Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ahmad Ryan Hanafi

NIM : 23132003
Prodi : Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah : Kimia Terapan
Kamis, 14 Desember 2023

UAS
Jawaban

1. Zero Oksigen Balance Tujuan dari peledakan pada suatu tambang adalah membentuk “Zero
Oksigen Balance” yaitu unsur-unsur hydrogen, nitrogen, oksigen, dan karbon di dalam bahan
peledak tersebut horus dibuat sebanding sedemikian rupa sehingga gas yang terjadi pada
waktu peledakan semua unjur-unsur H bereaksi menjadi HO unsur-unsur N dibebaskan
sebagai molekul-molekul N, unsur-unsur C bereaksi membentuk CO. Bila jumlah O tidak
cukup disebut “Negative Oksigen Balance” terbentuk gas CO, bila jumlah O berlebihan
disebut “Positif Oksigen Balance” tersebut gas NO.

2. Ada beberapa cara untuk mengetahui komposisi kimia dari mineral lempung, yaitu:
- Analisis spektroskopi
Analisis spektroskopi adalah salah satu cara yang paling umum digunakan untuk mengetahui
komposisi kimia dari mineral lempung. Analisis ini menggunakan sinar-X atau gelombang
elektromagnetik lainnya untuk mengukur intensitas pantulan atau penyerapan sinar oleh
mineral. Intensitas pantulan atau penyerapan sinar ini dapat digunakan untuk menentukan
jenis dan kandungan unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral.
- Analisis kimia

Analisis kimia adalah cara lain yang dapat digunakan untuk mengetahui komposisi kimia dari
mineral lempung. Analisis ini menggunakan reaksi kimia untuk mengisolasi dan mengukur
kandungan unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral.

- Analisis mikroskopik

Analisis mikroskopik dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis mineral lempung


berdasarkan morfologi dan sifat fisiknya. Namun, analisis ini tidak dapat digunakan untuk
mengetahui kandungan unsur-unsur kimia yang ada dalam mineral.

- Analisis titrasi

Analisis titrasi menggunakan reaksi kimia untuk menentukan titik ekivalen dari suatu larutan.
Titik ekivalen ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan unsur-unsur kimia yang ada
dalam mineral.

3. Prinsip menguji ultimat batubara adalah untuk menentukan komposisi kimia batubara secara
kuantitatif. Pengujian ini dilakukan dengan cara membakar batubara dalam kondisi terkendali
dan mengukur jumlah zat-zat yang terkandung dalam batubara tersebut.
Pengujian ultimat batubara terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
- Pemanasan awal
Pada tahap ini, batubara dipanaskan hingga suhu 105°C untuk menghilangkan air bebas dan
air terikat.
- Pemanasan udara
Pada tahap ini, batubara dipanaskan hingga suhu 950°C dalam aliran udara. Gas-gas yang
dihasilkan dari pembakaran batubara akan diukur untuk menentukan komposisi kimia
batubara.
- Pemanasan oksigen
Pada tahap ini, batubara dipanaskan hingga suhu 1.400°C dalam aliran oksigen. Gas-gas yang
dihasilkan dari pembakaran batubara akan diukur untuk menentukan komposisi kimia
batubara.

4. Proses netralisasi merupakan Langkah yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengelolaan
air asam tambang ini. Berikut adalah penjelasan mengapa proses netralisasi cocok untuk
diterapkan dalam kasus ini:
- Kandungan oksigen terlarut terlalu rendah
- Kandungan Fe3+ yang tinggi
- Kecepatan air yang tinggi

5. Jumlah kapur per m3 : 0,1634 kg/m3


Jumlah kapur per jam : 110 m3 jam x 0,1634 kg/m3 = 16,34 kg/jam
Jumlah kapur per tahun : 8,760 jam x 16,34 kg/jam = 142.464 kg
Biaya pembelian kapur pertahun: 142.464 kg x Rp. 1.000.000/ton = 142.464.000,00

6. Metode yang paling tepat untuk menentukan status mutu air Sungai yang melewati area
pertambangan adalah metode indeks pencemaran (IP). Metode ini memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan metode-metode lainnya, yaitu objektif, koprehensif, dan relevan.

7. Jejak karbon dalam industri pertambangan menjadi isu strategis saat ini karena beberapa
alasan, antara lain:
• Pertambangan merupakan salah satu sektor penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di
dunia. Menurut data dari Global Carbon Atlas, pada tahun 2021, industri pertambangan
menyumbang sekitar 4,5% dari total emisi gas rumah kaca global. Emisi ini berasal dari
berbagai kegiatan pertambangan,seperti penambangan, pengolahan, dan transportasi.
• Emisi gas rumah kaca dari industri pertambangan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Perubahan iklim merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak saat ini.
Perubahan iklim dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti kenaikan permukaan
laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam, serta perubahan pola cuaca.
Perusahaan pertambangan dituntut untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka. Hal ini
karena semakin banyak negara dan organisasi yang menerapkan kebijakan untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca. Misalnya, Uni Eropa telah menetapkan target untuk mencapai
netralitas karbon pada tahun 2050.

Anda mungkin juga menyukai