Anda di halaman 1dari 5

Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle

Protokol Serious Injury and Fatality (SIF) Prevention


Ruang lingkup observasi protokol ‘Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle’:
Protokol ini untuk mengobservasi aktivitas kendaraan medium dan berat. Kendaraan medium berupa mobil bus dengan Jumlah Berat
Bruto (JBB) >5000 – 8000 kg (bus medium/mikro) dan truk dengan penggerak roda 4x2 atau 4x4. Kendaraan berat berupa mobil bus
dengan JBB > 8000 kg (bus besar) dan mobil barang (dump truck, crane, vacuum, trailer, prime mover+lowboy/highboy) termasuk
kendaraan yang menarik kereta tempelan dan alat berat beroda karet (ban) yang melintasi jalan. Observasi protokol ini dilakukan dengan
cara naik ke dalam kendaraan yang diobservasi atau mengikutinya dari belakang dengan kendaraan lain.

No. Pertanyaan pengendalian resiko dan pemenuhan safeguard terkait: YES NO N/A
A Apakah kelengkapan dokumen pengemudi & kendaraan valid, pelaksanaan PTI dan persiapan
mengemudi dipenuhi?
• SIM dan Kartu Pengemudi (KP) masih berlaku (SIM sesuai peruntukannya). SIM pengemudi
kendaraan dengan kereta tempelan golongan BI untuk berat kereta tempelan < 1000 kg atau BII >
1000 kg.
• STNK, KIR, SILO (Surat Ijin Layak Operasi) atau sertifikat lulus uji kereta tempelan & kendaraan
penariknya masih berlaku.
• Pengemudi memiliki sertifikat sesuai dengan kendaraan yang dikendarai seperti pengangkut limbah
B3, bahan peledak, bahan bakar.
• PTI yang diisi sesuai dengan kondisi aktual kendaraan (ban, lampu, kaca spion, wiper, klakson, rem,
sabuk pengaman, loose items di dashboard atau dibawah kursi driver, DIMS (Driver Improvement
Monitoring System), alarm mundur untuk kendaraan berat.
• Kritikal komponen kendaraan (ban, lampu, kaca spion, wiper, klakson, rem, sabuk pengaman, alarm
mundur) dalam kondisi laik pakai.
• Pengemudi memahami tujuan, rute dan bahaya selama perjalanan.
• Kondisi pengemudi dalam keadaan fit.
• Bukti inspeksi King-Pin trailer/low boy tersedia dan valid.
• Kereta tempelan (anhang gendong) dilengkapi:
- Alat perangkai beserta alat pengunci dan rantai pengekang,
- Kaki penopang,
- Rem untuk berat kereta tempelan >750 kg,
- Lampu penunjuk arah, lampu rem dan lampu mundur.

B Apakah pengemudi tidak terdistraksi dan penumpang dalam kondisi selamat selama perjalanan?
• Pengemudi tidak menggunakan telepon selular, radio komunikasi atau alat komunikasi elektronik
lainnya saat mengemudi.
• Pengemudi tidak menyetel/tuning radio, musik atau audio mobil saat mengemudi.
• Pengemudi tidak mengatur posisi kursi, spion, stir dan mengambil barang saat mengemudi.
• Pengemudi dan penumpang tidak merokok di dalam kendaraan.
• Pengemudi dan penumpang mengenakan sabuk pengaman (3 titik retractable untuk pengemudi
bus/truck dan 2 titik untuk penumpang bus).
• Pengemudi dan penumpang duduk dikursi yang dilengkapi headrest.

Note: N/A jika kendaran diobservasi dengan mengikutinya dari belakang menggunakan kendaraan lain.

C Apakah pengemudi menerapkan praktek mengemudi selamat/defensif?


• Mengurangi kecepatan di tikungan, persimpangan, keramaian dan kondisi cuaca/ jalan yang buruk.
• Menyediakan ruang untuk menghindar.
• Pengemudi mematuhi batas kecepatan.
• Pengemudi menjaga jarak iring selamat.
• Pengemudi mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

Rev. 3.0, Agustus 2023 Daftar periksa observasi Protokol ‘Motor Vehicle Safety’ Page 1 of 5
Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle
Protokol Serious Injury and Fatality (SIF) Prevention
No. Pertanyaan pengendalian resiko dan pemenuhan safeguard terkait: YES NO N/A
D Apakah pengemudi melakukan langkah-langkah selamat ketika mundur?
• Membunyikan klakson sebelum mundur untuk kendaraan berat.
• Mundur perlahan sambil mengamati potensi bahaya di sekitar kendaraan.
• Mundur wajib dipandu oleh spotter dan posisi spotter terlihat oleh driver untuk kendaraan berat.

Note: N/A jika kendaran tidak melakukan aktivitas mundur.

E Apakah tindakan selamat dilakukan oleh pengemudi ketika menghentikan kendaraan sementara?
• Pengemudi tetap di dalam kabin saat mesin kendaraan menyala.
• Transmisi diposisikan netral dan mengaktifkan rem tangan (parking brake).
• Berhenti dengan seluruh posisi badan mobil di bahu jalan.
• Kondisi bahu jalan datar dan keras tidak berpontensi meluncur dan terguling.
• Mengaktifkan lampu isyarat saat berhenti di bahu jalan.

Note: N/A jika kendaran tidak berhenti sementara.

F Apakah tindakan selamat dilakukan oleh pengemudi ketika parkir?


• Memarkir kendaraan dengan kondisi gerakan pertama maju ketika keluar dari tempat parkir.
• Pengemudi mengaktifkan rem tangan dan posisi transmisi di P atau gigi 1 atau gigi mundur sesuai
kondisi tempat parkir.
• Pengemudi memarkir kendaraan di tempat parkir yang selamat (bukan di badan jalan, tikungan,
jembatan dan lain-lain).
• Memasang minimal 2 ganjal roda (wheel chock) dan sesuai dengan kondisi parkir (jalan turunan atau
tanjakan) untuk kendaraan berat. Tinggi ganjal roda minimal ¼ diameter roda.

Note: N/A jika kendaran tidak melakukan aktivitas parkir.

G Apakah pengemudi melakukan SSWA ketika berada pada kondisi tidak selamat?
• Pengemudi melebihi maksimum durasi berkendara mengemudi.
• Kendaraan digunakan ketika engine indicator pada panel dashboard menyala.
• Jumlah penumpang/muatan melebihi kapasitas kendaraan.
• Pengemudi kelelahan atau mengantuk.
• Kondisi cuaca yang menyebabkan jarak pandang terbatas.
• Muatan diletakkan pada tempat yang tidak sesuai peruntukannya sehingga bisa mengganggu fungsi
komponen kritikal equipment atau muatan jatuh ke jalan (seperti peletakan muatan dekat telescopic
cylinder pada garbage compactor truck).

Note: N/A jika tidak ada kondisi yang mengharuskan SSWA.

H Apakah mitigasi untuk kendaraan dan muatan yang berpotensi terguling atau tabrakan dengan
kendaraan lain sudah diterapkan?
• Muatan yang berpotensi terlepas/terjatuh diikat.
• Ketinggian muatan tidak menyebabkan potensi terguling.
• Ketinggian muatan tidak menyentuh fasilitas yang dilewati misalnya: power line, rambu-rambu.
• Kendaraan dengan muatan yang melebihi lebar badan mobil harus di-convoy.
• Kendaraan dengan muatan overhang lebih dari 1-meter dipasang penanda (seperti bendera merah),
apabila overhang melebihi 2-meter harus ada tambahan pengaman lain (seperti melakukan convoy
dibelakang unit tersebut).
• Trailer dilengkapi stopper jika membawa muatan yang berpotensi meluncur ke bagian kabin.
• Mobilisasi crane dan heavy equipment:
- Mobilisasi tidak dilakukan pada malam hari (kecuali ada persetujuan setingkat Manager),
- Pemindahan crane atau heavy equipment dikonvoi,

Rev. 3.0, Agustus 2023 Daftar periksa observasi Protokol ‘Motor Vehicle Safety’ Page 2 of 5
Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle
Protokol Serious Injury and Fatality (SIF) Prevention
No. Pertanyaan pengendalian resiko dan pemenuhan safeguard terkait: YES NO N/A
- Tidak ada operator atau personil di dalam cabin crane atau heavy equipment,
- Hook crane dalam kondisi dilepas atau jika terpasang harus diikat,
- Blade grader diposisikan sehingga tidak melebihi lebar lowboy,
- Ukuran blade bulldozer yang melebihi lebar lowboy diangkut dalam kondisi dilepas,
- Memeriksa kondisi/kekuatan lashing setelah memulai perjalanan sekitar 10 menit, sewaktu,
lowboy berhenti istirahat, dan setiap rentang perjalanan 25 km.

Note: N/A jika kendaraan tidak bermuatan.

Rev. 3.0, Agustus 2023 Daftar periksa observasi Protokol ‘Motor Vehicle Safety’ Page 3 of 5
Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle
Protokol Serious Injury and Fatality (SIF) Prevention

Opportunity Library:
A 1. SIM/KP tidak ada atau tidak berlaku (Planning Phase)
2. SIM tidak sesuai dengan perutukannya (Planning Phase)
3. KIR/STNK/SILO/Sertifikat lulus uji tidak ada atau tidak berlaku (Planning Phase)
4. Pengemudi tidak memiliki sertifikat sesuai dengan kendaraan yang dikendarai (Planning Phase)
5. Tidak ada bukti PTI telah dilakukan (Implementation Phase)
6. PTI yang diisi tidak sesuai dengan kondisi aktual kendaraan (Implementation Phase)
7. Komponen kritikal kendaraan tidak ada/tidak laik pakai (Implementation Phase)
8. Seat belt tidak retractable (Implementation Phase)
9. Ada loose item di dashboard (Implementation Phase)
10. RFID yang digunakan bukan personal (Implementation Phase)
11. Mesin kendaraan bisa dihidupkan tanpa tapping RFID (Implementation Phase)
12. DIMs tidak terpasang (Planning Phase)
13. DIMs tidak berfungsi atau rusak (Implementation Phase)
14. Tujuan, rute, atau bahaya selama perjalanan tidak dipahami (Implementation Phase)
15. Pengemudi bertugas melebihi batas waktu jam mengemudi per hari atau per minggu (Implementation Phase)
16. Pengemudi tidak fit (Implementation Phase)
17. Bukti inspeksi king-pin trailer tidak ada atau tidak valid (Planning Phase)
18. Kereta tempelan tidak memenuhi persyaratan (Planning Phase)

B 19. Pengemudi menelpon/texting, mengoperasikan radio komunikasi/audio (Implementation Phase-ID)


20. Pengemudi mengatur posisi kursi, spion, stir dan mengambil barang-barang (Implementation Phase)
21. Penumpang merokok (Implementation Phase)
22. Pengemudi atau penumpang tidak mengenakan seat belt (Implementation Phase)
23. Pengemudi atau penumpang duduk dikursi yang tidak dilengkapi headrest (Implementation Phase)

C 24. Pengemudi tidak mengurangi kecepatan saat memasuki tikungan, persimpangan, keramaian atau kondisi cuaca/ jalan
yang buruk (Implementation Phase-ID)
25. Tidak menyediakan ruang untuk menghindar (Implementation Phase)
26. Pengemudi mengemudi melebihi batas kecepatan (Implementation Phase)
27. Pengemudi tidak menjaga jarak iring selamat (Implementation Phase)
28. Pengemudi melanggar rambu-rambu lalu lintas (Implementation Phase)

D 29. Tidak membunyikan klakson sebelum mundur untuk kendaraan berat (Implementation Phase)
30. Mundur tidak perlahan (Implementation Phase)
31. Mundur tidak mengamati kondisi di sekitar kendaraan (Implementation Phase)
32. Mundur tidak dipandu oleh Spotter untuk kendaraan berat (Implementation Phase)
33. Spotter kendaraan berat berada di belakang kendaraan (zona buta) ketika memberikan aba-aba mundur (Implementation
Phase-ID)
34. Spotter kendaraan berat tidak terlihat oleh driver (Implementation Phase)

E 35. Kendaraan berhenti sementara, pengemudi keluar dari kabin saat mesin kendaraan menyala (Implementation Phase)
36. Kendaraan berhenti sementara, transmisi tidak diposisikan netral dan mengaktifkan rem tangan (Implementation Phase)
37. Kendaraan berhenti sementara, sebagian atau seluruh badan mobil ada di badan jalan (Implementation Phase)
38. Kendaraan berhenti sementara, pada kondisi bahu jalan yang tidak rata atau lunak (Implementation Phase)
39. Kendaraan berhenti sementara, tidak mengaktifkan lampu isyarat (Implementation Phase)

F 40. Pengemudi tidak memarkir kendaraan dengan gerakan pertama maju (Implementation Phase)
41. Pengemudi tidak mengaktifkan rem tangan saat parkir (Implementation Phase)
42. Pengemudi tidak memposisikan transmisi dengan benar saat parkir (Implementation Phase)
43. Pengemudi memarkir kendaraan di tempat parkir yang tidak selamat (Implementation Phase)
44. Kendaraan berat yang diparkir tidak diganjal (Implementation Phase)
Rev. 3.0, Agustus 2023 Daftar periksa observasi Protokol ‘Motor Vehicle Safety’ Page 4 of 5
Motor Vehicle Safety – Heavy Vehicle
Protokol Serious Injury and Fatality (SIF) Prevention
45. Jumlah ganjal kendaraan berat yang diparkir kurang dari 2 (Implementation Phase)
46. Pemasangan ganjal tidak sesuai dengan kondisi leveling tempat parkir (Implementation Phase)
47. Tinggi ganjal kendaraan berat kurang dari ¼ diameter roda (Implementation Phase)

G 48. SSWA tidak diterapkan ketika pengemudi melebihi maksimum durasi berkendara (Implementation Phase)
49. SSWA tidak diterapkan ketika engine indicator pada panel dashboard menyala (Implementation Phase)
50. SSWA tidak diterapkan ketika jumlah penumpang melebihi kapasitas kendaraan (Implementation Phase)
51. SSWA tidak diterapkan ketika muatan melebihi kapasitas kendaraan (Implementation Phase)
52. SSWA tidak diterapkan ketika pengemudi kelelahan/mengantuk (Implementation Phase-ID)
53. SSWA tidak diterapkan ketika kondisi cuaca buruk (Implementation Phase-ID)
54. SSWA tidak diterapkan ketika muatan diletakkan pada tempat yang tidak sesuai peruntukannya (Implementation Phase)

H 55. Muatan yang berpotensi terlepas/terjatuh tidak diikat (Implementation Phase)


56. Ketinggian muatan menyebabkan potensi terguling (Implementation Phase)
57. Ketinggian muatan berpotensi menyentuh fasilitas yang dilewati (Implementation Phase)
58. Kendaraan dengan muatan yang melebihi lebar badan mobil tidak di-convoy (Implementation Phase)
59. Muatan overhang lebih dari 1-meter tidak dipasang penanda (Implementation Phase)
60. Muatan overhang lebih dari 2-meter tidak ada tambahan pengaman lain/diconvoy di belakang kendaraan
(Implementation Phase)
61. Trailer tidak dilengkapi stopper ketika membawa muatan yang berpotensi meluncur (Implementation Phase)
62. Mobilisasi crane/heavy equipment dilakukan pada malam hari tanpa persetujuan manager (Planning Phase)
63. Pemindahan crane/heavy equipment tidak dikonvoi (Implementation Phase)
64. Operator berada di dalam cabin crane/heavy equipment saat mobilisasi (Implementation Phase)
65. Hook crane terpasang tetapi tidak diikat (Implementation Phase)
66. Blade bulldozer/grader melebihi lebar lowboy (Implementation Phase)
67. Kekuatan lashing tidak diperiksa setelah memulai perjalanan sekitar 10 menit (Implementation Phase)
68. Kekuatan lashing tidak diperiksa sewaktu lowboy berhenti istirahat (Implementation Phase)
69. Kekuatan lashing tidak diperiksa setiap rentang perjalanan 25 km (Implementation Phase)

Rev. 3.0, Agustus 2023 Daftar periksa observasi Protokol ‘Motor Vehicle Safety’ Page 5 of 5

Anda mungkin juga menyukai