Anda di halaman 1dari 9

Guidance: Jurnal Bimbingan dan Konseling

Volume 18 Nomor 1 Juni 2021. Halaman 8-16

https://uia.e-journal.id/guidance

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA


KELAS IX MTSN 28 JAKARTA PADA MASA PANDEMI

Salohot Batubara1, Renti Rahmawati Nugroho 2


Universitas Islam As-Syafi’iyah1,2
E-mail: batubara.fkip@uia.ac.id

Info Artikel Abstract

Sejarah Artikel; The purpose of this thesis is to determine the relationship between learning motivation
and independent learning of class IX students of MTSN 28 Jakarta during the pandemic.
Accepted: The method used in the hypothetical test research uses the product moment correlation
test (rxy). The population in this study were all students of class IX at Madrasah
Mei 2021
Tsanawiyah Negeri 28 East Jakarta, totaling 157 students. and the research sample
Published:
amounted to 157 students. As for the sampling technique used was saturated samples.
Juni 2021
The learning motivation instrument before being tested was 64 statements after being
tested for the validity of 38 statements. While the instrument of learning independence
before being tested was 64 statements after being tested for the validity of 53 statements.
Hypothesis test results show that the Product Moment Correlation analysis of the two
variables is r = 0.659. Sig. 0.000 <0.05 H0 is rejected and accepts H1. means that there
is a relationship between learning motivation and learning independence. This variable
is significant because the significance number is <0.001.

Keywords: Learning motivation, Learning Independence

Abstrak
Tujuan pembuatan Skripsi ini adalah untuk mengetahui Hubungan Motivasi Belajar
dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas IX MTSN 28 Jakarta Pada Masa Pandemi.
Metode yang digunakan dalam penelitian uji hipotetis menggunakan uji korelasi product
moment (rxy). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX Madrasah
Tsanawiyah Negeri 28 Jakarta Timur yang berjumlah 157 siswa. dan sampel penelitian
ini berjumlah 157 siswa. Adapun teknik pengambikan sampel yang digunakan adalah
sampel jenuh. Instrumen motivasi belajar sebelum diujikan berjumlah 64 pernyataan
setelah diujivaliditas berjumlah 38 pernyataan. Sedangkan instrument kemandirian
belajar sebelum diujikan berjumlah 64 pernyataan setelah diujivaliditas berjumlah 53
pernyataan. Hasil uji hipotesis menunjukkan analisis Korelasi Product Moment kedua
variabel tersebut adalah r= 0,659. Sig. 0,000 < 0,05 H0 ditolak dan menerima H1.
Berarti ada hubungan antara motivasi belajar dengan kemandirian belajar variabel ini
signifikan karena angka signifikansinya adalah 0,000 < 0,001.

Kata Kunci: Positive Reinforcement, Bimbingan Kelompok, Minat Belajar

p-ISSN1978-6794 ©2021 Guidance: Jurnal Bimbingan dan Konseling


e-ISSN 2715-5307 Alamat korespondensi: Kampus FKIP UIA, Jalan Jatiwaringin No. 12

8
PENDAHULUAN berbagai ketentuan lainnya merupakan
Masa Remaja di mulai dari usia 10 upaya untuk mengatur perilaku mahasiswa
hingga 13 tahun dan berakhir padasekitar agar bahwa sekolah itu disiplin.
usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007). Menurut Mudjiman (2011)
Remaja pada usia 15-18tahun mengalami Kemandirian belajar adalah aktivitas
banyak perubahan secara kognitif, belajar yang dilakukan oleh individu
emosional lebih sensitif, cara berfikir yang dengan kebebasannya dalam menentukan
lebih kompleks, serta sering dan mengelola sendiri bahan ajar, waktu,
menghabiskan waktu bersama teman- tempat, dan memanfaatkan berbagai
temannya. Peserta didik sebagian besar sumber belajar yang diperlukan. Dengan
adalah remaja yang memiliki kebebasan tersebut, individu memiliki
karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas kemampuan dalam mengelola cara
perkembangan yang harus dipenuhi. belajar, memiliki rasa tanggung jawab
Pada saat di lingkungan sekolah yang tinggi, dan terampil memanfaatkan
peserta didik dapat bertanya dengan sumber belajar (Darmayanti, Samsul
leluasa dan bebas dengan teman, guru, Islam, & Asandhimitra, 2004). Pada
kaka kelas maupun adik kelas mengenai kemandirian belajar siswa, saat
pelajaran-pelajaran yang kurang dipahami. pembelajaran masih terdapat kurangnya
Sekarang, dengan adanya perubahan kesadaran diri siswa dalam
lingkungan belajar dirumah membuat mempersiapkan diri sebelum proses
remaja mengalami masalah dengan belajar mengajar dimulai.
kemandirian belajar. Menurut Sumarmo (2004) bahwa
Menurut Sudrajat (dalam Abdi., karakteristik yang termuat didalam
dkk. 2019) Setiap siswa dituntut dan kemandirian belajar, yaitu individu belajar
diharapkan berperilaku dengan peraturan merancang belajarnya sendiri sesuai
dan perundang-undangan yang berlaku di dengan tujuan yang bersangkutan,
sekolah tempat siswa belajar. Perilaku, individu memilih strategi dan
Tata tertib yang berlaku di sekolah- melaksanaan rancangannya sendiri.
sekolah, misalnya Kepatuhan dan ketaatan Dari beberapa pendapat diatas dapat
peserta didik terhadap berbagai peraturan disimpulkan bahwa peserta didikyang
perundang-undangan yang berlaku di menerapkan kemandirian belajar akan
lingkungannya sekolah; ini biasa disebut mengalami perubahan dalam kebiasaan
sebagai disiplin siswa. Selanjutnya belajar, yaitu dengan cara mengatur dan
peraturan perundang-undangan dan mengorganisasikan dirinya sedemikian

9
rupa sehingga dapat menentukan tujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
belajar, kebutuhan belajar, dan strategi (Kemendikbud) menerbitkan beberapa
yang digunakan dalam belajar yang surat edaran terkait pencegahan dan
mengarah kepada tercapainya tujuan yang penanganan Covid-19. Pertama, Surat
telah dirumuskan. Selain kemandirian Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang
belajar, motivasi belajar juga merupakan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di
hal penting agar peserta didik dapat Lingkungan Kemendikbud. Kedua, Surat
mencapai suatu tujuan dalam belajar. Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Uno (2008), mengartikan sebuah Pencegahan Covid-19 pada Satuan
motivasi belajar merupakan dorongan Pendidikan. Ketiga, Surat Edaran Nomor
internal maupun eksternal pada siswa- 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
siswa yang sedang belajar untuk Kebijakan Pendidikan dalam Masa
mengadakan perubahan tingkah laku. Darurat Penyebaran Coronavirus Disease
Definisi lain muncul dari Zahroh (2015), (Covid-19) yang antara lain memuat
motivasi belajar merupakan keinginan arahan tentang proses belajar dari rumah.
atau dorongan untuk belajar. Sedangkan Sekolah, di mana setiap hari terjadi
menurut Priansa (2014), motivasi belajar aktivitas berkumpul dan berinteraksi
peserta didik merupakan pendorong yang antara guru dan siswa dapat menjadi
akan menggambarkan sikap dan perilaku sarana penyebaran Covid-19. Guna
peserta didik dalam belajar. melindungi warga sekolah dari paparan
Dari beberapa pendapat diatas dapat Covid-19, berbagai wilayah menetapkan
disimpulkan bahwa motivasi merupakan kebijakan belajar dari rumah. Fenomena
suatu dorongan yang dapat membuat yang terjadi dilapangan, terdapat adanya
seseorang untuk dapat mencapai suatu permasalahan kemandirian belajar karena
tujuan dalam belajar. Siswa yang tidak masa pandemi.
memiliki motivasi dalam belajar akan Temuan penelitian yang dilakukan
merasa bosan, tidak semangat, sulit oleh Maria Finsensia Ansel tahun (2020),
konsentrasi dan cenderung malas untuk dengan judul Hubungan Motivasi
mengikuti mata pelajaran. Berprestasi dan Kemandirian Belajar
Dengan fenomena pada masa ini Peserta didik SDN Ende Kabupaten Ende.
pandemi merupakan masalah. Dalam Menunjukan bahwa Kemandirian belajar
rangka mencegah meluasnya penularan sangat penting untuk dimiliki setiap
Covid-19 pada warga sekolah khususnya peserta didik. Peserta didik yang memiliki
dan masyarakat luas pada umumya, kemandirian belajar akan menunjukkan

