Anda di halaman 1dari 33

Desain Penentuan Line Balancing Dengan Mempertimbangkan LPT

( Longest Processing Time ) dan SPT ( Shortest Processing Time ) Pada


Pembangunan Kapal Baru
( Studi Kasus Kapal HARBOR TUG 3200 HP Milik PT. Pertamina )

Di Susun Oleh :

M Ravi Rohmatulloh

21.2019.2.00342

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Luas Wilayah Indonesia terdiri dari 77% lautan, Kondisi alam dan luasnya
laut di Indonesia terdapat sumber daya alam yang dapat mensejahterakan
masyarakat juga dapat dijadikan aktivitas ekonomi seperti segi pariwisata,
penangkapan ikan dan pelayaran. Dengan demikian maka akan banyak sekali objek
objek wisata yang membantu perekonomian masyarakat setempat.
Dalam prioritas pembangunan nasional ada pada sektor kemaritiman. Salah
satunya yaitu Industri perkapalan yang menempati peranan penting dalam
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Di Indonesia jumlah galangan kapal telah
mencapai 250 perusahaan dengan kapasitas produksi bangunan baru sekitar 1 juta
DWT ( Dead Weight Tonnage ) per tahun dan reparasi kapal hingga mencapai 12
juta DWT per tahun. Tolak ukur keberhasilan suatu galangan kapal terletak pada
tingkat produktivitasnya, yaitu mampu membangun kapal baru sesusai dengan
spesifikasi, standart regulasi, harga dan kecepatan waktu proses pembangunan
kapal.
Dalam sebuah alur kinerja perusahaan di butuhkan sebuah Schedulling
( Penjadwalan). Adapun Penjadwalan merupakan proses pembuatan keputusan
yang mengoptimumkan satu atau lebih obyek tujuan dengan memperhatikan
pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk menyelesaikan sekumpulan tugas
dalam waktu tertentu ( Herny dkk, 2006 ). Pentingnya penjadwalan dilakukan untuk
menimumkan waktu yang diperlukan dalam keseluruhan pekerjaan serta rata rata
waktu pekerjaan di dalam aliran sistem.
Dalam menyelesaikan sebuah sistem produksi ada beberapa metode yang
bisa dijadikan untuk terselaikannya sebuah produksi dengan waktu yang optimal.
SPT (shortest processing time), merupakan proses pekerjaan yang akan di proses
terlebih dahulu karna memiliki waktu penyelesaian terpendek , Sedangkan LPT
(longest processing time), merupakan proses pekerjaan yang akan di proses terlebih
dahulu karna memiliki waktu penyelesaian terpanjang.
PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
perkapalan yang menerima pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal yang terletak
di Surabaya. Saat ini PT ABC sedang mengerjakan kapal HARBOR TUG 3200 HP
yang merupakan kapal pesanan dari PT. Pertamina.
Penelitian ini membahas penentuan desain line balancing yang dilakukan
dengan metode LPT ( Longest Processing Time ) dan SPT ( Shortest Processing
Time ) yakni mencari pekerjaan yang paling lama dan paling pendek proses
pengerjaannya untuk mendapatkan hasil waktu yang efektif proses pekerjaan yang
mana yang harus dilakukan terlebih dahulu supaya tidak terjadi keterlamabatan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut :
1. Berapa durasi waktu proses proses pembangunan kapal baru dengan
menggunakan metode LPT dan SPT ?
2. Berapa selisih perbandingan waktu sebelum dan sesudah dikerjakan
dengan metode LPT dan SPT ?
3. Bagaimana Desain Line Balancing setelah di lakukan perhitungan ?

1.3. Tujuan Penelitian


Setelah mendapatkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
Sebagai berikut :
1. Menentukan durasi waktu proses pembangunan kapal baru dengan
menggunakan metode LPT dan SPT
2. Membandingkan waktu sebelum dan sesudah dikerjakan dengan metode
LPT dan SPT
3. Menentukan Desain Line Balancing setelah di lakukan perhitungan

1.4. Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas adapun manfaat dari
penelitian ini sebagai berikut :
1. Hasil berupa durasi waktu proses perhitungan dengan metode LPT dan
SPT yaitu pekerjaan proses pembangunan kapal sehingga penelitian ini
dapat memberikan pertimbangan bagi penjadwalan proses pembangunan
kapal yang mengalami keterlamabatan dalam proses produksi
2. Didapatkan hasil perhitungan LPT dan SPT yang mana dapat diketahui
proses pekerjaan yang mengalami keterlambatan
3. Hasil perhitungan LPT dan SPT juga sebagai penentuan desain line
balancing atau aliran pekerjaan berupa diagram presedence

1.5. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai nberikut : :
1. Dalam penelitian membahas tentang proses pengerjaan kapal HARBOR
3200 HP
2. Penelitian dilakukan antar Blok kapal
3. Desain line balancing yang dilihat dari hasil LPT dan SPT
4. Terjadi keterlambatan pada proses produksi karna sebelumnya adanya
pengurangan tenaga kerja di perusahaan
5. Keterlambatan ada berada pada proses fabrikasi, assembly, dan erection
yang berdampak pada penjdwalan proses pekerjaan lain

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab, mulai dari bab 1 sampaip
bab 3. Sistematika ini ditujukan untuk memberi gambaran tentang penelitian yang
di dalamnya berisi tentang informasi mengenai materi dan segala sesuatu yang akan
di bahas didalam setiap bab
a. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
b. Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan materi yang mendukung
penelitian yaitu tentang Proses penjadwalan, LPT ( Longest Processing Time ),
SPT ( Shortest Processing Time ) dan Line Balancing serta beberapa penelitian
terdahulu
c. Bab 3 Metode Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai jenis data yang dikumpulkan, objek penelitian,
jenis penelitian, data penelitian, sumber penelitian, teknik pengumpulan data
penelitian teknik pengolahan data penelitian dan flowchart penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.7. Sistem Produksi Pembuatan Kapal


Tahap – tahap dalam pembangunan kapal baru ( Nabilah, 2018 ) :
1) Tahapan Awal
Pada tahap ini pekerjaan yang utama adalah pembentukan pelat yang
dilakukan dengan pembersihan, penandaan, pemotongan, pembengkokan
dan lain sebagainya.
2) Tahapan Perakitan Awal
Pada tahap ini konstruksi dalam seperti kerangka geladak atau dasar
dirakit. Dalam tahap ini biasanya digunakan cara pengelasan tangan,
pengelasan gaya berat, pengelasan rendam dan sebagainya.
3) Tahapan Perakitan
Pada tahap ini semua komponen dari tahapan awal maupun tahapan
perakitan dirakit menjadi blok. Pada kapal penyambungan antara blok
perakitan dilakukan dengan menggunakan las busur rendam otomatis.
Sedangkan untuk mengikat kerangka dan pelat dinding digunakan las
tangan atau las gaya berat dengan elektroda ksusus untuk pengelasan datar.
Disamping cara pengelasan diatas digunakan juga cara lain tergantung dari
bagian-bagian yang disambung dan posisi pengelasannya.
4) Tahapan Pembangunan
Blok-blok yang sudah dirakit kemudian disusun diatas buildingberth
dengan bantuan mesin angkat (crane). Setelah blok-blok tersusun kemudian
dilakukan pengelasan antar blok dengan dua macam cara pengelasan yaitu
dengan las biasa maupun dengan las otomatik khusus.

1.8. Penjadwalan
Penjadwalan adalah pengurutan pembuatan atau pengerjaan produk secara
menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Dengan demikian masalah
sequencing senantiasa melibatkan pengerjaan sejumlah komponen yang sering
disebut dengan istilah ’job’. Job sendiri masih merupakan komposisi dari sejumlah
elemen-elemen dasar yang disebut aktivitas atau operasi. Tiap aktivitas atau perasi
ini membutuhkan alokasi sumber daya tertentu selama periode waktu tertentu yang
sering disebut dengan waktu proses. Ginting (2007: 255)

Menurut ( Ir Ardiansyah, 2018 ) Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui


sebelum pekerjaan dapat dijadwalkan, yaitu:
a) Jumlah dan jenis pekerjaan yang harus diselesaikan selama periode tertentu.
Jumlah dan jenis pekerjaan ini sangat tergantung pada rencana produksi
yang disusun serta negosiasi antara perusahaan dengan pelanggan.
b) Perkiraan waktu penyelesaian suatu pekerjaan (Processing Time), perkiraan
waktu penyelesaian pekerjaan ini merupakan masukan yang sangat penting
dalam proses penjadwalan pekerjaan. Perkiraan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan seringkali digunakan untuk menentukan prioritas pekerjaan yang
akan dikerjakan terlebih dahulu. Sumber perkiraan dapat berupa data waktu
baku yang dimiliki perusahaan atau estimasi supervisor berdasarkan
pengalaman.
c) Batas waktu (Due Date) penyelesaian pekerjaan. Batas waktu selesainya
suatu pekerjaan penting diketahui untuk memperkirakan kelambatan yang
mungkin akan terjadi. Besaran ini menjadi penting terutama untuk
mengantisipasi denda/penalti yang mungkin timbul akibat keterlambatan
pengiriman.
d) Situasi pekerjaan yang dihadapi, terdapat beberapa macam situasi yang
dihadapi dalam membuat penjadwalan, yaitu penjadwalan pekerjaan di satu
prosesor, penjadwalan pekerjaan di beberapa prosesor seri, penjadwalan
pekerjaan di beberapa prosesor paralel. Atau penjadwalan pekerjaan
difasilitas produksi job-shop.

1.9. Penjadwalan Menurut Aliran Prosesnya


Menurut ( LA Ika, 2018 ) berdasarkan pola aliran prosesnya, penjadwalan
dibagi menjadi dua, yaitu Job Shop Scheduling dan Flow Shop Scheduling.
1. Job Shop Scheduling (Process-focus/Intermittent Process)
Proses produksi yang terputus-putus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
 Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah yang sangat kecil
dengan variasi yang sangat besar.
 Menggunakan sistem peralatan berdasarkan fungsi dalam proses
produksi yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang
disebut dengan process lay out atau departementation by equipment.
 Mesin-mesin yang digunakan bersifat umum yang dapat
mengklasifikasikan bermacam-macam produk dengan variasi yang
hampir sama.
 Proses produk tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan
salah satu mesin/peralatan.
 Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar terhadap pekerjaan yang
bermacam-macam.
 Biasanya persediaan bahan mentahnya tinggi
 Sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak balik sehingga
diperlukan ruang gerak yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan
dalam proses yang besar. Berdasarkan teori tersebut, dapat
disimpulkan kelebihan proses Job Shop, antara lain: Mesin-mesin
yang digunakan bersifat umum, dapat memproses banyak variasi
produk Sedangkan kekurangan proses Job Shop, antara lain:
Kombinasi urutan pengerjaan lebih banyak.

2. Flow Shop Scheduling (Product-focus/Continuous Process)


Ciri-ciri proses produksi yang terus menerus adalah sebagai berikut:
 Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah yang besar dan sudah
distandarisasi
 Sistem yang digunakan pada proses produksi ini berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product
lay out atau departementation by product.
 Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin-
mesin yang bersifat khusus, yang biasa disebut special purpose
machine.
 Proses produksi akan terhenti bila salah satu mesin/peralatan terhenti
atau rusak.
 Persediaan bahan mentah dan baan dalam proses lebih rendah dari
Intermittent Process
 Proses ini membutuhkan maintenance spesial yang mempunyai
pengetahuan dari pengalaman yang banyak karena mesin yang
dipakai bersifat khusus

1.10. Menentukan Waktu Optimal


Menurut (Gilang Ramadhan, dkk. 2015 ) Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan sebagai pedoman simulasi dalam rangka menentukan prioritas
terbaik. Namun demikian, sangat sulit dalam mencari metode terbaik atau optimal
karena setiap metode menghasilkan hasil yang berbeda, tergantung parameter yang
ingin dioptimalkan atau tujuan yang ingin dicapai. Untuk pekerjaan yang
diselesaikan menggunakan satu mesin, beberapa metode yang dapat digunakan
dalam aturan prioritas adalah sebagai berikut:
1) First Come First Serve (FCFS).
2) Eariest Due Date (EDD).
3) Shortest Processing Time (SPT).
4) Longlest Processing Time (LPT).
5) Critical Ratio (CR).

1) Pengertian FCFS
Menurut ( Gilang, 2015 ) First Come First Serve (FCFS) metode First Come
First Serve (FCFS) mempunyai aturan yaitu memprioritaskan pekerjaan yang
datang lebih dulu untuk diproses lebih dahulu. Metode ini mengacu kepada konsep
keadilan sebagai kelebihannya, karena pekerjaan yang datang lebih dahulu akan
diprioritaskan untuk dikerjakan. Kelemahan dari metode ini adalah mengabaikan
informasi penting tentang batas tanggal pengiriman dan waktu proses yang
dibutuhkan

2) SPT (Shortest Processing Time)


Menurut Indah Suprihatin ( 2016 ), SPT yaitu metode pengerjaan pesanan
berdasarkan waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu proses
tercepat atau terpendek diselesaikan terlebih dahulu. Berikut adalah tabel
penghitungan berdasarkan metode FCFS.

Tabel 2.1. Pengurutan Berdasarkan Metode SPT


No Urutan Waktu Aliran Batas Waktu Keterlambatan
Pekerjaan pemrosesan waktu Pengerjaan

Sumber: Heizer dan Render, 2005


Tabel 2.1 tersebut digunakan untuk menghasilkan ukuran efektifitas sebagai
berikut:
a) Waktu penyelesaian rata-rata
Waktu penyelesaian rata-rata dihitung dari jumlah aliran waktu total
semua pekerjaan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata waktu
penyelesaian yang rendah dapat memperkecil jumlah persediaan dalam
proses yang akhirnya mempercepat pelayanan.
Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran tota ( 1 )
Jumlah pekerjaan
b) Utilisasi
Utilisasi adalah perbandingan antara jumlah waktu proses total
semua pekerjaan dengan jumlah aliran waktu total. Semakin tinggi
presentase utilisasi maka tingkat penyelesaian pekerjaan semakin baik dan
cepat.
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total (2)
Jumlah waktu aliran total
c) Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem
Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem adalah rata-rata jumlah
pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun yang sedang
diproses) dari awal sampai akhir pekerjaan terakhir selesai diproses. Rata-
rata jumlah pekerjaan yang sedikit menunjukkan sistem dalam keadaan
longgar atau tidak penuh.
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total (3)
Jumlah waktu proses total

d) Keterlambatan pekerjaan rata-rata


Keterlambatan pekerjaan rata-rata dihitung dari jumlah hari
keterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan
yang rendah menunjukkan waktu pengiriman yang lebih cepat.
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan

1.11. LPT (Longest Processing Time)


Menurut Indah Suprihatin ( 2016 ), LPT merupakan proses pengurutan
pesanan berdasarkan waktu pemrosesan terpanjang, yaitu pekerjaan dengan waktu
proses yang panjang akan diutamakan dan didahulukan.
Tabel 2.2 Pengurutan Berdasarkan Metode LPT
No Urutan Waktu Aliran Batas Waktu Keterlambatan
Pekerjaan pemrosesan waktu Pengerjaan

Sumber: Heizer dan Render, 2005


Tabel 2.2 tersebut digunakan untuk menghasilkan ukuran efektifitas sebagai
berikut:
a) Waktu penyelesaian rata-rata
Waktu penyelesaian rata-rata dihitung dari jumlah aliran waktu total
semua pekerjaan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata waktu
penyelesaian yang rendah dapat memperkecil jumlah persediaan dalam
proses yang akhirnya mempercepat pelayanan.
Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
b) Utilisasi
Utilisasi adalah perbandingan antara jumlah waktu proses total
semua pekerjaan dengan jumlah aliran waktu total. Semakin tinggi
presentase utilisasi maka tingkat penyelesaian pekerjaan semakin baik dan
cepat.
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
c) Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem
Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem adalah rata-rata jumlah
pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun yang sedang
diproses) dari awal sampai akhir pekerjaan terakhir selesai diproses. Rata-
rata jumlah pekerjaan yang sedikit menunjukkan sistem dalam keadaan
longgar atau tidak penuh.
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah waktu proses total

d) Keterlambatan pekerjaan rata-rata


Keterlambatan pekerjaan rata-rata dihitung dari jumlah hari
keterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan
yang rendah menunjukkan waktu pengiriman yang lebih cepat.
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan

1.12. Line Balancing


Line balancing merupakan metode untuk menyeimbangkan penugasan
beberapa elemen kerja dari suatu lintasan perakitan ke stasiun kerja untuk
meminimunka banyaknya stasiun kerja dan meminimumkan total waktu menunggu
(idle time) pada keseluruhan stasiun kerja pada tingkat output tertentu (Afriadie
firmansyah, 2018).

1.13. Precedence diagram


Merupakan gambaran secara grafis dari urutan kerja operasi kerja#
sertaketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan
pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. Adapun tanda-
tanda yang dipakai sebagai berikut :
a) Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk
mempermudah identifikasi dari suatu proses operasi
b) Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi.
Dalam hal ini operasi yang berada pada pangkal panah berarti mendahului
operasi kerja yang ada pada ujung anak panah
c) Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap operasi

1.14. Peneliti Terdahulu


Adapun para peneliti terdahulu sebagai berikut :
No Kategori Uraian
1 Penulis R. Bagus Yosan dan Herman Erwandi
Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode
Judul Fcfs, Edd, Spt Dan Lpt Untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja
Metode Metode Fcfs, Edd, Spt Dan Lpt
Tahun 2002
Hasil Penelitian dapat menekan seminimal mungkin ongkos material
handling perusahaan, tercapainya efisiensi dan
efektivitas dalam proses produksi dapat memenuhi
kebutuhan pasar, untuk memenuhi kebutuhan tersebut
perusahaan di tuntut untuk dapat mengerjakan pesanan
dalam waktu yang telah di tentukan sehingga
penjadwalan produksi dapat membantu pencapaian
tersebut dengan memperhatikan sumber daya yang
tersedia, waktu yang disediakan untuk memproduksi
barang dengan memperhatikan biaya produksi.
Pada peneliti terdahulu menggunakan metode FSFS,
Perbedaan Peneliti SPT, LPT dan EDD , sedangkan perbedaan pada
dan Penulis penelitian ini adalah menggunakan metode LPT dan
SPT serta bentuk desain Line Balancing
Penulis Bennydiktus Agung Irvantoro & J. Ellyawati
Tahun 2016
Penerapan Metode Asas Prioritas Pada Proses
Judul Produksi Studi Pada Koperasi Batur Jaya, Kabupaten
Klaten, Provinsi Jawa Tengah
SPT (Shortest Processing Time), LPT (Longest
Processing Time), FCFS (First Come First Served),
EDD (Earliest Due Date) dengan menganalisis kriteria
Metode efektifitas penjadwalan menggunakan software POM
2 for Windows 3.0 yaitu Average Completion Time,
Utilization, Average Number of Jobs in the System,
dan Average Lateness
Metode asas prioritas SPT unggul dari keseluruhan
kriteria efektifitas dengan nilai Average Completion
Hasil Penelitian Time selama 2 hari 13,28 jam, Utilization sebesar 7%,
Average Number of Jobs in the System senilai 14,64
jobs, dan Average Lateness selama 1 hari 17,63 jam.
Perbedaan Peneliti Metode pada penelitian ini di tambah dengan software
dan Penulis POM
Penulis Indah Suprihatin
Tahun 2016
Analisis Penjadwalan Produksi Menggunakan Metode
3
FCFS ( Fisrt Come First Served ) SPT ( Shortest
Judul
Processing Time ), LPT ( Longest Processing Time ),
dan EDD ( Earliest Due Date ) Pada Iyan Jaya
Garment Jember
FCFS, SPT, LPT, EDD dengan menggunakan
Metode
Microsoft Excel
Metode SPT ( Shortest Processing Time ) memilik
waktu alir rata rata dan keterlambatan rata rata lebih
cepat di bandingkan dengan metode lainnya, serta
memiliki unit terlambat paling sedikit. Metode SPT
Hasil Penelitian memiliki waktu penyelesaian rata rata selama 46,6 hari
presentase utilisasi sebesar 49,6 %. Jumlah pekerjaan
rata rata dalam sistem sebesar 1,9 pekerjaan, dan
memeiliki keterlambatan pekerjaan rata rata selama
21,7 hari.
Penelitian ini ditambah dengan metode CR (Critical
Perbedaan Peneliti Ratio) adalah pekerjaan yang diproses berdasarkan
dan Penulis nilai rasio terkecil yang dihasilkan dari sisa batas
waktu dan sisa waktu untuk proses.
Penulis Udisubakti Ciptomulyono
Tahun 2008
Penjadwalan Produksi Pada Mesin Paralel dalam
Judul
Proses Pembuatan Produk Botol Kemasan
Metode LPT, SPT dan EDD
Metode LPT merupakan metode yang paling baik
4 untuk diterapkan yaitu mengurangi nketerlambatan
maksimumselama 112,27 jam, maskepan selama
Hasil Penelitian
101,93 jam, jumlah keterlambatan untuk pekerjaan dan
rata rata keterlambatan sebesar 4,67 jam kerja bulan
juni.
Perbedaan Peneliti
Peniliti hanya menggunakan LPT, SPT dan EDD
dan Penulis
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
3.1 Diagram Penelitian
Studi pustaka :
• Buku
• Referensi mengenai pembangunan • Jurnal
kapal • Paper
• Studi tentang LPT & SPT
• Line Balancing

• Data Kapal
• Schedulling
Metode LPT & SPT

Pengumpu

Ya
Desain Line Balancing

Kesimpulan dan saran

selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian Secara Umum


3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini yaitu penjadwalan pada proses pembangunan kapal
HARBOR TUG 3200 HP yang dikerjakan di PT Orela Shipyard dengan
menggunakan metode LPT dan SPT untuk menentukan penjadwalan proses
produksi saat terjadi keterlambatan karna adanya pengurangan pegawai sehingga di
dapatkan waktu yang optimal dan menentukan bentuk desain line balancing untuk
aliran pekerjaan.

3.3 Jenis Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang didasari oleh
kenyataan bahwa data penelitian merupakan data statistik yang berupa angka-
angka. Penelitian kuantitatif merupakan proses untuk mendapatkan kebenaran yang
harus dilandasi oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika, berpikir
empiris dan fakta (Mudlofar, 2016).

3.4 Data Penelitian


Adapun data – data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini ada 2
meliputi :
a. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Data Gambar Blok Kapal HARBOR TUG 3200 HP
2) Data Penjadwalan pembangunan kapal HARBOR 3200 HP

b. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Data yang didapatkan berupa gambaran umum perusahaan (pendukung),
referensi mengenai pembangunan kapal baru, studi jurnal tentang metode
LPT & SPT dan data-data yang akhirnya mengacu pada bentuk desain line
balancing

3.5 Sumber Data Penelitian


Adapun sumber data penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Para karyawan yang ada di PT. Orela Shipyard khususnya dibagian produksi
dan bagian yang terkait dalam penelitian ini.
b. Penelitian ini dilakukan di PT. Orela Shipyard, sumber data penelitian ini
didapatkan melalui informasi serta data dari pihak manajemen perusahaan .

3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian


Untuk mendapatkan berbagai macam data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain :
a. Penelitian Lapangan
Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mendatangi lokasi
penelitian dan melakukan kegiatan pengumpulan data.
b. Wawancara
Memberikan butir item pertanyaan kepada pihak manajer dan beberapa
karyawan yang bekerja di PT. Orela Shipyard. Adapun daftar pertanyaan yang
diberikan terkait dengan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, antara
lain :
1) Alur Proses pekerjaan kapal di PT Orela Shipyard
2) Keterlambatan – keterlambatan yang terjadi pada proses pembangunan
kapal HARBOR TUG 3200 HP

3.7 Teknik Pengolahan Data Penelitian


a. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan pengumpulan data penelitian yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah :
1) Data kapal HARBOR TUG 3200 HP
2) Data Penjadwalan kapal HARBOR TUG 3200 HP
3) Ketrelambatan dalam proses pembangunan kapal HARBOR TUG 3200 HP
b. Pengolahan Data
Berdasarkan penjelasan pengumpulan data diatas, adapun pengolahan analisis
data penelitian sebagai berikut :
1) Data kapal yang di peroleh yaitu sketch gambar Kapal HARBOR TUG 3200
HP
2) Data Penjadwalan nantinya akan menjadi acuan untuk pengolahan
selanjutnya yaitu mencari letak posisi keterlambatan proses pembangunan
kapal dan di olah dengan metode yang digunakan untuk mendapatkan waktu
optimal
3) Adapun untuk mencari waktu optimal pekerjaan pada proses keterlambatan
di kerjakan dengan metode sebagai berikut :
 SPT ( Shortest Processing Time )
 LPT ( Longest Processing Time )
 Desain Line Balancing yang akan di gunakan untuk aliran proses
pekerjaan dengan melihat hasil dari LPT dan SPT
c. Analisis dan Pembahasan
Setelah dilakukannya pengolahan data maka tahapan selanjutnya adalah
analisis dan pembahasan terhadap hasil yang telah di dapatkan. Adapun dari
penjelasan tahapan analisis dan pembahasan sebagai berikut :
1) Analisis dan Pembahasan
Setelah dilakukan perhitungan pada metode LPT dan SPT maka
peneliti selanjutnya akan melakukan bentuk desain aliran produksi yaitu
dengan diagram precedence
2) Usulan Perbaikan
Pada tahapan ini peneliti memberikan usulan perbaikan yang
menyebabkan keterlambatan produksi kapla HARBOR TUG 3200 HP di
PT.Orela Shipyard. Bentuk usulan perbaikan didasarkan hasil dari studi
literatur dengan melihat kondisi perusahaan dan kebijakan perusahaan
3.8 Rencana atau Jadwal Penelitian
Augst Sep Oct Nov
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul dan
1
kualifikasi
Pelaksanaan
2
Penelitian
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan Data
Analisis dan
5
Kesimpulan
6 Penyusunan Laporan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT ABC


