunkan ekspresi jarak antarplanar dalam indeks Miller

29. Menjelaskan struktur kristal NaCl

II. Soal pilihan ganda


1. Hubungan antara jari-jari atom dan isi kisi dalam struktur FCC adalah

(a) a = 2r (b) 2 2r

3R 4R
(C) A = (D)
4 3

2. APF struktur kristal intan adalah (a) 0,68 (c)

0,52 (b) 0,74


(d) 0,34

3. Kristal berkisi Tetragonal adalah (a) a = b

=c (c) a= bc (b) abc

(d) ab = C

4. Untuk setiap putaran suatu sudut dalam spektrometer Braggs, detektor berputar dengan sudut

(a) (b) 3
(c) /2 (d) 2

5. Bilangan koordinasi pada struktur kristal kubik sederhana adalah

(a) 12 (b) 6
(c) 2 (d) 1

6. Logam manakah berikut yang mengkristal dalam struktur fcc (a)

Aluminium (b) Seng


(c) Natrium (d) Kalsium klorida

7. Banyaknya molekul yang terdapat dalam satuan sel natrium klorida adalah

(a) 5 (b) 2
(c) 4 (d) Tidak satu pun dari hal-hal tersebut.

8. Indeks Miller bidang yang sejajar sumbu x dan y adalah

(a) (100) (b) (010)


(c) (001) (d) (111)

203

27
9. Jarak tetangga terdekat antara dua atom pada struktur bcc adalah

(a) (sebuah 3 / (b) 2/3A

2 ) (c) (sebuah 2 /2 ) (d) 2/2A

10. Bilangan koordinasi struktur kristal kubik sederhana adalah


(a) 12 (b) 8
(c) 2 (d) 6

11. Kristal dengan kisi a adalah


(a) Kubik (b) Heksagonal
(c) Ortorombik (d) Tetragonal.

12. Sebuah bidang memotong di a, b/2, 2c dalam sel satuan kubik sederhana. Indeks miller bidang tersebut adalah
(a) (214) (b) (241)

(c) (421) (d) (124)

13. Kristal manakah berikut yang merupakan contoh monoklinik?

(a) SnO4 (b) NaCl

(c) CaSO4 (d) CuSO4

14. Dalam kisi kubik sederhana perbandingan d100 : d110 : d111 adalah

(a) 6: 3 : 1 (b) 3 : 6 :1

(c) 6 : 3: 2 (d) 6 : 3 : 2

15. Manakah dari kisi Bravais berikut yang tidak ditemukan dalam kristal kubik?

(a) Kubus (b) Wajah terpusat

sederhana (c) Badan berpusat (d) Basis terpusat

16. Fraksi pengepakan struktur kristal intan adalah (b) 52%


(a) 34%

(c) 68% (d) 74%

17. Sebuah kristal berkisi heksagonal adalah

(a) abc (c) ab (b) a = b = C

= C (d) a = bc
18. Jarak antar atom antara Na dan Cl adalah

(a) 2,81 Å (b) 5,62Å

(c) 6,62 Å (d) 5,50Å

204

28
19. Semua jenis kisi Bravais yang diamati pada (a)

