Anda di halaman 1dari 10

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030 © Mattioli 1885

Wahai asli artikel : sejarah dari obat

Menenun Harapan di Tanah Deli: Kehidupan dan Kesehatan Buruh


Perkebunan di Sabuk Perkebunan Sumatera Timur, 1870-1940
Junaidi1, Lila Pelita Hati2, Nurhabsyah3,Kiki Maulana Affandi4
1Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia;2Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia;3Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera
Utara, Indonesia;4Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Abstrak.Pertumbuhan ekonomi berupa industri perkebunan di Sumatera Timur mengubah lanskap dan struktur
masyarakat di wilayah ini. Industri perkebunan mendatangkan tenaga kerja perkebunan dari luar Sumatera Timur yaitu
Tionghoa, Jawa, dan India. Meningkatnya jumlah pekerja perkebunan telah meningkatkan perekonomian industri,
namun juga menimbulkan permasalahan sosial dan kesehatan di Sumatera Timur. Para pekerja perkebunan ini direkrut
dan diikat dengan peraturan yang disebut Coolie Ordinance (Koeli Ordonnantie 1880). Ordonansi Kuli ini mengatur
tentang hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja, termasuk pelayanan kesehatan. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan kehidupan dan kesehatan pekerja perkebunan di Sumatera Timur pada tahun 1870 hingga tahun 1940an.
Hasil penelitian ini mengungkap perubahan yang terjadi pada kehidupan dan kesehatan pekerja perkebunan pada
pergantian abad ke-19 hingga ke-20. Kualitas kesehatan pekerja perkebunan meningkat sejak awal abad ke-20 karena
kebijakan yang lebih baik yang dikeluarkan oleh perusahaan perkebunan untuk menjaga kesehatan pekerjanya. Upaya
yang dilakukan adalah tindakan kuratif dan preventif, serta pemberantasan penyakit menular dan epidemi. Upaya kuratif
dilakukan dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan seperti poliklinik dan rumah sakit. Sedangkan upaya
preventif yang dilakukan antara lain penyediaan perbekalan pangan yang lebih baik, air minum yang cukup,
pembangunan pemukiman, dan sanitasi yang baik. Upaya pemberantasan penyakit epidemik dilakukan dengan
melakukan penelitian dan mendirikan lembaga penelitian penyakit,

Kata kunci:tata cara kuli, penyakit, sumatera timur, kesehatan, buruh perkebunan, hindia belanda

Perkenalan pekerja (2). Oleh karena itu, perekonomian perkebunan mempunyai


dampak yang signifikan terhadap situasi demografi, sosial dan
Menjelang pertengahan abad ke-19, terjadi pergeseran kesehatan di Sumatera Timur.
kebijakan ekonomi pemerintah kolonial Belanda, dari Pertumbuhan industri perkebunan menyebabkan
ekonomi konservatif menjadi liberalisasi ekonomi. bertambahnya jumlah penduduk asing secara besar-besaran,
Pergeseran kebijakan ini diperkuat dengan Undang-Undang sehingga menimbulkan permasalahan baru seperti
Agraria (Agrarisch Wet) pada tahun 1870. Salah satu daerah permasalahan kesehatan seperti penyebaran wabah penyakit
di Hindia Belanda yang berkembang pesat pasca liberalisasi tropis. Penyakit tropis tersebut antara lain kolera, malaria,
ekonomi ini adalah Sumatera Timur. Sejak tahun 1870-an, disentri, demam tifoid, beri-beri, dan tuberkulosis. Penyakit-
Sumatera Timur berkembang menjadi kawasan perkebunan penyakit tersebut biasanya disebabkan oleh buruknya kualitas
Sumatera (1). Pengusaha perkebunan datang berinvestasi di kesehatan, kondisi perumahan dan sanitasi (3). Selain itu,
kawasan ini dari berbagai negara seperti Belanda, Jerman, masyarakat Eropa tidak menyadari bahwa wabah ini disebabkan
Inggris, Belgia, Swiss, Polandia, dan Amerika Serikat. Selain oleh ketidakcocokan iklim tropis dengan ras dan fisik orang-
itu, tenaga kerja didatangkan dari Semenanjung Malaya, orang yang tidak dapat tinggal di sana (4). Pandangan dan
Jawa, dan Tiongkok yang terdiri dari Tionghoa, Jawa, dan perdebatan ini berlangsung hingga akhir abad ke-19. Dari
India perspektif kolonial, daerah tropis ini
2 Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030

iklim yang sejuk hanya cocok untuk penduduk lokal (5). Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
Lingkungan liar dan iklim tropis di Sumatera Timur mengenai kesehatan pekerja perkebunan di Sumatera
pada tahap awal pembukaan perkebunan di wilayah Timur, antara lain Marieke Klaveren (1997), Frank
tersebut menyebabkan tingginya angka kematian tenaga Ochsendorf (2018), Devi Itawan (2020), Budi Agustono dkk.
kerja. Wabah penyakit tropis melanda pekerja Tiongkok (2021), dan Gani A. Jaelani (2023). Berbeda dengan kajian
dan Jawa. Van Klaveren menunjukkan bahwa pada awal yang dilakukan oleh para sarjana tersebut, tulisan ini
perekrutan pekerja perkebunan, jumlah kematian berfokus pada perubahan kehidupan pekerja perkebunan
pekerja Tiongkok lebih tinggi dibandingkan pekerja Jawa. dan pemeliharaan kesehatannya yang dilakukan oleh
Hal ini disebabkan oleh iklim, makanan, usia pekerja dan perusahaan perkebunan di Sumatera Timur.
kebersihan. Angka kematian menurun setelah Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini berupaya
pergantian abad karena penerapan Ordonansi Kuli (6). menunjukkan perubahan kehidupan dan kesehatan pekerja
Pelayanan kesehatan dianjurkan oleh dokter perkebunan perkebunan yang terjadi di Sumatera Timur pada akhir abad
untuk dilaksanakan sepenuhnya oleh perusahaan ke-19 hingga tahun 1940-an. Pertanyaan utama dalam
perkebunan. penelitian ini adalah bagaimana kondisi kehidupan dan
Tingginya angka kematian pekerja perkebunan juga kesehatan para pekerja perkebunan di Sumatera Timur dan
disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan dan berapa banyak layanan kesehatan yang diberikan oleh
kurangnya jumlah dokter pada tahap awal pengembangan perusahaan perkebunan? Untuk menjawab pertanyaan-
perkebunan (7). Pembukaan perkebunan yang eksploitatif di pertanyaan tersebut, dijelaskan situasi dan perkembangan
Sumatera Timur pada awalnya tidak terfokus pada masa wilayah Pantai Timur Sumatera sebagai sabuk perkebunan
depan perkebunan yang berkelanjutan sehingga guna mengetahui latar belakang sejarah kehidupan buruh
mengakibatkan terabaikannya pemeliharaan kesehatan perkebunan dan faktor-faktor dalam memberikan pelayanan
pekerja. Selain itu, banyak pekerja perkebunan yang kesehatan kepada perusahaan perkebunan di Sumatera
menolak dirawat di rumah sakit perkebunan karena Timur. .
rendahnya kesadaran mereka akan kesehatan (2).
Tindakan dan kebijakan perusahaan perkebunan dalam
memberikan pelayanan kesehatan terikat pada Undang-undang Metode
Kuli. Kajian Devi Itawan (2020) dan Gani Jaelani (2023)
menyatakan bahwa peraturan ini memberi wewenang kepada Tulisan ini menggunakan metode sejarah yang
dokter untuk merawat pekerja perkebunan yang sakit, meskipun melibatkan empat tahapan. Pertama, teknik heuristik,
mereka tidak mau dirawat. Hal ini disebabkan oleh rendahnya yaitu pengumpulan sumber sejarah yang terdiri dari
kesadaran akan kebersihan kerja di kalangan pekerja arsip dan dokumen perusahaan perkebunan, laporan
perkebunan (8-9). Sedangkan Ochsendorf (2018) menyatakan tahunan perusahaan perkebunan, catatan dan
bahwa layanan kesehatan dari perusahaan merupakan laporan dokter rumah sakit. Rekam medis dan
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pekerjanya. laporannya berasal dari rumah sakit yaitu RS
Meskipun sarana dan prasarana kesehatan diperuntukkan bagi Perkebunan Perusahaan Senembah, sedangkan arsip
para pekerja, namun warga sekitar juga dapat merasakan pemerintah kolonial berupa laporan pengawas
manfaat dari kehadiran layanan kesehatan di perkebunan (10). ketenagakerjaan dari Hindia Belanda yang
Upaya yang dilakukan perusahaan perkebunan untuk dituangkan dalam surat pengawasan
menjaga kesehatan pekerjanya sejalan dengan perubahan ketenagakerjaan di Sumatera Timur. Sumber tersebut
kebijakan kesehatan yang bersifat higienis-profilaksis yang dihimpun dari Arsip Nasional RI dan Perpustakaan
dilakukan pemerintah kolonial sejak awal abad ke-20 (11). Nasional RI Jakarta, serta website KITLV Leiden dan
Pembangunan pelayanan kesehatan yang semula bertujuan website delpher.nl. Kedua, kritik sumber terdiri dari
kuratif adalah untuk menegaskan kekuasaan kolonial dan kritik internal dan kritik eksternal, yaitu proses
melindungi unsur-unsur pemerintah kolonial, khususnya verifikasi sumber dalam menentukan keaslian dan
militer dan pejabat pemerintah (12). Tindakan untuk kredibilitas data sebagai fakta sejarah. Ketiga,
meningkatkan kesehatan dan memberantas wabah penyakit interpretasi, yaitu proses menelaah fakta sejarah
juga semakin banyak dilakukan akibat adanya desentralisasi dengan analisis dan sintesa hingga menghasilkan
pelayanan kesehatan ke tingkat yang lebih rendah pada narasi sejarah. Terakhir, historiografi adalah proses
awal abad ke-20 (11). penulisan dan konstruksi peristiwa sejarah.
Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030 3

Sabuk Perkebunan Sumatera Timur masih berlangsung di Pantai Timur Sumatera.


Aktivitas perdagangan yang terus meningkat di Pantai
Sumatera Timur, yang kemudian dikenal sebagai Timur Sumatera antara pedagang Inggris dan pedagang
Karesidenan Pantai Timur Sumatera, saat ini merupakan bagian perantara Tiongkok serta pedagang lokal lainnya di wilayah
dari Provinsi Sumatera Utara di Indonesia. Sejak pertengahan tersebut membuat penjajah Belanda berusaha mendominasi
abad ke-19, kawasan ini mulai dibuka oleh investasi para wilayah tersebut secara politik. Salah satu langkah politik
pengusaha Barat sehingga membuat perekonomiannya pertama yang dilakukan penjajah Belanda adalah
berkembang pesat. Investasi besar-besaran tersebut bermula penandatanganan Perjanjian Siak pada tanggal 1 Februari
dari dibukanya perkebunan sehingga berdampak pada 1858 dengan Kesultanan Siak, yang menjadi pintu gerbang
perluasan perekonomian perkebunan di wilayah tersebut. bagi mereka untuk lebih menguasai seluruh wilayah Pantai
Bermula pada tahun 1863 ketika Jacobus Nienhuys, seorang Timur Sumatera. Sejak abad ke-17 hingga ke-18, wilayah ini
pedagang Belanda, mengunjungi Deli di Sumatera Timur atas secara bergantian diklaim oleh Kesultanan Aceh dan Siak
undangan Said Umar bin Abdulah Bilsagih yang mengaku sebagai bagian dari negara bawahan mereka. Berdasarkan
sebagai saudara ipar Sultan Deli. Bilsagih menyatakan Tanah Perjanjian Siak, Residen Siak, Eliza Netscher, melakukan
Deli menghasilkan daun tembakau berkualitas tinggi yang bisa ekspedisi militer ke Pantai Timur pada tahun 1862 untuk
dijual dengan harga tinggi (13-14). Memang sejak abad ke-18 berunding, dan terkadang mengancam kesultanan lokal di
telah terjalin aktivitas perdagangan antara penduduk Sumatera Langkat, Deli, Serdang dan Asahan agar tunduk pada
Timur dengan pedagang asing, yang terus meningkat hingga kekuasaan Belanda. Dari dulu, Sultan Deli tunduk kepada
awal abad ke-19. Namun, Cummings menyatakan bahwa lada pemerintahan kolonial Belanda dengan permintaan agar
adalah ekspor utama kawasan ini, bukan tembakau (15). status Deli disamakan dengan Siak. Pemerintah kolonial
Belanda mengikat Kesultanan Deli dalam suatu perjanjian
Sejak awal abad ke-19, aktivitas perekonomian dan politik yang disebutTindakan van Verband(Sertifikat
hubungan perdagangan antar wilayah di Sumatera Kurungan). Sejak saat itu, pemerintah kolonial Belanda
Timur dan Semenanjung Malaya terjadi secara bebas menempatkan Pengendali JAM van Cats Baron de Raet di
dan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Kegiatan Labuhan Deli, ibu kota Kesultanan Deli. Selanjutnya
ekonomi tersebut belum menarik perhatian penjajah kesultanan lain di Sumatera Timur juga menjadi sasaran
Belanda karena pada saat itu mereka berkonsentrasi ekspedisi militer Belanda pada tahun 1865 (18). Sejak saat
mengeksploitasi Pantai Barat Sumatera dengan itu, proses penjajahan Belanda melanda Sumatera Timur
kebijakan tanam paksa (disebut juga dengan kebijakan secara terstruktur dengan menjadikan wilayah ini bagian
penanaman paksa).tanam paksa) kopi. Kebijakan ini dari pemerintahan Belanda.
dilakukan pada tahun 1840-an ketika wilayah Pantai Seiring dengan masuknya kolonialisme Belanda ke
Barat Sumatera dikuasai sepenuhnya oleh kolonial Pantai Timur Sumatera, banyak pengusaha Belanda serta
Belanda pasca Perang Padri. Eksploitasi perekonomian warga negara Barat lainnya seperti Jerman, Inggris, Belgia,
kopi terpusat di wilayah Minangkabau dan Tapanuli (16). Swiss, Polandia, dan Amerika Serikat telah berinvestasi di
Konsentrasi penjajah Belanda di Pulau Sumatera kawasan ini sejak tahun 1863. Perusahaan-perusahaan
terpecah akibat kontestasi ekonomi dan politik Belanda multinasional ini pengusaha mendirikan perusahaan
dengan Inggris sejak tahun 1820-an. Setelah Perjanjian perkebunan di Sumatera Timur. Perusahaan perkebunan
London diratifikasi pada tahun 1824, wilayah kolonial di pertama di wilayah ini, NV Deli Maatschappij, didirikan pada
wilayah tersebut jelas terbagi, dimana Belanda menguasai tahun 1869. Selanjutnya, perusahaan lain seperti NV Tabak
Sumatera sedangkan Inggris menguasai Semenanjung Arendsburg Maatschappij, NV Deli Batavia Maatschappij dan
Malaya. Menariknya, setahun sebelumnya pada tahun 1823, NV Senembah Maatschappij masing-masing didirikan pada
Inggris mengirimkan seorang penjelajah, John Anderson, tahun 1875, 1877 dan 1889 (19). Dalam kurun waktu singkat,
untuk menjelajahi Pantai Timur Sumatera. Anderson lingkungan di Pantai Timur Sumatera telah berkembang
menyusuri Pantai Timur Sumatera selama setahun, mulai menjadi kawasan perkebunan di Sumatera Timur.
dari Siak hingga Asahan, Batubara, Serdang, Deli dan
Langkat (17). Namun, ratifikasi Perjanjian London Luas perkebunan di Sumatera Timur terbentang
mengakhiri aktivitas politik Inggris di pulau Sumatera. dari Langkat di utara hingga Asahan di selatan yang
Namun, hal ini tidak menghentikan aktivitas ekonomi dan terus bertambah jumlahnya. Sejak tahun 1873, 15
perdagangan bebas para pedagang Inggris, yang perkebunan tersebar di seluruh wilayah, dengan
4 Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030

13 di Deli dan masing-masing satu di Langkat dan Serdang. Pada tahun industri di Sumatera Timur selama hampir 50
1884 jumlah perkebunan bertambah menjadi 86 perkebunan, yaitu 44 tahun. Membludaknya jumlah penduduk di
perkebunan di Deli, 20 perkebunan di Langkat, sembilan perkebunan di Sumatera Timur ini memang tidak lepas dari
Serdang, dan tiga perkebunan di Padang Bedagai. Peningkatan tersebut meningkatnya perekonomian industri di wilayah
mencapai puncaknya pada tahun 1891, dengan 169 perkebunan tersebar tersebut. Tariknya perekonomian perkebunan
di seluruh wilayah. Sampai tahun 1900, jumlah perkebunan di Sumatera mengakibatkan terjadinya migrasi penduduk
Timur sebanyak 139 perkebunan (20). dari sekitar Sumatera Timur seperti masyarakat
Perkembangan perkebunan sejak akhir abad ke-19 Tapanuli, Minangkabau, dan Aceh. Kebutuhan
justru mengungkap potensi yang lebih besar untuk akan jabatan dalam penyelenggaraan
menopang perekonomian di Sumatera Timur. Setelah pemerintahan kolonial, pemerintahan otonom
depresi ekonomi melanda perusahaan perkebunan kesultanan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
tembakau pada tahun 1891–1892 di wilayah tersebut, mendorong masyarakat berbondong-bondong
beberapa perusahaan melakukan penelitian terhadap ke Sumatera Timur. Selain itu, perekrutan
komoditas tembakau dan kesuburan tanah di Sumatera tenaga kerja perkebunan menjadi salah satu
Timur. Spekulasi para pengusaha perkebunan yang faktor utama pertumbuhan penduduk di
sebelumnya berasumsi bahwa lahan di Deli hanya cocok Sumatera Timur. Pada tahun 1910, jumlah
untuk ditanami satu kali ternyata salah, karena ternyata pekerja yang aktif bekerja di perkebunan
lahan tersebut cukup subur untuk terus menghasilkan daun berjumlah sekitar 170.000 orang. Pada tahun
tembakau berkualitas dan harga tinggi di pasar dunia (14) . 1920, jumlah pekerja meningkat menjadi sekitar
Selain itu, setelah abad ke-19, terjadi perluasan eksploitasi 308.000 orang dan meningkat lagi pada tahun
perkebunan terhadap komoditas lain seperti karet, teh, sisal, 1930 menjadi sekitar 372.000 orang.
dan kopi.
Perkembangan perkebunan yang pesat ini menarik masyarakat
dari luar Sumatera Timur untuk bekerja sebagai buruh perkebunan
atau melakukan migrasi spontan karena tarikan ekonomi dari Kehidupan Buruh Perkebunan
industri ini. Sejak saat itu, jumlah penduduk di Sumatera Timur
meningkat secara signifikan. Catatan Thee Kian Wie menunjukkan, Pada awal berkembangnya perkebunan, mayoritas
dalam kurun waktu 30 tahun setelah kedatangan Nienhuy, jumlah pekerja yang bekerja di perkebunan tembakau adalah
penduduk di Sumatera Timur meningkat hampir dua kali lipat, dari orang Tionghoa, terutama hingga akhir abad ke-19 (22).
150.000 jiwa pada tahun 1850-an menjadi 285.000 jiwa pada tahun Para pekerja Tionghoa ini direkrut dari Semenanjung
1890. Jumlah penduduk tersebut terus meningkat setelah tahun Malaya (Penang dan Melaka). Rombongan pekerja
1900-an. Pada tahun 1905, jumlah penduduk Sumatera Timur Tiongkok yang pertama datang berjumlah 120 pekerja
berjumlah 568.417 jiwa. Delapan tahun kemudian, pada tahun 1913, yang dipanggillaukeh. Pemilihan buruh Tionghoa
jumlah penduduknya mencapai 773.106 orang. Pada tahun 1920 sebagai pekerja perkebunan dinilai lebih terampil dan
jumlahnya meningkat menjadi 1.197.554 jiwa, dan sensus penduduk ulet dalam mengolah dan merawat daun tembakau (23).
tahun 1930 menunjukkan jumlahnya menjadi 1.693.200 (20). Ketika ada pembatasan perekrutan tenaga kerja dari
Berdasarkan tabel 1, terjadi peningkatan jumlah Semenanjung Malaya oleh pemerintah kolonial Inggris,
tenaga kerja perkebunan diseluruh wilayah perkebunan. maka perekrutan

Tabel 1.Banyaknya pekerja perkebunan Tionghoa, Jawa dan India di Sumatera Timur.
Tahun Cina Jawa orang India Total
1883 21.136 1.711 1.528 24.375
1893 41.700 18.000 2.000 61.700
1898 50.846 22.256 3.360 76.462
1906 53.105 33.802 3.260 90.167
1913 53.617 118.317 4.172 176.106
1920 27.715 209.459 2.010 239.184
1930 26.037 234.554 1.021 261.612
Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030 5

Pekerja Tiongkok dilakukan langsung dari Tiongkok Selatan. pekerja berada di level terendah (1, 27). Selain menunjukkan
Pada tahun 1886, pemerintah kolonial Belanda bekerja sama adanya perbedaan tingkat sosial kehidupan masyarakat
dengan perusahaan perkebunan menempatkan perwakilan perkebunan, pemukiman pekerja juga mempunyai
pemerintah bernama Hoetink untuk meningkatkan permasalahan sanitasi dan higienitas. Pola tempat tinggal dan
perekrutan buruh ke Sumatera Timur (22, 24). pemukiman yang buruk dapat menyebabkan wabah menyebar
Seiring dengan ketidakpastian mengenai pekerja dengan cepat di kalangan pekerja perkebunan (28).
Tiongkok mana yang dapat diimpor ke perkebunan, Tipe tempat tinggal pekerja perkebunan dibedakan
terjadi peralihan dari pekerja Tiongkok ke jenis pekerja menjadi dua, yaitu tempat tinggal tetap (kolonisasi) dan
berkewarganegaraan lain. Hal ini diperparah dengan tempat tinggal sementara (biasanya dibangun di tengah
semakin meningkatnya minat para pengusaha ladang tembakau dan akan berpindah-pindah setiap kali
perkebunan terhadap kualitas kerja buruh Jawa sejak dilakukan penanaman baru). Tempat tinggal permanen
awal abad ke-20 (2). Faktor penyebab perpindahan biasanya dihuni oleh pekerja asal Jawa, sedangkan
pekerja Tionghoa ke Jawa adalah diversifikasi tanaman tempat tinggal sementara ditempati oleh pekerja
perkebunan dari tembakau ke jenis pohon seperti karet, Tionghoa. Tempat tinggal permanen biasanya berbentuk
teh, sisal, dan kopi (14). Rekrutmen tenaga kerja asal rumah panggung berlantai batu dan dilengkapi dapur,
Jawa juga dilakukan karena biaya yang dikeluarkan lebih sumur, dan tempat pembuangan sampah yang dilapisi
murah dibandingkan mendatangkan tenaga kerja asal papan (29). Sebaliknya tempat tinggal sementara
Tiongkok. Tenaga kerja asal Jawa yang didatangkan tidak biasanya berbentuk barak dengan ruang ventilasi yang
hanya laki-laki, tapi juga perempuan. Pekerja perempuan sedikit. Di tengah barak terdapat dapur umum yang
dipekerjakan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman difungsikan sebagai tempat menyediakan makanan bagi
seperti mencari ulat tembakau, menyortir, menggantung para pekerja perkebunan. Selain dapur umum, tempat
dan mengikat daun tembakau. pemandian dan persediaan air minum juga dibangun di
sekitar barak. Akses air bersih dikendalikan setiap tahun
Pekerja yang direkrut oleh perusahaan perkebunan oleh perusahaan perkebunan (28).
mendapatkan voorschot, yaitu uang muka upah yang Hirarki komunitas perkebunan tidak hanya dilihat
dibayarkan kepada pekerja yang bekerja di perkebunan. Itu berdasarkan pola permukimannya saja, namun juga
voorschotdiberikan sebenarnya akan diambil kembali oleh berdasarkan lingkungan ekonomi dan sosialnya (30).
perusahaan perkebunan dengan cara memotong upah Perbandingan tersebut terlihat jelas pada gaji yang
setelah para pekerja bekerja (2). Praktik penipuan dan diterima orang Eropa dan upah yang diterima mandor
penipuan terhadap buruh perkebunan yang hendak bekerja (tandil) dan pekerja, baik Tionghoa maupun Jawa. Sejak
di Sumatera Timur bahkan pernah dilakukan oleh agen awal abad ke-20, staf Eropa menerima gaji sebesar f. 200
pencari tenaga kerja (kami). Banyak pekerja yang tertipu per bulan, yang akan dinaikkan menjadi f. 400 setelah
oleh hal inikamiyang menjanjikan pekerjaan bergaji tinggi. enam tahun mengabdi. Sedangkan gaji mandor Cina
Mereka mengatakan bahwa “Tanah Deli adalah Negerinya sebesar f. 319 per tahun, sedangkan mandor orang Jawa
Dolar”. Penduduk Jawa yang sebagian besar miskin dengan f. 258 per tahun.
mudah mengikuti hal tersebutkamiundangan. Mereka Bagi pekerja Tiongkok, upah mereka dihitung
menjalin harapan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih berdasarkan jumlah perawatan dan panen tembakau,
baik di negeri asing. Calon pekerja yang berasal dari Jawa dalam sistem upah yang disebut sistem upah
Tengah biasanya dikumpulkan di kantor salah satu agen borongan. Oleh karena itu, upah mereka dihitung
pencari tenaga kerja di Semarang. Setelah itu calon TKI asal sebagai f. 10 untuk setiap 1.000 pohon tembakau
Jawa ini diberangkatkan ke Pelabuhan Belawan (23). yang mereka garap. Sedangkan upah buruh asal Jawa
Meningkatnya jumlah pekerja perkebunan dihitung berdasarkan lama bekerja di perkebunan,
membuat perusahaan perkebunan wajib menyediakan yaitu f. 0,55 per hari untuk pemula, dan f. 0,60 per
akomodasi yang layak untuk ditinggali. Hal ini juga diatur hari bagi mereka yang telah bekerja lebih lama. Selain
dalam Ordonansi Kuli sebagaimana diatur dalam Pasal 2 itu upah buruh Jawa yang berjenis kelamin
peraturan tersebut (26). Dalam lingkungan perkebunan perempuan dikenakan f. 0,50 per hari (23).
terdapat pola permukiman antara pekerja, mandor, staf, Selain upah, buruh perkebunan juga
asisten dan pengurus atau manajer yang menunjukkan mendapat beras yang disebutcatuanatau
adanya hierarki strata sosial di dalamnya. Perkebunan rangsum(14). Selain perbedaan upah, ada juga
6 Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030

Suasana yang tercipta secara tidak langsung membuat pekerja tetap perumahan, serta makanan yang baik bagi para
terikat kontrak. Misalnya, acara-acara tertentu seperti pasar malam pekerjanya (26). Hingga akhir abad ke-19, peraturan
dan pertunjukan diadakan di perkebunan setelah hari gajian setiap tersebut tidak dibuat dengan baik oleh para pekebun.
bulannya, biasanya pada tanggal 1 dan 16 setiap bulannya. Pada Momentum perubahan terjadi pada awal abad 20thabad
acara-acara tersebut, para pekerja perkebunan menghabiskan gaji ketika banyak kritik ditujukan pada buruknya kondisi
yang mereka terima dari perusahaan (31). Kegiatan-kegiatan perkebunan, perubahan kebijakan pemerintah menjadi
bermasalah tertentu sengaja diadakan secara cuma-cuma agar para kebijakan etis dan perkembangan teknologi kedokteran
pekerja perkebunan dapat menghabiskan banyak uang mereka pada awal abad ke-20 di bidang penyakit tropis.
untuk hal-hal seperti perjudian, prostitusi dan penjualan opium (32). Di bidang kedokteran, beberapa kebijakan dilakukan
sebagai upaya memberikan pelayanan kesehatan kepada
Situasi problematis yang sengaja diciptakan pihak pekerja perkebunan. Upaya tersebut meliputi tindakan
perusahaan perkebunan ini dilakukan agar para pekerja kuratif dan preventif serta penelitian terhadap wabah
tetap terikat kontrak. Setelah gajinya habis dalam satu penyakit. Upaya pemberantasan penyakit dan pengawasan
malam, para pekerja perkebunan ini berutang kepada kesehatan pekerja sebenarnya sudah dilakukan sejak para
perusahaan dengan menandatangani kontrak dan pekerja memasuki wilayah Sumatera Timur di Pelabuhan
perjanjian kerja baru (33). Ketergantungan pekerja Belawan. Pengawasan dilakukan dengan mendirikan stasiun
perkebunan terhadap perusahaan perkebunan karantina sebagai tempat penampungan awal bagi pekerja
diperburuk dengan adanya eksploitasi kerja yang parah. perkebunan. Tempat ini berfungsi untuk memilih dan
Dalam praktik peraturan kuli, pemilik dan pengelola memisahkan pekerja yang sehat dan pekerja yang
perkebunan sering melakukan tindakan kekerasan menderita penyakit menular (35).
dalam memberikan sanksi kepada buruh, yang disebut Pendirian stasiun karantina di Pelabuhan
dengan sanksi.poenale suciatau sanksi pidana (27). Belawan dimulai karena merebaknya wabah penyakit
Poenale sucimenjadi alat dan legitimasi pengelola dan kolera pada akhir abad ke-19 (35). Menjelang
perkebunan untuk mendisiplinkan pekerjanya. Dalam akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, wabah cacar
berbagai arsip perkebunan dijelaskan bahwa tindakan dan flu Spanyol juga terjadi. Epidemi ini menyebar
kekerasan seperti pemukulan atau hukuman fisik yang melalui pergerakan dan mobilitas manusia dari satu
dilakukan oleh asisten Eropa sengaja dilakukan karena tempat ke tempat lain (36). Tingginya mobilitas orang
dianggap pekerja tidak akan memahami pekerjaannya dan barang akibat adanya perkebunan memudahkan
jika tidak diperlakukan seperti itu (34). masuknya penyakit epidemi ke Sumatera Timur
Eksploitasi, tindakan kekerasan fisik, dan liarnya melalui aktivitas perkebunan. Dokter pemerintah di
lingkungan tropis membuat fisik para pekerja perkebunan Pelabuhan Belawan menolak kedatangan pekerja
terus melemah. Para pekerja bekerja keras sejak awal perkebunan hingga dilakukan karantina. Pemilik
karena pembukaan perkebunan membutuhkan tenaga kerja perkebunan mengusulkan pembangunan stasiun
fisik yang berat terutama dalam membuka lahan hutan karantina di Belawan sebagai fasilitas karantina untuk
baru. Ditambah lagi dengan beberapa wabah penyakit menyaring pekerja perkebunan dan mencegah
menular seperti malaria, demam berdarah, disentri dan penyebaran penyakit di Sumatera Timur. Hal ini
kolera menyebabkan tingginya angka kematian pada sejalan dengan peraturan pemerintah (epidemie-
pekerja perkebunan. Namun, belum ada laporan valid ordonnantie) tentang pencegahan epidemi di Hindia
mengenai angka kematian pekerja pada 20 tahun awal Belanda. Setelah menyelesaikan karantina di stasiun
industri perkebunan di Sumatera Timur. Laporan semacam karantina Belawan, pekerja perkebunan juga akan
itu baru mulai dicatat dan tersedia sekitar akhir abad ke-19 ditempatkan di gedung karantina mandiri selama 14
(6). hari sebelum bekerja di perkebunan (35).

Tindakan kuratif dilakukan dengan membangun sarana,


Layanan Kesehatan prasarana, dan fasilitas kesehatan. Kebijakan ini diwujudkan
melalui pembangunan poliklinik dan rumah sakit perkebunan.
Pelayanan kesehatan bagi pekerja perkebunan sebenarnya sudah Dokter dari Eropa awalnya didatangkan untuk mengawasi dan
diatur dalam tata cara kuli. Aturan tersebut mewajibkan pekebun untuk mengepalai rumah sakit pusat. Fasilitas perawatan pertama bagi
menyediakan layanan kesehatan, tempat berlindung atau yang sesuai pekerja yang sakit adalah poli-
Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030 7

Gambar 1.Stasiun karantina di Belawan. Tersedia dari: https://colonialarchitecture.eu/

klinik. Pekerja perkebunan yang menderita penyakit parah Menjelang pergantian tanggal 20thabad ini, berbagai
dan berbahaya akan dirujuk ke rumah sakit pusat. Setiap catatan menunjukkan adanya peningkatan kualitas
satu atau dua minggu, dokter kepala rumah sakit pusat kesehatan di perkebunan. Statistik kesehatan para dokter
perkebunan pergi ke klinik untuk melakukan pemeriksaan menunjukkan penurunan drastis angka kematian di
kesehatan terhadap pekerja perkebunan (23). Rumah sakit kalangan pekerja perkebunan. Catatan lengkapnya datang
pusat di perkebunan berfungsi untuk menampung poliklinik dari perkebunan milik NV Senembah Maatschappij. Jumlah
yang ada dan sebagai pusat pelayanan kesehatan di kematian pekerja menurun dari 60,2 per 1000 orang pada
perkebunan. Sarana dan prasarana rumah sakit cukup tahun 1897 menjadi 45,1 per 1000 pada tahun 1901
lengkap dan fungsional. Awalnya, para pekebun memiliki (39). Namun menurut Breman, angka tersebut masih
tenaga medis sendiri. Mereka adalah obat-obatan dan tergolong tinggi jika dibandingkan dengan jumlah
dispenser India-Inggris yang direkrut dari Straits pekerja di perkebunan Sumatera Timur karena pekerja
Settlements.Kemudian pada periode berikutnya tenaga tersebut masih berusia muda dan sebelumnya harus
kesehatan digantikan oleh dokter dari Eropa (2). melewati serangkaian tes kesehatan setibanya di
Dokter Eropa pertama di perkebunan Sumatera Timur perkebunan (2) .
adalah E. Sanders, orang Inggris yang datang ke Deli pada tahun Selain tindakan kuratif, upaya lain yang dilakukan pekebun
1871. Ia menjadi dokter di NV Deli Maatschappij. Pada tahun adalah tindakan preventif. Kebijakan tersebut adalah
1873, NV Deli Maatschappij membangun rumah sakit pertama penyediaan air minum, makanan yang baik, pemeliharaan
(37). Tertulis dalam beberapa laporan bahwa terdapat tiga orang kebersihan dan peningkatan sanitasi. Penyediaan air dilakukan
dokter perkebunan dan satu orang tenaga kesehatan di dengan membuat sumur di sekitar tempat tinggal para buruh.
perkebunan Sumatera Timur pada tahun 1880. Memasuki tahun Sumur yang dibangun diperiksa tingkat kebersihan airnya
1889, dua belas dokter Eropa bertugas di Sumatera Timur – dengan menggunakan alat pengontrol ketinggian air yang
beberapa di antaranya adalah dokter militer yang mampu disebut pengontrol air Eijkman. Pihak berwenang menyediakan
melayani tujuh ratus orang Eropa dan perkebunan. pekerja. air minum yang sebelumnya telah direbus untuk menghilangkan
Pada tahun 1896 terjadi penambahan jumlah dokter yang terdiri kuman guna mencegah berjangkitnya penyakit menular. Selain
dari sepuluh dokter, tujuh tenaga kesehatan, dan satu dokter itu biasanya juga dilengkapi dengan teh yang berfungsi untuk
hewan. Peningkatan jumlah dokter di perkebunan ini terkait menjernihkan air (40).
dengan merebaknya penyakit kolera yang memerlukan Pemberian makanan kepada pekerja perkebunan
peralatan kesehatan termasuk dokter untuk merawat para berkaitan dengan pencegahan penyakit beri-beri. Makanan
pekerja akibat wabah tersebut (38). utama para pekerja di perkebunan adalah nasi. Selain itu-
8 Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030

Selain itu, makanan tambahannya adalah ikan kering. Permasalahan agar ruangan di dalam barak tidak pengap dan dapat memberikan
tersebut muncul karena beras yang dikonsumsi para pekerja sirkulasi udara yang baik di dalam barak. Ruangan yang minim
perkebunan merupakan beras giling yang didatangkan dari Siam cahaya dan udara biasanya memiliki tingkat kelembapan yang tinggi
(Thailand) yang kandungan vitamin B-nya rendah. Akibatnya, para sehingga sangat mudah menjadi tempat berkembang biaknya
1
pekerja di perkebunan kekurangan vitamin B sehingga banyak di penyakit. Selain itu, otoritas perkebunan juga berupaya menerapkan
1
antara mereka yang terjangkit penyakit beri-beri. Penyakit beri-beri pola hidup higienis dan sehat kepada para pekerja perkebunan,
dapat diberantas dengan mengganti seluruh beras dengan beras khususnya buruh asal Jawa yang dituntut untuk membangun
giling (zilvervlies). Namun, dalam beberapa kasus ditemukan mandor lingkungan barak yang asri seperti di pedesaan Jawa (40).
Tiongkok (tandil) tetap memakan beras giling Siam (Thailand) Untuk memberantas penyakit tersebut, para dokter di
dibandingkan nasi giling.zilvervlies.dllberas giling karena mereka perkebunan tersebut mendirikan sebuah lembaga yang
menganggap beras siam lebih putih dari beraszilvervlies.dllyang meneliti penyakit-penyakit yang umum terjadi di kalangan
kurang halus dan bukan karena selera sosial (41). pekerja perkebunan. Lembaga ini diberi nama Laboratorium
Patologi Medan, didirikan pada tahun 1906 atas inisiatif
Untuk menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan kepala administrasi NV Deli Maatschappij yaitu Van
perkebunan, jamban dibangun agak jauh dari sumur Vollenhoven serta pengurus NV Senembah Maatschappij
penyedia air minum agar tidak terkontaminasi. dan NV Medan Tabak Maatschappij yaitu CW Janssen (28).
Pembangunan jamban higienis banyak dilakukan di Pendirian laboratorium ini murni gagasan para pekebun dan
gudang pemilahan tembakau di setiap perkebunan. Di lama kelamaan muncul peran pemerintah di dalamnya.
dalam gudang pemilahan biasanya terdapat hampir 800 Terobosan ini menunjukkan adanya pengaruh yang
pekerja yang bekerja, sehingga diperlukan sistem signifikan dari pihak perkebunan dibandingkan pemerintah
sanitasi yang baik untuk mengantisipasi penyebaran sehingga kebijakan harus dilakukan melalui partisipasi para
penyakit (40). pekebun.
Dalam pembangunan barak pekerja perkebunan, jumlah Laboratorium ini bertujuan untuk meneliti permasalahan
penerangan dan ventilasi udara diperhitungkan dengan cermat. kesehatan di perkebunan. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah

Gambar 2.Ruang perawatan di rumah sakit pekerja perkebunan Amsterdam Deli Company di Padang Bulan, Medan, 1900. Tersedia di:
http://hdl.handle.net/1887.1/item:905875
Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030 9

mensosialisasikan pola hidup sehat bagi pekerja perkebunan, menyediakan pasokan makanan yang lebih baik, air minum yang
memberikan pendampingan kepada dokter yang melakukan memadai, membangun pemukiman yang lebih baik, dan sanitasi
penelitian penyakit dan memberikan informasi terkait masalah yang baik. Upaya pemberantasan penyakit dilakukan dengan
sanitasi di perkebunan (3). Laboratorium ini mempunyai dokter melakukan penelitian dan membangun laboratorium penelitian
dan tenaga kesehatan yang kompeten di bidang bakteriologis penyakit yaitu Laboratorium Patologi Medan.
dan serologi. Kegiatan rutin yang dilakukan di laboratorium
adalah pencegahan penyakit, terapi pengobatan dan diagnosis
kasus penyakit (42). Ucapan Terima Kasih:Kami mengucapkan terima kasih kepada
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh otoritas Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, yang telah
mendanai penelitian dalam skim TALENTA tahun 2022 Nomor: 26/
perkebunan telah meletakkan dasar dengan berbagai upaya
UN5.2.3.1/PPM/KP-TALENTA/2022 tanggal 9 Agustus 2022.
kesehatan seperti tindakan kuratif dan preventif, serta
penelitian terhadap penyakit. Upaya ini dilakukan sebagai salah
satu cara untuk menunjukkan eksistensi perkebunan khususnya
Referensi
di bidang tenaga kesehatan. Pekerja perkebunan sebagai alat
utama kaum kapitalis dapat diberikan pelayanan kesehatan agar
1. Pencuri AL. Dalam Bayangan Perusahaan: Pengendalian dan
selalu mampu berproduksi dan memberikan manfaat bagi para Konfrontasi Buruh dalam Sejarah Perkebunan Sumatera,
pekebun. Pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan 1870-1979. Dalam disertasi Ph.D. Universitas Columbia; 1983.
investasi pekebun dalam jangka panjang. 2. Breman J. Koelies, planters en koloniale politiek: Het
arbeidsregime op de grootlandbouwondernemingen aan
Sumatra's Oostkust in het start van de twintigste eeuw.
Leiden: KITLV Uitgerij; 1992.
Kesimpulan
3. Agustono B, Junaidi, Kiki MA. Laboratorium Patologi: Lembaga
Penyakit Tropis di Medan, Sumatera Timur, 1906-1942. Seni &
Industri perkebunan di Sumatera Timur mengubah
Humaniora yang Meyakinkan 2021; 8(1):1-14.
lingkungan, demografi, ekonomi, dan struktur sosial 4. Anderson W. Patologi kolonial Pengobatan tropis
masyarakat. Pesatnya perkembangan industri perkebunan Amerika, ras, dan kebersihan di Filipina. Durham dan
juga berdampak pada permasalahan kesehatan para pekerja London: Duke University Press; 2006.
perkebunan melalui penyebaran penyakit dan 5. Pols H. Pembinaan Indonesia: Kedokteran dan
meningkatnya angka kematian. Sejalan dengan fenomena Dekolonisasi di Hindia Belanda. Cambridge: Pers
Universitas Cambridge; 2018.
tersebut, perusahaan perkebunan mulai mengintegrasikan
6. Klaveren Mv. Kematian di kalangan kuli: Kematian buruh
layanan kesehatan bagi para pekerjanya pada akhir abad
Tionghoa dan Jawa di Sumatera pada tahun-tahun awal
ke-19, terutama sejak diberlakukannya Ordonansi Kuli. perekrutan, 1882-1909. Rencana Perjalanan 1997; 21:111-124.
Selain itu, hal ini juga dilatarbelakangi oleh spekulasi masa 7. Makdoembaks N. Foute dokters en de tabaksindustrie van
depan industri perkebunan yang membuat pemilik Sumatra: (K)NMG en de tientallen miljoenen mengawasi.
perkebunan mempertimbangkan integrasi tersebut. Zierikzee: Uitgeverij de Woordenwinkel: 2019.
Pelayanan kesehatan ini dipandang sebagai salah satu 8. Itawan D. Asal Usul Pelayanan Kesehatan Anak di Pantai Timur
Sumatera, Tahun 1900an-1940an. Lembaran Sejarah 2020;
bentuk investasi yang dilakukan pemilik perkebunan. Upaya
16(1):71-83.
penyediaan layanan kesehatan bagi pekerja perkebunan
9.Jaelani GA. Melestarikan sumber daya: Kebersihan pekerja perkebunan
berhasil menurunkan angka kematian dan penyakit menular dan pertambangan. Kepulauan 2023; 104:33-56.
di kalangan pekerja. Selain itu, tindakan tersebut menambah 10. Ochsendorf F. Tanggung jawab sosial perusahaan kolonial:
harapan hidup di kalangan pekerja perkebunan, khususnya Perusahaan kesehatan di Jawa, Sumatera Timur dan
buruh asal Jawa. Belitung, 1910-1940. Lembaran Sejarah 2018; 14(1):83-97.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perusahaan 11. Sciortino R. Menuju kesehatan madani. Yogyakarta: Pers
Universitas Gadjah Mada; 2007.
perkebunan mengubah kualitas kesehatan pekerja di
12. Boomgaard P. Perkembangan layanan kesehatan kolonial di
perkebunan. Kebijakan yang diterapkan seperti upaya
Jawa; Pengenalan eksplorasi. Bijdragen tot de Taal-, Land-,
kuratif dan preventif, serta pengembangan penelitian
en Volkenkunde 1993; 149(1):77-93.
terhadap penyakit endemik di kawasan perkebunan. Upaya 13. Kata M. Koeli kontrak tempo doeloe dengan derita dan
kuratif dilakukan dengan membangun sarana, prasarana, kemarahannya. Medan: PT Harian Waspada; 1990.
dan fasilitas kesehatan seperti poliklinik dan rumah sakit. 14. Pelzer KJ. Kebijakan Kolonial Penanam dan Tani serta Perjuangan
Upaya preventif dilakukan dengan Agraria di Sumatera Timur. 's-Gravenhage: Martinus Nijhoff;
1978.
10 Obat Historis 2023; Jil. 7, N.2: e2023030

15. Cummings WP. Interaksi budaya di negara bagian Sumatera, Deli, (Hoofdzakelijk voor het gewest Oostkust van Sumatra).
1814-1872. Dalam Tesis MA. Universitas Hawaii; 1994. Deventer: Drukkerij Davo; 1921.
16. Agustono B, Junaidi. Kebijakan Ekonomi Kolonial 32. Algemeene Secretarie : Seri Missive Gouvernement
Belanda: Eksploitasi Kopi di Keresidenan Tapanuli, Secretaris 1892-1942, No. 4268. Jakarta : Arsip
1849-1928. KEMANUSIAAN Asian Journal of Humaniora Nasional Republik Indonesia.
2018; 25(2):49-71. 33. Kartodirdjo S, Djoko S. Sejarah perkebunan di Indonesia,
17. Anderson J. Misi ke pantai timur Sumatera. kajian sosial ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media; 1991.
Edinburgh: Kayu Hitam; 1826. 34. Sekretaris Algemeene : Seri Grote Bundel Besluit
18. Anwar S. Deli dan Sumatera Timur dalam pusaran politik 1891-1942, No. 1076. Jakarta : Arsip Nasional Republik
kawasan kolonial Belanda. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Indonesia.
Sejarah, dan Ilmu-Ilmu Sosial 2022; 6(2):466-474. 35. Kuenen, WA. Profilaksisnya harus diambil dari budaya
19. Volker T. Van oerbosch tot culturebied: Een schets van de yang merugikan. Batavia: Javasche Boekhandel &
beteekenis van de tabak, budaya lain, dan industrie ter Drukkerij; 1914.
Oostkust van Sumatra. Medan: De Deli Planters 36. Junaidi. Vaksinasi cacar di Pulau Nias, Indonesia,
Vereeniging; 1918. 1854-1915. Sejarah Kedokteran [Internet]. 2023 11 Mei
20. Engkau KW. Pertanian Perkebunan dan Pertumbuhan Ekspor [dikutip 18 Juni 2023];7(1):e2023005. Tersedia dari:
Sejarah Perekonomian Sumatera Timur 1863-1942. Jakarta: https://mattioli1885journals.com/index.php/MedHistor/
Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial Nasional-LE-KNAS article/view/14138
LIPI; 1977. 37. Schoute D. De geneeskunde dalam Nederlandsch-Indie
21. Kouwenaar. De gezondheidszorg ter Oostkust van Sumatra gedurende de negentiende eeuw. Batavia: G.Kolff & Co.;
1911-1935. np: n.pub.; 1936. 1934.
22.Bool HJ. Imigrasi De Chineesche ke Deli. Utrecht: 38. Snijder EP. Het leven van den geneeskundigen kring SOK
Institut Oostkust van Sumatra; 1903. van 31 Januari 1896 – 31 Januari 1921. Geneeskundig
23. Janssen CW, Bool HJ. Senembah Maatschappij 1889-1939. Tijdschrift Voor Nederlandsch-Indie 1921; LXI (61):XLV–
Amsterdam: Boek-en kunstdrukkerij v/h Roeloffzen-Hübner LXI.
en Van Santen; 1939. 39. Schuffner WAP, Kuenen WA. Die gesundheitlichen verhaltnisse
24. Sekretaris Algemeene : Seri Grote Bundel Besluit des arbeiterstandes der Senembah Maatschappy. Di dalam
1891-1942, No. 1145. Jakarta : Arsip Nasional Republik C. Mense, editor. Arsip bulu Schiffs- dan Tropen Kebersihan.
Indonesia. Verlag von Johann Ambrosius Barth; 1912. hal. 277-304.
25. Broersma R. Ooskust van Sumatra, II de ontwikkeling van het 40. Schuffner WAP, Kuenen WA. De gezondheidstoestand van de
gewest. Deventer: Dixon; 1922. arbeiders, verbonden aan de Senembah-Maatschappij op
26. Staatsblad van Nederland-Indie 1880, No.133. Sumatra, gedurende de jaren 1897 tot 1907. Amsterdam: De
27. Devi TK. Poenale sanctie: Studi tentang globalisasi ekonomi Bussy; 1910.
dan perubahan hukum di Sumatera Timur (1870-1950). 41.Loedin AA. Sejarah Kedokteran di Bumi Indonesia. Jakarta:
Medan: Program Pasca Sarjana USU; 2004. Pustaka Utama Grafiti; 2010.
28. Alkema B. Arbeidswetgeving di Nederlandsch-Indie 42. Algemeene Vereeniging Rubberplanters ter Oostkust van
inzonderheid bertemu dengan oog op de Oostkust van Sumatra 1892-1985, No. 358. Jakarta: Arsip Nasional
Soematra. Haarlem: NV. HD. Tjeenk Willink & Zoon; 1929. Republik Indonesia.
29. Anonim. Katalog van de inzending van de Oostkust van
Sumatra op de eerste hygienische tentoonstelling in
Nederlandsch Indie (EHTINI) te Bandoeng, 25 Juni hingga 10
Juli 1927. Medan: Varekamp & Co.; 1927. Penulis yang sesuai
30. Locher-Scholten E. Nyai di Deli pada masa kolonial: Kasus yang Junaidi
dianggap sebagai mediasi. Dalam Sita van Bemmelen et.al., Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
editor. Perempuan dan Mediasi di Indonesia. Leiden: Pers KITLV; Sumatera Utara, Indonesia
1992. hal. 265-280. Email: junaidinasution@usu.ac.id
31. Deventer MKL. Arbeidswetgeving di Nederlandsch Indie Anggrek: https://orcid.org/0000-0003-3090-816X

Anda mungkin juga menyukai