Anda di halaman 1dari 17

lOMoARcPSD|35468539

Makalah Persediaan

Manajemen Ekonomi (Universitas Bina Sarana Informatika)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)
lOMoARcPSD|35468539

MAKALAH
PERSEDIAAN BARANG

Dosen Mata Kuliah : Ani Rakhmanita S.E,MM

Disusun Oleh :

Fina Febiyana ( 64190275 )


Elsa Afriani ( 64190387 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
TANGERANG
2020

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang Maha pemurah


lagi Maha penyayang. Dengan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk mata kuliah Akuntansi
Lanjutan dengan baik walaupun kurang sempurna.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan


kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang yakni AddinulIslam.Dan tak lupa
juga ribuan terima kasih kami kepada Ibu Ani Rakhmanita selaku dosen
pembimbing untuk mata kuliah Akuntasni Lanjutan serta teman-
teman yang membantu pembuatan makalah ini hingga selesai.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para


pembaca khususnya bagimahasiswa/i di Universitas Bina Sarana
Informatika dan dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan
pembelajaran.

Yang Maha sempurna memang Allah SWT semata, tetapi kita


sebagai hamba-Nya wajib untuk berusaha menjadi yang lebih baik maka
dari itu dengan senang hati kami menanti kritik dan saran yang bersifat
membangun dengan tercapainya kebaikan. Akhir kalam, semoga Rahmat
Hidayah, serta Inayah-Nya senantiasa tercurahkan kepada kita Amin ya
rabbal alamin.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Persediaan................................................................................2
2.2. Klasifikasi Persediaan................................................................................2
2.3. Sistem Pencatatan Persediaan....................................................................3
2.4. Perbedaan Pencatatan Jurnal Metode Periodik dan Perpetual...................4
2.5. Contoh Soal Jurnal Metode Periodik dan Perpetual..................................5
2.6. Metode Dalam Penentuan Harga Perolehan Persediaan............................7
2.7. Perbandingan Metode FIFO, LIFO dan Average.......................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................11

ii

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

iii

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di
simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan
produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke
barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak
perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan.
Manajer operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement
persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat
mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak
lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh
karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan
dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan
pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus
menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah
hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan.
Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk
melayani permintaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas maka dapat
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan persediaan barang ?
b. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam pencatatan persediaan ?
c. Apa saja perbandingan antara metode penetapan harga perolehan
persediaan ( FIFO, LIFO dan AVERAGE ?
1.3 Tujuan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas,maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis metode pencatatan persediaan dan penetapan harga
perolehan persediaan.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persediaan


Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa
Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi
yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun
perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu
untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang
perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting
karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa
mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung
berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.

2.2 Klasifikasi Persediaan


Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a. Menurut PSAK no.14 (2007).
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa
persediaan adalah aktiva :
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan
dalam proses produksi.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

b. Menurut jenis perusahaan


Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha
perusahaan tersebut. Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang
merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif
dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau
manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan
perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua
perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah
menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata
lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka
pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian
kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk
selesai.

2.3 Sistem Pencatatan Persediaan


Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan
menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang
digunakan adalah:

a. Sistem Periodik (physical)


Yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik
untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada
akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat
harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya
memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun
nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah
pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah,
koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil


sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang
nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian
sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan
adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi
dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.

b. Sistem Permanen (Perpetual)


Yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus
yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian
maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam
hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk msengetahui posisi
persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur
pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu.
Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas,
microwave)
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan
untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik
pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada
kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang
yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.

2.4 Perbedaan Pencatatan Jurnal Metode Periodik dan Perpetual.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

2.5 Contoh Soal Jurnal Metode Periodik dan Perpetual.


Berikut adalah beberapa transaksi perusahaan dagang, ubahlah ke dalam
jurnal umum dengan menggunakan metode perpetual dan metode fisik.
1 Pada tanggal 01 Februari 2017 dibeli barang dagang 100 set mainan
anak-anak dr PT Dragon secara kredit dengan syarat pembelian
2/10,n/30 seharga Rp 1.000.000.
2 Tanggal 02 Februari dijual barang dagang kepada UD Yono secara
kredit sebanyak 50 set mainan anak-anak seharga Rp 500.000 dengan
syarat penjualan 2/10,n/30 dan harga pokok penjualan Rp 400.000
3 Pada hari berikutnya pada tanggal 03 Februari 2017 diterima kembali
barang dagang 10 set mainan anak-anak dari UD Yono karena
kualitasnya tidak baik seharga Rp 100.000 dengan harga pokok
penjualan Rp 90.000
4 Pada tanggal 10 Februari dibayar utang kepada PT Dragon atas
pembelian barang dagang tanggal 01 Februari 2017.
5 Pada tanggal 12 Februari 2017 diterima pelunasan piutang dari UD
Yono atas penjualan barang dagang pada tanggal 02 Februari 2017.
Penyelesaian :
Metode Periodik :
Nama Akun dan
Tanggal Ref Debit Kredit
Keterangan
Feb Pembelian Rp. 1.000.000
01
Utang Rp. 1.000.000
Piutang Rp. 500.000
02
Penjualan Rp. 500.000
Retur penjualan Rp. 100.000
03
Piutang Rp. 100.000
Utang Rp. 1.000.000
10 Kas Rp. 980.000
Diskon pembelian Rp. 20.000
Kas Rp. 392.000
12 Diskon penjualan Rp. 8.000
Piutang Rp. 400.000
Total Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

Metode Perpetual :
Nama Akun dan
Tanggal Ref Debit Kredit
Keterangan
Feb Persediaan Barang Rp. 1.000.000
01 Dagang
Utang Rp. 1.000.000
Piutang Rp. 500.000
Penjualan Rp. 500.000
02 HPP Rp. 400.000
Persediaan Barang Rp. 400.000
Dagang
Retur Penjualan Rp. 100.000
Piutang Rp. 100.000
03 Persediaan Barang Rp. 90.000
Dagang
HPP Rp. 90.000
Utang Rp. 1.000.000
Kas Rp. 980.000
10
Persediaan Barang Rp. 20.000
Dagang
Kas Rp. 392.000
12 Diskon Penjualan Rp. 8.000
Piutang Rp. 400.000
Total Rp. 3.490.000 Rp. 3.490.000
Penjelasan jawaban contoh soal:
 Untuk transaksi tanggal 10 Februari terjadi diskon pembelian dikarenakan
syarat pembayaran transaksi pada tanggal 01 Februari yaitu 2/10,n/30 dan
belum melewati batas hari diskon pembelian.
Perhitungan diskon pembeliannya sebagai berikut:
Rp 1.000.000 x 2% = Rp 20.000
 Untuk transaksi tanggal 12 Februari terjadi diskon penjualan karena syarat
pembayaran transaksi pada tanggal 2/10,n/30 sehingga belum melewati
batas hari diskon penjualan. Pada tanggal 03 Februari telah terjadi retur
penjualan seharga Rp 100.000 sehingga terjadi pengurangan piutang
sebesar Rp 100.000.
Sehingga perhitungan diskon penjualannya yaitu:
Rp 400.000 x 2% = Rp 8.000

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

2.6 Metode Dalam Penentuan Harga Perolehan Persediaan.


a. Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap
dijual terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di
persediaan kita adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.
b. Metode LIFO ( Last In First Out )
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama
disebutkan diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah
barang yang terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di
persediaan kita adalah barang-barang yang pertama kali kita beli.
c. Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung
berdasarkan harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua
cara penghitungan yang berbeda.
1) Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga
beli barang secara global.
2) Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.
d. Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-
masing jenis barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang
haruslah jelas darimana asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika
pembelian barang tersebut.
2.7 Perbandingan Metode FIFO, LIFO dan Average.
Ada beberapa perbedaan antara metode penilaian persediaan FIFO, LIFO,
dan Average. Menurut Baridwan (2008), perbedaan tersebut antara lain
sebagai berikut:
Metode FIFO akan mengakibatkan nilai persediaan dalam neraca
dicantumkan dengan harga sekarang sedangkan dengan metode LIFO akan
dicantumkan dengan harga mula-mula yang biasanya tidak pernah berubah,
sedangkan metode rata-rata tertimbang/average hasilnya mendekati metode
FIFO. Penggunaan metode FIFO dalam keadaan harga-harga naik akan
menghasilkan kenaikan laba bruto dan dalam keadaan harga-harga turun akan
berakibat penurunan laba bruto.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

Sebaliknya dalam keadaan hargaharga naik, metode LIFO akan


menghasilkan penurunan laba dan dalam keadaan harga-harga turun akan
berakibat kenaikan laba bruto. Laba bruto yang diperoleh dengan cara rata-
rata tertimbang/average akan memberikan hasil yang mendekati metode
FIFO.

Perbandingan metode FIFO, LIFO, dan Average menurut Stice (2011:600)


adalah sebagai berikut:
Biaya rata-rata dapat dikatakan berada di antara keduanya. Jadi,
metode yang akan diperbandingkan yaitu metode FIFO dan LIFO.
a. Metode FIFO Terhadap Laporan Laba Rugi
Keuntungan : Biasanya sesuai dengan arus fisik barang
Kerugian : Dapat menyebabkan biaya lama dikaitkan dengan
pendapatan saat ini, Keuntungan dan kerugian dari
memegang persediaan dimasukkan sebagai bagian dari
laba kotor.
Terhadap Neraca
Keuntungan : Saldo persediaan akhir mendekati biaya penggantian
saat ini Terhadap Pajak Penghasilan
Kerugian : Menghasilkan pajak penghasilan lebih tinggi saat terjadi
inflasi, jika tingkat persediaan stabil atau meningkat
b. Metode LIFO Terhadap Laporan Laba Rugi
Keuntungan : Mengaitkan biaya saat ini dengan pendapatan saat ini
Mengeluarkan keuntungan dan kerugian dari
memegang pesediaan dari laba kotor
Kerugian : Biasanya tidak sesuai dengan arus fisik barang-barang
Potensi likuidasi LIFO yang berarti bahwa biaya yang
lama dari lapisan LIFO dapat ditarik ke harga pokok
penjualan.
Terhadap Neraca
Kerugian : saldo persediaan akhir terdiri atas biaya lama dari
lapisan LIFO dan secara substansial, dapat lebih rendah
jumlahnya daripada biaya pergantian saat ini. Hal ini
diimbangi secara parsial oleh pengungkapan tambahan.

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

Terhadap Pajak Penghasilan


Keuntungan : Menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah
ketika tingkat persediaan stabil atau terjadi inflasi
Kerugian : Likuidasi LIFO dapat menyebabkan terjadinya kenaikan
besar-besaran dalam pembayaran pajak ketika tingkat
persediaan menurun.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan perbandingan antara metode
FIFO, LIFO, dan Average sebagai berikut:
a. FIFO
1) Menghasilkan beban pokok penjualan yang rendah.
2) Menghasilkan laba kotor yang tinggi.
3) Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
b. LIFO
1) Menghasilkan beban pokok penjualan yang tinggi
2) Menghasilkan laba kotor yang rendah
3) Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
c. Average
1) Menghasilkan beban pokok penjualan, laba kotor dan persediaan
akhir yang mendekati metode FIFO

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi
dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan,
tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi
persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi
yang cukup penting dalam suatu perusahaan.

Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan


persediaan ada dua, yaitu:

a. Metode Stock Opname atau Metode Periodik (Fisik)


b. Metode Perpetual.
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat
tergantung dari perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat
tersebut adalah (1) Fob Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua
barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan,
misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan
dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah
komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan.
Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan
tanggal neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem
fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan
ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.

10

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

DAFTAR PUSTAKA
http://erisetyo21.blogspot.com/2015/02/makalah-akuntansi-persediaan.html
https://akuntanonline.com/pencatatan-persediaan-periodik-dan-perpetual-
dengan-contoh-transaksinya/
https://www.stanakuntansi.com/2018/02/contoh-soal-dan-jawaban-jurnal-
umum.html
http://eprints.polsri.ac.id/2617/3/BAB%202.pdf

11

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)


lOMoARcPSD|35468539

12

Downloaded by Yopi L (yopil2202@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai