Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, I, Qanytah. dan Sudaryono T. 2012. Perubahan kualitas susu pasteurisasi dalam
berbagai jenis kemasan. Jurnal Litbang Pertanian. 32(1):10-19.

Amstrong, Michael. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia: Menjadi Manajer


yang Lebih Baik Lagi. Binarupa Aksara. Jakarta.

Affriani, S. dan Haris L. 2011. Karateristik Dadih Susu Sapi Hasil Fermentasi
Beberapa Starter Bakteri Asam Laktat yang Diisilasi Dari Dadih Asal
Kabupaten Kerinci. Jambi: Fakultas Pertenakan Universitas Jambi
Jambi.

Amelia, P. 2011. Isolasi. Elusidasi Struktur dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa
Kimia dari Daun Garcinia benthami Pierre. Tesis. Universitas Jember. Jember.

Andrian, Darmono W, Kurniawati. 2007. Pengaruh Asam Asetat Dan Asam Laktat
sebagai Antibakteri Terhadap Bakteri Salmonella sp yang diisolasi dari Karkas ayam.
Seminar Teknologi Pertenakan. 930-934.

Agusman, 2013. Pengujian Organoleptik. Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah


Semarang. Semarang.

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

[BPOM] RI. 2010. Serial Data Terkini Tumbuhan Obat. Rosella (Hibiscus
sabdariffa L.). Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta.

Bakti Husada. 2011. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1) Jilid 2. Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan.

BSN (Badan Standart Nasional). 2009. SNI 2981-2009. Syarat mutu yoghurt.
Dewan Standart Nasional. Jakarta.

BSN (Badan Standart Nasional). 2010. Standard Nasional Indonesia. Nomor 03


3140-2010. Syarat Mutu Gula Pasir Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

BSN (Badan Standart Nasional). 2010. Standard Nasional Indonesia. Nomor 03


3140-2010. Syarat Mutu Gula Pasir Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

BSN (Badan Standart Nasional). 2011. SNI 01-3141-2011. Syarat susu murni.
Dewan Standart Nasional. Jakarta. (Muda-tua)
Bartono PH. dan Ruffino EM. 2005. Food Product Management. Yogyakarta.

Cerezo, Ana B, Elyana Cuevas, P. Winterhalter, MC. Garcia Parrilla, Troncoso.


2010. Isolation Identification and Antioxidant Activity Of Anthocyanin Compounds In
Camarosa Strawberry Food & Chemistry.123 154-582

Chen, CY, Yeh, KL, Aisyah, R, Lee, DJ. and Chang, JS. 2011. Cultivation,
Photobioreactor Design and Harvesting of Microalge For Biodesel Production: a Critical
Review. Bioresour. Technol. 102. Pp.71-81.

Canadian Diary Commission. 2002. Nilai Gizi Yoghurt.


http://www.canadian.coms/yoghurtnilaigizi/com. Dikases 12 Maret 2009.

Depkes RI. 2005. Kandungan Gizi Susu Sapi Per 100g. Direktoriat Gizi.
Departemen Kesehatan RI.

Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Sinar Ilmu. Perpustakaan Nasional.
Jakarta.

Edward, P. 2002. Candy and Fondant. Tropic Insci Agriculture Beekeeping.

Farida A, Ferawati. dan Risma, A. 2013. Ekstrasi Zat Warna dari Kelopak Bunga
Rosella (StudyPengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Asam Sitrat). Jurnal Teknik Kimia
Volume 19(1) : 35-41.

Fardiaz D. dan Fardiaz S. 2003. Keamanan Pangan Dan Pengawasannya. Institut


Pertanian Bogor.

Hasruddin. Dan Pratiwi. 2015. Mikrobiologi Industri. Cv Alfabeta. Bandung.

Hermanianto. 2008. Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayat, IR, Kusrahayu, K. dan Mulyani S. 2013. Total Bakteri Asam Laknat, Nilai
pH dan Sifat Organoleptik Drink Youghurt dari Susu Sapi yang diperkaya dengan
Ekstrak Buah Mangga. Animal agroculture journal, 2 (1), 160-167.

Harismah, Kun. 2017. Pembuatan yogurt susu sapi dengan pemanis stevia sebagai sumber
kalsium untuk mencegah osteoporosis. Jurnal Teknologi Bahan Alami. 1(1): 29-34.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Iis SA. dan Suprianto S. 2006. Pengaruh Komsentrasi Starter Terhadap Karateristik Yoghurt.
Jurnal Penyuluhan Pertanian. Vol 1. No1.
Jaya, F, Kusumahadi, D. dan Amertaningtyas, D. 2011. Pembuatan Minuman Priobiotik
(Yoghurt) dan Proposi Susu Sapi dan Kedelai dengan Isolat Lactobacillus casei dan
Lactobacillus plantarum. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak. 6 (1): 13–17.

Kasmiati, Utami T. dan E Harmayani. 2002. Kemampuan Isolat Bakteri Asam


Laktat Indigenous untuk Menurunkan Kadar Laktosa Yoghurt. Yogyakarta:
Ilmu Teknologin Pangan Universitas Gajah Mada Press.

Koswara S. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. In ebookPangan.com.pp 1-24.

Lee, WJ. and Lucey, JA. 2010. Formation and physical properties of yoghurt. Asian-Aust. J.
Anim. Sci. 23 (9): 1127-1136.

Legowo, AM, S Mulyani. dan Kusrahayu. 2009.Teknologi pengolahan susu. Universitas


Diponegoro. Semarang.

Maryati H, Lusi K. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Jakarta. Agromedia


Pustaka.

Rahman, dkk.,2018. Karakteristik yoghurt probiotik rosella berbahan baku susu kambing dan
susu sapi selama penyimpanan suhu ruang. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. 6 (2): 73-80. Institut Pertanian Bogor.

Rahayu, K. dan S Sudarmadji. 2009. Proses-proses mikrobiologi pangan. Pusat Antar


Universitas Pangan dan Gizi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Rukmana R. 2001. Yoghurt dan Karamel Susu. Kanasius. Yogyakarta

Rinadya. 2008. 10 Alasan Mengkonsumsi Yoghurt. By Kompas Cyber Media 17


Desember 2008.

Rokhman F. 2007. Aktivitas Anti Bakteri Filtrat Bunga Telang (Clitoria ternatea L)
Terhadap Bakteri Penyebab Konjungtivitas. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor

Sintasari RA, Kusnadi J, Ningtyas DW. 2014. Pengaruh Penambahan Konsentrasi


Susu Skim Dan Sukrosa Terhadap Karateristik Minuman Probiotik Sari Beras Merah.
Jurnal Pangan Dan agroindustri. 65-75

Soeharto E. 2003. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya. Bogor.


Susilorini, Tri Eko. dan Manik Eirry Sawitri. 2006. Produk Olahan Susu.
Penebar Swadaya. Depok Hal: 83.

Susilorini TE. Dan Sawitri ME. 2007. Produk Olahan Susu. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Sujono TA, Widiatmoko YW. dan Karuniawati H. 2012. Efek Infusa Bunga Rosella
Pada Serum Glutamate Piruvat Transaminase Tikus Yang Diinduksi Parasetamol Dosis
Toksis. Jurnal Farmasi Universitas Muhammadiyah Suarakarta.65-69.

Hadi Sutrisno. 2003. Metedeologi Research. Pustaka Andi. Yogyakarta.

Hastuti, S. dan Winkel, W.S. 2004. Penelitian Kadar Gula Total. Media Abadi.
Yogyakarta.

Saleh E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Surono. 2004. Yoghurt Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Penebar Swadya.

Surono, Inggrid. 2004. Susu Fermentasi dan Kesehatan,


http://www.eurekaindonesia.org. Diakses 08/10/2009.

Sugita Y. 2002. Flavor enhancers.Jakarta.

Suarna IW. 2005. Kembang Telang (Clitoria ternatea) tanaman pakan dan penutup
tanah. Dalam: Subandrio, Dwiyanto K, Inounu I, Prawiradiputra BR, Setiadi
B, Nurhayati, Priyanti A, Penyuting. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan
Ternak. Bogor, 16 September 2005. Bogor (Indonesia): Puslitbang
Peternakan. Hlm. 95-98.

Suebkhampet, A. dan Sotthibandhu, P. 2011. Effect Of Using Aqueous Crude Extract


From Butterfly Pea Flowers (Clitoria ternatea L.) As a Dye on Animal
Blood Smear Staning. Suranaree Journal of Science Technology.
19(1):15-19.

Suwetja IK. 2007. Biokimia Hasil Perikanan. Jilid III. Rigormotis. TMQ dan ATP>
Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan. Universitas Sam Ratulagi Manado.

Tamime, AY and RK. Robinson. 2000. Yoghurt science and technology (2rd Ed).
Woodhead Publishing Limited and CRC Press. LLC. Fulda. Germany.

Tamime, AY and RK. Robinson. 2007. Yoghurt science and technology (3rd Ed).
Abington. Cambridge. England: Woodhead Publishing Ltd. CRC Press. LLC. NW. USA.
Usmiati. dan Abubakar. 2009. Teknologi pengolahan susu. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Vankar PS, Srivasta J. 2010. Evalution of Anthocyanin Contect in Red and Blue
Flowers. International Journal of Food Engineering. 6(4): 1-11.

Widowati, S. dan Misgiyarta. 2009. Efektifitas bakteri asam laktat dalam pembuatan produk
fermentasi berbasis protein/susu nabati. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian. Bogor.

Winarno, G, Wida, WA. Weni, W. 2003. Flora usus dan yoghurt. M-Brio Press. Bogor.

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta

Wahyudi A. dan Samsundari. 2008. Bugar Dengan Susu Fermentasi. Malang.


Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Yusuf, S. 2002. Analisa Total Padatan Terlarut. Erlangga. Bandung.

Zeuthen P and Bogh-Sorensen L. 2003. Food Preservation. Woodhed

Zussiva, Ana, Laurent, Karina B, Budiyati SC. 2012. Ekstrasi dan Analisis Zat
Warna Biru (Anthosianin) dari Bunga Telang (Clitoria ternatea) Sebagai Pewarna
Alami. Semarang. Universitas Diponogoro.
Tabel 4.4. Rerata nilai TPT pada yoghurt.
Kode Perlakuan Rerata TPT
Perlakuan (%)
P1K1 Jenis Pewarna Alami Bunga Telang: 5g 11,20c
P1K2 Jenis Pewarna Alami Bunga Telang: 10g 9,53c
P1K3 Jenis Pewarna Alami Bunga Telang: 15g 8,26a
P2K1 Jenis Pewarna Alami Bunga Rosella: 5g 13,53d
P2K2 Jenis Pewarna Alami Bunga Rosella: 10g 11,34c
P2K3 Jenis Pewarna Alami Bunga Rosella: 15g 9,23ab
KK: 11,00 % (Duncan, Lampiran 10)
Keterangan: Huruf dibelakang angka yang sama notasinya pada rerata menunjukkan tidak ada
perbedaan pada uji Duncan 5%.

Tabel di atas menunjukkan bahwa konsentrasi dan jenis pewarna alami yang berbeda
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap nilai TPT pada yoghurt. Terlihat bahwa pada
perlakuan P2K1 yaitu menggunakan jenis pewarna alami bunga rosella dengan konsentrasi 10g
memberikan nilai tertinggi yaitu 13,53, sedangkan pada perlakuan P1K3 yaitu pewarna bunga
telang dengan konsentrasi 15g dan P2K3 yaitu menggunakan pewarna bunga rosella dengan
konsentrasi 15g memberikan nilai TPT rendah yaitu 8,26. Ini menunjukkan bahwa penambahan
bunga rosella memberikan nilai TPT lebih tinggi dibandingkan dengan bunga telang.
Bila dihubungkan dengan syarat mutu yoghurt dalam SNI 2981-2009 (BSN, 2009)
yang menyatakan bahwa kadar TPT maksimum 14% maka kandungan kadar TPT pada yoghurt
yang berkisar 8,26 – 13,53 dinyatakan sesuai dengan syarat mutu yoghurt yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai