Disusun Oleh:
Kelompok 2 | ABT 1C
Anggota:
1. Sintia Pratiwi (2305421025)
2. Narsya Mei Hardita (2305421029)
3. Aqillatul Khayana (2305421060)
4. Nabila Zalfa Sadari (2305421067)
5. Amanda Finalistiani Putri (2305421107)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, peneliti
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Sistem Demokrasi Pancasila pada
Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga di Politeknik Negeri Jakarta dengan tepat
waktu. Makalah ini membahas mengenai penerapan demokrasi dalam organisasi Himpunan
Administrasi Niaga sehingga pembaca dapat mengetahui penerapan demokrasi di dalam
sebuah organisasi.
Dalam penyusunan makalah, peneliti tak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu
dari awal hingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nining Latianingsih, S.H., M.H selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pancasila,
2. Muhamad Rohadi selaku narasumber dari Himpunan Jurusan Administrasi Niaga
Angkatan 2022/2023,
3. anggota kelompok yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan makalah ini,
4. orang tua peneliti yang sudah mendoakan dan mendukung agar pembuatan makalah ini
berjalan dengan lancar,
5. serta teman-teman Administrasi Bisnis Terapan 1C yang namanya tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu, peneliti berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan pembuatan karya tulis yang akan
datang. Peneliti mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang kurang berkenan.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.
Peneliti
i
ABSTRACT
ABSTRAK
ii
Melalui Pemira, perguruan tinggi dapat mengevaluasi tingkat implementasi demokrasi
dan memperbaiki sistem yang ada. Demokrasi merupakan prinsip dasar di Pemira, dimana
keputusan diambil berdasarkan suara mayoritas. Pemira menawarkan kesempatan mahasiswa
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan terkait kehidupan kampus.
Dalam konteks ini, Pemira juga berfungsi sebagai tolak ukur demokrasi di perguruan tinggi,
mengukur tingkat penghormatan terhadap partisipasi mahasiswa dan kebebasan berekspresi.
Pemira berperan penting dalam mendidik generasi aktivis yang bertanggung jawab dan
demokratis di kampus. Dengan melibatkan mahasiswa dalam proses pemilihan, Pemira juga
dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam kehidupan kampus dan memberikan
pengalaman berharga dalam berdemokrasi. Makalah ini membahas pentingnya Pemira dalam
pendidikan politik mahasiswa, implementasi sistem demokrasi Pancasila, serta manfaat Pemira
dalam membentuk generasi penggerak kampus yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kata Kunci: Demokrasi, Mahasiswa, Pemira
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau
bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan
perantara wakilnya. Secara kontekstual, dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi saat
ini di Indonesia merupakan demokrasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila atau Demokrasi
Pancasila, sesuai dengan kepribadian nasional (Setiawan et al., 2018). Demokrasi
Pancasila, sesuai dengan karakter bangsa yang dimana demokrasi Indonesia memiliki
keunikan tersendiri karena berakar kuat pada prinsip-prinsip Pancasila yang menjadi
landasan demokrasi bangsa. Prinsip demokrasi Indonesia yang berlandaskan Pancasila,
yaitu prinsip Kerakyatan, prinsip Hikmat Kebijaksanaan, prinsip Permusyawaratan, dan
prinsip Perwakilan. Konsep demokrasi Pancasila bukan hanya sekedar bentuk
pemerintahan, namun hal ini melekat pada negara serta sistem hukum di Indonesia.
Dengan ini dapat diketahui dari prinsip-prinsip demokrasi yang dicantumkan dalam
konstitusi negara, khususnya dalam Pembukaan dan Pasal 1 UUD 1945. Berdasarkan
Siaran Pers No. HM.4.6/282/SET.M.EKON.3/08/2023 Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia, Negara Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar
ke-3 di dunia. “Berdasarkan Democracy Report 2022 dari V-Dem Institute, menyatakan
terjadi kemunduran kualitas demokrasi di Asia Tenggara yang mengarah ke rezim
otokratis. Namun, Indonesia tidak akan mengalami rezim otokratis. Indonesia adalah salah
satu negara multi partai di dunia,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
Airlangga Hartarto dalam acara Democracy Dialogue yang diselenggarakan oleh The
Jakarta Post, Senin (7/08).
