Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ETIKA

DISUSUN OLEH :

Nama : Nur Cahya Insan

NIM : 2255201288

Kelas : Informatika D1

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan

rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah yang

berjudul “Etika”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh

dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Karena sempurna hanyalah milik

Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang

membangun.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pemabaca pada

umumnya.

Tangerang, 13 September 2023

Nur Cahya Insan

ii
DAFTAR ISI
JUDUL.........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

1.3. Tujuan.................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

2.1. Sejarah Perkembangan Etika...........................................................................................3

2.2. Pengertian Etika.................................................................................................................4

2.3. Pengertian Etika Berdasarkan Para Ahli........................................................................5

2.4. Ciri-ciri atau Karakteristik Etika....................................................................................7

2.5. Macam-macam Etika.........................................................................................................8

A. Etika Berdasarkan Jenisnya............................................................................................8

B. Etika Berdasarkan Cakupannya.....................................................................................8

C. Etika Berdasarkan Lingkungannya ...............................................................................9

D. Etika Berdasarkan Sumbernya.......................................................................................11

2.6. Fungsi Etika........................................................................................................................12

2.7. Manfaat Etika.....................................................................................................................12

2.8. Contoh Etika Dalam Kehidupan Sehari-hari..................................................................14

2.9. Etika dalam Informatika...................................................................................................16

2.10. Etika Profesi.......................................................................................................................17

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................20

3.1. KESIMPULAN ..................................................................................................................20

iii
3.2. SARAN................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika merupakan kata yang sudah familiar dengan kehidupan kita sehari-hari.
Dimana pun kita berada pasti tidak bisa lepas dari etika. Baik di keluarga maupun
di masyarakat etika akan selalu menyertai kehidupan kita. Begitupun dalam
Etika merupakan kata yang sudah familiar dengan kehidupan kita sehari-hari.
Dimana pun kita berada pasti tidak bisa lepas dari etika. Baik di keluarga maupun
di masyarakat etika akan selalu menyertai kehidupan kita. Begitupun dalam
Etika merupakan kata yang sudah familiar dengan kehidupan kita sehari-hari. Dimana
pun kita berada pasti tidak bisa lepas dari etika. Baik di keluarga maupun di masyarakat etika
akan selalu menyertai kehidupan kita. Etika merupakan perilaku seseorang yang berhubungan
dalam pengambilan keputusan yang baik maupun buruk. Kelompok maupun individu pasti
memiliki nilai-nilai etika didalam bermasyarakat. Dengan adanya nilai etika pada diri setiap
individu dapat mengurangi terjadinya tindakan yang tidak diinginkan atau merugikan orang
lain. Etika merupakan kesediaan dan kesadaran jiwa akan pentingnya kesusilaan atau
kumpulan dari peraturan kesusilaan. Etika merupakan norma dan aturan yang turut mengatur
perilaku seseorang dalam bertindak dan memainkan perannya sesuai dengan aturan main
yang ada di masyarakat agar dapat dikatakan tindakan tersebut bermoral dan tidak menyalahi
aturan yang ada sesuai dengan moralitas dan perilaku masyarakat setempat. Etika dianggap
sangat penting dalam kehidupan karna masalah yang ada dalam kehidupan ini semakin lama
semakin kompleks dan rumit, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan masalah yang
lebih rumit lagi, dan juga melihat tingkat keberhasilan dalam segi pembangunan yang telah
meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam lingkungan.

Setiap orang harus memiliki pengetahuan, kemauan, dan pemahaman terhadap nilai-
nilai etika dan harus diterapkan didalam pelaksanaan kehidupannya untuk mengurangi
terjadinya kasus pelanggaran etika. Kehidupan bermasyarakat sekarang sudah mengarah pada
konflik-konflik baik secara horizontal maupun vertikal. Konflik-konflik tersebut terjadi
akibat dari kurangnya kesadaran manusia akan etika yang mengakibatkan tingkah laku
manusia yang semakin tidak pada hakekatnya sebagai manusia yang beradab. Setiap tindakan
dan perbuatan manusia cenderung mengarah terhadap penguasaan terhadap kepentingan yang
meliputi diri mereka sendiri, sehingga memicu konflik antar manusia itu sendiri.

Etika juga merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang harus
diketahui dan dipahami oleh semua orang yang berada dalam lingkungan sosial dan
lingkungan pendidikan (sekolah), karana dimanapun dan kapanpun seseorang selalu
diperhadapkan dengan orang-orang yang ada di sekitar, dan apabila tidak menyadari dan

iv
memahami situasi yang ada di sekitarnya maka bisa saja akan melakukan suatu hal yang
melanggar norma-norma yang berlaku dalam lingkungan tersebut atau pada kelompok-
kelompok tertentu. Oleh sebab itu sangat penting untuk menanamkan pemahaman kepada
setiap individu mengenai etika agar mampu mengaplikasikan di dalam kehidupannya. Jika
hal ini dianggap sepele, maka secara tidak langsung akan membiarkan individu tersebut
menjadi lebih tidak terkontrol dan bahkan tingkat penghargaan terhadap sesama manusia
akan sangat minim. Etika perlu dipelajari tujuannya agar mereka memahami dan
menerapkannya di kehidupan sehari-hari

Dengan adanya etika seharusnya hal-hal seperti itu tidak harus terjadi, hanya saja
mungkin kesadaran dari masing masing individu manusianya yang kurang untuk memahami
dan menerapkan etika pada kehidupannya. Dengan mempelajari dan memahami etika,
diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya penerapan etika
pada kehidupan, baik kehidupan sosial maupun pribadi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah awal tercetusnya kata etika?


2. Apa pengertian dari etika?
3. Apa saja ciri ciri atau karakteristik etika?
4. Macam-macam etika.
5. Apa saja fungsi dan manfaat etika?
6. Bagaimana contoh dan cara menerapkan etika di kehidupan sehari-hari?
7. Seperti apa etika dalam dunia informatika?

1.3. Tujuan

2. Mengetahui dan memahami apa itu etika.


3. Mengetahui dan memahami apa saja ciri-ciri atau karakteristik etika.
4. Mengetahui dan memahami macam-macam etika.
5. Mengetahui dan memahami fungsi dan manfaat etika.
6. Mampu menerapkan etika dikehidupan sehari-hari, baik dalam bermasyarakat
maupun dalam dunia profesi.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Etika

Secara historis etika sebagai usaha filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral di
lingkungan kebudayaan Yunani 2.500 tahun lalu. Karena pandangan-pandangan lama
Tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof mempertanyakan kembali norma-
norma dasar bagi kelakuan manusia.

Penyelidikan para ahli filsafat tidak banyak memperhatikan masalah Etika.


Kebanyakan dari mereka melakukan penyidikan mengenai alam, misalnya: bagaimana alam
ini terjadi? apa yang menjadi unsur utama alam ini? dan lain – lain. sampai akhirnya datang
Sophisticians ialah orang yang bijaksana yang menjadi guru dan tersebar ke berbagai negeri.

Tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup yang baik dalam suatu sistem dan
dilakukan penyelidikan tentang soal tersebut sebagai bagian filsafat. Menurut Poespoproddjo,
kaum Yunani sering mengadakan perjalanan ke luar negeri itu menjadi sangat tertarik akan
kenyataan bahwa terdapat berbagai macam kebiasaan, hukum, tata kehidupan dan lain-
lainnya. Bangsa Yunani mulai bertanya apakah miliknya, hasil pembudayaan negara tersebut
benar-benar lebih tinggi karena tiada seorang pun dari Yunani yang akan mengatakan
sebaliknya, maka kemudian diajukanlah pertanyaan mengapa begitu? Kemudian diselidikinya
semua perbuatan dan lahirlah cabang baru dari filsafat yaitu etika.

Jejak-jejak pertama sebuah etika muncul dikalangan murid Pytagoras. Kita tidak tahu
banyak tentang pytagoras. Ia lahir pada tahun 570 SM di Samos di Asia Kecil Barat dan
kemudian pindah ke daerah Yunani di Italia Selatan. Ia meninggal 496 SM. Di sekitar
Pytagoras terbentuk lingkaran murid yang tradisinya diteruskan selama dua ratus tahun.
Menurut mereka prinsip-prinsip matematika merupakan dasar segala realitas. Mereka
penganut ajaran reinkarnasi. Menurut mereka badan merupakan kubur jiwa (soma-
sema,”tubuh-kubur”). Agar jiwa dapat bebas dari badan, manusia perlu menempuh jalan
pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa secara rohani, terutama dengan berfilsafat dan
bermatematika, manusia dibebaskan dari ketertarikan indrawi dan dirohanikan.

100 tahun kemudian Demokritos (460-371 SM) bukan hanya mengajarkan bahwa
segala apa dapat dijelaskan dengan gerakan bagian-bagian terkecil yang tak terbagi lagi, yaitu

vi
atom-atom. Menurut Demokritos nilai tertinggi adalah apa yang enak. Dengan demikian,
anjuran untuk hidup baik berkaitan dengan suatu kerangka pengertian hedonistik.

Sokrates (469-399 SM) dipandang sebagai perintis ilmu akhlak. karena ia pertama
berusaha dengan sungguh–sungguh membentuk perhubungan manusia dengan ilmu
pengetahuan. Dia berpendapat akhlak dan bentuk berhubungan itu tidak menjadi benar
kecuali bila didasarkan ilmu pengetahuan. Sokrates tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya
tidak mudah direkonstruksi karena bagian terbesarnya hanya kita ketahui dari tulisan-tulisan
Plato. Dari dialog-dialog Plato hampir selalu Sokrates lah yang menjadi pembicara utama
sehingga tidak mudah untuk memastikan pandangan aslinya atau pandangan Plato sendiri.
Melalui dialog, Sokrates mau membawa manusia kepada paham-paham etis yang lebih jelas
dengan menghadapkannya pada implikasi-implikasi anggapan anggapannya sendiri. Dengan
demikian, manusia diantar kepada kesadaran tentang apa yang sebenarnya baik dan
bermanfaat. Dari kebiasaan untuk berpandangan dangkal dan sementara, manusia diantar
untuk kepada kebijaksanaan yang sebenarnya.

Faham Antisthense, yang hidup pada 444-370 SM. Ajaranya mengatakan ketuhanan
itu bersih dari segala kebutuhan. dan sebaik – baik manusia itu yang berperangai dengan
akhlak ketuhanan. Maka ia mengurangi kebutuhanya sedapat mungkin, rela dengan sedikit,
suka menanggung penderitaan, dan mengabaikanya. Dia menghinakan orang kaya,
menyingkiri segala kelezatan, dan tidak peduli kemiskinan dan cercaan manusia selama ia
berpegangan dengan kebenaran. Pemimpin aliran ini yang terkenal adalah Diogenes, wafat
pada 232 SM. Dia memberi pelajaran kepada kawan-kawannya untuk menghilangkan beban
yang dilakukan oleh ciptaan manusia dan peranannya. 13 Setelah faham Antisthenes ini, lalu
datang Plato (427SM). ia seorang ahli Filsafat Athena, yang merupakan murid dari Socrates.

Plato (427 SM) tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama ditulis oleh
Aristoteles (384 SM). Namun dalam banyak dialog Plato terdapat uraian-uraian bernada
etika. Itulah sebabnya kita dapat merekontruksi pikiran-pikiran Plato tentang hidup yang
baik. Intuisi dasar Plato tentang hidup yang baik itu, mempengaruhi filsafat dan juga
mempengaruhi kerohanian di Barat selama 2000 tahun. Baru pada zaman modern, paham
tentang keterarahan objektif kepada yang Ilahi dalam segala yang ada mulai ditinggalkan dan
diganti oleh pelbagai pola etika; diantaranya etika otonomi kesadaran moral Kant adalah yang
paling penting. Etika Plato tidak hanya berpengaruh di Barat. Melainkan lewat Neoplatoisme
juga masuk ke dalam kalangan sufi Muslim. Disinilah nantinya jalur hubungan pemikiran
filsafat Yunani dengan pemikir Muslim seperti Ibn Miskawaih yang banyak mempelajari
filsafat Yunani sehingga mempengaruhi tulisan-tulisannya mengenai filsafat etika. Setelah
Aristoteles.

Epikuros (314-270 SM) adalah tokoh yang berpengaruh dalam filsafat etika. Ia
mendirikan sekolah filsafat di Athena dengan nama Epikureanisme yang akan menjadi salah
satu aliran besar filsafat Yunani pasca Aristoteles. Berbeda dengan Aristoteles dan Plato,
berbeda juga dengan Stoa. Epikuros dan murid-muridnya tidak berminat memikirkan, apalagi
masuk ke bidang politik. Ciri khas filsafat Epikuros adalah penarikan diri dari hidup ramai.
Semboyannya adalah “Hidup dalam Kesembunyian”

Etika Epikurean bersifat privatistik. Yang dicari adalah kebahagiaan pribadi. Epikuros
menasihatkan orang untuk menarik diri dari kehidupan umum, dalam arti ini adalah
individualisme. Namun ajaran Epikuros tidak bersifat egois. Ia mengajar bahwa sering
berbuat baik lebih menyenangkan daripada menerima kebaikan. Bagi kaum Epikurean,

vii
kenikmatan lebih bersifat rohani dan luhur daripada jasmani. Tidak sembarang keinginan
perlu dipenuhi. Ia membedakan antara keinginan alami yang perlu (makan), keinginan alami
yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), dan keinginan sia-sia (seperti kekayaan).

2.2. Pengertian Etika

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang
berartikarakter, watak, kesulilaan, atau adat kebiasaan. Sebagai suatu subjek, etika akan
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dilakukannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as
the performance index or reference for our control system”, yang artinya disiplin yang dapat
bertindak sebagai acuan atau indeks capaian untuk sistem kendali kita/kami. Dengan
demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus
dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan
(code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang
ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi
segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Etika juga merupakan sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Dengan kata lain etika adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Dengan mempelajari etika, kita dapat mengetahui mana yang perbuatan baik dan
mana yang perbuatan buruk. Sesuatu hal dikatakan baik jika ia mendatangkan rahmat, dan
memberikan perasaan senang atau bahagia (sesuatu dikatakan baik apabila ia dihargai secara
positif). Namun sebaliknya, sesuatu hal dikatakan buruk apabila ia bertentangan dengan
norma-norma masyarakat yang berlaku.

Etika sering diidentikkan dengan moral (atau moralitas). Namun, meskipun sama-
sama terkait dengan baik-buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan
pengertian. Moralitas lebih condong pada pengertian nilai baik dan buruk dari setiap
perbuatan manusia itu sendiri, sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik
dan buruk. Jadi bisa dikatakan, etika berfungsi sebagai teori tentang perbuatan baik dan
buruk. Dalam filsafat terkadang etika disamakan dengan filsafat moral.

viii
Etika membatasa dirinya dari disiplin ilmu lain dengan pertanyaan apa itu moral? Ini
merupakan bagian terpenting dari pertanyaan-pertanyaan seputar etika. Tetapi di samping itu,
tugas utamanya adalah menyelidiki apa yang harus dilakukan manusia.

2.3. Pengertian Etika Menurut Para Ahli

1. Plato

Definisi etika menurut para ahli yang pertama datang dari seorang filsuf Yunani
terkenal, yaitu Plato. Dilansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, plato melihat
etika sebagai keterampilan untuk mencapainya tujuan tertinggi manusia dari
pemikiran, perilaku moral, dan kebajikan manusia. Adapun, tujuan tertinggi.

2. K. Bertens

Menurut K. Bertens dalam buku berjudul Sejarah Filsafat Yunani (1999), etika adalah
nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur perilaku.

3. Aristoteles

Definisi etika selanjutnya datang dari filsuf Yunani terkenal lainnya, yaitu Aristoteles.
Dilansir dari Humanities LibreTexts, Aristoteles memandang etika sebagai latihan
aktif pikiran sesuai dengan kebaikan atau kebajikan yang sempurna. Dimana etika
tersebut dapat diwujudkan melalui keberanian, kontrol diri, kemurahan, dan juga
kejujuran.

4. W. J. S. Poerwadarminto

Menurut W. J. S. Poerwadarminto, etika merupakan studi tentang prinsip-prinsip


moralitas (moral).

5. Prof. DR. Franz Magnis Suseno

Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno, etika adalah ilmu yang mencari orientasi
atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.

6. Ramali dan Pamuncak

Menurut Ramali dan Pamuncak, etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang
benar dalam profesi.

7. H. A. Mustafa

Menurut H. A. Mustafa, etika adalah ilmu yang menyelidiki, yang baik dan yang
buruk untuk mengamati tindakan manusia sejauh bisa diketahui oleh pikiran.
ix
8. Maryani dan Ludigdo

Menurut Maryani dan Ludigdo, etika ialah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
prifesi.

9. Rushworth M. Kidder

Rushworth M. Kidder dalam buku How Good People Make Tough Choices (2009),
definisi etika adalah ilmu karakter manusia yang ideal atau ilmu kewajiban moral
yang mengacu pada faktor-faktor seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, rasa
hormat, dan kasih sayang.

10. Richard William Paul Linda Elder

Richard William Paul dan Linda Elder, etika adalah seperangkap konsep dan prinsip
yang memandu manusia dalam menentukan perilaku apa yang membantu dan
merugikan makhluk hidup.

11. J. Spillane

Menurut James J. Spillane, etika adalah memperhatikan tingkah laku manusia dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika mengarah pada
penggunaan akal dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salah serta
perilaku seseorang terhadap orang lain.

2.4. Ciri-ciri atau Karakteristik Etika

1. Etika Bersifat Mutlak atau Absolut

Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika berlaku untuk siapa
saja, dimana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat
dinegosiasikan dan tidsak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah.

Sebagai contoh, membunuh dan merampas hak atau milik orang lain merupakan
perbuatan dan tindakan yang tidak bermoral apapun itu alasannya.

2. Etika Tetap Berlaku Meskipun Tnapa Disaksikan oleh Orang Lain

Umumnya etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh siapapun. Hal itu
karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik.

Sebagai contoh, apabila ada individu yang mencuri meskipun tak diketahui orang
lain, tetap saja itu merupakan suatu tindakan yang telah melanggar etika dan normal

x
yang berlaku. Sehingga bagaimanapun juga moral dari individu tersebut akan buruk,
meski tidak dijerat oleh aparat penegak hukum sekalipun.

3. Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia

Etika yakni cara perspektif batin yang berhubungan dengan baik dan buruknya suatu
perbuatan yang dilakukan oleh manusia atau individu.
Pada hakikatnya, setiap manusia tentu diajarkan berbagai hal yang boleh dan tidak
boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan mengetahui perkara yang baik dan
buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam, dihatinya.

Hal ini tentunya akan memunculkan perdebatan dalam diri menusia apabila ingin
melakukan perbuatan yang buruk atau jahat.

4. Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia

Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu
individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan terbentuk secara alami akibat adanya
perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu tersebut.

Perilaku dan perbuatan yang buruk dianggap sebgai etika yang buruk, sedangkan
perilaku dan perbuatan baik maka dianggap sebagai etika yang pula.

Intinya bagaimanapun juga etika sangat berkaitan dengan perilaku dan perbuatan yang
dilakukan oleh individu itu sendiri. Etika bukan hanya diperlukan di lingkungan
bermasyarakat saja, melainkan juga di lingkungan profesi. Setiap profesi pasti erat
kaitannya dengan etika terkait nilai, norma, dan kewajiban moral. Maka dari itu,
setiap anggita suatu profesi harus sadar bahwa pekerjaannya memiliki keterlibatan
moral tertentu.

2.5. Macam-macam Etika

A. Etika Berdasarkan Jenisnya

Ada dua macam etika berdasarkan jenisnya yang harus kita pahami bersama dalam
menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, antara lain:

1) ETIKA DESKRIPTIF

Yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku
manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2) ETIKA NORMATIF

xi
Yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.

B. Etika Berdasarkan Cakupannya

a. ETIKA UMUM

Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,


bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika 4 dan prinsip-prinsip
moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur
dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan
dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-
teori.

b. ETIKA KHUSUS

Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang


khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan
bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang
didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat
juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu
keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

C. Etika Berdasarkan Lingkungannya

Berdasarkan lingkungannya, ada dua jenis etika yaitu:

1) Etika individual,
Yaitu etika yang menyangkut kewajiban dan sikap individu terhadap dirinya sendiri.

2) Etika sosial
Yaitu etika yang memiliki kaitannya dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku suatu
individu sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu
sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai
anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia
dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga,
masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangan dunia dan idiologi-

xii
idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan
demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah
menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat
ini adalah sebagai berikut :

a. Sikap terhadap sesama

Dalam kehidupan sehari-hari etika sangatlah penting peranannya, karena


dengan adanya etika maka dapat mengatur bagaimana manusia dapat bergaul
atau bersosialisasi dengan sesamanya. Yang mendasari tumbuh kembangnya
etika dalam kehidupan kita adalah agar perbuatan yang tengah kita jalankan
sesuai dengan adat atau kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hukum yang berlaku.

Etika sangat mempengaruhi kehidupan manusia, karena dengan adanya etika


membuat manusia berorientasi bagaimana ia menjalankan kehidupannya
dalam tindakannya sehari-hari dan bisa membedakan perbuatannya benar atau
salah.

b. Etika keluarga

Etika dalam keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam lingkungan
keluarga karena hal tersebut akan memepengaruhi sifat atau wata tiap anggota
keluarga tersebut.Keluarga merupakan satu lingkup lingkungan sosial terkecil
yang dimiliki setiap individu. Meskipun dalam lingkup kecil, namun
hubungan yang terbangun antar anggota keluarga lebih erat dan intim. Hal ini
tidak lain karena keluarga adalah kelompok orang yang terikat dalam
hubungan darah.

c. Etika profesi

Etika profesi merujuk pada seperangkat nilai-nilai, prinsip, dan norma-norma


moral yang mengatur perilaku dan tindakan individu dalam konteks
profesinya. Ini adalah panduan moral yang membantu para profesional dalam
mengambil keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan etis dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka.

d. Etika politik

Secara sederhana etika politik dapat diartikan sebagai cabang etika yang
mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia dalam menjalankan

xiii
kehidupan. Ettika politik tidak hanya mempertanyakan tanggung jawab dan
kewajiban manusia sebagai warga negara saja, melainkan seluruh aktivitas
hidupnya.

e. Etika lingkungan

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam


bergaul dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap
kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat
sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

f. Etika ideologi

Etika idiologi dapat disimpulkan bahwa etika idiologi adalah sebuah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia yang mempelajari tentang keyakinan
hal-hal ideal, filosofis, ekonomis, politis dan sosial untuk tercapainya tujuan
atau kesejahteraan bersama yang dapat dipandang dari segi baik maupun dari
segi buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal untuk pengkajiar sistem
hal-hal yang berlaku.

D. Etika Berdasarkan Sumbernya

Buku berjudul Etika Umum: kajian tentang beberapa masalah pokok dan teori etika
normatif yang ditulis oleh J. Sudarminta, menurut sumbernya ada dua jenis etika
yaitu:

a. Etika Teologis

Etika teologis adaah jenis etika yang berhubungan dengan agama juga kepercayaan
suatu individu tanpa adanya batasan pada suatu agama tertentu. Ada dua hal yang
perlu ditekankan dalam etika teologis ini.

Pertama, etika teologis tidak dibatasi oleh satu agama saja, hal itu karena mengingat
banyaknya jumlah agama di dunia ini. Pada hakikatnya, setiap agama pastinya etika
teologisnya masing-masing berbeda dan juga spesifik.

Kedua, etika ini merupakan lingkupan dari etika umum yang sebagian besar individu
telah menerapkan dan mengetahuinya. Etika umum ini condong luas dan banyak
dengan bagian-bagian yang tak terbatas. Sehingga secara tak langsung, seortang
individu memahami etika teologis dengan cara mengetahui dan memahami pula etika
umum, dan sebaliknya.

b. Etika Filosofis

xiv
Etika filosofis adalah jenis etika yang lahir dari kegiatan berpikir atau berfilsafat
yang dilakukan oleh individu dan termasuk dalam bagian dari filosofis (berdasarkan
ilmu filsafat).

Filsafat sebagai suatu bidang ilmu yang salah satunya mempelajari pikiran manusia.
Adapun etika filosofis dibagi menjadi dua sifat, yakni empirs dan non-empiris.
Empiris merupakan jenis filsafat yang erat kaitannya dengan sesuatu yang nyata,
berwujud, atau konkret. Contohnya, apabila suatu individu mengambil salah satu
bidang filsafat hukum, akan membahas terkait hukum.

Kemudian non-empiris merupakan bagian yang berupaa melebihi suatu yang nyata,
berwujud, atau konkret sebelumnya. Sifat non-empiris ini cenderung menanyakan
gejala konkret yang menyebabkannya.

2.6. Fungsi Etika

Tentu etika memiliki bebrapa fungsi, yaitu:

1. Sebagai tempat untuk mendapatkan pandangan atau perspektif kritis yang berhadapan
langsung dengan berbagai suatu moral yang membingungkan.
2. Guna pandangan atau orientasi etis ini perlu adanya mengambil suatu sikap yang
wajar dalam situasi dan kondisi masyarakat yang majemuk (pluralisme).
3. Guna memperlihatkan suatu keterampilan berpikir jernih, yaitu suatu kebolehan untuk
berargumentasi secara kritis dan rasional.
4. Berfungsi sebagai pembeda mana yang boleh diubah dan mana yang tidak dapat
diuabah.
5. Berfungsi menyelidiki suatu konflik atau permasalahan hingga ke akar-akarnya.
6. Berfungsi untuk membantu sebuah konsistensi.
7. Berfungsi untuk menyelesaikan konflik, baik konflik moralitas maupun konflik sosial
lainyya, dengan bentuk gagasan yang tersistematis juga kritis.

2.7. Manfaat Etika

Etika sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia, tentunya memiliki beberapa
manfaat di dalam kehidupan bermasyarakat dan bersosial. Berikut ini akan dijabarkan secara
singkat manfaat dari etika di kehidupan bermasyarakat.

1. Etika Bermanfaat sebagai Penghubung Antarnilai

Etika bisa dikatakan sebagai jembatan antarnilai satu dengan nilai yang lainnya.
Sebagai contoh, arti budaya dan nilai agama, dengan adanya etika maka dua hal ini
akan bisa jadi suatu kesatuan kebiasaan yang melekat di dalam masyarakat, tanpa ada
pihak yang merasa dirugikan sekalipun.

xv
Dengan begitu, itu menunjukkan bahwa etika dikatakan mampu sebagai jembatan
antarnilai agama dan budaya.

2. Etika Bermanfaat sebagai Pembeda Antara yang Baik dan Buruk


Etika yang telah melekat pada diri individu lambat laun akan membuat individu
tersebut mengetahui dan memahami secara penuh terhadap hal atau sesuatu yang ada
di sekitarnya. Pemahaman yang dimaksud di atas adalah sesuatu yang dianggap baik
dan buruk.

Apabila individu sudah dapat membedakan yang baik dengan yang buruk dan
melakukan segala ‘sesuatu’ sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku, etika akan
menjadi suatu pedoman di mana individu itu mampu menerapkan ‘sesuatu’ tersebut.

3. Etika Bermanfaat untuk Menjadikan Individu Memiliki Sikap Kritis

Etika yang sudah lama tertanam pada diri individu membuat dirinya lebih kritis dalam
menghadapi sebuah kondisi dan situasi. Individu tersebut tak hanya pasrah pada
keadaan, melainkan ikut memikirkan jalan keluar atau solusi yang tepat.

Etika akan membuat individu menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh karena
tentunya dirinya akan mempertimbangkan perasaan dengan pikirannya. Hal yang
utama adalah individu tak akan melakukan sesuatu atas keinginannya sendiri atau
gegabah.

4. Etika Bermanfaat sebagau Suatu Pendirian dalam Diri

Etika bisa dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak atau dalam menjalani suatu
hal. Individu yang paham betul akan etika tentu akan berperilaku sesuai tata aturan
yang berlaku, tanpa dirinya merasa terpaksa. Hal ini bisa dikatakan akan
memengaruhi pendirian individu atas pemahaman etika yang ada di dalam
masyarakat.

5. Etika Bermanfaat untuk Sesuatu Sesuai dengan Peraturan

Etika akan membuat individu memberlakukan individu lain sesuai dengan kadarnya.
Artinya, individu tersebut akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang ia lakukan.
Apabila ia melakukan kesalahan kecil, hukuman yang diberikan akan ringan.
Sebaliknya, apabila dirinya melakukan kesalahan yang besar hingga fatal, hukuman
yang diberikan kepadanya cenderung berat.

Oleh sebab itu, pentingnya untuk dapat menyesuaikan diri ke dalam lingkungan yang
ada. Salah satunya contohnya, untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang
rukun, kamu harus dapat bersosialisasi dengan tetangga.

xvi
6. Etika Bermanfaat sebagai Bentuk Mengorbankan Sedikit Kebebasan dalam Dirinya

Peraturan yang ada dalam suatu kode etik telah disetujui bersama akan membuat
individu tak dapat berbuat seenaknya sendiri. Semua peraturan yang telah disepakati
harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Karena apabila individu tersebut
melanggarnya, tentu akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7. Etika Dapat Membantu dalam Menentukan Pendapat

Di dalam suatu forum diskusi, tentu ada etika dalam mengemukakan gagasan atau
pendapat. Dengan begitu, individu telah sepakat untuk menghargai siapapun itu yang
hendak menyampaikan pendapatnya.

Akan tetapi, penentuan kesepakatan harus berdasar pada ketentuan bersama. Apabila
pendapat, argumen, atau usulan tidak dapat diterima oleh audience dalam forum
tersebut, individu yang memberikan usulan tersebut harus berlapang dada.

2.8. Contoh Etika dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada dasarnya, etika ini sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari, hanya saja tidak
semua orang sadar akan pentingnya menerapkan etika dalam kehidupan sehari-hari. Supaya
mengetahui contoh etika, maka kamu bisa simak pembahasannya di bawah ini.

1. Menunjukan Sikap Hormat Kepada Orang Lain

Menunjukkan sikap hormat kepada orang lain merupakan salah satu dari contoh etika
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan hormat kepada
orang lain adalah jangan berperilaku sombong, menjaga nada bicara saat berbicara
dengan orang lain, dan selalu berusaha bersikap sederhana.

2. Tidak Memandang Rendah Orang Lain

Memandang rendah orang lain sangat tidak bagus dan sangat tidak disarankan.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan kalau memandang rendah orang lain bisa
memunculkan sebuah konflik. Jadi, sudah seharusnya bagi setiap orang untuk
memandang orang lain sama dan tidak membedakan antara individu yang satu dengan
individu lainnya.

3. Berperilaku Sopan

Berperilaku sopan adalah salah satu contoh perilaku etika dalam kehidupan sehari-
hari, yang bisa dilakukan di rumah, kantor, atau sekolah. Dengan berperilaku sopan,

xvii
maka akan banyak orang yang menghargai kita. Berperilaku sopan juga dapat
mengurangi masa tahanan.

4. Menghargai Perbedaan Pendapat

Setiap pendapat yang seseorang miliki belum tentu sama dengan pendapat orang lain.
Oleh sebab itu, setiap individu harus bisa saling menghargai atas pendapat yang
berbeda. Menghargai setiap perbedaan pendapat merupakan salah satu contoh
perilaku etika.

5. Membantu Orang Lain yang Membutukan

Hidup akan menjadi lebih indah apabila bisa membantu orang lain yang sedang
membutuhkan bantuan. Dengan bantuan yang kita berikan, maka seseorang yang
dibantu akan senang. Jadi, sebisa mungkin cobalah bantu orang lain ketika sedang
membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Adapun beberapa contoh etika lainnya seperti:

1. Salam ketika Anda mengunjungi rumah seseorang.

Tentunya hal ini sudah menjadi kebiasaan posisitf dikehidupan kita. Dengan
memberikan salam ketika datang memebrikan kesan bahwa kita datang dengan
sopan dan damai.

2. Ucapkan terima kasih ketika mendapatkan bantuan dari orang lain.

Dengan berterimakasih tentu kita akan dianggap menghargai apa yang telah
dilakukan orang lain. Berterimakasih juga dapat memeberikan perasaan senang
terhadap orang yang diberikan ucapan terimakasih.

3. Minta maaf jika anda melakukan kesalahan.

Tidak ada orang yang tidak luput dari kesalahan, oleh sebab itu, kita dianjurkan
untuk bisa meminta maaf kepada orang lain. Terutama pada orang yang baru saja
kita lakukan kesalahan kepadanya. Hal ini untuk menjaga hubungan baik dengan
orang lain. Meski begitu, bagi sebagian orang meminta maaf bukanlah hal yang
mudah dilakukan. Banyak orang yang malu atau gengsi untuk meminta maaf
duluan karena menganggap bila meminta maaf artinya kalah. Akibatnya, banyak
orang yang justru mengelak dari kesalahan yang telah dilakukannya. Padahal,
sudah seharusnya kita mengakui kesalahan dan meminta maaf.