Rhombohedra (b) Ortorombik

(c) Triklinik (d) Monoklinik

20. Untuk setiap putaran sudut pada spektrometer Braggs, detektor berputar membentuk sudut

(a) (b) 3

(c) 4 (d) 2

21. Susunan titik-titik kisi yang ekuivalen dalam dua atau tiga dimensi disebut

(a)Motif (b) Kisi Bravais

(c) Sel satuan (d) Kisi bidang

22. Semua sel satuan dasar yang berhubungan dengan satu titik kisi di dalamnya disebut (b) sel primitif

(a) Motif

(c) Keduanya (a) & (b) (d) Tidak satu pun dari hal-hal tersebut

23. Nomor Koordinasi Struktur FCC adalah

(a) 12 (b) 8

(c) 6 (d) 16

24. Jumlah titik kisi yang ada pada BCC adalah (b) 8

(a) 12

(c) 6 (d) 2

25. Fraksi pengepakan atom untuk struktur BCC adalah

(a) 0,74 (b) 0,68

(c) 0,34 (d) 0,54

26. Perpotongan bidang dengan indeks miller (9 10 0) adalah (b) (3/2, 2/3, )

(a) (5/3, 3/2, ) (c) (0,

½, 3/2) (d) tidak satu pun dari hal-hal tersebut

27. Hubungan antara konstanta kisi dan jari-jari atom atom karbon pada Intan adalah

R 3
(A) A = (b) R = 2
4

4R
(C) A = (d) tidak satu pun dari hal-hal tersebut

3
28. Untuk sel satuan tetragonal, bidang (1 0 1) sejajar (a) sejajar bidang xy

(c) sejajar bidang xz (b) sejajar dengan bidang yz

(d) sejajar dengan sumbu y

205

29
29. Jumlah atom yang ada dalam satu sel satuan NaCl adalah

(a) 4 (b) 6

(c) 12 (d) tidak satu pun dari hal-hal tersebut

30. Panjang sel struktur kubik adalah 3,348 × 10-10m. Jarak antarplanar antar himpunan
dari (0 2 5) bidang

adalah (a) 0,31 × (b) 0,1 × 10-10m


10-10m (c) 0,53 × 10-10m (d) 0,622× 10-10m

AKU AKU AKU. Masalah Numerik

1. Gambarlah bidang-bidang berikut dalam sel satuan kubik (0 21) (11 3) dan (321)

2. Gambarlah bidang-bidang berikut dalam sel kubik sederhana (122), (143), (195) dan (257).

3A 2B
3. Hitung indeks Miller suatu bidang yang mempunyai titik potong 5 , dan bidang yang sama sejajar dengan sumbu c.
3

4. Berikan sketsa yang mewakili sel satuan kisi tetragonal, jarak antarplanar untuk = b = 2Å, c = 4Å. Hitung
bidang (213) dan verifikasi hasilnya secara geometris. Gambarlah sebuah pesawat di unit tersebut
sel yang memiliki indeks Miller (213).

5. Ketika suatu unsur X dikristalisasi, ia memperlihatkan susunan atom dalam struktur kristal yang serupa
dengan struktur kristal berlian. Jika jarak antar atom X ada pada koordinat

111
(000) dan adalah 3,5 Å, hitunglah jarak antarplanar bidang-bidang tersebut (314).
444
6. Jarak antar atom dalam kristal yang memiliki struktur mirip struktur NaCl adalah 2,9 Å.
Hitung panjang gelombang sinar-X yang mengalami pemantulan orde kedua dari bidang (312) di
sudut pandang 38,45o .

7. Diameter atom unsur yang mengkristal dalam kisi kubik berpusat benda adalah 4,2 Å.
Hitung panjang gelombang sinar-X yang mengalami difraksi orde dua dari bidang (314) di
sudut pandang 43,4o .

8. Orde pemantulan Braggs minimum terjadi pada sudut 20° pada bidang [2 1 2]. Temukan gelombangnya
panjang sinar-X jika konstanta kisi adalah 3,615 Å. (VTU Juni 2009)

9. Hitung sudut pandang datangnya sinar-X dengan panjang gelombang 0,7 Å pada bidang (132) NaC1
yang menghasilkan maksimum difraksi orde kedua yang mengambil kisi sebesar 3,85 Å.

10. Seberkas sinar-X dengan panjang gelombang 0,7 Å mengalami pemantulan Bragg orde minimum dari bidang
(302) kristal kubik dengan sudut pandang 35°. Hitung konstanta kisi. (VTU Jan 2008)

11. Sinar X didifraksikan orde pertama dari kristal dengan jarak d sekilas 2,82 × 1010m
sudut 6°. Hitung panjang gelombang sinar-X. (VTU Juni 2008)

206

30
12. Seberkas sinar-X monokromatik dengan panjang gelombang 1,5 Å mengalami refleksi Bragg orde kedua dari
bidang (211) kristal kubik, dengan sudut pandang 54,38°. Hitung konstanta kisi.
(VTU Juni 2010)

13. Hitung sudut pandang kubus (132) NaCl, yang mempunyai jarak kisi 3,81 Å, sesuai
ke difraksi orde kedua untuk sinar-x dengan panjang gelombang 0,58 Å. (VTU Jan 2007)

14. Orde minimum pemantulan Braggs terjadi pada sudut 200 pada bidang [212]. Temukan panjang gelombangnya
sinar-X jika konstanta kisi 3,615 Å

Jawaban Soal Pilihan Ganda


1. (b) 2. (d) 3. (c) 5. (b) 12 (b) 13.4(.a()d1)4. (d) 15. 6. (a) 7. (c) 8. (c) 9. (a) 10. (c) 11. (a)
(d) 16. (a) 23. (a) 24 .(d) 25. (b). 26. (a) 27. (d) 28. 17. (c) 18. (a) 19. (b) 20. (b) 21. (b) 22. (b)
(d) 29. (d) 30. (d)

207

31

Anda mungkin juga menyukai