Demokrasi adalah langkah yang cukup tepat untuk menggambarkan kebebasan
manusia dalam menyampaikan aspirasi dan keinginan untuk memilih. Konsep demokrasi
di tingkat pendidikan terutama pada perguruan tinggi dalam pemilihan ketua himpunan
merupakan wujud dari implementasi nilai-nilai Pancasila serta prinsip demokrasi dalam
mengembangkan jiwa demokrasi pada mahasiswa. Dengan hal ini, beralaskan pemilihan
ketua himpunan merupakan salah satu mekanisme demokratis yang memberikan
kesempatan kepada seluruh warga kampus untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil
keputusan serta pembentukkan kepemimpinan. Salah satunya adalah Pemira AN yaitu
1
Pemilihan Ketua Himpunan Jurusan Administrasi Niaga di Politeknik Negeri Jakarta yang
rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Dalam suatu demokrasi di Indonesia,
khususnya perguruan tinggi tentu melakukan pemungutan suara yang pemilihnya adalah
mahasiswa/i jurusan Administrasi Niaga. Seperti pada rangkaian pemilihan-pemilihan
pada umumnya seperti pemilu, tentunya terdapat rangkaian open tender, verifikasi berkas
dan tes, kampanye, debat, pemungutan suara, perhitungan suara, dan rangkaian-rangkaian
lainnya.
Namun, penerapan demokrasi tentu tidak berjalan mulus melainkan masih terdapat
hambatan-hambatan. Saat berlangsungnya Pemira AN 2022, Covid-19 sedang melanda
Indonesia sehingga Pemira AN 2022 dilaksanakan secara hybrid. Terbatasnya jarak antara
pasangan calon, panitia acara, dan pemilih membuat ketidaklancaran proses sosialisasi
yang diberikan kepada mahasiswa/i sehingga sebagian dari mereka memilih untuk tidak
ikut serta dalam pemilihan suara atau biasa disebut dengan golput (golongan putih).
Dari pemaparan pada latar belakang, peneliti memfokuskan penelitian tersebut dalam
suatu rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut sebagai berikut:
1.3 Tujuan
2
4. Menganalisis peran pemilihan umum dalam partisipasi demokratis dan keterlibatan
mahasiswa dalam pengambilan keputusan di lingkungan akademik.
5. Mengevaluasi proses penyelenggaraan Pemilihan Raya Administrasi Niaga untuk
menentukan keefektifan prosedur dan perbaikan yang mungkin diperlukan.
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
Affan Ghaffar (2000) memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan secara
normatif (demokrasi normative) dan empirik (demokrasi empiric):
a. Demokrasi Normatif merupakan demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan
oleh sebuah negara.
b. Demokrasi Empirik merupakan demokrasi yang diwujudkan pada dunia politik
praktis.
Makna demokrasi sebagai landasan kehidupan bermasyarakat dan bernegara
mengandung makna bahwa rakyatlah yang mengatur persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan negara, karena kebijakan
negaralah yang akan menentukan kehidupan masyarakat. Dengan demikian negara yang
menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan atas dasar keinginan dan
aspirasi rakyat. Dari sudut organisasi, demokrasi adalah pengorganisasian negara yang
dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan ada di tangan
rakyat.
4
2.3 Pengertian Pemilu
Pemilihan umum merupakan salah satu sarana penyaluran hak asasi warga negara yang
sangat prinsipal. Menurut Reynolds, sistem pemilu memiliki tiga tujuan. Pertama, ia
adalah institusi yang digunakan untuk menyeleksi para pengambil keputusan ketika
masyarakat telah menjadi terlalu besar bagi setiap warga negara untuk ikut terlibat dalam
setiap pengambilan keputusan yang mempengaruhi komunitas. Sistem pemilu adalah
metode yang didalamnya terdapat suara-suara yang diperoleh dalam pemilihan
diterjemahkan menjadi kursi-kursi yang dimenangkan dalam parlemen oleh partai-partai
dan para kandidat. Kedua, sistem pemilu juga bertindak sebagai saluran yang melaluinya
sehingga seluruh warga negara dapat menuntut pertanggungjawaban dari para wakil
terpilih mereka. Ketiga, sistem pemilu membantu menetapkan batasan wacana politik yang
dapat diterima dengan mendorong para pemimpin partai untuk menuliskan himbauan
mereka kepada para pemilih dengan cara yang berbeda.
5
BAB 3
METODOLOGI
Untuk menyusun makalah ini tentu peneliti perlu mencari informasi-informasi yang
diperlukan terkait topik penelitian yang peneliti pilih. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif, yaitu metode yang dihasilkan dari data-data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau media-media yang bersangkutan. Studi dokumen
dan wawancara adalah metode kualitatif yang kami rasa cukup untuk meneliti permasalahan
ini. Studi dokumen adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen
untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Sedangkan wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang
berlangsung satu arah, artinya pertanyaan diberikan oleh pihak yang mewawancarai dan
dijawab oleh narasumber.
6
BAB 4
PEMBAHASAN
Pemira merupakan singkatan dari Pemilihan Raya atau dalam lingkup nasional dikenal
dengan Pemilu atau pemilihan umum. Pemira merupakan ajang demokrasi mahasiswa
dengan gambaran proses pemilihan pimpinan lembaga mahasiswa sebagai generasi
penggerak kampus selama periode tertentu secara demokratis yang dilakukan di lingkungan
perguruan tinggi. Hal ini menjadi menjadi salah satu sarana pendidikan politik yang tepat
bagi mahasiswa dimana terdapat implementasi sistem demokrasi yang ada di Indonesia,
yaitu Demokrasi Pancasila. Selain itu, mahasiswa memiliki cara pandangannya sendiri
dalam menentukan pilihan, partisipasi mahasiswa dalam Pemira dapat digunakan sebagai
tolak ukur bagi perguruan tinggi terkait untuk dapat mengetahui sejauh mana demokrasi
yang diterapkan.
Pemira dilakukan satu tahun sekali dengan tujuan untuk memastikan hak dan kewajiban
mahasiswa dalam berpartisipasi pada proses demokrasi dapat terlaksana. Dalam beberapa
kasus, Pemira dilakukan pada pemilihan lembaga eksekutif mahasiswa yaitu Ketua
BEM/Presiden Mahasiswa dan lembaga legislatif mahasiswa yaitu Anggota
Majelis/Dewan Permusyawaratan Mahasiswa yang merupakan badan resmi di kampus
serta berada langsung dibawah naungan perguruan tinggi terkait. Organisasi tersebut yang
nantinya akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke para petinggi perguruan tinggi agar
fungsi dan tujuan perguruan tinggi terkait dapat tercapai.
Seperti hal pada pemilihan umumnya, asas yang digunakan pada Pemira, yaitu:
1. "Langsung" berarti pemilih harus memberikan suaranya secara langsung dan tidak
diwakili.
2. "Umum" berarti semua warga negara yang mempunyai hak pilih dapat ikut serta dalam
pemilihan.
3. "Bebas" berarti pemilih harus memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.
4. "Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia yang hanya
diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
7
4.2 Rangkaian Pemilihan Raya Administrasi Niaga
8
1. Rangkaian kegiatan Tes Tertulis Bakal Paslon 1 dan 2 yang terlaksana
pada:
Hari, tanggal : Senin, 3 Oktober 2022
Waktu : 17.00 WIB-selesai
Lokasi : Nasi Gajah
2. Rangkaian kegiatan Tes Wawancara Bakal Paslon 1 yang terlaksana
pada:
Hari, tanggal : Selasa, 4 Oktober 2022
Waktu : 19.30 WIB-selesai
Lokasi : Google Meet
3. Rangkaian kegiatan Tes Wawancara Bakal Paslon 2 yang terlaksana
pada:
Hari, tanggal : Rabu, 5 Oktober 2022
Waktu : 19.30 WIB-selesai
Lokasi : Google Meet
● Ilhan Davala Evan (ABT 3C) dan Delziba Zahra (ABT 3C) dengan
rincian hasil :
1. Verifikasi Berkas : 26,42%
2. FPT : 21%
3. Wawancara : 26,41%
● Anang Ma'ruf (AB 3B) dan Amella Zainah Mustofa (Bispro 3B)
dengan rincian hasil :
1. Verifikasi Berkas : 24,92%
2. FPT : 18,30%
3. Wawancara : 22%
9
5. Sidang Penetapan Nomor Urut
Melewati rangkaian pemberkasan sebagai syarat telah siap melanjutkan
tahapan selanjutnya, maka ditetapkan urutan bakal calon pada tanggal 10
Oktober 2022 dengan hasil sebagai berikut:
● Pasangan Calon No. Urut 1 : Ilhan Davala Evan (ABT 3C) sebagai
Calon Ketua Himpunan dan Delziba Zahra (ABT 3C) sebagai Calon
Wakil Ketua Himpunan.
● Pasangan Calon No. Urut 2 : Anang Ma'ruf (AB 3B) sebagai Calon
Ketua Himpunan dan Amella Zainah Mustofa (Bispro 3B) sebagai
Calon Wakil Ketua Himpunan.
6. Sosialisasi Struktural
Pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua Himpunan Administrasi Niaga
tahun 2022 nomor urut 1 dan 2 melakukan sosialisasi dengan struktural
Administrasi Niaga. Sosialisasi struktural tersebut diselenggarakan pada:
7. Kampanye
Setelah penetapan calon, paslon mulai melaksanakan kampanye untuk
mempromosikan diri kepada mahasiswa lain dengan mengenalkan Kabinet
Spekta. Kampanye adalah serangkaian upaya komunikasi dan tindakan
terencana yang bertujuan untuk memperoleh dukungan dari khalayak luas yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara terorganisir dalam
suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan secara berkelanjutan dalam
kurun waktu tertentu. Kampanye dapat melibatkan berbagai kegiatan, seperti
debat publik, publikasi di media sosial, atau distribusi pamflet. Proses kampanye
Pemira AN 2022 dilakukan baik secara online maupun offline atau hybrid.
Kampanye ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal
calon dan platform mereka sebelum memilih. Kampanye ini dimulai pada
tanggal 19 Oktober 2022 dan berakhir pada tanggal 27 Oktober 2022. Namun,
terdapat perpanjangan waktu kampanye yang membuat kampanye berakhir pada
tanggal 2 November 2022.
10
8. Eksplorasi Kandidat
Eksplorasi Kandidat adalah suatu rangkaian kegiatan untuk melihat
kemampuan intelegensi dari Calon Ketua dan Wakil Ketua Himpunan
Mahasiswa Administrasi Niaga periode 2022/2023. Rangkaian kegiatan ini
dilaksanakan pada:
11
13. Perhitungan Suara
Setelah pemungutan suara, suara akan dihitung oleh panitia pelaksana dan
hasilnya akan diumumkan. Sehingga, pemimpin baru terpilih untuk memimpin
Himpunan Jurusan Administrasi Niaga selama periode yang ditentukan.
Perhitungan suara dilaksanakan pada hari Selasa, 22 November 2022 yang
dilakukan secara luber jurdil di Auditorium Perpustakaan PNJ dan ditayangkan
live melalui instagram Pemira AN 2022 dengan tujuan agar seluruh mahasiswa
AN dapat melihat proses perhitungan suara tersebut. Berikut adalah hasil dari
penghitungan suara :
1. Paslon Nomor Urut 1 yaitu Ilhan Davala Evan (ABT 3C) dan Delziba
Zahra (ABT 3C) memperoleh suara dengan rincian sebagai berikut:
2. Paslon Nomor Urut 2 yaitu Anang Ma'ruf (AB 3B) dan Amella Zainah
Mustofa (Bispro 3B) mengundurkan diri karena hal lain.
12
November 2022, namun terdapat perpanjangan waktu (extra time) dari tanggal 17-
22 November 2022. Sebelum mahasiswa/i mengikuti pemilihan Calon Ketua dan
Wakil Ketua Himpunan Jurusan Administrasi Niaga terdapat tahapan yang harus
dilalui yaitu:
Pelaksanaan demokrasi tentu tidak berjalan mulus, artinya masih saja terdapat
hambatan-hambatan yang terjadi. Begitupun saat Pemira AN dilaksanakan, terdapat
beberapa hambatan sebagai berikut:
13
1. Terbatasnya Pelaksanaan Pemira AN
Pemira Administrasi Niaga dilaksanakan secara hybrid, yaitu sebagian di rumah
masing-masing (online) dan sebagian di Politeknik Negeri Jakarta (offline). Dengan
pelaksanaan yang dilakukan secara hybrid ini mengakibatkan kurangnya euforia bagi
para pemilih dalam mengikuti rangkaian acara Pemira AN. Selain itu, terbatasnya jarak
antara pasangan calon, panitia acara, dan pemilih membuat ketidaklancaran proses
informasi yang diberikan kepada mahasiswa/i dalam rangkaian acara seperti kampanye,
debat, dan voting sehingga membuat sebagian dari mereka memilih untuk tidak ikut
serta dalam pemilihan suara atau biasa disebut dengan golput (golongan putih).
14
Pancasila merupakan ruh dari demokrasi di Indonesia. Demokrasi sebagai mekanisme
dalam sistem pemerintahan negara untuk mewujudkan kedaulatan rakyat (civil power).
Adanya demokrasi memastikan bahwa warga negara melihat, menghormati, menerima, dan
bekerjasama dalam bentuk persatuan untuk kepentingan bersama yang disebut
“masyarakat” atau “negara”.
15
nomor urut satu, yaitu Ilhan Davala Evan sebagai Calon Ketua Himpunan dan Delziba
Zahra sebagai Calon Wakil Ketua Himpunan. Namun, dapat diketahui dalam sebuah
pemilihan umum tidak dapat hanya satu pasangan saja yang tersedia. Dengan terjadinya
masalah tersebut menyebabkan kurangnya partisipasi yang diberikan oleh mahasiswa aktif
Jurusan Administrasi Niaga, sehingga mahasiswa memilih untuk menjadi golongan putih
atau yang lebih dikenal dengan golput. Mahasiswa menganggap jika hanya terdapat satu
paslon, maka secara otomatis akan terpilih tanpa dilakukannya pemilihan sekalipun.
Panitia dari penyelenggara Pemira tersebut memilih untuk tetap melaksanakan hingga
ditetapkannya seorang pemimpin baru. Berdasarkan nilai pancasila yaitu sila keempat yang
mengandung nilai kerakyatan bahwa, Pemira pada tahun 2022 belum menerapkan sistem
demokrasi yang baik sebagaimana suatu demokrasi tersebut terjadi dalam suatu organisasi.
16
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sebuah organisasi dijalankan dengan adanya seorang pemimpin yang dipilih melalui
suatu pemilihan umum/pemilu. Suatu pemilu dilaksanakan dengan adanya penerapan
suatu demokrasi. Demokrasi berarti bahwa pemilihan dilaksanakan dan dipilih oleh
anggota/masyarakat. Penerapan demokrasi pada Pemira/Pemilihan Raya dalam sebuah
lingkup akademik masih terdapat banyak kekurangan, suatu hambatan tentunya masih
terjadi. Pemira merupakan singkatan dari Pemilihan Raya atau dalam lingkup nasional
dikenal dengan Pemilu atau pemilihan umum. Pemira merupakan ajang demokrasi
mahasiswa dengan gambaran proses pemilihan pimpinan lembaga mahasiswa sebagai
generasi penggerak kampus selama periode tertentu secara demokratis yang dilakukan di
lingkungan perguruan tinggi. Ditinjau melalui narasumber bahwa tingkat partisipasi dari
lingkup akademik tersebut masih kurang, terutama dari kalangan mahasiswa tingkat akhir.
Pelaksanaan dimulai dengan mempersiapkan panitia, kemudian dilanjutkan dengan
pembukaan pendaftaran/open tender pasangan bakal calon dan tahapan lainnya. Namun,
pada pertengahan pelaksanaan rangkaian kegiatan Pemira terdapat hambatan bahwa,
pasangan nomor urut 2, yaitu Anang Ma'ruf sebagai Calon Ketua Himpunan dan Amella
Zainah Mustofa sebagai Calon Wakil Ketua Himpunan menyatakan pengunduran diri
karena paslon tersebut mengalami dua kali kecelakaan dengan waktu yang berbeda,
sehingga menyebabkan terjadinya permasalahan internal mengenai bakal calon yang
tersedia. Namun, pelaksanaan Pemira tetap dilanjutkan dengan kondisi yang pada
umumnya bukan merupakan suatu pemilihan umum. Pelaksanaanya hanya dengan satu
pasangan yaitu nomor urut 1, Ilhan Davala Evan sebagai Calon Ketua Himpunan dan
Delziba Zahra sebagai Calon Wakil Ketua Himpunan. Dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pemilu berdasarkan nilai sila keempat yaitu kerakyatan dalam Pemira AN
belum menerapkan sistem demokrasi yang baik. Faktor penerapan sistem demokrasi dalam
Pemira AN belum terwujud dengan baik, yaitu
1. Saat paslon kedua mengundurkan diri, panitia tetap melaksanakan pemilihan walau
hanya terdapat satu paslon yang melanjutkan. Dalam sebuah pemilihan dapat
diketahui, pemilu dilaksanakan dengan adanya 2/lebih pasangan calon sehingga
pemilih dapat memilih untuk pemimpin berikutnya.
17
2. Panitia belum dapat mengurangi tingkat golongan putih dalam proses pemilihan yang
telah dilakukan oleh para mahasiswa aktif Jurusan Administrasi Niaga. Pemilih
golongan putih lebih banyak berasal dari kalangan mahasiswa tingkat akhir.
3. Pemira AN dilaksanakan secara hybrid yang mengakibatkan kurangnya euforia bagi
para pemilih dalam mengikuti rangkaian acara Pemira AN. Dilaksanakan secara
hybrid karena kondisi pada saat itu masih terbayang-bayang akan kasus Covid-19
yang sedang menyebar luas di Indonesia.
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Adi Setiawan, S. S. (2018, December 31). The Innovation of Democratic Education: The
Development of Learning Approach Based on the Sutan Syahrir’ Thought to Strengthen
Students’ Democratic Attitude. Retrieved from Historical Studies Journal:
https://scite.ai/reports/10.30872/yupa.v2i2.121
Limanseto, H. (2023, Agustus 7). Menjadi Negara Demokrasi Terbesar Ke-3 di Dunia,
Indonesia Mantapkan Stabilitas Politik Nasional Untuk Meningkatkan Perekonomian
dan Taraf Hidup Masyarakat. Retrieved from ekon.go.id:
https://ekon.go.id/publikasi/detail/5295/menjadi-negara-demokrasi-terbesar-ke-3-di-
dunia-indonesia-mantapkan-stabilitas-politik-nasional-untuk-meningkatkan-
perekonomian-dan-taraf-hidup-masyarakat
Polpum (2023, Juni 9). Pengertian Demokrasi, Model, dan Prinsipnya. Retrieved from
polpum.kemendagri.co.id:
https://polpum.kemendagri.go.id/pengertian-demokrasi-model-dan-prinsipnya
Putri, G. A. M., Maharani, S. P., & Nisrina, G. (2022). Literature View Pengorganisasian:
SDM, Tujuan Organisasi dan Struktur Organisasi. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem
Informasi, 3(3), 286-299.
Solihah, Ratnia (2018). Peluang dan Tantangan Pemilu Serentak 2019 dalam Perspektif
Politik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 3(1).
Suryo Sakti Hadiwijoyo (2012). Negara, Demokrasi Dan Civil Society. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Triono (2017, Oktober). Menakar Efektivitas Pemilu Serentak 2019. Jurnal Wacana Politik,
2(2).
19
LAMPIRAN
20
2. Verifikasi Berkas Tahap 1
● Wawancara Online
21
4. Verifikasi Berkas Tahap 2
6. Sosialisasi Struktural
22
7. Kampanye
8. Eksplorasi Kandidat
23
10. Uji Kandidat dan Persetujuan Konpol
Terjadi hambatan sehingga tidak dapat terlaksananya tahap ini.
11. Masa Tenang
24
● Hasil Perhitungan Suara
25
● Wawancara dengan Narasumber yaitu Muhamad Rohadi selaku Anggota
Himpunan Mahasiswa Administrasi Niaga Periode 2022/2023
26