Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Cendikia Muda

Volume 3, Nomor 4, Desember 2023


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN CLAPPING DAN BATUK EFEKTIF TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM


PADA PASIEN DENGAN PPOK DI RUANG PARU RSUD JEND. A YANI KOTA METRO
TAHUN 2022

THE IMPLEMENTATION OF CLAPPING AND EFFECTIVE COUGHING ON SPUTUM


EXTRACTION IN PATIENTS WITH COPD IN THE LUNG ROOM OF
RSUD JEND. A YANI METRO CITY IN 2022

Nyoman Ayu Agustin1, Anik Inayati2, Sapti Ayubbana3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: nyomanayu.sdjcell@gmail.com

ABSTRAK

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular
yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat saat ini. Tanda dan gejala PPOK yaitu batuk
produktif, dispnea. Batuk biasanya terjadi di pagi hari, terjadi peningkatan jumlah mucus (sputum)
yang kental sehingga menyebabkan kerja silier terganggu, mengakibatkan sulit untuk membersihkan
mukus (sputum) di jalan napas. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dalam upaya membantu
pengeluaran sekret dapat dilakukan clapping dan batuk efektif. Rancangan karya tulis ilmiah ini
menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu pasien dengan PPOK.
Analisa data dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan selama 3 hari dan
dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari menunjukkan bahwa dari tidak dapat mengeluarkan
sputum menjadi dapat mengeluarkan sputum, suara nafas ronchi, dengan karakteristik sputum encer.
Kesimpulan teknik clapping dan batuk efektif dapat membantu pengeluaran sputum pada penderita
PPOK.

Kata Kunci : Claping dan Batuk Efektif, Pengeluaran Sputum, PPOK.

ABSTRACT

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is one of a group of non-communicable diseases


that has become a public health problem today. Signs and symptoms of COPD are productive cough,
dyspnea. Coughing usually occurs in the morning, there is an increase in the amount of thick mucus
(sputum) causing disruption of ciliary work, making it difficult to clear mucus (sputum) in the
airways. Management that can be done in an effort to help discharge secretions can be done by
clapping and coughing effectively. The design of this scientific paper uses a case study design. The
subjects used were patients with COPD. Data analysis was carried out using descriptive analysis.
The results of the application for 3 days and carried out 2 times a day in the morning and evening
showed that from not being able to excrete sputum to being able to produce sputum, breath sounds
were ronchi, with characteristics of watery sputum. In conclusion, effective clapping and coughing
techniques can help expel sputum in COPD patients.

Keywords : Clapping and Effective Coughing, Sputum Removal, COPD.

Agustin, Penerapan Clapping 513


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

PENDAHULUAN dinding dada menggunakan telapak


World Health Organization pada tahun tangan yang dibentuk seperti mangkuk
2019 menggungkapkan jumlah kematian dengan gerakan berirama di atas segmen
penderita Penyakit paru obstruktif kronik paru yang akan dialirkan. Clapping dapat
(PPOK) yaitu 3,23 juta kematian, lebih membantu melepaskan sekresi yang

dari 80% dari kematian ini terjadi di melekat pada dinding bronkus dan
7
bronkiolus . Sedangkan batuk efektif
negara berpenghasilan rendah dan
merupakan teknik untuk membersihkan
menengah1. Berdasarkan Profil Penyakit
sekresi pada jalan napas yang bertujuan
Tidak Menular tahun 2016 jumlah orang
untuk meningkatkan mobilisasi sekresi
dengan penyakit PPOK di Indonesia
dan mencegah resiko tinggi retensi
menurut kelompok umur sebagian besar
sekresi. Pemberian latihan batuk efektif
pada kelompok umur 60 tahun yaitu dilaksanakan terutama pada klien dengan
sebesar 1.809 menderita penyakit PPOK2. masalah keperawatan ketidakefektifan
Data medical record di Rumah Sakit jalan napas yang disebabkan oleh
Umum Daerah (RSUD) Jendral Ahmad kemampuan untuk batuk menurun . 8

Yani Metro, penyakit paru obstruktif


Tujuan penerapan clapping dan batuk
kronik (PPOK) menempati urutan
efektif ini adalah untuk membantu pasien
pertama dari sepuluh besar penyakit yang
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
ada di Ruang Paru pada tahun 2020
dalam mengeluarkan sputum.
dengan jumlah 155 penderita3.
METODE
Tanda dan gejala PPOK antara lain batuk Desain karya tulis ilmiah ini
produktif. Batuk biasanya terjadi di pagi menggunakan desain stadi kasus (case
hari terjadi peningkatan jumlah mucus study). Subyek yang digunakan dalam
(sputum) yang kental sehingga studi kasus yaitu 2 pasien PPOK.
menyebabkan kerja silier terganggu, Instrumen yang digunakan dalam
mengakibatkan sulit untuk membersihkan pengumpulan data meliputi kuesioner
mukus (sputum) di jalan napas4. Sputum karakteristik rersponden, standar
adalah sekret mukus yang dihasilkan dari operasional prosedur (SOP) penerapan

paru-paru, bronkus dan trakea5,6. clapping dan batuk efektif, lembar


observasi pengeluaran sputum.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan
dalam upaya membantu pengeluaran HASIL
sputum yaitu teknik clapping dan batuk Gambaran subyek penerapan yang
efektif. Clapping atau disebut perkusi didapatkan pada saat pengkajian sesuai
adalah tepukkan atau pukulan ringan pada

Agustin, Penerapan Clapping 514


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

dengan tahapan rencana penerapan adalah Hari Sebelum √ Ronchi Encer


sebagai berikut: ketiga Setelah √ Ronchi Encer

Tabel 1
Gambaran Subjek I Tabel 4
Data Subyek I Pengeluaran Sputum, Suara Nafas dan
Nama Ny. S Karakteristik Sputum Sebelum dan
Usia 47 tahun Setelah Penerapan pada Subyek II
Jenis kelamin Perempuan Subyek I
Pekerjaan Petani Pengeluaran
Waktu
Faktor risiko - Sputum Suara Karakteristik
Pengukuran
Riwayat Asma bronkhial sejak Nafas Sputum
Ya Tdk
kesehatan 25 tahun yang lalu
masalah lalu Sebelum √ Ronchi -
Hari 1
Setelah √ Ronchi Kental
Tabel 2 Sebelum √ Ronchi Kental
Gambaran Subyek II Hari 2
Setelah √ Ronchi Kental
Data Subyek I
Hari Sebelum √ Ronchi Encer
Nama Tn. S
Usia 69 tahun ketiga Setelah √ Ronchi Encer
Jenis kelamin Laki-laki
Pekerjaan Petani PEMBAHASAN
Faktor risiko Perokok aktif, sejak 50
tahun yang lalu 1. Karakteristik Subyek
Riwayat - a. Usia
kesehatan
masalah lalu Kedua subyek yang terlibat dalam
penerapan ini berusia 47 tahun
Pengkajian dan penerapan clapping
pada subyek I dan 69 tahun pada
dan batuk efektif pada subyek I subyek II. Prevalensi kejadian
dilakukan pada tanggal 07 sampai penyakit paru obstruksi kronik
dengan 09 Juni 2022 dan pada subyek (PPOK) terjadi seiring
II dilakukan pada tanggal 13 sampai bertambahnya usia9. Berdasarkan
15 Juni 2022 dengan hasil sebagai teori menyatakan bahwa penyakit
beriktut: paru obstruksi kronik (PPOK)
Tabel 3 biasanya menyerang orang dewasa
Pengeluaran Sputum, Suara Nafas dan usia pertengahan dan orang lansia4.
Karakteristik Sputum Sebelum dan
Setelah Penerapan pada Subyek I Usia lanjut dapat menyebabkan
Subyek I PPOK karena pada pasien usia
Waktu Pengeluaran lanjut sistem respirasi mengalami
Sputum Suara Karakteristik
Pengukuran
Nafas Sputum penurunan daya tahan serta
Ya Tdk
Sebelum √ Ronchi - penurunan fungsi. Terjadinya
Hari 1
Setelah √ Ronchi Kental perubahan pada dinding dada
Sebelum √ Ronchi Kental menyebabkan compliance dinding
Hari 2
Setelah √ Ronchi Kental
dada berkurang dan terdapat

Agustin, Penerapan Clapping 515


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

penurunan elastisitas parenkim dibanding pada perempuan.


paru, bertambahnya kelenjar mukus Walaupun tidak semua perokok
dan penebalan pada mukosa akan berkembang menjadi PPOK,
10
bronkus . tetapi sebanyak 20 - 25% perokok
akan berisiko menderita PPOK11.
Berdasarkan uraian diatas menurut
analisa penulis kedua subyek dalam Berdasarkan uraian diatas hasil
penerapan ini beriko menderita penerapan ini sejalan dengan teori
PPOK dikarenakan kategori usia dan penelitian terkait. Menurut
subyek masuk dalam kategori usia analisa penulis PPOK lebih sering
lanjut sehingga terjadi penurunan terjadi pada seseorang berjenis
fungsi organ. Subyek dalam kelamin laki-laki dibandingkan
penerapan ini berusia 47 tahun dan perempuan. Subyek II dalam
69 tahun penerapan ini berjenis kelamin laki-
laki dan mempunyai kebiasaan
b. Jenis Kelamin
Berdasarkan teori bahwa PPOK merokok hingga saat ini, sehingga

sering terjadi pada laki-laki dari subyek II berisiko tinggi

pada wanita4. Hal ini dikuatkan mengalami atau menderita PPOK.

oleh hasil Riset Kesehatan Dasar c. Pekerjaan


(Riskesdas) bahwa prevalensi Kedua subyek dalam penerapan ini
PPOK lebih tinggi terjadi pada laki- bekerja sebagai petani. Pekerjaan
laki dibangkingkan wanita. Hal ini dapat menentukan status sosio
disebabkan oleh adanya kebiasaan ekonomi seseorang. Sosio ekonomi
merokok dan risiko pajanan di rendah merupakan faktor risiko
tempat kerja yang lebih besar. Di PPOK12.
Indonesia menurut data dari
Berdasarkan hasil penelitian
SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi
tentang gambaran kualitas hidup
Nasional) menunjukkan bahwa
pasien PPOK stabil di poli Paru
64% penduduk Indonesia yang
RSUD Arifin Achmad Provinsi
berjenis kelamin laki-laki adalah
Riau menunjukkan bahwa,
perokok dan hanya 4,5%
mayoritas responden yang memiliki
perempuan perokok pada tahun
kualitas hidup yang tidak baik
20049. Rokok masih dianggap
adalah responden yang bekerja
sebagai faktor risiko terpenting
sebagai petani yang berjumlah 11
yang menyebabkan PPOK.
responden (78,57%). Hal ini bisa
Kecenderungan merokok pada laki-
disebabkan karena faktor pekerjaan
laki masih jauh lebih tinggi
petani yang berhubungan erat

Agustin, Penerapan Clapping 516


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

dengan alergi dan hiperaktivitas Berdasarkan uraian diatas kejadian


bronkus, pekerja yang bekerja di PPOK sering terjadi atau
lingkungan yang berdebu dan ditemukan pada pasien yang
berbahaya terhadap paparan mempunyai riwayat penyakit
pestisida sebagai bahan kimia pernafasan. Pada subyek I
berpengaruh terhadap system saraf mempunyai riwayat Asma sejak
dan akan lebih berisiko menderita ±25 tahun yang lalu, sehingga
PPOK. Faktor lain yang subyek I lebih berisiko menderita
berpengaruh terhadap PPOK dibandingkan seseorang
meningkatnya resiko PPOK pada yang tidak mempunyai riwayat
petani adalah kebiasaan merokok penyakit pernafasan.
yang umumnya masih banyak
dilakukan oleh petani13. 2. Hasil Penerapan
Penerapan ini dilakukan pada dua
d. Riwayat Penyakit
Subyek I dalam penerapan ini subyek dengan usia 47 tahun dan 69

mengatakan mempunyai riwayat tahun berjenis kelamin perempuan dan

penyakit paru ±25 tahun yang lalu. laki-laki. Sebelum dilakukan

Pasien asma, jalan napas bronkhial penerapan clapping dan batuk efektif,

menyempit dan membatasi jumlah didapatkan bahwa kedua subyek tidak

udara yang mengalir ke dalam paru dapat mengeluarkan sputum, suara

sehingga lambat laun akan nafas ronchi. Setelah dilakukan

menyebabkan terjadinya PPOK8. tindakan clapping dan batuk efektif


selama 3 hari, kedua subyek dapat
Hal ini dikuatkan oleh penelitian
mengeluarkan sputum, suara nafas
yang menyatakan bahwa riwayat
masih terdengar ronchi, karakteristik
penyakit pernafasan merupakan
sputum encer.
faktor risiko kejadian PPOK di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo- Tanda dan gejala PPOK antara lain

lepo Tahun 2017 dengan OR batuk produktif. Batuk biasanya terjadi

sebesar 7,451. Artinya responden di pagi hari terjadi peningkatan jumlah

yang memiliki riwayat penyakit mucus (sputum) yang kental sehingga

pernafasan mempunyai risiko menyebabkan kerja silier terganggu,

mengalami PPOK 7 kali lebih besar mengakibatkan sulit untuk

dibandingkan dengan responden membersihkan mukus (sputum) di

yang tidak memiliki riwayat jalan napas4. Sputum adalah sekret

penyakit pernafasan14. mukus yang dihasilkan dari paru-paru,


bronkus dan trakea5,6.

Agustin, Penerapan Clapping 517


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk merangsang terbukanya sistem


dalam upaya membantu pengeluaran kolateral, meningkatkan distribusi
sputum yaitu teknik clapping dan ventilasi, meningkatkan volume paru
batuk efektif. Clapping atau disebut dan memfasilitasi pembersihan jalan
perkusi adalah tepukkan atau pukulan nafas15.
ringan pada dinding dada
Hasil penerapan ini sejalan dengan
menggunakan telapak tangan yang
penelitian sebelumnya tentang
dibentuk seperti mangkuk dengan
pengaruh terapi clapping dan postural
gerakan berirama di atas segmen paru
drainase terhadap pengeluaran sputum
yang akan dialirkan. Clapping dapat
pada pasien PPOK (Penyakit
membantu melepaskan sekresi yang
Pernapasan Obstruksi Kronik) di
melekat pada dinding bronkus dan
Ruang Mawar RSUD dr. R Koesma
bronkiolus7. Sedangkan batuk efektif
Tuban yang dilakukan sekitar 1 jam
merupakan teknik untuk
sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
membersihkan sekresi pada jalan
sebelum tidur pada malam hari. Hasil
napas yang bertujuan untuk
penelitian menunjukkan bahwa hampir
meningkatkan mobilisasi sekresi dan
seluruhnya pasien PPOK tidak bisa
mencegah resiko tinggi retensi sekresi.
mengeluarkan sputum sebelum
Pemberian latihan batuk efektif
diberikan perlakuan terapi clapping
dilaksanakan terutama pada klien
dan postural drainase yaitu 10 (91%)
dengan masalah keperawatan
responden. Setelah diberikan terapi
ketidakefektifan jalan napas yang
clapping dan postural drainase, hampir
disebabkan oleh kemampuan untuk
semua pasien dapat mengeluarkan
batuk menurun8.
sputum yaitu 9 (81.8%) responden.
Teknik clapping merupakan energi Kesimpulan dari penelitian yaitu
mekanik pada dada yang diteruskan terdapat pengaruh terapi clapping dan
pada saluran nafas dapat dialirkan. postural drainase terhadap
Selain itu teknik clapping juga berguna pengeluaran sputum pada pasien
untuk mengembalikan dan memelihara PPOK di Ruang Mawar RSUD R.
fungsi otot-otot pernafasan dan Koesma Tuban16.
membantu membersihkan sekret dari
Penelitian lain tentang fisioterapi dada
bronkus untuk mencegah penumpukan
dan batuk efektif sebagai
sekret, memperbaiki pergerakan dan
penatalaksanaan ketidakefektifan
aliran sekret. Sedangkan batuk efektif
bersihan jalan nafas pada pasien TB
merupakan teknik batuk yang
Paru di RSUD Kota Kendari,
menekankan inspirasi maksimal yang
penerapan fisioterapi dada dan batuk
dimulai dari ekspirasi, yang bertujuan

