Anda di halaman 1dari 39

Disampaikan pada:

Latihan Kader 1
Oleh: HMI CABANG DENPASAR
RICKY BRAHMANA KOMISARIAT FIBPAR 2022
Pokok Pembahasan
Sejarah
Perjuangan
HMI Latar belakang
Pengertian munculnya
Sejarah-Perjuangan- pemikiran dan
HMI berdirinya HMI

Faktor Berdirinya
Penghambat
Berdirinya HMI HMI
Situasi Situasi Dalam
Internasional Negeri
Fase-Fase
Daftar Ketua
Perjuangan Umum PB HMI
HMI

HMI Cabang
Denpasar
Apa Itu Sejarah ?
Sejarah Secara Bahasa
 Istori-Istoria
 History
 Geschichte – Geschiedenis
 Tarikh
 Syajara-Syajaratun

 SEJARAH (KBBI)
/se·ja·rah/ n Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa
lampau.
1 asal-usul (keturunan) silsilah; 2. kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau;
riwayat; tambo: cerita --; 3. pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar
terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah;-- musik Seni pengetahuan yang mencakupi uraian deskriptif
tentang fungsi musik dalam masyarakat, riwayat seniman, riwayat pendidikan musik, sejarah notasi,
kritik, perbandingan gaya, dan perkembangan musik;
-- umum sejarah tentang kejadian di dunia;
Sejarah Menurut Para Ahli
 “…keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang
menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau…” (R.Mohammad Ali)
 “…catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang
terjadi pada watak masyarakat itu…” (Ibnu Khaldun)
 “…ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks untuk menilai secara kritis
seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan
keadaan masa sekarang serta arah progres di masa depan...” (Roeslan Abdul Gani)
 “ ...Pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau umat manusia mengenai apa yang
dikerjakan, dikatakan, dipikirkan oleh manusia masa lampau untuk menjadi cerminan dan pedoman
berupa pelajaran, peringatan, kebenaran, bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan hati
manusia...” (Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul)
 “…. The study of past events, particularly in human affairs” (Oxford)

 “… Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara
sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-
kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk
selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta
arah proses masa depan.” (Kuntowijoyo)
 “…Ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.” (Patrick Gardiner)
Ruang Lingkup Sejarah

 Unsur Sejarah
Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
 Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti
peristiwa sejarah menjadi real.
 Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai
sifat krologis dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep
periodisasi.
 Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran
karena peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung
dari akal manusia dengan lingkungan yang ada.
Ruang Lingkup Sejarah

 Konsep Sejarah
Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang
sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.
 Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah
yang telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian
yang terladi atau berlangsung di masa lalu.
 Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang
disusun menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
 Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan
pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan
terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan
umum (menggeneralisasikan).
 Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi,
imajinasi, emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.
Apa Itu Perjuangan?
PERJUANGAN

 Menurut KBBI perjuangan berasal dari kata Juang, yaitu laga atau konflik,
berusaha sekuatnya untuk sesuatu., maka perjuangan pula adalah
perkelahian, dalam memperebutkan sesuatu, dengan penuh kesukaran dan
bahaya.
 Dalam istilah Bahasa Arab, Perjuangan (SHIJJAR) berarti berusaha untuk
menggapai sesuatu yang di dambakan. Dalam dunia ini tidak ada kesuksesan
tanpa diawali PERJUANGAN.
 Dalam Islam, Shijjar yang dilakukan hanya untuk Allah Subhana Wa Ta’ala
disebut JIHAD
APA ITU HMI ?
Latar belakang munculnya pemikiran
dan berdirinya HMI
Ide yang muncul dari suatu jiwa zaman (Zeitgeist)
 Situasi Internasional
 Islam pernah menjadi agama paling berpengaruh dan
 Kemunduran Islam dalam perang dunia I-2
 Masyarakat Islam yang terpapar virus Ubudiyah
 Situasi Nasional NKRI
 Pengaruh Penjajahan Jepang, Kolonial dan Sekutunya pada aspek Politik, Pemerintahan,
Hukum, Pendidikan, Ekonomi, Kebudayaan, dan Agama.
 Kejumudan Ummat Islam terhadap ilmu agama yang mempengaruhi pengamalan ajaran
agamanya.
 Meningkatnya kebutuhan terhadap pemahaman agama
 Berkembangnya paham dan ajaran Komunisme
 Kedudukan Perguruan Tinggi dan dunia Kemahasiswaan yang strategis
 Kemajemukan Bangsa Indonesia
 Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan
Berdirinya HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
 PERISTIWA BERSEJARAH 5 FEBRUARI 1947 M
HMI berdiri secara resmi pada tanggal 14 rabiulawal 1366 H atau bertepatan
dengan tanggal 5 februari 1947. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan
yang berakhir pada kegagalan. Lafran pane mengadakan rapat secara dadakan
yang mempergunakan jam kuliah tafsir. Ketika itu, di salah satu ruang kuliah STI
di jalan Setiodiningrat, masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam
perangkatnya dalam memimpin rapat antara lain mengatakan:
“ Hari ini adalah pembentukan organisasi mahasiswa islam, karena persiapan
yang diperlukan sudah beres, di HMI hanya untuk yang mau berjuang di HMI saja,
dan yang menentang biarlah mereka menentang toh tanpa mereka organisasi ini
sudah besar dan berdiri serta berjalan.”
Berdirinya HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
 PERISTIWA BERSEJARAH 5 FEBRUARI 1947 M
Rapat pada hari itu dapat berjalan dengan lancar dan semua peserta rapat
menyatakan sepakat dan berketetapan hati untuk mengambil keputusan :
 Hari Rabu Pon 1878, 14 Rabiul Awal 1366 H, tanggal 5 Februari 1947, menetapkan
berdirinya organisasi Himpunan Mahasiswa Islam disingkat HMI yang bertujuan :
 Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat Rakyat Indonesia
 Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam

 Mengesahkan anggaran dasar Himpunan Mahasiswa Islam. Adapun Anggaran Rumah


Tangga akan dibuat kemudian.
 Membentuk Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam.
 Adapun peserta rapat yang hadir adalah Lafran Pane, Karnoto Zarkasyi, Dahlan
Husein, Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad
Dahlan), Suwali, Yusdi Ghozali; tokoh utama pendiri Pelajar Islam
Indonesia (PII), Mansyur, Siti Zainah (istri Dahlan Husein), Muhammad Anwar, Hasan
Basri, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi dan Bidron Hadi
Berdirinya HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
 PERISTIWA BERSEJARAH 5 FEBRUARI 1947 M

Selain itu keputusan rapat tersebut memutuskan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Islam
sebagai berikut :
Ketua Umum : Lafran Pane
Wakil Ketua : Asmin Nasution
Penulis I : Anton Timoer Djailani
Penulis II : Karnoto Zarkasyi
Bendahara I : Dahlan Husein
Bendahara II : Maisaroh Hilal, Suwali
Anggota : Yusdi Gozali, Mansyur
Faktor Tantangan Eksternal Berdirinya
HMI
 Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta.
PMY merupakan organisasi yang beraliran kiri. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan
HMI yang memiliki Islam sebagai landasannya. Karena itu, PMY sangat tak setuju terhadap
keberadaan HMI. Mereka pun mengkhawatirkan akan kehilangan kader dan pengaruh di
dalam dunia pergerakan mahasiswa kala itu.
 Gerakan Pemuda Islam Indonesia.
Meski sama-sama Islam, pada mulanya GPII tidak menyetujui adanya HMI. GPII yang
merupakan underbow Masyumi menganggap tidak pentingnya kehadiran organisasi lain
selain mereka.
 Pelajar Islam Indonesia.
PII pula merupakan “saudara” GPII. Sependapat dan senada dengan GPII, PII
mempertanyakan kehadiran HMI. Namun, akhirnya GPII dan PII mau mengerti “bagian”
masing-masing. Mereka sepakat bahwa GPII memiliki bagian dalam organisasi yang
menyangkut pemuda Islam, sedangkan HMI di bagian Mahasiswa Islam, dan PII berkutat di
sekitar Pelajar.
Fase – Fase Perjuangan HMI
 A. Fase Konsolidasi Spiritual dan Proses berdirinya HMI (November 1946-4 Februari
1947)
 B. Fase Berdiri dan Pengokohan (5 Feb 1947 - 30 Nov 1947)
 C. Fase perjuangan bersenjata dan perang kemerdekaan, serta menghadapi
penghianatan I PKI (1947-1949)
HMI turut melakukan perlawanan senjata melawan Belanda dan Sekutu. Untuk
menghadapi pemberontakan PKI Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI
Ahmad Tirto Sudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan komandan Hartono Wakil
Komandan Ahmad Tirto Sudiro, ikut membantu pemerintah menumpas pemberontakan PKI di
Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung memperkuat aparat pemerintah.
Sejak itulah PKI menaruh dendam pada HMI.
 D. Fase pembinaan dan pengembangan organisasi (1950-1963)
Sejak tahun 1950 dilaksanakan konsolidasi organisasi sebagai masalah besar dan pada
bulan juli 1950 PB HMI dipindahkan dari Yogya ke Jakarta. Diantara usaha-usaha yang
dilaksanakan selama 13 tahun yaitu: pembentukan cabang-cabang baru, menerbitkan majalah
media, 7 kali kongres, pengesahan atribut HMI sebagai lambang, bendera, muts, Hymne HMI,
merumuskan tafsir azas HMI, pembentukan Badko, menetapkan metode training HMI,
pembentukan lembaga -lambaga HMI. Dibidang ekstern: pendayagunaan PPMI, Menghadapi
Pemilu I 1955, Penegasan independensi HMI, mendesak pemerintah supaya mengeluarkan UU
Perguruan Tinggi, pelaksanaan pendidikan agama sejak dari SR sampai Perguruan Timggi dll.
Fase – Fase Perjuangan HMI
 E. Fase Tantangan I (1964-1965)
Setelah Masyumi dan GPII berhasil dipaksa bubar, maka PKI menganggap HMI sebagai kekuatan ketiga umat
islam. Maka digariskan Plan 4 tahun PKI untuk membubarkan HMI, dimana menurut plan atau rencana itu HMI harus
bubar sebelum Gestapu/PKI meletus. Dendam kesumat PKI terhadap HMI, menempatkan HMI sebagai organisasi
yang harus dibubarkan karena dianggap sebagai penghalang bagi tecapainya tujuan PKI. Sementara itu HMI
berhasil mengadakan konsolidasi organisasi, dimana HMI tampil sebagai organisasi yang meyakinkan
Tujuan dan target pembubaran HMI adalah untuk memotong kader-kader umat islam yang akan dibina oleh
HMI. Untuk membubarkan HMI dibentuklah panitia aksi pembubaran HMI di Jakarta (GMNI, IPPI, GERMINDO, GMD,
MMI, CGMI) dll. Menjawab tantangan tersebut, Generasi Muda Islam yang terbentuk tahun 1964 membentuk panitia
solidaritass pembelaan HMI. Dalih Pengganyangan terhadap HMI berupa fitnah dan hasutan sejak dari yang terbaik
sampai yang terkeji, HMI dikatakan anti Pancasila, anti UUD 1945, anti PBR Soekarno dan lain-lain. Dukungan dan
pembelaan terhadap HMI walaupun HMI dituntut dibubarkan oleh PKI,CGMI dan segenap kekuatan dan
simpatisannya, namun para pejabat sipil maupun militer para pimpinan organisasi dan mahasiswa serta tokoh
islam turut membela dan mempertahankan hak hidup HMI.Berdasarkan kebijaksanaan Panglima Besar Kotrar
Presiden Soekarno dengan surat keputusan tanggal 17 September 1965, HMI dinyatakan jalan terus.
F. Fase kebangkitan HMI sebagai pejuang Orde Baru dan pelopor kebangkitan angkatan '66 (1966-1968)
Tanggal 1 Oktober 1965 adalah tugu pemisah antara orde lama dengan orde baru. Apa yang disinyalir PKI,
seandainya PKI Gagal dalam pemberontakan HMI akan tampil kedua kalinya menumpas pemberontakan PKI betul-
betul terjadi. Wakil ketua PB HMI Mar'ie Muhammad tanggal 25 Oktober 1965 mengambil inisiatif mendirikan KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Tritura 10 Januari 1966 : Bubarkan PKI, retool kabinet, turunkan harga.
Kemudian Dikeluaarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966.Dan pada tanggal 12 Maret PKI dibubarkan dan dilarang.
Kabinet Ampera teerbentuk. Alumni HMI masuk dalam kabinet, dan HMI diajak hearing dalam pembentukan
kabinet.
Fase – Fase Perjuangan HMI
 G. Fase partisipasi HMI dalam pembangunan (1969)
Setelah Orde baru mantap dimulailah rencana pambangunan lima tahun oleh pemerintah. HMI sesuai
dengan lima aspek telah memberikan sumbangan dan partisipasinya dalam pembangunan : 10 Partisipasi
dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 20
partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran, 30 partisipasi dalam bentuk
langsung pembangunan.
 H. Fase Pergolakan dan pembaharuan pemikiran (1970-1995)
Pada tahun 1970 Nurcholis Majid menyampaikan ide pembaharuan dengan topik Keharusan
Pembaharuan pemikiran dalam islam dan masalah integrasi umat. Sebagai konsekuensinya di HMI timbul
pergolakan pemikiran dalam berbagai substansi permasalahan timbul perbedaan pendapat, penafsiran dan
interpretasi. Hal ini tercuat dalam bentuk seperti persoalan negara islam, islam kaffah, sampai pada
penyesuaian dasar HMI dari Islam menjadi Pancasila. Kongres ke-16 HMI di Padang tahun 1986 memecah
HMI akibat NKK/BKK tahun 1985.
 I. Fase Reformasi (1995-2000)
Secara historis sejak tahun 1995 HMI mulai melaksanakan gerakan reformasi dengan menyampaikan
pandangan dan kritik kepada pemerintah. Sesuai dengan kebijakan PB HMI, bahwa HMI tidak akan
melakukan tindaka-tindakan inkonstitusional dan konfrontatif.Koreksi pertama disampaikan Yahya Zaini
Ketum PB HMI ketika menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres XX HMI di Istana Negara Jakarta
tanggal 21 Januari 1995. Kemudian pada peringatan HUT RI ke-50 Taufik Hidayat Ketua Umum PB HMI
menegaskan dan menjawab kritik-kritik yang memandang HMI terlalu dekat dengan kekuasaan. Bagi HMI
kekuasaan bukan wilayah yang haram. Pemikiran berikutnya disampaikan Anas Urbaningrum pada
peringatan Dies Natalis HMI ke-51 di Graha Insan Cita Depok tanggal 22 Februari 1998 dengan judul urgensi
"reformasi bagi pembangunan bangsa yang bermarbat"
Fase – Fase Perjuangan HMI
 Fase tantangan ronde II (2000 – 2010)
 Tantangan Internal  Tantang Eksternal
 HMI berjuang demi eksistensinya  Kondisi masyarakat yang telah jauh berbeda
 Perumusan kembali pemikiran HMI  Kondisi dunia yang menuntut modernisasi
 Merenungkan kembali peran HMI dalam pembangunan
 Mengaudit efektifitas HMI
Fase – Fase Perjuangan HMI
 Fase Kebangkitan Kembali. (2010-sekarang)
Gelombang kritik terhadap HMI tentang kemundurannya, telah menghasilkan dua
umpan balik.Pertama, telah muncul kesadaran individual dan kolektif di kalangan anggota,
aktivis, kader, bahkan alumni HMI serta pengurus sejak dari Komisariat sampai PB HMI,
bahwa HMI sedang mengalami kemunduran.Kedua, selanjutnya dari kesadaran itu muncul
pula kesadaran baru, baik secara individual dan kolektif di kalangan anggota, aktivis, kader,
alumni, dan pengurus bahwa dalam tubuh HMI mutlak dilakukan perubahan dan
pembaharuan, supaya dapat bangkit kembali seperti masa jaya-jayanya dulu.
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 1948: Lafran Pane, salah satu pendiri HMI. Terakhir pengajar ilmu hukum tata negara di
Sunan IAN Kalijaga. HMI berdiri 5 Februari 1947 di Yogyakarta, salah satu Kota Perjuangan
kala itu.
 1948-1948 : HMS (Haji Mohammad Syafa’at) Mintareja. Mulanya ditunjuk Lafran Pane
sebagai Ketua HMI 6 bulan setelah HMI berdiri. Selanjutnya pada Kongres ke-1 di
Yogyakarta pada tanggal 30 November 1947. Mintaredja dikukuhkan menjadi Ketua PB HMI
untuk periode tahun 1947 sampai 1951. Namun saat terjadi agresi militer Belanda II ia
keluar dari Yogja dan menyerahkan jabatan kepada Lafran Pane
 1948-1949 – Ahmad Tirtosudiro. Sempat kuliah di UGM jurusan hukum dan terpilih
sebagai Ketua HMI tahun 1948-1949. Namun akhirnya memilih berkarier di militer dengan
pangkat terakhir Letjen.
 1950-1951: Lukman El-Hakim: Ditandai dengan pemindahan sekretariat dari Yogyakarta
ke Jakarta Juni 1950.
 1951-1953 – Ahmad Dahlan Ranuwiharja. Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tanggal 15
Desember 1951 memilih Ahmad Dahlan Ranuwiharja sebagai Ketua Umum HMI 1951-1953.
Di bawah kepengurusan Dahlan, HMI mulai eksis meski sering mengritik pemerintahan
Presiden Soekarno saat itu. Dahlan dikenal sebagai tokoh Islam nasionalis. Ia dianggap
sukses mempertahankan posisi HMI pada masa penuh gejolak saat itu.
 1953-1955 – Deliar Nooer. Mulai aktif di HMI tahun 1950 sebagai Ketua Umum HMI cabang
Jakarta. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI di Kongres ke-3 yang
pertama kalinya digelar di Jakarta pada tanggal 4 September 1953. Ia dikenal sebagai
tokoh islam yang kritis. Menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh gelar Ph.D.
dalam ilmu politik.
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 1955-1957 – Amin Rajab Batubara menggantikan Deliar Noer. Sebelumnya ia
dikenal sebagai salah satu anggota Tim Perumus Tafsir Asas HMI . Amin terpilih
dalah Kongres ke-4 HMI di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955.
 1957-1960 – Ismail Hasan Matareum. Menjadi Ketua PB HMI pertama dengan masa
periode jabatan tiga tahun. Ia terpilih pada Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31
Desember 1957. Kelak ia menjadi Ketua Umum PPP dengan masa jabatan cukup
lama yakni 1989-1998. Ismail juga Wakil Ketua DPR/MPR 1992-1997.
 1960-1963 – Nursal. Terpilih pada Kongres ke-6 di Makassar pada tanggal 20 Juli
1960.
 1963-1966 – Sulastomo. Saat Kongres ke-7 HMI digelar kembali di Jakarta pada
tanggal 14 September 1963, Sulastomo yang berasal dari Fakultas Kedokteran UI
dan Ketua HMI cabang Jakarta terpilih menjadi ketuanya.
 1966-1969 dan 1969-1971 – Nurcholis Madjid. Ia menjadi satu-satunya Ketua
Umum PB HMI dua periode. Pertama saal Kongres ke-8 di Solo tanggal 17
September 1966 dan saat Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969. Alm
Nurcholish Madjid bukan saja dikenal sebagai mantan Ketua PB HMI dan dikenang
sebagai pemikir Islam terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
 1971-1974 – Akbar Tanjung. Saat digelar Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal
10 Oktober 1971, Akbar Tanjung terpilih menjadi Ketua HMI ke-10 versi kongres,
atau ke-11 sejak Lafran Pane. Nama Akbar Tandjung kini dikenal sebagai tokoh
senior Partai Golkar yang menjabat beberapa jabatan menteri Era Presiden
Soeharto.
 2002-2004 – Kholis Malik terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-23
di Balikpapan, 30 April 2002. Dari HMI MPO ketuanya Cahyo Pamungkas.
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 1988-1990 – Herman Widyananda terpilih sebagai Ketua Umum HMI Dipo dalam
Kongres ke-17 di Lhokseumawe, Aceh, 6 Juli 1988. Sedang HMI MPO dalan Kongres ke-
