Altering News Content
Altering News Content
Namun, perlu dicatat bahwa penerapan teknologi omnidireksional dalam jurnalisme masih
menghadapi beberapa tantangan, termasuk kompleksitas pengambilan gambar dan kurangnya
paradigma baru dalam penggunaannya. Meskipun demikian, teknologi ini menawarkan potensi
besar untuk menghadirkan pengalaman berita yang lebih mendalam dan memikat bagi pemirsa.
Dengan terus berkembangnya teknologi, diharapkan bahwa penggunaan gambar omnidireksional
dalam jurnalisme akan semakin meluas dan menghasilkan cerita yang lebih menarik dan kaya akan
konteks. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa teknologi ini akan menjadi alat penting dalam
membawa jurnalisme ke tingkat berikutnya, memungkinkan para jurnalis untuk menghadirkan
cerita-cerita yang lebih meyakinkan dan informatif kepada audiens mereka.
Hipermedia
Sebuah contoh menonjol adalah apbnews.com, sebuah media berita yang murni online yang
merevolusi liputan berita kriminal dengan menyediakan laporan yang mendalam, termasuk dokumen
lengkap dan analisis interaktif. Inovasi ini menunjukkan bagaimana media digital memperluas narasi
jurnalisme di luar batasan media analog. Selain itu, multimedia berorientasi objek, seperti MPEG-4,
menawarkan kemungkinan baru dengan memungkinkan penambahan lapisan konten tambahan,
seperti grafik interaktif dan hyperlink, di dalam video. Teknik ini sedang diteliti di lembaga seperti
Universitas Columbia dan Pusat Penelitian T. J. Watson IBM, menjanjikan narasi yang lebih
kontekstual dan dinamis, terutama di televisi.
Secara keseluruhan, hipermedia dan multimedia berorientasi objek sedang mengubah cara
cerita disampaikan dalam jurnalisme digital, menghubungkan narasi dengan konteks yang lebih
dalam dan memungkinkan partisipasi lebih aktif dari audiens. Perkembangan ini menggambarkan
pergeseran paradigma dalam jurnalisme menuju narasi yang lebih dinamis dan terhubung secara
lebih luas dengan sumber daya informasi. Dengan adanya hipermedia dan multimedia berorientasi
objek, cerita tidak lagi terikat pada format linear tradisional, melainkan dapat disesuaikan dengan
preferensi dan minat audiens.
Pentingnya penggunaan hyperlink dan teknologi multimedia dalam jurnalisme online juga
menyoroti peran penting partisipasi aktif dari audiens. Melalui interaksi dengan hyperlink, forum
pembaca, dan fitur lainnya, audiens dapat berkontribusi pada pembentukan narasi berita,
memperkaya konten dan melengkapi perspektif yang disajikan oleh para jurnalis. Namun, di
samping manfaatnya, tantangan ekonomi dan tradisi dalam redaksi berita masih menjadi faktor
pembatas dalam pemanfaatan penuh kemampuan online untuk menciptakan laporan berita yang
lebih baik. Namun demikian, perkembangan teknologi ini membuka pintu bagi terciptanya berita
yang lebih kontekstual, dinamis, dan berpartisipasi.
Keterlibatan Audiens
Sebagai bagian dari jurnalisme kontekstual, keterlibatan audiens memainkan peran penting
dalam era daring. Internet, sebagai medium komunikasi aktif, memungkinkan keterlibatan yang
lebih besar daripada media cetak dan siaran analog yang bersifat pasif. Salah satu cara untuk
meningkatkan keterlibatan adalah melalui cerita yang menghadirkan pengalaman mendalam
(immersive storytelling) dalam lingkungan tiga dimensi. Saat ini, representasi tiga dimensi dari
lokasi aktual dalam berita dapat diproduksi secara digital dan didistribusikan melalui televisi.
Contohnya, di CBS News, "ekstrusi" 3-D digunakan secara rutin dalam berbagai laporan berita,
mulai dari cerita konflik di Irak hingga laporan lingkungan di hutan hujan Brasil.
Selain itu, terobosan terbaru datang dari pengembangan aplikasi realitas tercanggih oleh tim
di Universitas Columbia. Dengan menggunakan sistem berita realitas tercanggih yang dapat dipakai
di kepala, konsumen berita yang bergerak dapat mengalami kembali peristiwa bersejarah, seperti
pemberontakan mahasiswa Columbia tahun 1968, dengan interaktif. Melalui penggunaan perangkat
seperti GPS dan penerima pelacak kepala, pengguna dapat menyaksikan dan mendalami berita
berdasarkan lokasi fisik mereka.
Selain itu, dengan berkembangnya teknologi televisi digital, presentasi berita dalam format
tiga dimensi (3-D) akan menjadi lebih umum, menghadirkan pengalaman visual yang lebih kaya
bagi pemirsa. Ini menandai pergeseran dari laporan berita yang bersifat linier menjadi pengalaman
yang lebih interaktif dan menyeluruh. Dengan demikian, keterlibatan audiens dalam jurnalisme
kontekstual tidak hanya mengubah cara berita disampaikan, tetapi juga cara kita berinteraksi dan
memahami berita tersebut.
Konten Dinamis
Konten dinamis merupakan aspek keempat dari jurnalisme kontekstual. Dalam lingkungan
online, konten berita menjadi lebih fleksibel dan dinamis, memungkinkan representasi yang lebih
baik tentang peristiwa dan proses dalam kehidupan nyata. Orang-orang ingin mendapatkan berita
secara instan dan real-time. Mereka tidak ingin menunggu acara berita malam atau koran esok hari
untuk perkembangan dalam suatu berita penting. Mereka menginginkan informasi saat ini juga, dan
melalui internet, mereka bisa mendapatkannya. Hal ini menjadi tantangan bagi para jurnalis, yang
sekarang tidak hanya dapat tetapi juga harus menyediakan berita yang terus diperbarui bagi audiens
yang semakin terbiasa dengan akses terhadap berita terbaru. Selain itu, berita dalam lingkungan
digital bisa disesuaikan atau dipersonalisasi sesuai dengan preferensi individu. Ini memberikan
pandangan dunia yang lebih kontekstual, berwarna, dan multidimensi bagi audiens daripada cerita
yang disampaikan melalui media cetak dan siaran analog. Meskipun beberapa skeptis mungkin
berargumen bahwa media yang dipersonalisasi akan membawa fragmentasi audiens yang lebih
lanjut, namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Personalisasi pada internet lebih berkaitan dengan
mendapatkan berita yang disesuaikan dengan situasi kehidupan individu daripada mengabaikan
berita penting. Sedangkan dalam lingkungan media tradisional, sistem berita di internet tetap
berhubungan dengan berita-berita besar. Oleh karena itu, internet memberikan inklusivitas terhadap
sudut pandang berita yang beragam, bukan pengecualian terhadapnya.
Jurnalisme Kontekstual
Melalui interaksi dengan pembaca dan audiens secara langsung, jurnalis dapat memperoleh
wawasan baru dan melengkapi pemahaman mereka tentang suatu topik. Personalisasi berita dalam
lingkungan digital memungkinkan audiens untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi individu mereka, sehingga meningkatkan partisipasi dan keterlibatan
dalam proses informasi. Dengan demikian, meskipun tantangan dalam mencapai objektivitas dan
kebenaran tetap ada, jurnalisme kontekstual memberikan harapan untuk penyampaian berita yang
lebih seimbang, beragam, dan mendalam dalam era digital ini.