499 1027 1 SM
499 1027 1 SM
ABSTRAK
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok penyakit tidak menular
yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat saat ini. Tanda dan gejala PPOK yaitu batuk
produktif, dispnea. Batuk biasanya terjadi di pagi hari, terjadi peningkatan jumlah mucus (sputum)
yang kental sehingga menyebabkan kerja silier terganggu, mengakibatkan sulit untuk membersihkan
mukus (sputum) di jalan napas. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dalam upaya membantu
pengeluaran sekret dapat dilakukan clapping dan batuk efektif. Rancangan karya tulis ilmiah ini
menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek yang digunakan yaitu pasien dengan PPOK.
Analisa data dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan selama 3 hari dan
dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari menunjukkan bahwa dari tidak dapat mengeluarkan
sputum menjadi dapat mengeluarkan sputum, suara nafas ronchi, dengan karakteristik sputum encer.
Kesimpulan teknik clapping dan batuk efektif dapat membantu pengeluaran sputum pada penderita
PPOK.
ABSTRACT
dari 80% dari kematian ini terjadi di melekat pada dinding bronkus dan
7
bronkiolus . Sedangkan batuk efektif
negara berpenghasilan rendah dan
merupakan teknik untuk membersihkan
menengah1. Berdasarkan Profil Penyakit
sekresi pada jalan napas yang bertujuan
Tidak Menular tahun 2016 jumlah orang
untuk meningkatkan mobilisasi sekresi
dengan penyakit PPOK di Indonesia
dan mencegah resiko tinggi retensi
menurut kelompok umur sebagian besar
sekresi. Pemberian latihan batuk efektif
pada kelompok umur 60 tahun yaitu dilaksanakan terutama pada klien dengan
sebesar 1.809 menderita penyakit PPOK2. masalah keperawatan ketidakefektifan
Data medical record di Rumah Sakit jalan napas yang disebabkan oleh
Umum Daerah (RSUD) Jendral Ahmad kemampuan untuk batuk menurun . 8
Tabel 1
Gambaran Subjek I Tabel 4
Data Subyek I Pengeluaran Sputum, Suara Nafas dan
Nama Ny. S Karakteristik Sputum Sebelum dan
Usia 47 tahun Setelah Penerapan pada Subyek II
Jenis kelamin Perempuan Subyek I
Pekerjaan Petani Pengeluaran
Waktu
Faktor risiko - Sputum Suara Karakteristik
Pengukuran
Riwayat Asma bronkhial sejak Nafas Sputum
Ya Tdk
kesehatan 25 tahun yang lalu
masalah lalu Sebelum √ Ronchi -
Hari 1
Setelah √ Ronchi Kental
Tabel 2 Sebelum √ Ronchi Kental
Gambaran Subyek II Hari 2
Setelah √ Ronchi Kental
Data Subyek I
Hari Sebelum √ Ronchi Encer
Nama Tn. S
Usia 69 tahun ketiga Setelah √ Ronchi Encer
Jenis kelamin Laki-laki
Pekerjaan Petani PEMBAHASAN
Faktor risiko Perokok aktif, sejak 50
tahun yang lalu 1. Karakteristik Subyek
Riwayat - a. Usia
kesehatan
masalah lalu Kedua subyek yang terlibat dalam
penerapan ini berusia 47 tahun
Pengkajian dan penerapan clapping
pada subyek I dan 69 tahun pada
dan batuk efektif pada subyek I subyek II. Prevalensi kejadian
dilakukan pada tanggal 07 sampai penyakit paru obstruksi kronik
dengan 09 Juni 2022 dan pada subyek (PPOK) terjadi seiring
II dilakukan pada tanggal 13 sampai bertambahnya usia9. Berdasarkan
15 Juni 2022 dengan hasil sebagai teori menyatakan bahwa penyakit
beriktut: paru obstruksi kronik (PPOK)
Tabel 3 biasanya menyerang orang dewasa
Pengeluaran Sputum, Suara Nafas dan usia pertengahan dan orang lansia4.
Karakteristik Sputum Sebelum dan
Setelah Penerapan pada Subyek I Usia lanjut dapat menyebabkan
Subyek I PPOK karena pada pasien usia
Waktu Pengeluaran lanjut sistem respirasi mengalami
Sputum Suara Karakteristik
Pengukuran
Nafas Sputum penurunan daya tahan serta
Ya Tdk
Sebelum √ Ronchi - penurunan fungsi. Terjadinya
Hari 1
Setelah √ Ronchi Kental perubahan pada dinding dada
Sebelum √ Ronchi Kental menyebabkan compliance dinding
Hari 2
Setelah √ Ronchi Kental
dada berkurang dan terdapat
Pasien asma, jalan napas bronkhial penerapan clapping dan batuk efektif,