17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988 memilih Ketua Umum Tamsil Linrung.
 1990-1992 – Ferry Mursidan Baldan yang kini menjadi Menteri Pertanahan dan Kepala
BPN adalah mantan Ketua Umum PB HMI Dipo yang terpilih pada Kongres ke-18, di
Jakarta, 24 september 1990. Tanggal 10 Oktober 1990 Ketua Umum HMI MPO Masyhudi
Muqarrabin.
 1992-1995 – M. Yahya Zaini terpilih sebagai Ketum PB HMI pada Kongres ke-19, di
Pekan baru 9 Desember 1992. Ia menjadi salah satu mantan ketua PB HMI yang
terkenal kasus skandal seks sehingga mundur dari DPR dan Golkar tahun 2006. Tamggal
24 Desember 1992 Ketua Umum HMI MPO: Agusprie Muhammad.
 1995-1997 – Taufiq Hidayat terpilih dalam Kongres ke-20, di Surabaya 29 Januari
1995. Alumni Universitas Negeri Jember itu pernah menjadi anggota DPR RI periode
2009-2014 dari Partai Golkar mewakili Jawa Timur. Ketua Umum HMI MPO periode
ini Lukman Hakim Hassan
 1997-1999 – Anas Urbaningrum sempat harum namanya saat terpilih menjadi Ketua
Umum Partai Demokrat dalam usia masih di bawah 40 tahun. Alumni Universitas
Airlangga itu terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI pada Kongres ke-21 di Yogyakarta 26
Agustus 1997. Kini Anas sudah lengser sebagai Ketum Partai Demokrat dan mendekam
dipenjara dalam kasus korupsi. Imron Fadhil Syam adalah Ketua Umum PB HMI MPO
periode ini.
 1999-2002 – M. Fakhruddin terpilih memimpin HMI pada Kongres ke-22 di Jambi 3
Desember 1999. Ia kemudian pernah menjadi Sekjen KNPI, dan Wasekjen Partai
Demokrat. Ketua Umum PB HMI periode ini adalah Yusuf Hidayat. Lalu pada 25 Juli
2001 Morteza Syafinuddin Al-Mandary
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 2004-2006 – Hasanuddin dipilih Kongres HMI ke-24 di Jakarta, 23
Oktober 2003. Sempat terjadi pencopotan dirinya tahun 2004, namun
ia menganggap tidak sah. Pada 17 Agustus 2005, Ketua Umum HMI MPI
adalah Muzakkir Djabir
 2006-2008 – Fajar Zulkarnain Ketua HMI Cabang Jatinangor, Jawa
Barat, terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2006-2008 pada
Kongres ke-25 di Makassar, 20 Februari 2006. Fajar meraih 134 suara
mengungguli saingan utamanya Eka Sastra dari HMI Cabang Makassar
Timur yang meraih 107 suara dan Haerullah dari HMI Cabang Jakarta
dengan 43 suara. Semua 284 pemegang hak suara dari 147 cabang HMI
yang mengikuti Kongres itu memberikan suaranya dan tidak satupun
kertas suara yang dinyatakan batal. Ketua Umum HMI MPO adalah
Syahrul Effendy Dasopa
 2008-2010 – Arip Mustofa terpilih pada Kongres ke-26 di Palembang
28 Juli 2008. Di acara Kongres HMI kali ini dibacakan komitmen islah
oleh Ketua Umum Pengurus Besar PB HMI Diponegoro 2006-2008 Fajar
R Zulkarnaen, dan Ketua PB HMI MPO 2007-2009, Syahrul Effendy
Dasopa. Pembacaan disaksikan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) dan
mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Namun pada 9 Juni 2009 HMI MPO
tetap menggelar kongres sendiri dan memilih Muhammad Chozin
Amirullah sebagai Ketua Umum HMP MPO periode 2011-2013.
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 2010-2013 – Nurfajriansyah terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI
pada Kongres ke-27 Depok tanggal 5 – 10 November 2010. Pada Maret
2012 Nurfajriansyah mengalami luka memar di wajah saat bentrok
dengan polisi saat unjuk rasa di depan Istana. Pada tangga 14 – 19 Juni
2011 HMI MPO memilih Alto Makmuralto sebagai Ketua Umum.
 2013-2015 – M. Arief Rosyid menang telak dalam pemilih 2013-2015 –
M. Arif Rosyid menang telak dalam pemilihan Ketua Umum PB HMI
pada Kongres ke-28 di Gedung Olahraga Remaja (GOR) Ragunan, Jakarta
Selatan. 15 April 2013. Ia memperoleh dukungan suara terbanyak, 283
suara, mengalahkan Nur Fajriansyah yang mencoba maju lagi dengan
65 suara pada pemilihan putaran kedua. Kala itu sebenarnya ada tiga
kandidat yang lolos untuk maju di putaran kedua. Yaitu, Arief Rosyid,
Nur Fajriansyah, dan Mulyadi. Tapi Mulyadi mundur dan mendukung
Arief Rosyid. Namun sebagian peserta Kongres HMI ke-28 tak puas dan
melanjutkan Kongres HMI di Malang. Sementara itu pada tahun yang
sama, HMI MPO menggelar kongres ke-29 dan memilih Puji Hartoyo
sebagai Ketua Umum.
Ketua-Ketua Umum PB HMI

 2015 - 2018 - Mulyadi P Tamsir (Kalimantan Barat) memperoleh suara


sebanyak 224 suara mengungguli Azhar Kahfi (Surabaya) yang meraih
181 suara dan 2 suara dinyatakan tidak sah diputaran kedua
pemilihan. Adapun di putaran pertama terdapat 11 kandidat. Selain
Mulyadi dan Azhar Kahfi juga terdapat Ahmad Tantawi, Bambang Pria,
Ricky Valentino, Arianto, Faturrahman, Chairul Basyar, Hery Mauliza,
Faizal Muhlis, dan Fikri Suadu.
 2018 – 2019 – Saddam Al Jihad (Jatinangor-Sumedang) - Terpilih
sebagai Ketum termuda pada Kongres HMI ke XXX di Kota Ambon pada
25 Februari 2018. Dari 16 kandidat yang bertarung di putaran
pertama, hanya 3 kandidat yakni, Saddam, Acep Salahudin, dan Ilham
Akbar Mustafa. Namun, Acep dan Ilham menyerahkan dukungan ke
Saddam. Dengan begitu, Saddam terpilih sebagai Ketum PB HMI.
Dalam sambutannya, Saddam mengatakan HMI terus merawat tradisi
keilmuan dan intelektual. Dia juga menyinggung soal persaudaraan.
Ketua-Ketua Umum PB HMI
 2019 - 2021– Arya Kharisma Hardy (Metro) – Dilantik menjadi
Sekretaris Jendral dari Ketua Umum Saddam Al-Jihad, 20 Januari
2019 Arya Kharisma ditunjuk menjadi Penanggung Jawab
Sementara Ketua Umum PB HMI karena Ketum Saddam tidak dapat
menyelesaikan sisa jabatannya. Arya Kharisma nahkodai PB HMI
hingga kongres yang akan diadakan mendatang.
 2021 – 2023 – Raihan Ariatama (Yogyakarta) terpilih pada
Kongres ke-31 yang digelar di Surabaya Jawa untuk masa
kepemimpinan tahun 2021-2023 mengingat kongresnya
dimundurkan karena wabah COVID-19.
Raihan menempuh studi sarjanannya di studi di Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Departemen Politik dan
Pemerintahan (DPP), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (2011-2016).
Kemudian, Raihan melanjutkan studi S2 di Magister Ekonomi
Pembangunan (MEP) UGM, Konsentrasi Perencanaan Pembangunan
Daerah (2017-2019)
Kongres dan Daftar Ketum PB
 Kongres ke-1 di Yogyakarta pada tanggal 30 November 1947, dengan ketua terpilih HS Mintareja
 Kongres ke-2 di Yogyakarta pada tanggal 15 Desember 1951, dengan ketua terpilih A. Dahlan Ranuwiharja
 Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal 4 September 1953 dengan formatur terpilih Deliar Noer
 Kongres ke-4 di Bandung pada tanggal 14 Oktober 1955 dengan formatur terpilih Amir Rajab Batubara
 Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember 1957 dengan formatur terpilih Ismail Hasan Metareum
 Kongres ke-6 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal 20 Juli 1960 dengan formatur terpilih Nursal
 Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal 14 September 1963 dengan formatur terpilih Sulastomo
 Kongres ke-8 di Solo (Surakarta) pada tanggal 17 September 1966 dengan formatur terpilih Nurcholish Madjid
 Kongres ke-9 di Malang pada tanggal 10 Mei 1969 dengan formatur terpilih Nurcholish Madjid
 Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal 10 Oktober 1971 dengan formatur terpilih Akbar Tanjung
 Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974 dengan formatur terpilih Ridwan Saidi
 Kongres ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976 dengan formatur terpilih Chumaidy Syarif Romas
 Kongres ke-13 di Makassar (Ujungpandang) pada tanggal 12 Februari 1979 dengan formatur terpilih Abdullah
Hehamahua
 Kongres ke-14 di Bandung pada tanggal 30 April 1981 dengan formatur terpilih Ahmad Zacky Siradj
 Kongres ke-15 di Medan pada tanggal 26 Mei 1983 dengan formatur terpilih Harry Azhar Aziz
 Kongres ke-16 di Padang pada tahun 1986, dengan formatur terpilih M. Saleh Khalid, terpecahnya HMI menjadi dua
yakni HMI DIPO dan HMI MPO
Kongres dan Daftar Ketum PB DIPO
 Kongres ke-17, di Lhokseumawe, Aceh (6 Juli 1988) dengan formatur terpilih Herman Widyananda
 Kongres ke-18, di Jakarta (24 september 1990)dengan formatur terpilih Ferry Mursyidan Baldan
 Kongres ke-19, di Pekan baru (09 Desember 1992)dengan formatur terpilih M. Yahya Zaini
 Kongres ke-20, di Surabaya (29 Januari 1995)dengan formatur terpilih Taufik Hidayat
 Kongres ke-21 di Yogyakarta (26 Agustus 1997), dengan formatur terpilih Anas Urbaningrum
 Kongres ke-22 di Jambi (03 Desember 1999), dengan formatur terpilih Fakhruddin
 Kongres ke-23 di Balikpapan (30 April 2002), dengan formatur terpilih Cholis Malik
 Kongres ke-24 di Jakarta (23 Oktober 2003), dengan formatur terpilih Hasanuddin
 Kongres ke-25 di Makassar (20 Februari 2006), dengan formatur Terpilih Fajar R Zulkarnaen
 Kongres ke-26 di Palembang (28 Juli 2008), dengan formatur terpilih Arip Musthopa
 Kongres ke-27 Depok pada tanggal 5 - 10 November 2010, dengan formatur terpilih Noer Fajriansyah
 Kongres ke-28 Jakarta pada tanggal 15 Maret - 15 April 2013, dengan formatur terpilih Arief Rosyid Hasan
 Kongres ke-29 Pekanbaru pada tanggal 1 November – 5 Desember, dengan formatur terpilih Mulyadi P. Tamsir
 Kongres ke-30 Ambon pada tanggal , dengan formatur terpilih Saddam Al Jihad
Kongres dan Daftar Ketum PB MPO
 Kongres ke-16 di Yogyakarta pada tahun 1986, Ketua Umum : Eggy Sudjana
 Kongres ke-17 di Yogyakarta pada tanggal 5 Juli 1988, Ketua Umum : Tamsil Linrung
 Kongres ke-18 di Bogor pada tanggal 10 Oktober 1990, Ketua Umum : Masyhudi Muqarrabin
 Kongres ke-19 di Semarang pada tanggal 24 Desember 1992, Ketua Umum : Agusprie Muhammad
 Kongres ke-20 di Purwokerto pada tanggal 27 April 1995, Ketua Umum : Lukman Hakim Hassan
 Kongres ke-21 di Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 1997, Ketua Umum : Imron Fadhil Syam
 Kongres ke-22 di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 1999, Ketua Umum : Yusuf Hidayat
 Kongres ke-23 di Makassar pada tanggal 25 Juli 2001, Ketua Umum : Morteza Syafinuddin Al-
Mandary
 Kongres ke-24 di Semarang pada tanggal 11 September 2003, Ketua Umum : Cahyo Pamungkas
 Kongres ke-25 di Palu pada tanggal 17 Agustus 2005, Ketua Umum : Muzakkir Djabir
 Kongres ke-26 di Jakarta Selatan pada tanggal 16 Agustus 2007, Ketua Umum : Syahrul Effendi
Dasopang
 Kongres ke-27 di Yogyakarta pada tanggal 9 Juni 2009, Ketua Umum : [[]]
 Kongres ke-28 di Pekanbaru, Riau tanggal 14 - 19 Juni 2011, Ketua Umum : Alto Makmuralto
 Kongres ke-29 di Bogor pada tanggal 27 Juni 2013, Ketua Umum : Puji Hartoyo
HMI CABANG DENPASAR
 Berdirinya HMI Cabang Denpasar.
 Ditengah derasnya arus ideologi yang berkembang di tahun 1950-an, . Fakultas Sastra
(FS) Udayana Cabang Airlangga diresmikan oleh IR. Soekarno pada 29 September 1958
sebagai intansi akademis pertama di Bali. Maka sejak saat itu Denpasar mulai didatangi
oleh berbagai jenis mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan keberagaman ideologinya
yang sangat tak terhindarkan.
 Pada 17 Agustus 1962, Fakultas Sastra Udayana dikukuhkan statusnya menjadi Universitas
Udayana melalui Surat Keputusan Menteri PTIP No.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962.
 Derasnya arus politik praktis di Indonesia, khusu8nya Bali di tahun 60-an mulai menyasar
dunia kampus yang dipandang sebagai lahan segar perkaderan bagi kelompok politiknya
masing-masing.
 Organisasi Mahasiswa yang terlahir di Denpasar sebelum HMI:
 GMNI (1958)
 CGMI (1960)
 Germindo (1960)
 PMKRI (1963
 GMKI (1964)
 GMHB (1963)
HMI CABANG DENPASAR
 Berdirinya HMI Cabang Denpasar.
 Peristiwa 1963
Semenjak pemekaran Fakultas dan diraihnya status Universitas di Udayana,
Mahasiswa/I Muslim yang beragama Islam berjumlah 13 orang rutin menyelenggarakan
kegiatan untuk mempererat Ukhuwah di Masjid An-Nur, Sanglah.