10
kesiapan dalam mengikuti pembelajaran variabel bila data kedua variabel berbentuk
di kelas, mengerjakan tugas baik di rumah interval atau ratio, dan sumber data dari
maupun di sekolah, memiliki kelengkapan dua variabel atau lebih tersebut adalah
belajar, bersikap eksploratif, mampu sama (Sugiyono, 2017).
mengambil keputusan, percaya diri dan Populasi dalam penelitian ini adalah
kreatif. Kemandirian belajar berkaitan seluruh siswa kelas IX, yang berjumlah 5
dengan hasil belajar. Dalam penelitian ini kelas dengan jumlah peserta
merekomendasikan untuk penyebaran didikkeseluruhan 157 di MTSN 28 Jakarta.
skala motivasi belajar dengan skala Peneliti memilih sampel menggunakan
kemandirian belajar kepada peserta didik. teknik sampling jenuh karena jumlah
Berdasarkan uraian di atas maka populasi yang relatif kecil. Sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan sampel yang digunakan pada penelitian ini
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berjumlah 157 peserta didik
apakah terdapat Hubungan Motivasi Penelitian ini menggunakan analisis
Belajar Dengan Kemandirian Belajar data dengan statistik deskriptif. Statistik
peserta didik kelas IX Pada Masa Pandemi deskriptif adalah statistik yang digunakan
di MTSN 28 Jakarta. untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
METODE PENELITIAN data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya dan tidak bermaksud membuat
Metode yang digunakan dalam
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
penelitian ini adalah metode kuantitatif
generalisasi. Statistik deskriptif dalam
yang bersifat hubungan (korelasi), karena
penelitian ini digunakan untuk menyajikan
tujuan penelitian ini adalah untuk
data motivasi belajar dan kemandirian
mengetahui ada tidaknya hubungan antara
belajar.
dua atau beberapa variabel (Arikunto,
Tenik analisis datayang telah
2016).Variable dependen (Y) yaitu
diajukan serta untuk menjawab rumusan
Kemandirian Belajar, variable independen
masalah yang telah ditentukan titik pada
(X) yaitu motivasi belajar.Metode yang
bagian ini peneliti menggunakan analisis
digunakan untuk menguji hipotesis adalah
korelasi. Uji koefisien korelasi
analisis Korelasi Product Moment dari
dimaksudkan agar dapat menentukan ke
Pearson. Analisis Product Moment
eratan hubungan di antara dua variabel
digunakan untuk mencari hubungan dan
yang diteliti yaitu motivasi belajar (X) dan
membuktikan hipotesis hubungan dua
kemandirian belajar (Y).

