Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEPERAWATAN

TIMBANG TERIMA

Dosen: Wijayanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:

1. Al Sofya Nur Annisa ( 2019010002 )


2. An Nissa Nurul Hidayah ( 2019010003 )
3. Dessy Marendra Rizki P ( 2019010015 )
4. Endry Sulistyowati ( 2019010017 )
5. Isnaini Karunia Lillah ( 2019010025 )
6. Luthfiah Chusnul Khotimah ( 2019010030 )
7. Maritza Gusetya Salsabila Balqis ( 2019010031 )
8. Nofa Pitria Rahmawati ( 2019010035 )
9. Nugrahini Normalitasari ( 2019010037 )

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN (ITS)

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
TIMBANG TERIMA

A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah
itu diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan
cross coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang
pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen
(2012) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama
perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang
tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs
juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya
ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2013), menyatakan timbang terima adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang
akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan
perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
B. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna

2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara
komprehensif

C. Tujuan
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data focus)
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien
3. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu segera ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi,
mereabilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang
relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan
keefiktifan dalam bekerja.Timbang terima (handover ) memiliki 2
fungsi utama yaitu:
a. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan
perasaan perawat
b. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan
keputusan dan tindakan.
D. Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien
(Nursalam, 2014)

E. Prosedur
1. Persiapan
a. Keduakelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnose medis
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dna dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasu, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainny, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas Penyampaian pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang
lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2014)

F. Komponen yang terlibat


1. Komponen informasi dalam timbang terima
a. Patient
Data demografi klien (nama, umur, jenis kelamin, dan alamat)
b. Plan
Diagnosa klien, rencana terapi dan tindakan lanjutan
c. Purpose
Merupakan rasionalisasi tindakan dari renpra
d. Problem
Menjelaskan tentang perbedaan kondisi yang tidak biasa atau
abnormal pada spesifik pasien
e. Precaution
Menjelaskan tentang ekspetasi kondisi yang berbeda pada pasien
2. Komponen komunikasi
a. Komunikator
Penyampaian informasi atau sumber informasi
b. Komunikasi
Penerima informasi atau memberi respon terhadap stimulasi yang di
sampaikan oleh komunikator
c. Pesan
Gagasan atau pendapat, fakta, informasi atu stimulus yang
disampaikan.
d. Media
Saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan
e. Encoding
Perumusan pesan oleh komunikator sebelum disampaikan kepada
komunikan
f. Decoding
Penafsiran pesan oleh komunikan pada saat menerima pesan
(Notoatmodjo, 2018)

G. Faktor yang Mempengaruhi Timbang Terima

a. Faktor Penghambat
1. Hambatan komunikasi
2. Masalah yang berhubungan dengan standar
3. Ketersediaan sumber daya
4. Faktor lingkungan
5. Efektifitas waktu
6. Kesulitan yang berhubungan dengan kompleksitas keadaan
pasien Pendidikan dan pelatihan yang kurang serta faktor
individu
b. Faktor Pendukung

1. Ketrampilan komunikasi

2. Strategi/standar timbang terima

3. Penggunaan teknologi

4. Dukungan lingkungan

5. Pendidikan dan pelatihan

6. Keterlibatan staf serta kepemimpinan

(Agustin, Wijaya, & Habibi 2014)


H. Persiapan alat
1. Status klien
2. Nursing kit
3. Catatan timbang terima (Handover)

I. Script percakapan
Karu (Dessy) : Assalamualikum Wr. Wb , selamat siang semuanya.
Baiklah kita akan melakukan operan dari sift pagi ke sift siang, bagaimana
tim 1 sift pagi apakah anggotanya sudah lengkap dan siap semua?

Ketua tim 1 (Annisa) : untuk tim 1 anggotanya sudah lengkap dan siap.

Karu (Dessy) : bagaimana untuk yang sift siang? Anggotanya sudah


lengkap?

Katim 2 (Endry) : sudah lengkap bu.

Karu (Dessy) : baiklah sebelum kita memulai operan atau timbang terima
pada siang hari ini, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing². Berdoa
mulai..(Berdoa) berdoa selesai. Baiklah kita mulai, untuk tim 1 silahkan
melaporkan asuhan keperawatan yang sudah diberikan.

Katim 1(Annisa) : baiklah terimakasih bu Dessy, dari tim 1 saya akan


melaporkan kondisi pasien di ruangan, untuk tim 1 itu hanya ada 1 pasien
lama dan 1 pasien baru. Pasien lama kita yaitu Ny. Luthfiah . Ny. ini
berada di kamar kelas 2, masuk dengan diagnosa utama post op usus buntu
atau appendiksitis pada tanggal 28 September 2021. Kemudian masalah
keperawatan . Yang kita angkat yaitu gangguan rasa nyaman nyeri. Setelah
tadi pagi ibu tersebut masih mengeluhkan nyeri pada bagian luka op.

Katim 1 (Annisa) : berdasarkan hasil pengkajian, ibu ini tidak ada riwayat
penyakit terdahulu serta tidak ada riwayat alergi, kemudian dokter
penanggung jawab menginstruksikan bahwa terapi yang diberikan tetap
berlanjut, jadi dari terapi pada pagi dilanjutkan ke siang, tidak ada
perubahan. untuk tingkat nyeri yaitu masih pada skala 5, tanda-tanda vital
normal, untuk terapi kami sudah memberikan edukasi cara mengontrol
nyerinya, sesuai instruksi dokter menyampaikan untuk diberikan terapi
obat oral anti nyeri kemudian mengganti balutan luka post operasinya pada
jam 5 sore, jadi untuk yg jaga sore nanti saling mengingatkan saja untuk
mengganti balutan luka op pasiennya.
Kemudian ada pasien baru dengan diagnosa utama diabetes militus basah,
masuk tadi sekitar pukul 10.00 WIB di kamar kelas 1 atas nama Ny. Isna
untuk masalah kep. Yg kita angkat yaitu integritas kulit kerusakan jaringan
, terdapat luka dm basah pada bagian jempol kaki sebelah kanan, tadi saat
datang langsung kita cek gula darahnya hasilnya 280, masih cukup tinggi.
Dari pasien sendiri mengatakan tadi sarapan bubur kacang hijau dan
minum teh manis, sehingga gula darahnya tinggi. Kami juga sudah
membersihkan luka dm nya, dan kami perban, lukanya bernanah dan
terlihat beberapa gangren. Kemudian dokter menginstruksikan nanti sore
sekitar jam 6 untuk diberikan injeksi insulin, jadi kepada yang bertugas
siang mohon untuk nanti di berikan injeksinya ya. Sekian itu saja laporan
yang dapat kami sampaikan, saya kembalikan knp ibu kepala ruangan, bu
anisa

Karu (Dessy) : baik terimakasih untuk tim 1(pagi) atas laporannya, apakah
dari tim 2(siang) ada yang ingin diklarifikasi?

Katim 2 (Endry) : sebelumnya terimakasih Bu Annisa atas waktunya, saya


izin mengklarifikasi. Untuk Ny. Luthfiah apakah lukanya sudah kering?
Dan apakah dilakukan heting up? Terimakasih

Tim 1 (Maritza) : izin menjawab dari tim 1. untuk lukanya sudah


mengering, tadi kita sudah melakukan heting up, jadi nanti bisa di lihat
kembali kondisi jahitannya, jika memungkinkan bisa dilanjutkan kembali
heting up nya dan dipastikan tidak akan membuka sayatan lukanya.
Terimakasih

Karu (Dessy) : baik terimakasih, apakah tim 2 masih ada yg ingin di


klarifikasi?

Tim 2 (Semua) : cukup Bu, tidak ada.

Karu (Dessy) : baiklah jika sudah tidak ada, kita akhiri timbang terima
atau operan pada siang hari ini, terimakasih kepada yang sift pagi sudah
menjalankan tugas dengan baik dan benar, dan untuk yang sift siang
semangat menjalankan tugas. Setelah ini kita langsung ke pasien,
wassalamu'alaikum wr.wb

Perawat menuju Ruang Pasien

Katim 1 (Annisa) : "Assalamualikum Wr.Wb , permisi ibu. Kita disini


kami mau operan ya Bu, karna waktu dinas kita yg sift pagi sampai pukul
14.00 jadi untuk nanti yang selanjutnya bertugas ada 3 orang yaitu perawat
Endry, perawat nugrahini dan perawat Nofa"

Pasien (Luthfiah) : iya bu

Katim 2 (Endry) : selamat siang bu Luthfiah. saya perawat (Endry) disini


saya bertugas dari pukul 14.00 sampai 20.00 ya bu. Sebelumnya
bagaimana keadaan ibu saat ini?

Pasien (Luthfiah) : iya bu perawat, alhamdulillah sudah baik. Tapi lukanya


masih sakit agak nyeri. (Meringis kesakitan)

Tim 2 (Nugrahini) : apakah sudah di ajarkan cara mengontrol nyerinya?

Pasien (Luthfiah) : sudah bu, namun masih sakit.

Tim 2 (Nofa) : baik bu luthfiah untuk selanjutnya, nanti jam 5 sore, akan
saya ganti balutan lukanya kemudian kita praktekkan lagi cara mengontrol
nyerinya ya bu .

Pasien (Luthfiah) : iya Bu perawat, terimakasih.

Karu (Dessy) : baik Bu Luthfiah, kita lanjutkan ke pasien lainnya dulu ya.
Permisi

Ke pasien ke 2

Tim 1 (Al sofya) : selamat siang Bu, kami disini mau operan, dari yang sift
pagi kepada yg sift siang. Nanti jika ibu membutuhkan bantuan silahkan
panggil salah satu perawat ya, ada perawat endry, perawat nugrahini dan
perawat Nofa

Pasien (Isna) : iya Bu.

Tim 2 (Endry) : ibu isna bagaimana keaadannya saat ini?

Pasien (Isna): masih sakit bagian lukanya.

Tim 2 (Nugrahini) : ohh seperti itu, tapi setelah di bersihkan lukanya


gimana Bu ada perubahan atau tidak rasanya?
Pasien (Isna) : iya ada perubahannya, jadi lebih nyaman sekarang.

Tim 2 (Nofa) : baik, besok lagi jangan makan makanan yang terlalu
banyak mengandung gula nggih, nanti gula darahnya naik, lukanya tidak
sembuh² bu. Sebelumnya sudah pernah suntik insulin atau belum Bu?

Pasien (Isna) : iyaa bu nanti dikurangin makanan manisnya. Sudah pernah


dulu waktu dirumah.

Tim 2 (Endry) : baik kalau begitu, nanti sekitar 6 sore saya akan
memberikan injeksi atau suntik insulin ya Bu, biar gula darahnya turun.

Pasien (Isna) : iya Bu.

Karu (Dessy) : baiklah, semua pasien sudah ya, apakah ada yang perlu di
klarifikasi kembali untuk tim 2?

Tim 2 (Nugrahini) : semuanya sudah jelas Bu, tidak ada yg perlu


diklarifikasi kembali. Terimakasih.

Karu (Dessy) : baiklah setelah ini kita langsung kembali ke tugasnya


masing² dan untuk yg dinas pagi, hati² pulangnya. Wass
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, et al. 2014. Nurse Knowlegde With Acceptance Weigh


Implementasion Nursing Journal Of Stikes Insan Medika Jombang .
Friesen, M.A .White, V.S & Byers F.J (2012 ). Handsoffs : implication for
nurse .
Notoatmodjo, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam, 2014. Manajemen keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, 2013. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai