Anda di halaman 1dari 10

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFFECTIVENESS ANALYSIS)


PENGGUNAAN ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE II DI RS NURDIN HAMZAH KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR TAHUN 2022

OLEH

RIYAN
NIM. 1948201001

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI
2023
Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Penggunaan
Antidiabetik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Cost Effectiveness Analysis (Cost Effectiveness Analysis) of Antidiabetic Oral
Use in Diabetes Mellitus Type II Patients

Riyan*, Indri Meirista, Aisa Dinda Mitra


Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi,
Indonesia
Email : riyan@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyakit degeneratif yang diderita
oleh pasien seumur hidup. WHO memperkirakan jumlah penderita diabetes di
Indonesia sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Pengontrolan gula darah yang buruk
pada pasien DM berdampak pada penurunan kualitas hidup dan peningkatan
biaya kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas biaya
(Cost Effectiveness Analysis) penggunaan antidiabetik oral pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di RS Nurdin Hamzah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun
2022. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan pada
bulan April 2023. Sampel penelitian adalah resep obat pasien DM tipe 2 di RS
Nurdin Hamzah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2021. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen
penelitian adalah lembar cheklist. Teknik pengumpulan data cara observasi. Data
dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat glimepirid
memiliki efektifitas terapi yang tinggi dengan biaya paling rendah yaitu
efektivitas terapinya 83,33% dengan rata-rata biaya pengobatan sebesar Rp.
37.952 sedangkan terapi obat acarbose memiliki efektivitas rendah yaitu 74,58%
dengan biaya rata-rata pengobatan Rp. 55.010.

