Anda di halaman 1dari 2

JJK diabukan di Incinerator

Pengelolaan JJK dengan cara dibakar di incinerator merupakan pengelolaan yang


kurang populer untuk saat ini, karena menimbulkan emisi gas buang yang dapat
mencemari udara. Hal ini kurang sejalan dengan program langit biru yang telah
dicanangkan pemerintah melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-15/MENLH/4/1996. Program Langit Biru ini adalah suatu program
pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak maupun sumber
tidak brgerak. Tujuannya adalah terkendalinya pencemaran udara agar tercipta
kualitas udara ambien yang diperlukan untuk kesehatan manusia dan mahluk hidup
lainnya.

Walaupun demikian tidak ada larangan untuk melakukan pembakaran JJK di


incineraor. Prinsipnya sama dengan boiler yang mengunakan bahan bakar serat dan
cangkang. Yang diatur adalah emisi gas buangnya tidak boleh melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan. Baku mutu emisi gas buang dari sumber tidak bergerak bagi
ketel uap dan lebih spesifik lagi yang menggunakan bahan bakar biomassa berupa
serabut dan cangkang diatur dalam PerMen LH Nomor 07 Tahun 2007 Lampiran I.

Apa bila ingin melakukan pengelolaan JJK dengan cara diabukan diincinerator maka
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu
 Incinerator harus dilengkapi dengan alat penangkap debu atau Dust Collector,
agar emisi gas buang terutama partikulatnya tidak melebihi baku mutu.
 Incinerator harus dilengkapai dengan lubang sampling dan tangga sampling
untuk memantau emisinya seperti pada Gambar 1.
 Melakukan pemantauan emisi gas buang dari incinerator sekikitnya 6 bulan
satu kali, dan hasilnya dilaporkan ke instansi yang berwenang (BAPEDAL).
Pengelolaan selanjutnya adalah terhadap abu janjang. Abu janjang dapat digunakan
sebagai pupuk penganti MOP. Abu janjang bisa digunakan untuk kalangan sendiri
maupun dijual ke pihak ke tiga atau masyarakat.
Karena abu janjang bersifat higroskofis dan pH tinggi (bersifat korosif), maka perlu
penanganan yang baik yaitu :
 Abu janjang selama di PKS maupun di gudang harus selalu kering
 Sebelum dikemas abu janjang harus disaring terlebih dahulu untuk
memisahkan arang/bonggol JJK maupun kerak abu yang kasar.
 Pada saat aplikasi, karyawan penabur harus dilengkapi dengan masker dan
sarung tangan untuk mencegah eefek buruk dari abu janjang
 Penaburan abu janjang diutamakan ke lahan gambut yang memiliki nilai pH
rendah, dan ditabur diluar piringan untuk menghindari kontak langsung
dengan pupuk N.
Sumber : https://aaobring.blogspot.com/2008/08/pengelolaan-janjang-kosong-
kelapa-sawit.html

Anda mungkin juga menyukai