Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEKANIKA TANAH II
“ PRAKONSOLIDASI ”

DOSEN PENGAMPU : ROZA MILDAWATI, ST., MT

DIBUAT OLEH :

MUHAMMAD FARHAN

223110746

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini bisa saya selesaikan tepat waktu. Makalah yang berjudul
“Prakonsolidasi”. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
berkontribusi dengan memberikan bantuan baik materi maupun pikiran.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 24 Februari 2024

Muhammad Farhan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I .......................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................ 2

BAB II ......................................................................................................................... 3

ISI ............................................................................................................................... 3

2.1 Tekanan Prakonsolidasi ................................................................................... 3

2.2 Pengaruh Gangguan Benda Uji Pada Grafik E-log p’ ...................................... 5

2.3 Koreksi Indeks Pemampatan (Cc) Pada Grafik E-log p’.................................... 7

2.4 Factor Yang Mempengaruhi Penentuan Tekanan Prakonsolidasi ................... 9

2.5 Hitungan Penurunan Konsolidasi ................................................................... 10

BAB III ................................................................................................................................ 12

PENUTUP........................................................................................................................... 12

3.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanika tanah merupakan cabang ilmu rekayasa sipil yang mempelajari


perilaku dan sifat-sifat tanah serta interaksi tanah dengan struktur yang dibangun
di atasnya. Dalam konteks ini, prakonsolidasi menjadi salah satu aspek penting
yang memengaruhi kestabilan struktur tanah. Prakonsolidasi adalah proses di
mana tanah mengalami perubahan volume dan kepadatan sebelum mendukung
beban struktural. Pemahaman yang baik tentang fenomena ini penting dalam
merencanakan dan merancang konstruksi bangunan, jalan, jembatan, bendungan,
dan infrastruktur lainnya.

Dengan perubahan lingkungan yang semakin cepat, termasuk perubahan iklim


dan peningkatan aktivitas manusia, pemahaman tentang prakonsolidasi menjadi
semakin penting. Perubahan ini dapat memengaruhi perilaku tanah dan
konsolidasi yang terjadi di dalamnya. Kajian tentang prakonsolidasi juga relevan
dalam pemahaman dan mitigasi risiko bencana alam seperti tanah longsor dan
penurunan tanah. Pemahaman yang baik tentang kondisi konsolidasi tanah dapat
membantu dalam mengevaluasi dan memprediksi potensi risiko tersebut.

Penelitian dan pengembangan di bidang mekanika tanah terus berlanjut,


dengan adopsi teknologi baru dan metode analisis yang lebih canggih. Ini mencakup
penggunaan pemodelan numerik dan teknik pengukuran in situ yang lebih presisi,
yang semuanya berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang
prakonsolidasi. Pemahaman yang lebih baik tentang prakonsolidasi mekanika tanah
memiliki implikasi praktis yang signifikan dalam perencanaan proyek konstruksi. Hal
ini dapat membantu mengurangi risiko, mengoptimalkan desain struktur, dan
meningkatkan keberlanjutan infrastruktur.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:


1. Apa itu tekanan prakonsolidasi?
2. Bagaimana pengaruh gangguan benda uji pada grafik e-log p’?
3. Bagaimana koreksi indeks pemampatan (Cc) pada grafik e-log p’?
4. Apa saja yang mempengaruhi penentuan tekanan prakonsolidasi?
5. Bagaimana hitungan penurunan konsolidasi?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari makalah ini adalah:


1. Mengetahui tentang tekanan prakonsolidasi.
2. Mengetahui pengaruh gangguan benda uji pada grafik e-log p’.
3. Mengetahui bagaimana koreksi indeks pemampatan (Cc) pada grafik
e-log p’.
4. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi penentuan tekanan
prakonsolidasi.
5. Mengetahui hitungan penurunan konsolidasi.

2
BAB II
ISI

2.1 TEKANAN PRAKONSOLIDASI


Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh tanah sebelum mengalami deformasi atau
penurunan lebih lanjut Tekanan prakonsolidasi dapat ditentukan dengan metode
grafik e-log p', di mana titik berjari-jari minimum pada kurva menunjukkan nilai
tekanan prakonsolidasi.
Tekanan prakonsolidasi penting dalam mekanika tanah karena memengaruhi
perilaku konsolidasi tanah, di mana tanah yang overconsolidated memiliki tekanan
prakonsolidasi yang lebih tinggi daripada tekanan overburden efektif yang ada saat
ini. Tekanan Prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure) adalah tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh suatu lapisan tanah sebelum mengalami
proses konsolidasi. Tekanan ini merupakan hasil dari sejarah pembebanan tanah,
yang dapat berasal dari proses alamiah seperti sedimentasi atau proses buatan
manusia seperti pembebanan oleh struktur bangunan.
Tekanan prakonsolidasi adalah parameter penting dalam memahami perilaku
konsolidasi dan pemadatan tanah. Hal ini berhubungan dengan sejarah
pembebanan tanah yang memengaruhi responsnya terhadap pembebanan
tambahan. Tanah yang telah mengalami pembebanan dalam waktu yang lama
akan memiliki tekanan prakonsolidasi yang tinggi. Pemahaman terhadap tekanan
prakonsolidasi membantu dalam memprediksi respons tanah terhadap
pembebanan baru, yang berdampak pada desain dan konstruksi struktur.
Dalam konteks rekayasa geoteknik, penentuan tekanan prakonsolidasi menjadi
kunci dalam analisis stabilitas lereng. Tanah yang telah terkonsolidasi secara
maksimum cenderung memiliki kestabilan yang lebih baik daripada tanah yang
masih dalam proses konsolidasi. Pengetahuan tentang tekanan prakonsolidasi
digunakan dalam berbagai aplikasi rekayasa sipil, termasuk desain pondasi,
perencanaan pembangunan jalan, bendungan, dan struktur lainnya. Pengabaian

3
terhadap tekanan prakonsolidasi bisa menyebabkan kegagalan struktur dan
proyek konstruksi.
Variabilitas sifat-sifat tanah dapat memengaruhi nilai tekanan prakonsolidasi.
Oleh karena itu, penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi variabilitas ini
menjadi penting dalam memahami perilaku tanah dan menentukan parameter
rekayasa yang tepat. Perubahan lingkungan seperti perubahan beban hidrostatik
atau penurunan permukaan tanah dapat mempengaruhi tekanan prakonsolidasi.
Kajian tentang dinamika lingkungan membantu dalam memahami dampak
perubahan tersebut terhadap sifat-sifat tanah.
Dalam teori Casagrande, tekanan prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure)
dihitung menggunakan rumus empiris yang dikembangkan oleh Casagrande.
Rumus ini dikenal sebagai "rumus logaritmik" dan umumnya dinyatakan sebagai
berikut:
𝑐𝑁
𝜎′ =
𝑙𝑜𝑔10 (𝑡𝑣 + 𝑡𝑜 )
Di mana:
 𝜎′𝑝𝑐 adalah tekanan prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure) dalam
satuan tekanan, misalnya kilopascal (kPa).
 c adalah intercept dari garis linear yang diplotkan pada grafik
𝜎′𝑣 (tekanan efektif vertikal) versus 𝑙𝑜𝑔10 (𝑡𝑣 ) (logaritma waktu
konsolidasi).
 N adalah indeks kekakuan tanah.
 𝑡𝑣 adalah waktu konsolidasi tanah, dalam satuan waktu tertentu
(biasanya dalam detik atau menit).
 𝑡𝑜 adalah konstanta yang merupakan nilai kecil untuk menghindari
pembagian dengan nol.
Tekanan prakonsolidasi ditentukan (Cassagrande, 1936) pada grafik e-log p’.
a. Pilih dengan pandangan mata titik berjari-jari minimum (puncak kurva)
missal titik A.
b. Gambarkan garis lurus // absis dengan melalui titik A.
c. Gambarkan garis singgung pada kurva dengan melalui titik A.
d. Bagi sudut yang dibuat oleh kedua garis diatas.

4
e. Perpanjang bagian lurus kurva pemampatan asli sampai memotong garis
bagi sudut diatas.

Tekanan prakonsolidasi (Preconsolidation Pressure) dapat dihitung


menggunakan metode yang berbeda, tergantung pada data yang tersedia dan
kebutuhan analisis. Salah satu rumus yang umum digunakan adalah rumus
Terzaghi untuk menghitung tekanan prakonsolidasi. Rumus ini dinyatakan
sebagai:
𝜎1 − 𝜎3
𝜎′𝑝𝑐 =
2
Di mana:
 𝜎′𝑝𝑐 adalah tekanan prakonsolidasi.
 𝜎1 adalah tekanan efektif maksimum yang pernah dialami oleh tanah.
 𝜎3 adalah tekanan efektif minimum yang pernah dialami oleh tanah.
Rumus ini didasarkan pada teori konsolidasi tanah oleh Karl Terzaghi,
yang menyatakan bahwa tekanan prakonsolidasi adalah setengah dari selisih
antara tekanan efektif maksimum dan minimum yang pernah dialami oleh
tanah.

2.2 PENGARUH GANGGUAN BENDA UJI PADA GRAFIK E-LOG P’

Gangguan pada benda uji dapat mempengaruhi grafik e-log p' pada
kurva pemampatan tanah. Gangguan tersebut dapat terjadi saat tanah
dilapangan dipengaruhi oleh tegangan efektif vertikal atau saat tanah diuji
laboratorium. Pada kurva pemampatan tanah, gangguan pada benda uji dapat

5
menyebabkan pergeseran kurva ke kiri, sehingga nilai tekanan prakonsolidasi
yang diperoleh dari grafik e-log p' menjadi lebih rendah dari nilai sebenarnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi terhadap nilai tekanan prakonsolidasi
yang diperoleh dari grafik e-log p' agar sesuai dengan kondisi lapangan.

Gangguan pada benda uji dapat menyebabkan distorsi pada data yang
dihasilkan. Misalnya, jika terjadi perubahan posisi atau deformasi benda uji
selama pengujian, hal ini dapat menghasilkan data yang tidak akurat dan
merusak. Gangguan pada benda uji dapat mengakibatkan keterbatasan
resolusi dalam pengukuran. Misalnya, jika terjadi pergeseran atau deformasi
pada benda uji, sensor yang digunakan untuk mengukur tekanan atau
regangan dapat mengalami perubahan posisi yang menyebabkan resolusi
pengukuran menjadi buruk.

Gangguan pada benda uji dapat menyebabkan kehilangan informasi


yang penting dalam pengujian. Misalnya, jika terjadi kerusakan pada benda uji,
informasi mengenai perilaku tanah pada kondisi tertentu mungkin tidak dapat
diperoleh dengan baik. Gangguan pada benda uji juga dapat mempengaruhi
interpretasi hasil pengujian. Jika data yang dihasilkan tidak akurat atau
terdistorsi akibat gangguan, interpretasi mengenai perilaku tanah pada kondisi
tertentu juga dapat menjadi tidak akurat.

Kondisi tanah dilaboratorium tidak sama dengan dilapangan, bedanya


adalah karena sudah terjadi gangguan pada tanah saat uji konsolidasi, maka
untuk mengetahui hubungan e-log p’ kondisi lapangan, diperlukan koreksi
terhadap hasil pengujian laboratorium.

Gangguan tersebut berupa saat tanah dilapangan, tanah dipengaruhi


oleh tegangan efektif vertical (𝜎𝑧′ ) dan tegangan efektif horizontal (𝜎𝑥′ =
𝑘𝑜 𝜎𝑧′ ). karena tanah diambil dengan pengeboran, tekanan efektif horizontal
hilang, akibatnyatanah jenuh tersebut mengembang, kondisi ini ditahan oleh
tekanan air pori negative (-𝜇 akibat kapiler). Jika udara tidak keluar maka
𝜎′
volume tidak berubah, dan tegangan kekang efektif (𝜎𝑥′ ) = -𝜇. Jika nilai (𝜎𝑥′ =
𝑧

𝑘𝑜 ) berubah maka regangan yang timbul akan merusak benda uji.

6
Gambar A menunjukkan tanah lempung normally consolidated,
pemampatan asli lapangan dilihatkan garis lurus AB (p0’=pc’), jika beban
bertambah, terjadi perubahan angka pori (e) menurut garis putus-putus BE
(perpanjang garis AB). Jika tanah diambil pada kedalaman tertentu dan diuji
laboratorium, tekanan konsolidasi efektif berkurang, walaupun e tetap. Jika
sampel dibebani Kembali di laboratorium, kurva konsolidasi ditunjukan kurva
CD.

Gambar B menunjukkan tanah lempung over consolidated, Sejarah


tegangan saat tanah dilapangan ditujukan garis AB (saat pc’ tercapai), karena
sesuatu hal terjadi diwaktu lampau, tanah diatas terbongkar dan beban
berkurang sampai tekanan overburden (po’), kurva penuh BC memperlihatkan
hubungan e-log p’ dilapangan saat pengurangan beban. Jika beban dilapangan
bertambah, akan mengikuti kurva CB dengan garis putus-putus, jika beban
melampaui tekanan perkonsolidasi (Pc’), kurva akan terus kebawah mengikuti
garis lurus BF.

2.3 KOREKSI INDEKS PEMAMPATAN (Cc) PADA GRAFIK E-LOG P’

Koreksi indeks pemampatan (Cc) pada grafik e-log p' dapat dilakukan dengan
memperhitungkan pengaruh gangguan pada benda uji dan kondisi pembebanan yang
berbeda antara kondisi lapangan dan kondisi laboratorium. Gangguan pada benda uji
dapat menyebabkan pergeseran kurva pemampatan tanah ke kiri, sehingga nilai
tekanan prakonsolidasi yang diperoleh dari grafik e-log p' menjadi lebih rendah dari
nilai sebenarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan koreksi terhadap nilai Cc yang
diperoleh dari grafik e-log p' agar sesuai dengan kondisi lapangan.
Salah satu metode koreksi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan
metode kecocokan log-waktu Casagrande. Metode ini melibatkan pengukuran

7
penurunan tanah pada waktu yang berbeda dan penggunaan persamaan konsolidasi
untuk menghitung nilai Cc yang sesuai dengan kondisi lapangan. Gangguan pada
benda uji selama pengujian konsolidasi dapat menghasilkan data yang tidak akurat.
Hal ini dapat memengaruhi penentuan nilai Cc karena Cc bergantung pada perubahan
volume tanah pada tekanan tertentu.
Jika terjadi distorsi pada data yang dihasilkan, misalnya karena perubahan
posisi atau deformasi pada benda uji, maka nilai Cc yang dihitung dari data tersebut
mungkin tidak mencerminkan karakteristik sebenarnya dari tanah yang diuji.
Keterbatasan dalam pengukuran tekanan atau regangan dapat mempengaruhi
akurasi nilai Cc yang dihitung. Jika terjadi keterbatasan resolusi atau sensitivitas pada
alat pengukur, nilai Cc yang diestimasi dari grafik e-log p' dapat menjadi tidak akurat.
Untuk melakukan koreksi terhadap nilai Cc, diperlukan analisis lebih lanjut
terhadap data yang diperoleh selama pengujian konsolidasi. Ini mungkin melibatkan
identifikasi dan eliminasi data yang tidak valid atau terdistorsi, serta penggunaan
metode analisis yang lebih canggih untuk memperoleh nilai Cc yang lebih akurat.
Penting untuk memastikan bahwa proses koreksi dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan semua faktor yang dapat memengaruhi hasil pengujian. Hal ini
akan memastikan bahwa nilai Cc yang diperoleh mencerminkan perilaku tanah yang
sebenarnya dan dapat digunakan dengan tepat dalam analisis rekayasa yang lebih
lanjut.
Akibat pengaruh pengujian laboratorium, benda uji sedikit terganggu,
kerusakan benda uji menghasilkan pengurangan kemiringan dari garis pemampatan
(Cc) asli lapangan, karenanya diharapkan kemiringan garis kompresi (Cc) lapangan
sedikit lebih besar dari hasil yang diperoleh di labor.
Penggambaran kurva asli lapangan secara pendekatan seperti yang diusulkan
Schmertmanm (1953), garis kemiringan Cc uji laboratorium dianggap memotong garis
asli lapangan menurut garis AB, titik A (Po’,eo) dan titik B Dimana e-nya = 0,42