Agustin, Penerapan Clapping 518


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

efektif dilaksanakan selama 3 hari, 4. LeMone, P., Burke, KM & Bauldoff,


dengan frekuensi latihan 2x dalam G. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Volume 4. alih Bahasa:
sehari pada pagi (P) dan sore (S) hari. Subekti, B N. Jakarta: EGC.
Menunjukkan hasil penelitian bahwa 5. Imelda, F. (2022). Buku Ajar
fisioterapi dada dan batuk efektif dapat Keterampilan Dasar Keperawatan.
digunakan sebagai penatalaksanaan Bandung: Media Sains Indonesia.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas 6. Harahap, M. L., Siregar, D. A &
pada pasien TB paru dengan kriteria Suryani, E. (2022). Buku Ajar
Keterampilan Dasar. Padang: PT
hasil kepatenan jalan napas yang
Inovasi Pratama Internasional.
ditandai dengan frekuensi napas
7. Rakhman, A & Khodijah. (2014). Buku
normal, irama napas teratur, tidak ada
Panduan Praktek Laboratorium
suara napas tambahan, pasien mampu Ketrampilan Dasar Dalam
mengeluarkan sputum17. Keperawatan 2. Yogyakarta:
Deepublish.
KESIMPULAN 8. Muttaqin, A. (2012). Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Berdasarkan hasil penerapan diatas
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba
penulis dapat menyimpulkan bahwa Medika.
penerapan clapping dan batuk efektif
9. Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan
dapat membantu pengeluaran sputum Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
sehingga dapat mengurangi sesak nafas Pengembangan Kesehatan RI.
dan memberi rasa nyaman pada pasien 10. Fajrin, O., Yovi, I & Burhanuddin, L.
dengan PPOK. (2015). Gambaran status gizi dan
fungsi paru pada pasien penyakit paru
DAFTAR PUSTAKA obstruktif kronik stabil di poli paru
1. WHO. (2021). Chronic obstructive RSUD Arifin Achmad (Doctoral
pulmonary disease (COPD). di akses dissertation, Riau University).
pada tanggal 20 Maret 2022 dalam web 11. Firdausi., Musawaris, RF &
site: https://www. who.int/news- Fitriangga, A. (2014). Hubungan
room/fact-sheets/detail/chronic- Derajat Obstruksi Paru dengan
obstructive-pulmonary-disease- Kualitas Hidup Penderita PPOK di
(copd). RSUD Dr. Soedarso
2. Kemenkes RI. (2017). Profil Penyakit Pontianak (Doctoral dissertation,
Tidak Menular tahun 2016. Indonesia: Tanjungpura University).
Kementerian Kesehatan RI. 12. Sholihah, M., Suradi & Aphridasari. J.
Sekretariat Jenderal. (2019). Pengaruh Pemberian
3. Medikal Record RSUD Jend. Ahmad Quercetin Terhadap Kadar Interleukin
Yani Metro. (2020). 10 Besar Penyakit 8 (IL-8) Dan Nilai COPD Assessment
di Ruang Penyakit Paru RSUD Jend. Test (CAT) Pasien Penyakit Paru
Ahmad Yani Metro. Obstruktif Kronik (PPOK) Stabil. J
Respir Indo, 39(2), 103-12.

Agustin, Penerapan Clapping 519


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

13. Muthmainnah, M., Restuastuti, T., &


Munir, S. M. (2015). Gambaran
kualitas hidup pasien PPOK stabil di
poli paru RSUD Arifin Achmad
provinsi Riau dengan menggunakan
kuesioner SGRQ (Doctoral
dissertation, Riau University).
14. Ismail, L., Sahrudin, S., & Ibrahim, K.
(2017). Analisis faktor risiko kejadian
penyakit paru obtruktif kronik (PPOK)
di wilayah kerja Puskesmas Lepo-
Lepo Kota Kendari tahun
2017 (Doctoral dissertation, Haluoleo
University).
15. Andayani, K & Supriyadi. (2014).
Pengaruh Pemberian Teknik Clapping
dan Batuk Efektif Terhadap Bersihan
Jalan Nafas pada Pasien Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) di BP4 kota
Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Volume 10. No.1 Januari
2014.
16. Suhartono. (2014). Pengaruh Terapi
Clapping dan Postural Drainase
terhadap Pengeluaran Sputum pada
Pasien PPOK (Penyakit Pernapasan
Obstruksi Kronik) di Ruang Mawar
RSUD dr. R Koesma Tuban. Jurnal
Prodi S1 Keperawatan STIKES NU
Tuban.
17. Tahir, R., Imalia, D. S. A., &
Muhsinah, S. (2019). Fisioterapi Dada
Dan Batuk Efektif Sebagai
Penatalaksanaan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Nafas Pada Pasien TB
Paru Di RSUD Kota Kendari. Health
Information: Jurnal Penelitian, 11(1),
20-25.

Agustin, Penerapan Clapping 520

Anda mungkin juga menyukai