11
motivasi belajar dan kemandirian
HASIL DAN PEMBAHASAN belajar.Kategori yang digunakan untuk
menentukan tingkat motivasi belajar
Dalam penelitian ini data yang
dengan kemandirian belajar siswa adalah
diambil ada dua variabel yaitu, motivasi
rendah, sedang dan tinggi.
belajar sebagai variabel bebas (X) dan
Dari hasil penelitian yang terdiri dari
kemandirian belajar sebagai variabel
variabel bebas yaitu variabel motivasi
terikat (Y). Peneliti mengumpulkan data
belajar dan variabel terikat yaitu variabel
dengan menggunakan instrument, setelah
kemandirian belajar. Pada bagian ini akan
semua data terkumpul.Kemudian
disajikan gambaran atau dideskripsikan
dilakukan pengolahan data secara
dari data masing-masing variabel yang
kuantitatif dengan menggunakan rumus
telah diolah dan dilihat tabel dan gambar
statistik. Hasil dari pengolahan data studi
distribusi frekuensi masing-masing
pendahuluan terdapat hubungan motivasi
variabel. Berikut ini hasil rincian
belajar dengan kemandirian belajar di
pengolahan data yang telah dilakukan.
kelas XI.
Selanjutnya Skala psikologi motivasi
Kondisi objektif tentang tingkat
belajar terdiri dari 53 butir pernyataan
motivasi belajar dan kemandirian belajar
dengan jumlah responden 157 siswa. Ada
siswa MTSN 28 Jakarta diperoleh melalui
4 alternatif jawaban dimana skor tertinggi
hasil pemberian skala motivasi belajar dan
4 dan skor terendah 1. Analisis data
kemandirian belajar. Siswa yang menjadi
dengan menunjukkan bahwa variabel
subjek penelitian yang berada pada kelas
motivasi belajar yang diperoleh dari hasil
IX dengan jumlah siswa 157 Siswa dengan
jawaban siswa skor tertinggi sebesar 212
rincian jumlah siswa sebagai berikut.
dan skor terendah 53. Adapun distribusi

Tabel 1.1 Subyek Penelitian frekuensi skor pada 157 subyek penelitian
dilihat pada 3 kategori rendah, sedang,
Kelas Jumlah
tinggi pada variabel motivasi belajar dapat
IX 1 32 siswa
IX 2 32 siswa dilihat pada tabel berikut:
IX 3 31 siswa
IX 4 30 siswa Tabel 1.2
IX 5 32 siswa Distribusi Frekuensi Skor pada
Total 157 siswa Variabel Motivasi Belajar

Motivasi belajar dan kemandirian Interval Kategori Jumlah Presentase


53 – 125 Rendah 23 15%
belajar yang diungkap menggunakan
125 – 158 Sedang 118 75%

12
158 - 212 Tinggi 16 10% Berdasarkan data diatas dapat
digambarkan kedalam diagram lingkaran
Berdasarkan data batang diatas yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
diatas dapat digambarkan kedalam
diagram lingkaran yang dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Gambar 1.2 Diagram Lingkaran


Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian
Belajar
Gambar 1.1 Diagram Lingkaran
Distribusi Frekuensi Skor Motivasi
Belajar Dari penelitian data yang diambil
Skala psikologi kemandirian belajar
ada 2 variabel yaitu motivasi belajar
terdiri dari 38 butir pernyataan dengan
sebagai variabel bebas (X) dan
jumlah responden 157 siswa.Ada 4
kemandirian belajar sebagai variabel
alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4
(Y), penulis mengumpulkan data dengan
dan skor terendah 1.Analisis data dengan
menggunakan instrument berupa angket.
menunjukkan bahwa variabel motivasi
Setelah data terkumpul,lalu dilakukan
belajar yang diperoleh dari hasil jawaban
pengolahan data secara kuantitatif
siswa skor tertinggi sebesar 153 dan skor
dengan rumus statistik.
terendah 38. Adapun distribusi frekuensi
Hasil pengujian validitas pada
skor pada 157 subyek penelitian dilihat
variabel motivasi belajar dengan
pada 3 kategori rendah, sedang, tinggi
menggunakan rumus product moment
pada variabel motivasi belajar dapat dilihat
dengan bantuan SPSS 22 for Windows.
pada tabel berikut:
Hasil yang diperoleh adalah r hitung
Tabel 1.3
akan dikonsultasikan dengan r tabel.
Distribusi Frekuensi Skor pada
Variabel Kemandirian Belajar Dengan n= 101 pada taraf signifikan 5%

Interval Kategori Jumlah Presentase


yaitu r tabel= 0,195. Apabila r hitung >r
53 – 89 Rendah 29 15% tabel maka butir soal akan valid dan
89 – 119 Sedang 100 75%
119 - dapat digunakan untuk pengumpulan
Tinggi 28 10%
212 data. Data hasil uji coba validitas
variabel x yaitu, 53 butir pernyataan

13
valid dari 64 butir pernyataan dan ada penelitian ini berdistribusi normal.
11 butir pernyataan yang tidak valid. Karena berdasarkan uji prasyarat
Data hasil uji coba validitas normalitas data berdistribusi normal,
variabel variabel motivasi belajar yaitu, maka dilanjutkan dengan pengujian
38 butir pernyataan valid dari 64 butir korelasi product moment untuk
pernyataan dan ada 26 butir pernyataan mengetahui apakah terdapat hubungan
yang tidak valid. Pengujian reliabiltas antara motivasi belajar dengan
instrument penelitian ini menggunakan kemandirian belajar pada masa pandemi
teknik Alpha Cronbach instrumen di kelas IX. Dengan demikian
dinyatakan reliabel apabila memiliki didapatkan hasil sebagai berikut:
koefisien Alpha Cronbach sebesar
0,885. Dan kaidah penetapan untuk bisa Tabel 4.8
Hasil Uji Korelasi Product Moment
dikatakan suatu variabel dikatan reliabel
adalah nilai alpha >0,191.dan Karena r Correlations
Kemandiri Motiva
tabel yang didapatkan lebih besar 0.891 an Belajar si
> 0,191, maka instrument tersebut Belajar

reliabel dengan tingkat realibilitas Kemandir Pearson


1 .659**
an Belajar Correlati
tinggi.
on
Pengujian reliabiltas instrument Sig. (2-
.000
tailed)
penelitian ini menggunakan teknik N 157 157
Alpha Cronbach instrumen dinyatakan
Motiva Pearson
.659** 1
reliabel apabila memiliki koefisien si Correlati
Belajar on
Alpha Cronbach sebesar 0,885. Dan Sig. (2-
.000
kaidah penetapan untuk bisa dikatakan tailed)
N 157 157
suatu variabel dikatan reliabel adalah
nilai alpha >0,191.dan Karena r tabel Hasil korelasi kedua variabel adalah
yang didapatkan lebih besar 0.893 > r= 0,659. Sig. 0,000< 0,05 H0 ditolak dan
0,191, maka instrument tersebut reliabel menerima H1. Hubungan kedua variabel
dengan tingkat realibilitas tinggi. signifikan karena angka signifikansinya
Selanjutnya dilakukan uji sebesar 0,000 < 0,001.Artinya, terdapat
normalitas sebagai prasyarat. Hasil sig. hubungan yang signifikan antara variabel
pada penelitian ini adalah 0,200 yang X (Motivasi Belajar) dan Y (Kemandirian
artinya nilai signifikan P = 0.200 > 0,05, Belajar). Karena angka koefisien korelasi
yang menunjukan bahwa data dalam

14
hasilnya positif, yaitu 0,695; maka korelasi antara motivasi berprestasi dengan
kedua variabel bersifat searah.Jika,nilai X kemandirian belajar peserta didik yang
tinggi maka nilai Yakan tinggi pula. artinya semakin tinggi motivasi berprestasi
Kesimpulannya, korelasi antara variabel X maka semakin tinggi pula kemandirian
dan Y adalah sangat kuat, signifikan dan belajarnya.
searah. Temuan penelitian yang dilakukan
Hal ini ditunjukan dengan hasil oleh Maria Finsensia Ansel tahun (2020),
korelasi product moment sebesar r = 0,695 dengan judul Hubungan Motivasi
dengan nilai p = 0.000 (p<0.01), sehingga Berprestasi dan Kemandirian Belajar
dapat disimpulkan bahwa hipotesis Peserta didik SDN Ende Kabupaten Ende.
penelitian diterima. Hal ini sesuai Menunjukan bahwa Kemandirian belajar
denganpenelitian sebelumnya yang telah sangat penting untuk dimiliki setiap
dilakukan oleh Fenty Zahara tahun (2012) peserta didik. Peserta didik yang memiliki
yaitu, bahwa Koefisien korelasi tersebut kemandirian belajar akan menunjukkan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang kesiapan dalam mengikuti pembelajaran di
signifikan antara motivasi berprestasi kelas, mengerjakan tugas baik di rumah
dengan kemandirian belajar peserta didik maupun di sekolah, memiliki kelengkapan
yang artinya semakin tinggi motivasi belajar, bersikap eksploratif, mampu
berprestasi maka semakin tinggi pula mengambil keputusan, percaya diri dan
kemandirian belajarnya. kreatif. Kemandirian belajar berkaitan
Beberapa penelitian yang melihat dengan hasil belajar.
hubungan antara motivasi belajar dengan Dengan demikian, penelitian yang
kemandirian belajar yang dilakukan oleh dilakukan oleh Maria Finsensia sesuai
Rahmatih (2012) menujukan hubungan dengan apa yang dilakukan oleh peneliti.
yang signifikan antara kedua variabel Bahwa kemandirian belajar sangat penting
tersebut. Penelitian lain oleh Razi (2015) untuk dimiliki setiap siswa kelas IX
yang menunjukan hubungan hubungan MTSN 28 Jakarta, karena kemandirian
yang signifikan antara motivasi akademik belajar yang dimiliki oleh siswa sangat
dan kemandirian. menunjukan kesiapan siswa tersebut untuk
Hal ini sejalan dengan penelitian mengikuti kegiatan pembelajan dikelas
yang dilakukan oleh Maria Finsensia secara daring atau online dengan mampu
Ansel (2020) menunjukan bahwa mengambil keputusan percaya diri dan
Koefisien korelasi tersebut menunjukkan kreatif.
bahwa ada hubungan yang signifikan

15
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Darmayanti, S. Islam, & Asandhimitra.
(2004). Pendidikan Tinggi Jarak
sebagian besar tahun pertama siswa
Jauh: Kemandirian Belajar Pada
memiliki kemampuan belajar dan memiliki Ptjj, Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
motivasi yang baik. Ada yang positif dan
Molan, A. S., Ansel, M. F., Mbabho F.
hubungan yang signifikan antara (2020). Pengaruh Model
penyesuaian terhadap kemandirian belajar, Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick Terhadap Ketrampilan
artinya Semakin tinggi motivasi belajar Berbicara Di Kelas V Sekolah Dasar.
maka semakin tinggi kemandirian Prima Magistra: Jurnal Ilmiah
Kependidikan. 1 (2), 176-183.
belajarnya.
Haris Mudjiman. (2011). Belajar Mandiri.
Surakarta: UNS PRESS.
SIMPULAN Priansa, Donni Juni. (2014). Perencanaan
Dan Pengembangan Sumber Daya
Berdasarkan hasil analisis data Manusia. Bandung: Alfabeta
dalam penelitian ini, dapat ditarik Rahmatih.
kesimpulan, bahwa adanya hubungan Sugiyono. (2017) .Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
positif yang sangat signifikan antara
Tarmidi & Ade Riza Rahma Rambe
motivasi belajar dengan kemandirian (2010). Korelasi Antara Dukungan
belajar pada siswa kelas IX MTSN 28 Sosial Orang Tua Dan Self‐Directed
Learning Pada Siswa Sma. Jurnal
Jakarta. Ini dapat dilihat dari nilai uji Psikologi. 37 (2), 216-223.
korelasi product moment sebesar r = 0.695 Zahroh, Aminatul. (2015). Membangun
dan nilai p = 0.000 (p < 0.01), sehingga Kualitas Pembelajaran Melalui
Dimensi Profesionalisme Guru.
dapat disimpulkan bahwa hipotesis Bandung: Cv Yrama Widya.
penelitian diterima.

DAFTAR PUSTAKA
Abdi, S., & Wibowo, D. E. (2020). The
effectiveness of group counseling
based on islamic value to reduce the
late behaviour of students.
KONSELI: Jurnal Bimbingan dan
Konseling (E-Journal), 7(2), 189-
196.
Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
B. Uno, Hamzah. (2008). Teori Motivasi
Dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi
Aksara.

16

Anda mungkin juga menyukai