Konflik politik antara kelompok Komunis dan anti-Komunis di Bali pada tahun 1963
memacu mahasiswa Muslim Udayana untuk segera membentuk wadah yang dapat
menaungi gerakan dan pemikiran mereka.
Diprakarsai oleh M. Rakib Abbas, pada 5 Februari 1963 digelar sebuah rapat Bersama
tokoh Muslim dan Mahasiswa Muslim Bali di SD Muhammadiyah 1 Denpasar dengan hasil
sebagai berikut:
 Didirikannya HMI Cabang Denpasar dengan ketua Darmawan M. Rahman, B.A dan M. Rizani
Idza Karnanda sebagai Sekretaris.
 Sebagai kelengkapan organisasi, dibentuk pula jajaran komisariat HMI Cabang Denpasar,
yaitu Komisariat Fakultas Sastra, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Hewan dan Peternakan,
Komisariat Sosial Politik Universitas Marhaen, Komisariat FKIP Mahasaraswati. Dan
Komisariat AKOP.
HMI CABANG DENPASAR
 Perkembangan HMI Cabang Denpasar
Lahir pada rezim Orde Lama, HMI Cabang Denpasar turut mewarnai berbagai
gerakan yang sudah ada maupun yang baru berlayar pada saat itu dalam
mempertahankan Pancasila dari pengaruh Komunis.
Pada masa Orde Baru berjalan, HMI Cabang Denpasar kembali menggencarkan
misi akademisnya untuk menjaring perkaderan kembali ke kampus sembari turut
berpartisipasi dalam pembangunan nasional dan daerah. Namun terbelahnya HMI di
kancah nasional pada era perlawanan kebijakan NKK/BKK pada masa orde baru turut
menggoyahkan perkembangan HMI Cabang Denpasar.
Pasca Reformasi, konflik Ideologi kembali tertuai karena tumbangnya rezim yang
memberikan kesepatan bagi pihak manapun untuk berusaha merebut kekuasaan. HMI
Cabang Denpasar yang awalnya beradu kecepatan dengan organisasi-organisasi Islam
yang baru akhirnya menyatukan potensinya untuk dapat andil dalam kekuasaan.
Peristiwa Pemilu Raya (PEMIRA) Komite Sentral Mahasiswa (KOSMA) Universitas
Udayana tahun 2000 menjadi peristiwa penting bagi HMI Cabang Denpasar. Salah satu
kader HMI Cabang Denpasar, Edi Setiawan, terpilih telak menjadi Sekretaris Jendral
(Sekjend) KOSMA UNUd setelah pemilu sengit yang berlangsung.
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR
HMI CABANG DENPASAR

Source:
Instagram @HMICABANGDENPASAR

Anda mungkin juga menyukai