4. Buang sampah pada tempat sampah.

xviii
Hal kecil yang dapat kita lakukan ialah dengan membuang sampah pada
tempatnya. Ingatlah bahwa untuk dapat menumbuhkan suatu kebiasaan yang kelak
berdampak besar, kita perlu melakukannya sedini mungkin, dan hal itu bisa
dimulai dari sekarang.

5. Menghormati orang tua.

Perilaku hormat dan taat kepada orang tua bisa dilakukan dengan banyak hal
seperti : membantu meringankan pekerjaan orang tua dengan mencuci piring
sendiri, berdo'a belajar dengan rajin agar menjadi anak yang berprestasi,
membantu membersihkan rumah, menjaga etika sopan santu baik ucapan,
perbuatan dan lain sebagainya.

6. Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kode etik yang ditetapkan. dan lain
sebagainya.

Biasanya, setiap profesi memiliki kode etik yang menyediakan pedoman dan
aturan yang harus diikuti oleh para anggotanya. Kode etik ini menjelaskan nilai-
nilai yang diharapkan dari para profesional dan menjelaskan standar perilaku yang
diharapkan dari mereka.

2.9. Etika dalam Informatika

Etika dalam informatika adalah cabang etika yang berfokus pada aspek-aspek moral
dan etis yang berkaitan dengan penggunaan, pengembangan, dan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK). Ini melibatkan pertimbangan tentang apa yang benar dan
salah dalam konteks TIK serta bagaimana teknologi informasi dapat digunakan secara
bertanggung jawab dan sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Berikut adalah beberapa aspek
penting etika dalam informatika:

1. Privasi dan Keamaan Data

Etika dalam informatika menekankan pentingnya melindungi privasi individu dan


menjaga keamanan data. Para profesional informatika harus memastikan bahwa data
pribadi dan informasi sensitif dijaga dengan baik dan tidak disalahgunakan.

2. Pencurian Kekayaan Intelektual

Ini berkaitan dengan etika penggunaan hak cipta, paten, dan kekayaan intelektual
lainnya dalam pengembangan perangkat lunak, aplikasi, dan sistem informasi. Para
profesional harus menghormati hak-hak ini dan menghindari pelanggarannya.

3. Transparansi dan Kejujuran

xix
Etika dalam informatika mendorong transparansi dalam pengembangan dan
penggunaan teknologi informasi. Para profesional harus jujur dalam
mengkomunikasikan masalah keamanan, kerenntanan, atau kegagalan sistem kepada
pengguna atau pihak yang terpengaruh.

4. Kode Etik Profesional


Banyak organisasi dan asosiasi profesional dibidang informatika memiliki kode etik
yang mengatur perilaku anggotanya. Kode etik memberikan panduan tentang
bagaimana seorang profesional seharusnya berperilaku dalam pekerjaannya.

5. Isu-isu Kontemporer

Seiring perkembangan teknologi, isu-isu yang kontemporer sperti kecerdasan buatan


(AI), privasi digital, ertika siber, dan keadilan dalam algoritma menjadi semakin
penting. Etika harus mengatasi isu-isu ini.

6. Pertimbangan Sosial dan Lingkungan

Para profesional informatika juga harus mempertimbangkan dampak sosial dan


lingkungan dari teknologi informasi yang merreka kembangkan atau gunakan. Ini
mencakup pertimbangan terkait dengan e-waste (limbah elektronik), efisiensi energi,
dan dampak sosial dari inovasi teknologi.

7. Pengembangan Teknologi yang Bertanggung Jawab

Etika dalam informatika mengajak para profesional untuk mengembangkan teknologi


yang bertanggung jawab dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat
dan lingkungan.

8. Pertimbangan Etis dalam Pengambilan Keputusan

Etika dalam informatika melibatkan pertimbangan etis dalam pengambilan keputusan


terkait dengan teknologi informasi, itu termasuk pertanyaan tentang dampak moral
dari keputusan yang diambil.

9. Mengedukasi Pengguna

Para profesional informatika juga memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi


pengguna tentang prinsip-prinsip etis dalam penggunaan teknologi informasi dan
membantu mereka memahami resiko dan tanggung jawab mereka dalam penggunaan
teknologi.

2.10. Etika Profesi

xx
Etika profesi merujuk pada seperangkat nilai-nilai, prinsip, dan norma-norma moral
yang mengatur perilaku dan tindakan individu dalam konteks profesinya. Ini adalah panduan
moral yang membantu para profesional dalam mengambil keputusan yang tepat, bertanggung
jawab, dan etis dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.

 Etika profesi mencakup berbagai aspek, termasuk:

1) Kode Etik

Biasanya, setiap profesi memiliki kode etik yang menyediakan pedoman dan aturan
yang harus diikuti oleh para anggotanya. Kode etik ini menjelaskan nilai-nilai yang
diharapkan dari para profesional dan menjelaskan standar perilaku yang diharapkan
dari mereka.

2) Kepercayaan Publik
Etika profesi juga melibatkan pembangunan dan pemeliharaan kepercayaan publik
terhadap suatu profesi. Profesional harus bertanggung jawab untuk memelihara
reputasi dan integritas profesi mereka dengan menjalankan tugas-tugas mereka
dengan kejujuran, kecerdasan, dan keahlian yang diperlukan.

3) Kepentingan Klien atau Pasien


Profesional harus memberikan prioritas kepada kepentingan klien atau pasien mereka.
Mereka harus menjaga kerahasiaan, menjunjung tinggi privasi, dan melaksanakan
kewajiban mereka dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan individu atau kelompok
yang mereka layani.

4) Integritas dan Profesionalisme


Etika profesi menekankan pentingnya integritas pribadi dan profesional. Profesional
harus berperilaku secara jujur, adil, dan konsisten dengan nilai-nilai moral dan standar
etika yang diterima dalam profesinya. Mereka juga harus berkomitmen untuk
meningkatkan dan mengembangkan keahlian profesional mereka secara terus-
menerus.

5) Tanggung Jawab Sosial


Etika profesi melibatkan tanggung jawab sosial profesional terhadap masyarakat
secara luas. Para profesional diharapkan mempertimbangkan dampak sosial,
lingkungan, dan kesejahteraan umum dalam pengambilan keputusan mereka.

 Prinsip-prinsip Etika Profesi

1) Prinsip Tanggung jawab

Dimana orang professional dengan sendirinya bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya. Bertanggung jawab atas dampak
profesinya terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya kepentingan

xxi
orang-orang dilayaninya. Bentuknya semacam mengganti kerugian, pengakuan jujur,
dan tulus secara moral setelah melakukan kesalahan, mundurm dari jabatan.

2) Prinsip keadilan
Menuntut orang yang profesioanl agar dapat menjalankan profesinya tidak
merugikan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayani dalam
rangka profesinya.

3) Prinsip otonomi
Prinsip yang dituntut oleh kalangan professional terhadap dunia luar agar mereka
diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Artinya tidak ada pihak
luar yang turut campur dalam profesinya

4) Prinsip integritas moral


Orang yang professional adalah orang yang punya integritas pribadi atau moral yang
tinggi, artinya prinsip ini merupakan tuntutan kaum professional atas dirinya sendiri
bahwa dalam menjalankan tugas profesinya tidak akan sampai merusak nama
baiknya serta citra dan martabat profesinya.

xxii
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada dasarnya etika selalu melekat di kehidupan kita. Ia mengatur bagaimana kita
menjalankan kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, maupun dalam dunia profesi.

Etika mengacu pada sekumpulan prinsip atau nilai mengenai suatu akhlak baik atau
buruk, tata cara atau yang biasa dikatakan sebagai adat istiadat, moral, sopan santun kepada
siapapun, suatu hak dan kewajiban antara seseorang kelompok atau masyarakat antara benar
atau salah, yang mana teknologi informasi komunikasi memiliki arti luas yang meringkas
semua aspek yang terkait dengan menggunakan mesin seperti halnya komputer dan
telekomunikasi, disisi lain komputer juga sebagai mengontrol berbagai bentuk pemikiran dan
informasi yang penting melalui penyebaran suara, gambar, teks, serta informasi digital yang
berbasis mikroelektronik, yang maksudnya adalah menggabungkan antara bidang teknis
seperti komputer dengan bidang telekomunikasi elektronik informasi seperti data yang ada,
fakta nyata, serta proses-prosesnya. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan etika teknologi
informasi komunikasi yang baik dan benar, tentunya diperlukan terlebih dahulu bagaimana
memaknainya secara lebih mendalam, seperti halnya:

1.) Teknologi informasi seharusnya digunakan seperti apa, karena pada tujuan dasarnya
membantu mempermudah setiap individu dalam menuntaskan suatu masalah atau konflik
yang sedang dihadapi, itulah tujuan utamanya, juga menjadikan setiap individu menjadi
kreatif tidak selalu bergantung dengan keadaan pada teknologi informasi.

2.) Jangan terlalu memikirkan akan kecanggihan yang diberikan oleh teknologi informasi,
melainkan seharusnya lebih memikirkan bagaimana setiap individu tidak selalu
menggantungkan kepada teknologi yang canggih saat ini.

3.) Sesuaikan teknologi informasi ini dengan keadaan setiap individu masing-masing, karena
jika tidak diupayakan sebaik mungkin, setiap individu akan tidak memiliki etika yang baik
dan benar saat dalam penggunaan teknologi, serta akan mudah tersesat kedepannya.

4.) Dan lain sebagainya.

SARAN

xxiii
Meskipun penulis meginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu, diperlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

DAFTAR PUSTAKA

https://muhammadsaprudin.blogspot.com/2015/06/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Profesi

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253477/profesi--arti-perbedaan-dengan-
pekerjaan-ciri-dan-macam-macamnya#:~:text=Ciri%2Dciri%20Profesi,-Secara
%20umum%2C%20berikut&text=Adanya%20pengetahuan%20atau
%20keahlian%20khusus,masyarakat%20di%20atas%20kepentingan%20pribadi

https://prodi4.stpn.ac.id/wp-content/uploads/2020/2020/Modul/Semester
%207/MODUL_etika_d4%202019/etika%20profesi%20d4%202019.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/21/190000169/definisi-etika-
menurut-para-ahli?page=all

https://an-nur.ac.id/pengertian-etika-menurut-ahli/#:~:text=manusia.
%5B1%5D-,Pengertian%20Etika%20Menurut%20Para%20Ahli,%2Dprinsip
%20moralitas%20(moral).

https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

http://e-journal.uajy.ac.id/755/2/1HK09873.pdf

https://mitrapalupi.com/sejarah-etika/

https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2014-1-1-86201-111410010-bab1-
01092014010427.pdf

https://mitrapalupi.com/sejarah-etika/

xxiv
xxv

Anda mungkin juga menyukai