PT ABC merupakan perusahaan galangan kapal yang bertempat di
Surabaya yang mana perusahaaan ini menerima pembuatan kapal baru maupun
reparasi kapal. Perusahaan yang sudah beroperasi sejak 1995 ini sudah banyak
menorehkan prestasinya dari pembuatan kapal tanker, cargo, dan lain sebagainya.
Saat ini perusahaan ini sedang mengerjakan salah satu kapal milik PT Pertamina.
PT Pertamina kini sedang membangun beberapa unit kapal seperti salah
satunya HARBOUR TUG 3200 HP, karena PT Pertamina sendiri kini sedang
mengembangkan sayapnya pada 2026 yang akan mendatang menjadi perusahaan
jasa maritim yang terintregasi skala global sebagai terobosan terbaru untuk mencari
peluang – peluang bisnis baik di lingkungan pertamina group maupun diluar
pertamina group.
Pada penelitian ini akan difokuskan pada proses pembangunan kapal baru
khususnya pada penjadwalan, sebagai penentuan proses pekerjaan dengan waktu
terlama atau terpendek dulu yang didahulukan sehingga mendapatkan waktu yang
efektif supaya tidak terjadi kemoloran yang dapat merugikan perusahaan.

4.2 Pengambilan Data dan Wawancara


1.1.1. Perencanaan Perhitungan Penjadwalan
Perencanaan Perhitungan penjadwalan dilakukan untuk menegetahui
proses pekerjaan pembangunan kapal baru khususnya pada proses produksi yaitu
pekerjaan fabrikasi, assembly dan erection dengan waktu yang efektif supaya
perusahaan tidak rugi karena adanya kemoloran dalam proses pekerjaan. Dalam
perhitungan ini waktu yang dihitung adalah proses pekerjaan produksi dengan
waktu terpendek hingga terpanjang pada setiap tahap fabrikasi, assembly dan
erection.
Data yang di peroleh dalam hal ini :
 Schedulling Kapal Harbour Tug 3200 HP
 Biaya pembuatan kapal Harbour Tug 3200 HP
Berikut adalah data penjadwalan pekerjaan kapal HARBOUR Tug 3200 HP
yang dikerjakan PT ABC :
Tabel 4.1 Jadwal pembangunan kapal Harbor Tug 3200 Hp
Jenis Total
No Blok Dimulai Akhir
Pekerjaan ( Hari )
Blok A 1 19 November 2019 25 November 2019 5 Hari
Blok A 2 11 November 2019 15 November 2019 5 Hari
Blok A 3 1 November 2019 7 November 2019 5 Hari
Blok A 4 29 Oktober 2019 4 November 2019 5 Hari
Blok A 5 6 November 2019 12 November 2019 5 Hari
1 Fabrikasi
Blok A 6 27 November 2019 3 Desember 2019 5 Hari
Blok B 1 22 November 2019 28 November 2019 5 Hari
Blok B 2 14 November 2019 20 November 2019 5 Hari
Blok C 1 9 Desember 2019 13 Desember 2019 5 Hari
Blok SK 3 Desember 2019 5 Desember 2019 3 Hari
Blok A 1 28 November 2019 25 Desember 2019 20 Hari
Blok A 2 20 November 2019 17 Desember 2019 20 Hari
Blok A 3 12 November 2019 16 Desember 2019 25 Hari
Blok A 4 7 November 2019 11 Desember 2019 25 Hari
Blok A 5 15 November 2019 19 Desember 2019 25 Hari
2 Assembly
Blok A 6 6 Desember 2019 1 januari 2020 30 Hari
Blok B 1 3 Desember 2019 30 Desember 2019 20 Hari
Blok B 2 25 November 2019 20 Desember 2019 20 Hari
Blok C 1 18 Desember 2019 14 Januari 2020 20 Hari
Blok SK 10 Desember 2019 30 Desember 2019 15 Hari
3 Erection Blok A 1 18 Februari 2020 16 Maret 2020 20 Hari
Blok A 2 21 Januari 2020 17 Februari 2020 20 Hari
Blok A 3 24 Desember 2019 20 Januari 2020 20 Hari
Blok A 4 19 Desember 2019 23 Desember2019 3 Hari
Blok A 5 10 Desember 2019 30 Desember 2019 20 Hari
Blok A 6 10 Desember 2019 30 Desember 2019 20 Hari
Blok B 1 15 Hari
Blok B 2 15 Hari
Blok C 1 15 Hari
Blok SK 15 Hari
Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan waktu proses pekerjaan poroduksi yang terdapat
pada bagian fabrikasi, assembly dan erection, Dimana pada setiap bagian proses
produksi terdapat beberapa blok yang harus dikerjakan yaitu blok A1, A2, A3, A5,
A6, B1, B2, C1, dan SK. Selanjutnyan yaitu menghting durasi pekerjaan dengan
menggunakan metode Longert Process Time dan Shortest Processing Time.

1.1.2. Shortest Procesing Time


Pada Shortest Processing Time akan menghitung proses pekerjaan yang
membutuhkan terpendek yang akan dikerjakan terlebih dahulu hingga proses
pekerjaan yang membutuhkan waktu yang terlama.
a. Perhitungan pada saat fabrikasi:
Tabel 4.2 Perhitungan pembangunan kapal saat Fabrikasi
Jenis Waktu Aliran Batas Waktu
No Nama Blok Keterlambatan
Pekerjaan Pemrosesan waktu Pengerjaan
1 Blok SK 3 Hari 3 Hari 4 Hari 1 Hari
2 Blok A 1 5 Hari 8 Hari 7 Hari 2 Hari
3 Blok A 2 5 Hari 13 Hari 7 Hari 2 Hari
4 Blok A 3 5 Hari 18 Hari 7 Hari 2 Hari
5 Blok A 4 5 Hari 23 Hari 7 Hari 2 Hari
6 Blok A 5 Fabrikasi 5 Hari 28 Hari 7 Hari 2 Hari
7 Blok A 6 5 Hari 33 Hari 7 Hari 2 Hari
8 Blok B 1 5 Hari 38 Hari 7 Hari 2 Hari
9 Blok B 2 5 Hari 43 Hari 7 Hari 2 Hari
10 Blok C 1 5 Hari 48 Hari 7 Hari 2 Hari
48 Hari 255 Hari 67 Hari 19 Hari

Aturan SPTmenghasilkan efektifitas sebagai berikut :


Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan

= 255
10
= 25,5 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 48
255
= 18 %
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah waktu proses total
= 255
48
= 5,3 Pekerjaan
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Shotest
Processing dengan jenis pekerjaan fabrikasi menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 25,5 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 5,3 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 18 %

b. Perhitungan pada saat assembly:


Tabel 4.2 Perhitungan pembangunan kapal saat Assembly
Jenis Waktu Aliran Batas Waktu
No Nama Blok Keterlambatan
Pekerjaan Pemrosesan waktu Pengerjaan
1 Blok SK 15 Hari 15 Hari 16 Hari 1 Hari
2 Blok A 1 20 Hari 35 Hari 22 Hari 2 Hari
3 Blok A 2 20 Hari 55 Hari 22 Hari 2 Hari
4 Blok B 1 20 Hari 75 Hari 22 Hari 2 Hari
5 Blok B 2 20 Hari 95 Hari 22 Hari 2 Hari
6 Blok C 1 Assembly 20 Hari 115 Hari 22 Hari 2 Hari
7 Blok A 3 25 Hari 140 Hari 27 Hari 2 Hari
8 Blok A 4 25 Hari 165 Hari 27 Hari 2 Hari
9 Blok A 5 25 Hari 190 Hari 27 Hari 2 Hari
10 Blok A 6 30 Hari 220 Hari 32 Hari 2 Hari
220 Hari 1.105 Hari 239 Hari 19 Hari

Aturan LPT menghasilkan efektifitas sebagai berikut :


Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
= 1.105
10
= 110,5 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 220
1.105
= 19 %
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah waktu proses total
= 1.105
220
= 5 Pekerjaan
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Shotest
Processing Time dengan jenis pekerjaan assembly menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 110,5 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 5 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 19 %

c. Perhitungan pada saat erection :


Tabel 4.3 Perhitungan pembangunan kapal saat Erection
Jenis Waktu Aliran Batas Waktu
No Nama Blok Keterlambatan
Pekerjaan Pemrosesan waktu Pengerjaan
1 Blok A 4 3 Hari 3 Hari 5 Hari 2 Hari
2 Blok B 1 15 Hari 18 Hari 17 Hari 2 Hari
3 Blok B 2 15 Hari 33 Hari 17 Hari 2 Hari
4 Blok C 1 15 Hari 48 Hari 17 Hari 2 Hari
5 Blok SK 15 Hari 63 Hari 16 Hari 1 Hari
6 Blok A 1 Erection 20 Hari 83 Hari 22 Hari 2 Hari
7 Blok A 2 20 Hari 103 Hari 22 Hari 2 Hari
8 Blok A 3 20 Hari 123 Hari 22 Hari 2 Hari
9 Blok A 5 20 Hari 143 Hari 22 Hari 2 Hari
10 Blok A 6 20 Hari 163 Hari 22 Hari 2 Hari
163 Hari 780 Hari 182 Hari 19 Hari
Aturan LPT menghasilkan efektifitas sebagai berikut :
Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
= 780
10
= 78 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 163
780
= 20 %
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah waktu proses total
= 780
163
= 4,7 Pekerjaan
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Shotest
Processing Time dengan jenis pekerjaan erection menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 78 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 4,7 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 20 %

1.1.3. Longest Procesing Time


Pada Longest Processing Time akan menghitung proses pekerjaan yang
membutuhkan lama yang akan dikerjakan terlebih dahulu hingga proses
pekerjaan yang membutuhkan waktu yang terpendek.
Adapun rumus yang diapaki adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan pada saat Fabrikasi:
Tabel 4.4 Perhitungan pembangunan kapal saat Fabrikasi
Waktu Aliran
Jenis Batas Waktu
No Nama Blok pemrosesan waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan

1 Blok A 1 Fabrikasi 5 Hari 5 Hari 7 Hari 2 Hari


2 Blok A 2 5 Hari 10 Hari 7 Hari 2 Hari
3 Blok A 3 5 Hari 15 Hari 7 Hari 2 Hari
4 Blok A 4 5 Hari 20 Hari 7 Hari 2 Hari
5 Blok A 5 5 Hari 25 Hari 7 Hari 2 Hari
6 Blok A 6 5 Hari 30 Hari 7 Hari 2 Hari
7 Blok B 1 5 Hari 35 Hari 7 Hari 2 Hari
8 Blok B 2 5 Hari 40 Hari 7 Hari 2 Hari
9 Blok C 1 5 Hari 45 Hari 7 Hari 2 Hari
10 Blok SK 3 Hari 48 Hari 5 Hari 1 Hari
48 Hari 273 Hari 68 Hari 19 Hari

Aturan LPT menghasilkan efektifitas sebagai berikut :


Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
= 273
10
= 27,3 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 48
273
= 17 %
Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah waktu proses total
= 273
48
= 5,6 Pekerjaan
Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan
Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Longest
Processing Time dengan jenis pekerjaan fabrikasi menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 27,3 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 5,6 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 19 %

b. Perhitungan pada saat Assembly:


Tabel 4.4 Perhitungan pembangunan kapal saat Assembly
Waktu Aliran
Jenis Batas Waktu
No Nama Blok pemrosesan waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan

1 Blok A 6 30 Hari 30 Hari 32 Hari 2 Hari


2 Blok A 3 25 Hari 55 Hari 27 Hari 2 Hari
3 Blok A 4 25 Hari 80 Hari 27 Hari 2 Hari
4 Blok A 5 25 Hari 105 Hari 27 Hari 2 Hari
5 Blok A 1 20 Hari 125 Hari 22 Hari 2 Hari
Assembly
6 Blok A 2 20 Hari 145 Hari 22 Hari 2 Hari
7 Blok B 1 20 Hari 165 Hari 22 Hari 2 Hari
8 Blok B 2 20 Hari 185 Hari 22 Hari 2 Hari
9 Blok C 1 20 Hari 205 Hari 22 Hari 2 Hari
10 Blok SK 15 Hari 220 Hari 17 Hari 1 Hari
220 Hari 1.315 Hari 240 Hari 19 Hari

Aturan LPT menghasilkan efektifitas sebagai berikut :


Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
= 1.315
10
= 131,5 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 220
1.315
= 16 %

Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total


Jumlah waktu proses total
= 1.315
220
= 5,9 Pekerjaan

Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Longst
Processing Time dengan jenis pekerjaan assembly menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 131,5 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 5,9 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 16 %

c. Perhitungan pada saat Erection:


Tabel 4.5 Perhitungan pembangunan kapal saat erection
Waktu Aliran
Jenis Batas Waktu
No Nama Blok pemrosesan waktu Keterlambatan
Pekerjaan Pengerjaan

1 Blok A 1 Erection 20 Hari 20 Hari 22 Hari 2 Hari


2 Blok A 2 20 Hari 40 Hari 22 Hari 2 Hari
3 Blok A 3 20 Hari 60 Hari 22 Hari 2 Hari
4 Blok A 5 20 Hari 80 Hari 22 Hari 2 Hari
5 Blok A 6 20 Hari 100 Hari 22 Hari 2 Hari
6 Blok B 1 15 Hari 115 Hari 17 Hari 2 Hari
7 Blok B 2 15 Hari 130 Hari 17 Hari 2 Hari
8 Blok C 1 15 Hari 145 Hari 17 Hari 2 Hari
9 Blok SK 15 Hari 160 Hari 17 Hari 2 Hari
10 Blok A 4 3 Hari 163 Hari 5 Hari 1 Hari
163 Hari 1.013 Hari 183 Hari 19 Hari

Aturan LPT menghasilkan efektifitas sebagai berikut :


Waktu penyelesaian rata – rata = Jumlah waktu aliran total
Jumlah pekerjaan
= 1.013
10
= 101,3 Hari
Utilitas ( % ) = Jumlah waktu proses total
Jumlah waktu aliran total
= 163
1.013
= 16 %

Jumlah job rata – rata = Jumlah waktu aliran total


Jumlah waktu proses total
= 1.013
163
= 6,2 Pekerjaan

Keterlambatan job rata – rata = Jumlah hari keterlambatan


Jumlah pekerjaan
= 19
10
= 1,9 Hari
Dari hasil perhitungan proses pekerjaan dengan menggunakan metode Longest
Processing Time dengan jenis pekerjaan erection menunjukkan bahwa Waktu
penyelesaian rata – rata proses pekerjaan pembangunan kapal Harbour Tug 3200
Hp adalah 101,3 hari dengan jumlah job rata – rata yaitu 6,2 pekerjaan dan
mempunyai keterlambatan pekerjaan 1,9 hari dengan utilitas 16 %

1.1.4. Perhitungan produktivitas pembangunan kapal Harbour Tug 3200 Hp


Tabel 4.6 Perhitungan biaya produktivitas
No Pernyataan 2019 2020 I/O
Biaya Karyawan Rp. 2.500.000.000 Rp. 6.000.000.000
1 I
Langsung
Biaya Karyawan tidak Rp. 4.500.000.000 Rp. 7.000.000.000
2 I
langsung
Jasa Pembangunan Rp. Rp.
3 O
kapal Baru 20.000.000.000 40.000.000.000
Biaya Produksi Rp. Rp.
4 ( material, komponen, 11.000.000.000 23.000.000.000 I
dd )
Biaya Perlatan ( alat Rp. 1.500.000.000 Rp. 2.500.000.000
5 I
berat, Pengelasan dll )
6 Biaya Administrasi Rp. 75.000.000 Rp. 150.000.000 I
Biaya Utility ( Air, Rp. 70.000.000 Rp. 100.000.000
7 I
Listrik, dll )
Keterlambata Rp. 10.000.000 Rp.10.000.000
8 I
perminggu

Output Rp. 20.000.000.000 Rp. 40.000.000.000


Input Rp. 19.645,000.000 Rp. 38.750.000.000
Output / Input 1,01910828025 1,03225806452
Indeks Produkstivitas 100 101
Pada Tahun 2020 terjadi kenaikan produktivitas sebesar 1 %

Anda mungkin juga menyukai