Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS KASUS PEMBUNUHAN SALIM KANCIL, AKTIVIS YANG DIBUNUH

KARENA MENOLAK TAMBANG PASIR

NAMA : MUHAMMAD RESTU ALAM

NPM : B1A021162

KELAS :C

Peristiwa yang terjadi enam tahun yang lalu tepatnya pada 26 September 2015. Berawal
mulai dari penambangan pasir pantai waktu pecak ilegal, seorang petani dan jugaa aktivis
lingkungan hidup mencoba menghentikan penambangan tersebut, namun beberapa gerombolan
mengikat tangan Salim dan membawanya ke Balai Desa Selok Awar-Awar yang berjarak 2 km
dari rumahnya dengan cara di seret, dipukuli, digergaji lehernya, Salim juga disentrum.

Salim dikeroyok oleh sekitar 40 orang dengan menggunakan sejumlah senjata tajam,
batu, hingga kayu. Kejadian ini terjadi kurang lebih setengah jam, hingga menimbulkan
kegaduhan yang pada saat itu sedang berlangsung proses belajar mengajar di sebuah sekolah
Paud. Polres Lumajang saat ini telah mengamankan 22 orang terduga pelaku pengeroyokan
tersebut. Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono Kabid Humas Polda Jatim mengatakan,
dari 22 orang terduga pelaku 19 ini diantaranya sudah ditahan.”Dua tersangka lainya tidak
ditahan karena masuk kategori di bawah umur yakni 16 tahun”. Salim dibunuh dengan cara
sangat keji dan tidak manusiawi.

Kehadiran tambang pasir yang semakin merebak di desanya sudah mulai dirasakan oleh
warga karena merusak lingkungan setempat. Saluran irigasi persawahan rusak, padi tak bisa
ditanaman akibat air laut menggenangi persawahan setelah pesisir terus dilakukan pengurukan
pasir. Komnas HAM menilai, bahwa kematian Salim Kancil merupakan tanda rendahnya
jaminan keamanan bagi para pembela kemanusian di negeri ini. Tak ada jaminan keamanan bagi
pejuang kemanusiaan sama dengan membiarkan ketakutan meneror para pembela lain yang
berupaya memperjuangkan hak warga, termasuk urusan HAM. Tragedi Salim Kancil menjadi
peringatan agar khususnya bagi para pejuang kemanusiaan harus semakin berhati-hati.

Para pelaku penganiyayaan Salim Kancil telah ditangkap. Meski begitu, penegakan
hukum atas kasus ini masih tetap menyisakan ketidakadilan. Dua otak pelaku pembunuhan dan
penganiyayaan Salim Kancil dan rekannya, yaitu Hariyono dan rekannya bernama Mat Dasir,
yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Selok Awar-Awar
hanya divonis kurungan 20 tahun penjara. Keduanya dinilai terbukti melanggar Pasal 340 KUHP
tentang pembunuhan berencana. Vonis terhadap keduanya lebih ringan dari tuntutan jaksa, yang
menuntut penjara seumur hidup.
Vonis tersebut menurut warga setempat yang peduli akan kelestarian lingkungan desa
dinilai sangat tidak sepadan dengan serangkaian perlakuan yang berujung pembunuhan yang
direncanakan. Bahkan, hingga kini, siapa pemilik tambang-tambang di desa tersebut belum
terungkap.

Analisis:

Pada kasus yang menimpa Salim Kancil dapat dikaitkan dengan Teori Retributif Murni.
Dalam penegakan hukumnya terhadap kasus pembunuhan Salim Kancil dapat dilihat dari proses
hukum yang berlangsung. Teori Retributif Murni adalah teori yang beranggapan bahwa hukuman
adalah bentuk pembalasan yang adil atas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Dalam hal ini,
pelaku pembunuhan Salim Kancil harus menerima hukuman yang setimpal dengan kejahatan
yang telah mereka lakukan.

Pada prakteknya, hukuman yang diberikan kepada pelaku harus sesuai dengan tingkat
kejahatan yang mereka lakukan, mengingat bahwa pembunuhan Salim Kancil dilakukan dengan
sangat keji dan kejam dan sangat tidak manusiawi. Namun, dalam penerapanya Teori Retributif
Murni, juga perlu diingat bahwa hukuman yang diberikan harus tetap mempertimbangkan hak
asasi manusia sang pelaku. Artinya, meskipun pelaku pembunuhan dan penganiyayaan Salim
Kancil harus menerima hukuman yang setimpal, hukuman tersebut tidak boleh melampaui batas-
batas yang telah ditetapkan oleh hak asasi manusia (HAM).

Dari analisis diatas maka dapat disimpulkan dalam kasus pembunuhan dan
penganiyayaan Salim Kancil, penerapan Teori Retributif Murni yangmenegaskan bahwa para
pelaku harus dihukum dengan hukuman yang setimpal, namun tetap mempertimbangkan hak
asasi mereka sebagai manusia.

Anda mungkin juga menyukai