Anda di halaman 1dari 5

RESUME

Altering News Content

Transformasi dalam narasi jurnalisme dari penggunaan gambar omnidireksional hingga


realitas tertambah telah membawa perubahan signifikan dalam cara cerita disampaikan. Mulai dari
berita malam tahun 2010 yang mengumumkan penemuan penting tentang keberadaan makhluk luar
angkasa di bulan terbesar Jupiter, hingga kemampuan jurnalisme daring untuk memberikan konten
yang disesuaikan secara personal kepada setiap audiensnya. Dengan memanfaatkan teknologi baru,
seperti internet dan kamera omnidireksional, jurnalis dapat mengeksplorasi berbagai modul
komunikasi, mulai dari teks, audio, video, hingga grafis, untuk menceritakan setiap cerita dengan
cara yang sesuai.

Namun, penerapan teknologi omnidireksional dalam jurnalisme masih terbatas karena


kurangnya paradigma baru dalam penggunaannya. Meskipun teknologi ini memberikan kesempatan
untuk menyajikan cerita dalam konteks yang lebih luas, sebagian besar organisasi berita hanya
menggunakan gambar 360 derajat sebagai pelengkap teks, bukan sebagai cerita utama. Namun,
potensi penggunaan gambar omnidireksional dalam jurnalisme terlihat dari beberapa contoh, seperti
laporan khusus tentang kejadian yang berada di tengah adegan. Dengan memberikan pemirsa
kontrol lebih atas pengalaman berita mereka, teknologi ini dapat meningkatkan kredibilitas berita
dengan menempatkan peristiwa dalam konteks yang lebih lengkap dan memikat, sehingga dapat
lebih mengaitkan audiens yang terpecah.

Namun, perlu dicatat bahwa penerapan teknologi omnidireksional dalam jurnalisme masih
menghadapi beberapa tantangan, termasuk kompleksitas pengambilan gambar dan kurangnya
paradigma baru dalam penggunaannya. Meskipun demikian, teknologi ini menawarkan potensi
besar untuk menghadirkan pengalaman berita yang lebih mendalam dan memikat bagi pemirsa.
Dengan terus berkembangnya teknologi, diharapkan bahwa penggunaan gambar omnidireksional
dalam jurnalisme akan semakin meluas dan menghasilkan cerita yang lebih menarik dan kaya akan
konteks. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa teknologi ini akan menjadi alat penting dalam
membawa jurnalisme ke tingkat berikutnya, memungkinkan para jurnalis untuk menghadirkan
cerita-cerita yang lebih meyakinkan dan informatif kepada audiens mereka.
Hipermedia

Hipermedia, terutama melalui penggunaan hyperlink, telah mengubah lanskap jurnalisme


online dengan menghubungkan berbagai cerita ke dalam konteks yang lebih kaya dan interaktif.
Penelitian yang dipimpin oleh Eric S. Fredin dan Prabu David di Universitas Negara Bagian Ohio
menyoroti pentingnya hyperlink dalam narasi jurnalisme online, memungkinkan jaringan informasi
yang saling terhubung. Pendekatan ini terlihat jelas di situs web berita seperti CNN.com dan
ABCNews.com, yang menghubungkan berita terkait dan sumber tambahan.

Sebuah contoh menonjol adalah apbnews.com, sebuah media berita yang murni online yang
merevolusi liputan berita kriminal dengan menyediakan laporan yang mendalam, termasuk dokumen
lengkap dan analisis interaktif. Inovasi ini menunjukkan bagaimana media digital memperluas narasi
jurnalisme di luar batasan media analog. Selain itu, multimedia berorientasi objek, seperti MPEG-4,
menawarkan kemungkinan baru dengan memungkinkan penambahan lapisan konten tambahan,
seperti grafik interaktif dan hyperlink, di dalam video. Teknik ini sedang diteliti di lembaga seperti
Universitas Columbia dan Pusat Penelitian T. J. Watson IBM, menjanjikan narasi yang lebih
kontekstual dan dinamis, terutama di televisi.

Secara keseluruhan, hipermedia dan multimedia berorientasi objek sedang mengubah cara
cerita disampaikan dalam jurnalisme digital, menghubungkan narasi dengan konteks yang lebih
dalam dan memungkinkan partisipasi lebih aktif dari audiens. Perkembangan ini menggambarkan
pergeseran paradigma dalam jurnalisme menuju narasi yang lebih dinamis dan terhubung secara
lebih luas dengan sumber daya informasi. Dengan adanya hipermedia dan multimedia berorientasi
objek, cerita tidak lagi terikat pada format linear tradisional, melainkan dapat disesuaikan dengan
preferensi dan minat audiens.

Pentingnya penggunaan hyperlink dan teknologi multimedia dalam jurnalisme online juga
menyoroti peran penting partisipasi aktif dari audiens. Melalui interaksi dengan hyperlink, forum
pembaca, dan fitur lainnya, audiens dapat berkontribusi pada pembentukan narasi berita,
memperkaya konten dan melengkapi perspektif yang disajikan oleh para jurnalis. Namun, di
samping manfaatnya, tantangan ekonomi dan tradisi dalam redaksi berita masih menjadi faktor
pembatas dalam pemanfaatan penuh kemampuan online untuk menciptakan laporan berita yang
lebih baik. Namun demikian, perkembangan teknologi ini membuka pintu bagi terciptanya berita
yang lebih kontekstual, dinamis, dan berpartisipasi.

Keterlibatan Audiens

Sebagai bagian dari jurnalisme kontekstual, keterlibatan audiens memainkan peran penting
dalam era daring. Internet, sebagai medium komunikasi aktif, memungkinkan keterlibatan yang
lebih besar daripada media cetak dan siaran analog yang bersifat pasif. Salah satu cara untuk
meningkatkan keterlibatan adalah melalui cerita yang menghadirkan pengalaman mendalam
(immersive storytelling) dalam lingkungan tiga dimensi. Saat ini, representasi tiga dimensi dari
lokasi aktual dalam berita dapat diproduksi secara digital dan didistribusikan melalui televisi.
Contohnya, di CBS News, "ekstrusi" 3-D digunakan secara rutin dalam berbagai laporan berita,
mulai dari cerita konflik di Irak hingga laporan lingkungan di hutan hujan Brasil.

Selain itu, terobosan terbaru datang dari pengembangan aplikasi realitas tercanggih oleh tim
di Universitas Columbia. Dengan menggunakan sistem berita realitas tercanggih yang dapat dipakai
di kepala, konsumen berita yang bergerak dapat mengalami kembali peristiwa bersejarah, seperti
pemberontakan mahasiswa Columbia tahun 1968, dengan interaktif. Melalui penggunaan perangkat
seperti GPS dan penerima pelacak kepala, pengguna dapat menyaksikan dan mendalami berita
berdasarkan lokasi fisik mereka.

Keterlibatan audiens dalam jurnalisme kontekstual juga mencakup pemanfaatan teknologi


realitas tambahan (augmented reality) untuk menyajikan berita secara langsung kepada konsumen
berita yang menggunakan perangkat mobile. Misalnya, aplikasi realitas tambahan yang
dikembangkan oleh tim di Universitas Columbia memungkinkan pengguna untuk merasakan
kembali peristiwa bersejarah langsung di lokasi fisiknya, seperti pemberontakan mahasiswa tahun
1968, dengan menampilkan informasi tambahan yang terkait dengan tempat tersebut.

Selain itu, dengan berkembangnya teknologi televisi digital, presentasi berita dalam format
tiga dimensi (3-D) akan menjadi lebih umum, menghadirkan pengalaman visual yang lebih kaya
bagi pemirsa. Ini menandai pergeseran dari laporan berita yang bersifat linier menjadi pengalaman
yang lebih interaktif dan menyeluruh. Dengan demikian, keterlibatan audiens dalam jurnalisme
kontekstual tidak hanya mengubah cara berita disampaikan, tetapi juga cara kita berinteraksi dan
memahami berita tersebut.
Konten Dinamis

Konten dinamis merupakan aspek keempat dari jurnalisme kontekstual. Dalam lingkungan
online, konten berita menjadi lebih fleksibel dan dinamis, memungkinkan representasi yang lebih
baik tentang peristiwa dan proses dalam kehidupan nyata. Orang-orang ingin mendapatkan berita
secara instan dan real-time. Mereka tidak ingin menunggu acara berita malam atau koran esok hari
untuk perkembangan dalam suatu berita penting. Mereka menginginkan informasi saat ini juga, dan
melalui internet, mereka bisa mendapatkannya. Hal ini menjadi tantangan bagi para jurnalis, yang
sekarang tidak hanya dapat tetapi juga harus menyediakan berita yang terus diperbarui bagi audiens
yang semakin terbiasa dengan akses terhadap berita terbaru. Selain itu, berita dalam lingkungan
digital bisa disesuaikan atau dipersonalisasi sesuai dengan preferensi individu. Ini memberikan
pandangan dunia yang lebih kontekstual, berwarna, dan multidimensi bagi audiens daripada cerita
yang disampaikan melalui media cetak dan siaran analog. Meskipun beberapa skeptis mungkin
berargumen bahwa media yang dipersonalisasi akan membawa fragmentasi audiens yang lebih
lanjut, namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Personalisasi pada internet lebih berkaitan dengan
mendapatkan berita yang disesuaikan dengan situasi kehidupan individu daripada mengabaikan
berita penting. Sedangkan dalam lingkungan media tradisional, sistem berita di internet tetap
berhubungan dengan berita-berita besar. Oleh karena itu, internet memberikan inklusivitas terhadap
sudut pandang berita yang beragam, bukan pengecualian terhadapnya.

Jurnalisme Kontekstual

Jurnalisme kontekstual memiliki potensi untuk memberikan sejumlah manfaat bagi


masyarakat dan demokrasi, termasuk laporan yang lebih menarik, informasi yang lebih lengkap, dan
berita yang lebih mencerminkan kompleksitas dan nuansa dari masyarakat yang semakin beragam
dan pluralistik. Demokrasi bergantung pada keterlibatan warga yang terinformasi. Namun, peran
pers dalam menyajikan informasi kepada warga demokrasi telah mengalami penurunan. Meskipun
demikian, konsep melaporkan fakta-fakta dalam konteks bukanlah ide baru; jurnalis sepanjang
sejarah selalu berusaha untuk menempatkan berita dalam konteks yang lebih baik dan lebih lengkap.
Namun, ruang dan waktu yang terbatas dalam media cetak dan siaran telah mempersingkat berita
dan mengarah pada budaya di ruang berita di mana kebanyakan cerita dilaporkan secara terpotong-
potong, memberikan laporan yang bersifat kebenaran tunggal.
Dalam teknologi seperti video omnidireksional dapat mengubah cara kita melihat berita dan
peristiwa, memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam. Meskipun terdapat tantangan baru,
seperti kebutuhan untuk menyajikan berita secara cepat dan tepat dalam lingkungan yang dinamis,
jurnalisme kontekstual membuka peluang untuk pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar
kita. Meskipun terdapat berbagai pandangan tentang kebenaran dan objektivitas dalam jurnalisme,
teknologi baru memungkinkan penyajian berita yang lebih beragam dan berperspektif, memperkaya
pemahaman audiens tentang suatu peristiwa atau proses. Dengan memberikan berbagai perspektif
tentang apa yang mungkin terjadi atau tidak terjadi, jurnalisme dapat memfasilitasi pemahaman
publik tentang suatu peristiwa atau proses dengan mengungkapkan sebanyak mungkin fakta yang
dapat diverifikasi.

Melalui interaksi dengan pembaca dan audiens secara langsung, jurnalis dapat memperoleh
wawasan baru dan melengkapi pemahaman mereka tentang suatu topik. Personalisasi berita dalam
lingkungan digital memungkinkan audiens untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi individu mereka, sehingga meningkatkan partisipasi dan keterlibatan
dalam proses informasi. Dengan demikian, meskipun tantangan dalam mencapai objektivitas dan
kebenaran tetap ada, jurnalisme kontekstual memberikan harapan untuk penyampaian berita yang
lebih seimbang, beragam, dan mendalam dalam era digital ini.

Anda mungkin juga menyukai