Anda di halaman 1dari 3

TOPIK 2 RUANG KOLABORASI

Sebagai Kerangka Kerja Kurikulum Kelompok 5 dan 6 : Silahkan bahas lebih mendalam tentang
tahap 3 (merencanakan pembelajaran) serta bagaimana penerapannya sesuai dengan template
yang ditunjukkan sebelumnya.
A. Pengertian Understanding by Design (UbD)
Understanding by Design (UbD) adalah teori pendidikan untuk desain kurikulum suatu mata
pelajaran sekolah, dimana perencana melihat hasil yang diinginkan diakhir pembelajaran untuk
merancang unit kurikulum, penilaian kinerja dan pengajaran di kelas. Oleh karena itu, kurikulum
UbD memiliki sebuah alur yang disebut dengan backward design atau desain mundur. UbD
menekankan pada tujuan pembelajaran, yang memiliki 3 tahapan yaitu identifikasi hasil yang
diinginkan, tentukan bukti penilaian dan merencanakan pembelajaran.
Jika selama ini merencanakan pembelajaran ada pada langkah awal dalam mendesain
pembelajaran, namun dalam UbD merencanakan pembelajaran merupakan langkah akhir. Untuk
itulah disebut dengan desain mundur.
Alur Backward Desain Ubd
Understanding by Design (UbD) dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan
(sasaran/standar), kemudian diturunkan berdasarkan bukti pembelajaran (diperoleh melalui
penilaian berdasarkan tujuan dan standar), dan selanjutnya baru perencanaan pengalaman belajar
dan pembelajaran (Wiggins dan McTighe, 2005).
B. Rancangan Pembelajaran UbD dengan Metode WHERE TO
Mengajar adalah sarana untuk mencapai tujuan. Memiliki tujuan yang jelas membantu untuk
memfokuskan perencanaan guru dan memandu tindakan yang bertujuan menuju hasil yang
diinginkan. Maka dari itu, perencanaan pembelajaran merupakan pilihan tentang metode
pengajaran, urutan pengajaran, dan bahan/sumber untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pada
tahap ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu menentukan metode, media, dan
langkah-langkah pembelajaran. Adapun kegiatan pembelajaran dapat dirancang menggunakan
metode WHERE TO.
W (where/what) Membantu siswa memahami tujuan belajar dan apa yang
diharapkan.
H (hook/hold) Menarik perhatian siswa dan mempertahankan perhatian
siswa.
E (equip/experience/explore) Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan
R (rethink/revise) Memberi kesempatan memikirkan kembali dan merevisi
pemahaman dan pekerjaan mereka.
E (evaluate) Memberikan izin melakukan evaluasi pekerjaan mereka
sendiri
T (tailor) Menyesuaikan dengan kebutuhan, minat, kemampuan siswa
yang berbeda.
O (organize) Terorgarnisir untuk memaksimalkan kemampuan awal dan
berkelanjutan serta pembelajaran yang efektif.

C. Penerapan dalam Pembelajaran dengan Metode WHERE TO


Metode WHERE TO Penerapan Dalam Pembelajaran
W (where/what)  Siswa diberi kesempatan untuk
mempeajari materi dari berbagai sumber
sesuai dengan minat, kemampuan, gaya
belajar dan karakteristik masing-masing.
 Guru mengaitkan pembelajaran
berdasarkan pengalaman siswa dengan
mengajukan pertanyaan pemantik kepada
siswa
H (hook/hold)  Mengaitkan pembelajaran dengan masalah
kontekstual agar siswa lebih mudah
memahami materi.
 Memanfaatkan media teknologi dan guru
berperan sebagai fasilitator dengan
mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan.
E (equip/experience/explore)  Guru merangsang siswa untuk melakukan
pembelajaran dengan memberi
kesempatan siswa bertanya, menyelidiki,
mencari, menerapkan dan menguji coba.
 Guru dapat membuat kegiatan pengamatan
berdasarkan kondisi sekolah masing-
masing.
R (rethink/revise)  Guru memberikan pertanyaan pemantik
dan siswa diberikan kesempatan untuk
menjawab dan memberikan tanggapan.
 Guru memberikan tambahan pemahaman
kepada siswa dan memberikan motivasi
agar tidak mudah puas
E (evaluate)  Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merefleksikan apa yang mereka
pelajari.
 Guru memberikan tugas atau kuis,
kemudian melakukan tindak lanjut guna
mengetahui tingkat pemahaman mereka.
T (tailor)  Menggunakan berbagai cara untuk
memahami informasi bagisiswa dalam
komunitas ruang kelasmya.
O (organize)  Guru bersama siswa melakukan refleksi
terahdap pembelajaran yang telah
dilakukan.
 Guru meminta siswa untuk merangkum
proses pembelajaran dan mengaitkannya
dalam konteks keseharian siswa.

Anda mungkin juga menyukai