Kata Kunci : Diabetes melitus tipe 2, analisis efektivitas biaya


ABSTRACT
Diabetes Mellitus Type 2 is a degenerative disease that patients suffer for
life. WHO estimates that the number of diabetics in Indonesia will be around 21.3
million in 2030. Poor blood sugar control in DM patients has an impact on
decreasing quality of life and increasing health costs. The purpose of this study
was to analyze the cost-effectiveness (Cost Effectiveness Analysis) of using
antidiabetics in patients with diabetes mellitus type 2 at RS Nurdin Hamzah, East
Tanjung Jabung Regency in 2022. This research is a descriptive research. The
research was conducted in April 2023. The research sample was a prescription
for DM type 2 patients at Hospital Nurdin Hamzah, East Tanjung Jabung
Regency in 2021. The sampling technique used a purposive sampling technique.
The research instrument is a checklist sheet. Observational data collection
techniques. Data were analyzed descriptively. The results of the study showed that
glimepirid had the highest therapeutic effectiveness with the lowest cost, namely
the effectiveness of the therapy was 83.33% with an average treatment cost of Rp.
37.952 while acarbose drug therapy has a low effectiveness of 74.58% with an
average treatment cost of Rp. 55.010 For this reason, glimepiride drug therapy
can be used as a recommendation for the treatment of DM type 2 patients
because pharmacoeconomically this treatment is more cost effective.
Keywords: Diabetes mellitus type 2, cost-effectiveness analysis
Latar Belakang Data Riskesdas tahun 2018
Kasus diabetes melitus (DM) di menunjukkan bahwa prevalensi DM
dunia sebesar 783,7 juta orang. Jumlah tipe 2 di Provinsi Jambi sebesar 1,4%
kasus DM di Indonesia tahun 2022 dan mengalami peningkatan menjadi
mencapai 21,08 juta orang dan 4,67% pada tahun 2021 (Dinkes
diprediksi akan meningkat menjadi 30 Provinsi Jambi, 2022). Penelitian di
juta pada tahun 2030. DM merupakan Kota Jambi menunjukkan bahwa
penyakit tidak menular yang prevalensi prediabetes sebesar 31,5%
menyebabkan kematian setelah stroke dan prevalensi diabetes sebesar 19,4%
dan jantung (Kementerian Kesehatan (Syukri, Nomiko, & Sari, 2022).
Republik Indonesia, 2022). Terapi obat Penelitian di Puskesmas Kenali Besar
pada pasien DM dilakukan seumur Kota Jambi menunjukkan bahwa
hidup sehingga membutuhkan biaya prevalensi DM tipe 2 di Puskesmas
yang sangat besar. Bervariasinya Kenali Besar sebesar 21,9% (Fatimah,
penggunaan terapi obat akan Halim, Sitanggang, & Wisudariani,
mengakibatkan perbedaan dalam biaya 2022).
dan luaran terapinya. Agar biaya yang Penelitian yang dilakukan oleh
dikeluarkan efektif maka harus Isnani, et al (2020) diperoleh hasil
dilakukan pengontrolan biaya pasien terapi antidiabetik oral yang paling
DM (Lubis & Suprianto, 2018). Secara cost effectiveness adalah kombinasi
farmakoekonomi metode yang Metformin dan Glimepiride sebesar
digunakan yaitu Cost Effective 98,4%. Penelitian Madania, et al
Analysis (CEA) (Andayani, 2013). (2022), terapi antidiabetik yang paling
CEA paling banyak digunakan cost effectiveness adalah kombinasi
dalam penelitian farmakoekonomi, hal Metformin dan Glimepirid sebesar
tersebut dikarenakan CEA cukup 85,8%. Penelitian (Tetuko &
sederhana dan digunakan untuk Nugraheni, 2021)) diperoleh hasil
memilih intervensi kesehatan yang terapi antidiabetik kombinasi
memberikan nilai tertinggi dengan metformin-gliklazid dapat mencapai
dana terbatas (Andayani, 2013; target terapi GDP lebih tinggi (50%)
Norhalimah, Agustina, & Rusli, 2018). dibandingkan akarbose-gliklazid
CEA merupakan bentuk efektivitas (44,44%). Kombinasi antidiabetic oral
biaya bagi rumah sakit. Perhitungan metformin-gliklazid terkesan lebih
analisis ini menggunakan perhitungan cost-effective dibandingkan dengan
ACER dan ICER. ACER diperoleh akarbose-gliklazid dalam pencapaian
dari perhitungan total biaya medis target kadar GDP dan GDPP pada
langsung dibagi dengan efektivitas pasien DM tipe 2.
terapi obat tersebut. Sedangkan ICER Penelitian yang dilakukan oleh
digunakan untuk menghasilkan Tahar, et al (2020) pada pasien DM
peningkatan satu unit outcome relatif tipe 2 menunjukkan bahwa obat
terhadap pembandingnya (Andayani, antidiabetik oral yang digunakan ada 3
2013). yaitu metformin, gliclazid, glimepirid.
Sebanyak 83% pasien mendapatkan
obat metformin dengan lama Tabel 1. Karakteristik Responden
penggunaan 439 hari. Pasien yang Karakteristik Responden n %
mendapatkan obat kombinasi Usia
metformin+gliclazid sebanyak 49 hari Dewasa Awal (26-35 tahun) 1 1,5
dengan lama penggunaan 49 hari. Dewasa Akhir (36-45 tahun) 6 9,2
pasien yang mendapatkan Lansia Awal (46-55 tahun) 18 27,7
metformin+glimepirid sebanyak 7% Lansia Akhir (56-65 tahun) 23 35,4
dengan lama penggunaan 41 hari. Manula (> 65 tahun) 17 26,2
Banyaknya penderita DM Total 65 100,0
khsusnya DM tipe 2 penting untuk Jenis Kelamin
dilakukan analisis efektivitas biaya Laki-laki 25 38,5
(Cost Effectiveness Analysis) Perempuan 40 61,5
penggunaan antidiabetik oral pada Total 65 100,0
pasien diabetes melitus tipe 2 di RS
Nurdin Hamzah Kabupaten Tanjung Tabel di atas menunjukkan bahwa
Jabung Timur tahun 2022. pasien berusia kategori lansia akhir
(56-65 tahun) lebih banyak menderita
Metode diabetes melitus tipe 2 dengan
Penelitian ini merupakan persentase sebanyak 35,4%. Pasien
penelitian deskriptif dengan yang menderita penyakit diabetes
pendekatan retrospektif yang bertujuan melitus tipe 2 banyak dialami oleh
untuk mengetahui efektivitas biaya pasien perempuan dengan persentase
(Cost Effectiveness Analysis) 62% sedangkan laki-laki sebesar 38%.
penggunaan antidiabetik oral pada Tabel 2. Jenis Obat Antidiabetes
pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Jenis Obat n %
Nurdin Hamzah Kabupaten Tanjung Glimepirid 6 9,2
Jabung Timur tahun 2022. Penelitian Acarbose 59 90,8
dilakukan pada bulan April 2023.
Total 65 100,0
Sampel penelitian adalah resep obat
pasien DM tipe 2 di RS Nurdin
Berdasarkan tabel di atas
Hamzah Kabupaten Tanjung Jabung
menunjukkan bahwa obat antidiabetes
Timur tahun 2021. Teknik
oral yang paling banyak digunakan
pengambilan sampel menggunakan
oleh pasien DM tipe 2 adalah acarbose
teknik purposive sampling. Instrumen
dengan presentase 91,0% sedangkan
penelitian adalah lembar cheklist.
glimepirid sebesar 9,0%.
Teknik pengumpulan data cara
observasi. Data dianalisis secara
Tabel 3. Gambaran Perhitungan ACER
deskriptif.
Obat Antidiabetes Pasien DM Tipe II
di RS X
Hasil dan Pembahasan
Rata-rata
Hasil penelitian tentang Pola Biaya Medik
Efektivit Nilai
karakteristik responden sebagai Terapi lngsung
as (%) ACER
berikut: Glimepirid Rp 3.162.512 83,33 % Rp 37.952
Acarbose Rp 4.102.671 74,58 % Rp 55.010 gliquidone. Terapi gliquidone memiliki
nilai RUB Rp. 5.389.203, namun
Berdasarkan tabel di atas terapi glimepiride memiliki nilai RUB
menunjukkan bahwa obat glimepirid yang lebih rendah yaitu Rp. 4.117.949.
memiliki efektifitas terapi yang tinggi Penelitian (Isnani, Muliyani, Zaini, &
dengan biaya paling rendah yaitu Riyadi, 2021) menunjukkan bahwa
efektivitas terapinya 83,33% dengan Nilai ACER terkecil adalah kombinasi
rata-rata biaya pengobatan sebesar Rp. Glimepirid dan Metformin yaitu ±Rp
37.952. Terapi obat acarbose memiliki 1.252,00 dan yang paling terbesar
efektivitas rendah yaitu 74,58% adalah kombinasi Glimepiride dan
dengan biaya rata-rata pengobatan Rp. Acarbose yaitu ±Rp 7.737,47 sehingga
55.010. kombinasi antidiabetik oral yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan paling cost effectiveness adalah
penelitian yang dilakukan oleh kombinasi Metformin dan Glimepiride
Romdhoni (2018) yang menunjukkan dengan Nilai ACER terkecil yaitu ±Rp
bahwa terapi antidiabetik yang paling 1.252,00.
cost effective berdasarkan nilai ACER Glimipiride merupakan sejenis
adalah glimipiride dengan nilai ACER obat diabetes oral yang termasuk
Rp. 691.553,600. Hasil penelitian dalam kelas obat yang disebut
(Jannah, Ismunandar, & Maulana, sulfonilurea. Sulfonilurea bekerja
2021) juga menemukan hal yang sama dengan merangsang sel-sel beta di
bahwa penggunaan antidiabetik oral pankreas untuk menghasilkan dan
tunggal pasien diabetes mellitus tipe 2 melepaskan insulin. Ini membantu
yang paling efektif secara biaya yaitu mengendalikan gula darah pada
glimepirid dan diperoleh nilai ACER individu dengan diabetes tipe 2.
sebesar Rp.4.523,-. Dibandingkan dengan beberapa
Penelitian (Madania, Bangol, & sulfonilurea lainnya, glimipiride dapat
Diantika, 2022) menunjukkan hasil efektif dalam dosis yang lebih rendah.
bahwa glimepirid lebih cost effective Dosis yang lebih rendah dapat
dibanding kombinasi Insulin Aspart mengurangi risiko efek samping yang
dan Insulin Detemir yaitu Rp mungkin terkait dengan obat tersebut.
168.253,226, dan kombinasi insulin Glimipiride memiliki durasi kerja yang
aspart-insulin detemir sebesar Rp relatif panjang dibandingkan dengan
1.077.259. Penelitian yang dilakukan beberapa sulfonilurea lainnya. Ini
oleh Yuswantina & Dyahariesti (2022) berarti efeknya dapat bertahan lebih
menunjukkan bahwa penggunaan obat lama dalam menurunkan kadar gula
antidiabetik kombinasi yang paling darah, yang dapat membantu menjaga
cost efektif adalah glimeperide dan kontrol gula darah yang lebih baik
metformin dengan nilai ACER Rp. sepanjang hari (Depkes RI, 2005).
2.741,85. Penelitian (Sari, Harsono, & Hasil penelitian menunjukkan
Hanifah, 2023) menunjukkan bahwa bahwa glimipiride efektivitas tinggi
penggunaan glimepirid lebih cost dengan biaya rendah sehingga dokter
utility dibandingkan dengan yang ada di RS Nurdin Hamzah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang mengalami masalah dengan berat
meresepkan obat tersebut kepada badan mereka (Azwarini et al., 2019).
pasien. Selain memiliki biaya yang Antidiabetik oral akan optimal
rendah, glimipiride memiliki waktu jika diberikan dengan dosis yang tepat,
paruh yang lama, efek yang lebih kuat, jika pemberian tidak tepat akan
respon insulin postprandial yang baik, menimbulkan terjadinya efek samping.
efek samping yang ringan dan jarang Obat yang paling banyak digunakan
terjadi, hiperinsulinemia dan insiden pada pasien DM 2 dalam penelitian ini
hipoglikemia yang lebih sedikit adalah glimepirid dan acarbose.
(Rahayuningsih, 2017). Selain itu, Penelitian sebelumnya menunjukkan
glimepirid memiliki kelebihan seperti bahwa efek samping paling umum dari
durasi kerja yang lebih panjang, cara glimepirid, yaitu hipoglikemia.
kerja yang lebih cepat, penyerapan Kejadian hipoglikemia dapat beragam
obat yang lengkap, pemakaiannya dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang praktis dikarenakan seperti usia pasien, dosis obat yang
pemberiannya 1x/hari, dan harganya digunakan, dan kondisi kesehatan
terjangkau (Briscoe, Griffith, & Davis, lainnya (Ni Nyoman Wahyu Udayani,
2010). Dokter meresepkan obat Wardani, & Nida, 2022).
glimipiride karena memiliki
pengalaman dan kebiasaan dalam Kesimpulan dan Saran
menggunakan glimepiride serta Berdasarkan hasil penelitian maka
keberhasilan sebelumnya dengan dapat disimpulkan bahwa obat
pasien (Asmiati, Kusuma, Hidayati, & glimepirid memiliki efektifitas terapi
Atmadani, 2022). yang tinggi dengan biaya paling
Selain itu, beberapa penelitian rendah yaitu efektivitas terapinya
juga menemukan bahwa penggunaan 83,33% dengan rata-rata biaya
glimepirid dapat menyebabkan pengobatan sebesar Rp. 37.952
gangguan saluran cerna, seperti mual, sedangkan terapi obat acarbose
muntah, diare, dan sakit perut. memiliki efektivitas rendah yaitu
Meskipun efek samping ini cenderung 74,58% dengan biaya rata-rata
ringan, namun dapat mempengaruhi pengobatan Rp. 55.010.
kualitas hidup pasien dan mengganggu Pengobatan dari pasien DM tipe 2
kelancaran pengobatan (Azwarini, yang menggunakan terapi obat
Lestari, & Nurhayati, 2019). Hasil glimepirid dapat dijadikan
penelitian juga menunjukkan bahwa rekomendasi karena secara
beberapa pasien mungkin mengalami farmakoekonomi pengobatan ini lebih
penurunan berat badan selama cost effective.
menggunakan glimepirid karena
pengendalian gula darah yang lebih Daftar Pustaka
baik. Namun, ini perlu dipantau, Andayani, T. M. (2013).
terutama bagi pasien yang berisiko Farmakoekonomi Prinsip dan
kehilangan berat badan berlebih atau Metodologi. Ygyakarta: Bursa
Ilmu.
Asmiati, E., Kusuma, S. N. A., Peradaban Journal, 1(2), 20–29.
Hidayati, I. R., & Atmadani, R. N. Kemenkes RI. (2022). Profil Kesehatan
(2022). Analisis Penggunaan Indonesia Tahun 2021. Jakarta:
Glibenklamid dan Glimepirid Kementerian Kesehatan RI.
Berdasarkan Peresepan Obat Lubis, M. A., & Suprianto. (2018).
Menggunakan Metode Analisis Cost-Effectivenees
ATC/DDD. Journal Of Pharmacy Penggunaan Antidiabetik Oral
Science And Technology, 3(1). Pada Pasien Diabetes Melitus
Azwarini, A. A., Lestari, F., & Tipe 2 Rawat Jalan Peserta BPJS
Nurhayati, T. (2019). Studi Di RSU Haji Medan. Jurnal Dunia
Kejadian Efek Samping Obat Farmasi, 2(3), 128–147.
Antidiabetes Berdasarkan Madania, Bangol, A., & Diantika, A.
Algoritma Naranjo pada Pasien (2022). Analisis Efektifitas Biaya
Prolanis di Puskesmas Sukajadi Terapi Pada Pasien Hipertensi
Kota Bandung. Prosiding Farmasi, dan Diabetes Melitus Tipe 2 di
5(2). Instalasi Rawat Jalan RSUD Toto
Briscoe, B. J., Griffith, M. L., & Davis, Kabila. Jambura Journal Of Health
S. N. (2010). The Role of Science and Research, 4(1), 426–
Glimepiride in the Treatment of 442.
Type 2 Diabetes Mellitus. Expert Ni Nyoman Wahyu Udayani,
Opinion on Drug Metabolism & Wardani, G. A. A. K., & Nida, I.
Toxicology, 6(2), 225–235. D. A. A. Y. (2022). Evaluasi Efek
Dinkes Provinsi Jambi. (2022). Profil Samping Penggunaan Obat
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kombinasi Metformin dan
Jambi Tahun 2021. Jambi: Dinas Glimepiride pada Pasien
Kesehatan Provinsi Jambi. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Fatimah, V. J., Halim, R., Sitanggang, Ilmiah Medicamento, 8(2).
H. D., & Wisudariani, E. (2022). Norhalimah, N., Agustina, R., & Rusli,
Determinant Factors of Type 2 R. (2018). Analisis Biaya Minimal
Diabetes Mellitus of Visitors in dan Efektivitas Terapi Diabetes
the Integrated Guidance Posts of Melitus Tipe 2 di RSUD Panglima
Jambi’s Kenali Besar Community Sebaya Paser. Proceeding of
Health Center. East Asian Journal Mulawarman Pharmaceuticals
of Multidisciplinary Research Conferences, 7, 63–69.
(EAJMR), 1(8), 1727–1738. Rahayuningsih, N. (2017). Evaluasi
Isnani, N., Muliyani, Zaini, M., & Kerasionalan Pengobatan
Riyadi, M. A. (2021). Analisis Diabetes Melitus Tipe 2 pada
Efektivitas Biaya (Cost- Pasien Rawat Inap di RSUD dr.
Effectiveness) Penggunaan Soekardjo Tasikmalaya. Jurnal
Antidiabetes Oral Kombinasi Kesehatan Bakti Tunas Husada:
pada Pasien Diabetes Melitus Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan,
Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr. Analis Kesehatan Dan Farmasi,
H. Moch Ansari Saleh 17(1), 183–197.
Banjarmasin. Jurnal Insan Farmasi Sari, D. P., Harsono, S. B., & Hanifah,
Indonesia, 4(1). I. R. (2023). Analisis Biaya dan
Jannah, E. N., Ismunandar, A., & Kualitas Hidup Pasien Riwayat
Maulana, L. H. (2021). Analisis Jalan DM Tipe 2 dengan Terapi
Efektivitas Biaya Penggunaan Gliquidone Dibandingkan
Antidiabetik Oral pada Pasien Glimepiride di RSUD Surakarta
Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Tahun 2021. Jurnal Farmasi
Jalan Peserta BPJS di RSUD Udayana, 11(2).
Bumiayu 2020. Pharmacy
Syukri, M., Nomiko, D., & Sari, I. P.
(2022). Kejadian Prediabetes Pada
Kelompok Usia Dewasa di Kota
Jambi. Jurnal Keperawatan
Silampari, 6(1), 19–27.
Tetuko, A., & Nugraheni, D. A. (2021).
Analisis Efektivitas Biaya
Kombinasi Antidiabetik Oral
Pada Pasien Rawat Jalan
Diabetes Melitus Tipe 2. Cendekia
Journal of Pharmacy, 5(2), 105–116.

Anda mungkin juga menyukai