Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt. karena berkat
rahmatdan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul Obsidian, Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas dari Matakuliah Bahan Galian Industri yang diampuh oleh Dosen
Hasriyanti, S.T., M.T.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan tentang genesa atau proses
terbentuknya, karakteristik, keterdapatan cadangan di Indonesia,
teknik pertambangan, pengolahan, serta pemanfaatan obsidian.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca.

Kolaka, 13 Juni 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1
D. Manfaat............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A. Peroses Terbentuk Obsidian............................................................. 2
B. Mineralogi Obsidian......................................................................... 3
C. Keterdapatan Obsidian..................................................................... 4
D. Penambangan Obsidian ................................................................... 4
E. Pengolahan Obsidian........................................................................ 5
F. Manfaat Batu Obsidian.................................................................... 5
BAB III PENUTUP..................................................................................... 6
A. Kesimpulan...................................................................................... 6
B. Saran................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obsidian adalah sebuah batuan beku vulkanik yang terbentuk dari lava
felsik yang kaya akan unsur-unsur ringan seperti silikon, oksigen, aluminium,
natrium, dan kalium.
Obsidian memiliki karakteristik yang unik, yaitu permukaannya yang
tajam dan licin sehingga sering digunakan sebagai alat pemotong atau senjata
oleh masyarakat purba. Saat ini, obsidian banyak dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk membuat perhiasan, alat-alat medis, dan alat-alat laboratorium.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terbentuknya Obsidian?
2. Dimana keterdapatan cadangan obsidian di Indonesia?
3. Bagaimana karakteristik bahan galian Obsidian?
4. Bagaimana cara penambangan dan pengolahan Obsidian?
5. Apa saja pemanfaatan Obsidian?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses terbentuknya Obsidian
2. Mengetahui keterdapatan Obsidian
3. Mengetahui Penambangan Obsidian
4. Mengetahui Pengolahan Obsidian
5. Mengetahui manfaat Obsidian
D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai sumber informasi bagi pembaca
yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai obsidian.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Terbetuk Obsidian


Obsidian merupakan jenis batuan vulkanik yang secara keseluruhan
tersusun atas kaca amorf dan sedikit kristal felspar, mineral hitam dan kuarsa.
Secara genesa proses pembentuknya obsidian dari ekstruktif lava felsik yang
mendingin dengan sangat cepat tanpa adanya waktu untuk pertumbuhan kristal.
Hal ini menyebabkan inklusi batu yang bening dan tanpa serap. Ada pula yang
memiliki gelembung atau buih di dalam batu, tetapi dengan susunan yang
jarang.
Pada umumnya obsidian ditemukan dalam bagian tempat aliran lava
rhyolotic yang dikenal sebagai lava obsidian yang mengalir. Obsidian ini
kurang memiliki kristal atau mineral, namun obsidian memiliki molekul yang
sangat tipis.

Obsidian memiliki sifat yang metastabil pada permukaan bumi sehingga


tidak ada obsidian yang telah ditemukan memiliki umur yang lebih tua
daripada batu kapur. Pembentukan obsidian dipercepat oleh keberadaan air.
Obsidian segar memiliki kandungan air yang rendah, biasanya kandungan
kurang dari 1%, air jika dibandingkan dengan beratnya. Menurut teori banyak
obsidian yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi yang luar. Hal ini masih
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang obsidian maskipun beberapa ilmuan
sekarang berpegang pada hipotesis ini.

Gambar 1. Proses terbentuknya obsidian.


Sumber : Google Picture, 2014

2
B. Mineralogi Obsidian
Obsidian berbentuk seperti mineral akan tetapi tidak dapat dikatakan
sebagai mineral karena teksturnya seperti kaca. Obsidian dapat
diklasifikasikan sebagai mineraloid. Pada umumnya obsidian memiliki warna
gelap namun obsidian merupakan batuan beku felsik. Obsidian terdiri dari
SiO2 (silikon dioksida) yang biasanya memiliki kandungan silika sekitar 70%
atau bahkan lebih. Berat jenis obsidian berkisar dari 2,3-3,0 memiliki pecahan
Choncoidal. Tekstur kaca atau gelas, struktur massive, dan kadar kekerasan
berkisar 5-5,5 skala mohs.
Obsidian memiliki warna yang bervariasi tergantung pada kehadiran
pengotor. Seperti kehadiran besi dan magnesium yang menjadi pengotor
membuat obsidian berwarna hijau tua atau menjadi cokelat ke warna hitam.
Dalam beberapa batu, dimasukkannya kecil, putih, kristal berkumpul radial
kristobalit di kaca hitam menghasilkan pola-pola keping salju (keping salju
obsidian), pola-pola tersebut mungkin juga mengandung gelembung gas yang
tersisa dari aliran lava, sejajar sepanjang lapisan diciptakan sebagai batuan cair
mengalir sebelum didinginkan. Gelembung ini dapat menghasilkan efek yang
menarik seperti emas kilau (kilau obsidian) atau kilau pelangi (rainbow
obsiadian).

Gambar 2. Gambar obsidian.


Sumber : Google Picture, 2014

3
C. Keterdapatan Obsidian
Kebanyakan obsidian didapatkan sebagai batuan beku luar pada indonesia
yang berumur relatif muda, Tempat diketemukannya obsidian antara lain :
1. Sumatera Barat
2. Jambi
3. Jawa Barat
4. Lampung
5. Kalimantan
6. Sulawesi Utara
7. Irian Barat
(Adriana Ade, 2014)

Gambar 2. Peta tempat ditemukannya Obsidian di Indonesia


Sumber : Google Picture, 2014
D. Penambangan Obsidian
Teknik penambangan obsidian secara umum, penambangan obsidian
dilakukan secara tambang terbuka. Peralatan yang digunakan dapat yang
sederhana hingga mekanis, tergantung kepada kapasitas produksi (skala
menengah ke atas)

(Bartolomeus Sanu Liarin, 2019)

4
E. Pengolahan Obsidian
Pengolahan obsidian dilakukan dengan cara memotong obsidian menjadi
bentuk yang diinginkan. Obsidian juga dapat diukir dan dibentuk menjadi
berbagai macam bentuk. Setelah itu, obsidian dapat dihaluskan dan dikecilkan
ukurannya.
F. Manfaat Obsidian
Obsidian banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat
perhiasan, alat-alat medis, dan alat-alat laboratorium. Selain itu, obsidian juga
digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senjata dan alat pemotong oleh
masyarakat purba.
(Anonim, 2021).

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Obsidian adalah sebuah batuan beku vulkanik yang terbentuk dari lava
felsik yang kaya akan unsur-unsur ringan seperti silikon, oksigen,
aluminium, natrium, dan kalium.
2. Obsidian dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Bali, Pulau Sumba, dan Pulau Flores.

3. Obsidian memiliki karakteristik yang unik, yaitu permukaannya yang tajam


dan licin sehingga sering digunakan sebagai alat pemotong atau senjata
oleh masyarakat purba.Saran

4. Penambangan obsidian dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar


daerah yang mengandung obsidian. Setelah itu, obsidian dipotong dan
diangkut ke tempat pengolahan, Pengolahan obsidian dilakukan dengan
cara memotong obsidian menjadi bentuk yang diinginkan. Obsidian juga
dapat diukir dan dibentuk menjadi berbagai macam bentuk. Setelah itu,
obsidian dapat dihaluskan dan dikecilkan ukurannya.
5. Obsidian banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk membuat
perhiasan, alat-alat medis, dan alat-alat laboratorium.

B. Saran
Dalam pengolahan obsidian, perlu diperhatikan penggunaan alat
pelindung diri untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan obsidian sebagai
bahan baku untuk membuat produk-produk yang lebih bermanfaat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,20121. Obsidian . https://magma.esdm.go.id/v1/edukasi/glossary/obsidian


Adriana Ade, 2014. Obsidian. Fakultas sains dan Teknologi Universitas Negeri
Padang. Sumatera Barat.
Bartolomeus Sanu Liarin, 2019. Batuan Obsidian. Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana. Kupang.

Google Picture, 2014. Gambar Obsidian. https://www.obsidian.com/find/batu-


obsidian

Google Picture, 2014. Peta tempat ditemukannya Obsidian di Indonesia.


https://www.keterdapatan obsidian.com/id/batuobsidian

Anda mungkin juga menyukai