8
Lempung over consolidated pada gambar, titik A (Po’, eo). Kurva pembebanan
Kembali digambarkan garis AC sejajar dengan garis pembebanan Kembali (Cr) hasil
laboratorium, sedangkan kurva pemampatan Cc dibuat dengan menarik garis BC,
Dimana titik B kurva laboratorium ditarik dari angka pori 0,42, dan C perpotongan
kurva pembebanan Kembali dilapangan dengan garis vertical ditarik lewat Pc’.

2.4 FACTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN TEKANAN PRAKONSOLIDASI

Pengaruh gangguan benda uji menyebabkan kurva pemampatan asli bergeser


ke-kiri, sehingga tekanan prakonsolidasi juga bergeser kekiri. Pada uji konsolidasi ada
istilah LIR, yaitu ratio penambahan beban yang diterapkan saat pengujian. LIR adalah
tambahan tegangan dibagi tegangan awal atau:

∆𝑃
𝐿𝐼𝑅 =
𝑃𝑎 ′

Jika LIR = 1, maka tambahan beban sama dengan beban sebelumnya, untuk lempung
sensitive LIR<1 untuk meminimalisir pengaruh gangguan tanah. Faktor lain adalah
lamanya waktu penambahan beban. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
penentuan tekanan prakonsolidasi, di antaranya adalah:

a. Sejarah pembebanan tanah: Tekanan prakonsolidasi terjadi akibat


pembebanan tanah yang terjadi pada masa lalu. Oleh karena itu, sejarah
pembebanan tanah sangat mempengaruhi penentuan tekanan prakonsolidasi.
b. Kondisi lingkungan: Kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan kondisi
geologi dapat mempengaruhi penentuan tekanan prakonsolidasi.

9
c. Metode pengujian: Metode pengujian yang digunakan untuk menentukan
tekanan prakonsolidasi dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Metode
yang kurang akurat atau tidak sesuai dengan kondisi tanah dapat
menghasilkan nilai tekanan prakonsolidasi yang tidak akurat.
d. Gangguan pada benda uji: Gangguan pada benda uji dapat mempengaruhi
grafik e-log p' pada kurva pemampatan tanah dan menyebabkan pergeseran
kurva ke kiri, sehingga nilai tekanan prakonsolidasi yang diperoleh dari grafik
e-log p' menjadi lebih rendah dari nilai sebenarnya.
e. Kondisi tanah: Kondisi tanah seperti jenis tanah, kepadatan, dan kelembaban
dapat mempengaruhi penentuan tekanan prakonsolidasi. Tanah yang
berbeda memiliki karakteristik konsolidasi yang berbeda pula, sehingga nilai
tekanan prakonsolidasi yang diperoleh dapat berbeda-beda.

2.5 HITUNGAN PENURUNAN KONSOLIDASI

Tanah lempung jenuh dengan tebal awal H, akibat beban lapisan tanah
menerima tambahan beban sebesar ∆𝑃 (tegangan lateral = 0), akhir konsolidasi
tambahan tegangan vertical ∆𝑃 akibat tambahan tegangan dari Po’ ke P1’. ( P1’ = Po’
+ ∆𝑃) dan terjadi pengurangan angka pori dari e0 ke e1. Hubungan perubahan volume
dengan angka pori adalah

∆𝐻 ∆𝑉 𝑒1 − 𝑒0 ∆𝑒
= = =
𝐻 𝑉 1 + 𝑒0 1 + 𝑒0

Penurunan tanah sebesar dh dapat dinyatakan;

𝑒0 − 𝑒1 𝑒0 − 𝑒1 𝑝1 ′ − 𝑝0 ′
𝑑𝑆 = 𝑑ℎ = 𝑑ℎ = 𝑚𝑣 ∆𝑝𝑑ℎ
1 + 𝑒0 𝑝1 ′ + 𝑝0 ′ 1 + 𝑒0

Jika 𝑚𝑣 dan ∆𝑝 dianggap sama pada sembarang kedalaman maka penurunan


konsolidasi primer total;

𝑆𝑐 = 𝑚𝑣 ∆𝑝 𝐻

Jika tanah berlapis;

𝑆𝑐 = ∑𝑚𝑣𝑖 ∆𝑝𝑖 𝐻𝑖

10
Persamaan umum adalah;

𝑒0 − 𝑒1 ∆𝑒
𝑆𝑐 = 𝐻=
1 + 𝑒0 1 + 𝑒0

Bila 𝑝1′ = 𝑝0′ + ∆𝑃 maka;

Lempung normally consolidated (𝑝𝑐′ = 𝑝0 ′)

𝐻 𝑝1 ′
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔
1 + 𝑒0 𝑝0′

 Contoh soal
Contoh tanah lempung diambil pada kedalaman 20 m Dimana tekanan
overburden efektif = 275 KN/m2, e0 = 0,91, hitung penurunan konsolidasi pada
lempung akibat beban fondasi dan tekanan overburden, Dimana tekanan
pertambah menjadi p1’ = 800 kN/m2 termasuk overburden, tebal lapisan
lempung H = 10 m.
o Penurunan konsolidasi;
Lempung merupakan normally consolidated Dimana p 0’ = pc’

𝐻 𝑝0′ + ∆𝑝
𝑆𝑐 = 𝐶𝑐 𝑙𝑜𝑔
1 + 𝑒0 𝑝0′

Pada kurva pemampatan asli lapangan diperoleh;

P1’ = 900 kN/m2 e1 = 0,71

P2’ = 2000 kM/m2 e2 = 0,58

Indeks kemampatan lapangan Cc adalah;

0,71−0,58
𝐶𝑐 = = 0,38
𝑙𝑜𝑔2000−𝑙𝑜𝑔900

Maka penurunan konsolidasi Sc adalah;

0,38 800
𝑆𝑐 = (10)𝑙𝑜𝑔 = 0,92 𝑚
1+0,91 275

11
BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN

prakonsolidasi adalah fenomena dalam mekanika tanah yang terjadi pada


kasus timbunan terutama tanah lunak. Tekanan prakonsolidasi adalah nilai tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh tanah sebelum mengalami deformasi atau
penurunan lebih lanjut. Tekanan prakonsolidasi penting dalam mekanika tanah karena
memengaruhi perilaku konsolidasi tanah.

Gangguan pada benda uji dapat mempengaruhi grafik e-log p' pada kurva
pemampatan tanah dan menyebabkan pergeseran kurva ke kiri, sehingga nilai
tekanan prakonsolidasi yang diperoleh dari grafik e-log p' menjadi lebih rendah dari
nilai sebenarnya. Koreksi indeks pemampatan (Cc) pada grafik e-log p' dapat
dilakukan dengan memperhitungkan pengaruh gangguan pada benda uji dan kondisi
pembebanan yang berbeda antara kondisi lapangan dan kondisi laboratorium.

Penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


konsolidasi, yang menggambarkan hubungan antara penurunan tanah dengan waktu
dan beban yang diberikan. Persamaan konsolidasi yang umum digunakan adalah
persamaan Terzaghi. Dengan memahami konsep prakonsolidasi dan teknik
pengukurannya, dapat membantu dalam perencanaan dan perancangan struktur
bangunan yang aman dan tahan lama.

12
DAFTAR PUSTAKA

Terzaghi, K., Peck, R. B., Mesri, G. (1996). Soil Mechanics in Engineering Practice
(3rd ed.). New York, NY: John Wiley & Sons.

Yelvi. (2021). Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah Jilid 1. Depok: PNJ Pres.

Konsolidasi lanjutan | PDF (slideshare.net)

13

Anda mungkin juga menyukai