ABSTRAK
Penelitian ini didasarkan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum muncul sehingga
berakibat pada hasil belajar siswa. Kurangnya aktivitas ini dapat dilihat dari perilaku siswa dalam belajar
diantaranya siswa kurang berani dalam mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan atau bahkan
enggan untuk bertanya kepada guru saat belajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model everyone is a teacher here. Metode penelitian ini adalah penelitian
eksperimen (quasi experiment), diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Kata Kunci : Model Everyone Is A Teacher Here, Hasil Belajar
PENDAHULUAN
Sekolah dasar sebagai intitusi pendidikan, memegang peranan yang cukup penting dan
strategis. Dikatakan penting dan strategis karena melalui pendidikan dasar secara formal anak
didik pertama kali akan memperoleh pengalaman pendidikan. Di lembaga ini pertama kali anak
mengenal berbagai keterampilan dasar seperti menulis, membaca, dan berhitung.
Suatu pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang mampu meningkatkan perkembangan
belajar siswa yang mencakup multi ranah, baik ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Pembangunan karakter siswa juga perlu diperhatikan agar pendidikan tidak hanya menciptakan
manusia yang unggul secara akademis tetapi juga manusia yang bermoral baik. Ungkapan
tersebut diatas relevan dengan fungsi pendidikan nasional dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan dari tujuan pendidikan yang telah menjadi kebijakan pemerintah, tugas guru
tidak hanya berperan sebagai pengajar yang hanya mentransferkan ilmu ke siswa melainkan
sebagai seorang pendidik yang berkewajiban mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki
siswa. Salah satu yang dapat guru lakukan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu
dengan memahami karakteristik siswa. Guru harus dapat memahami cara siswa belajar agar
dapat menentukan model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan
baik.
26
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020
27
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPA, diketahui beberapa kendala
dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga berdampak terhadap hasil belajar.
Diantaranya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum muncul sehingga berakibat pada
hasil belajar siswa. Kurangnya aktivitas ini dapat dilihat dari perilaku siswa dalam belajar
diantaranya siswa kurang berani dalam mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan atau
bahkan enggan untuk bertanya kepada guru saat belajar.
METODE
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen (quasi experiment), diartikan sebagai
metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat
penelitian eksperimental yaitu mencoba sesuatu untuk mengetahui atau akibat dari suatu
perlakuan.
Mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2018:3) mengemukakan bahwa “secara umum
metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Eksperimen adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mencari perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Selain itu, menurut Arikunto (2010:16) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab-akibat antara dua faktor yang senga ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Berdasarkan metode
penelitian tersebut peneliti menggunakan metode eksperimen. Jadi metode penelitian eksperimen
merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau
masalah sehingga diperoleh hasil.
Populasi
Menurut Sugiyono (2018:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV SDN Kulur I yang berjumlah 55 siswa.
Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Dalam pengambilannya dilakukan pertimbangan yaitu; apabila subyeknya kurang dari
28
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020
100 dapat diambil semua sehingga sampelnya totalitas. Selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100
dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung kemampuan peneliti.
Adapun sampel yang dijadikan dalam penelitian ini dikarenakan populasi kurang dari 100
maka peneliti mengambil sampel secara keseluruhan atau totalitas yaitu 55 orang siswa.
f. Setelah jawaban diberikan, mintalah kepada peserta didik lainnya untuk menambahkan.
Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya.
3. Penerapan Model Everyone Is A Teacher Here dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA kurang variatif dan masih menggunakan metode konvensional
sehingga siswa terlihat kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru dan
terkesan membosankan. Selain itu siswa juga dalam proses pembelajaran kurang berani
dalam menjawab pertanyaan atau bahkan enggan untuk bertanya kepada guru saat belajar.
Pembelajaran IPA dapat dikatakan berkualitas dan efektif apabila hasil belajar siswa dapat
meningkat dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model Everyone Is Teacher Here yaitu model yang memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk dapat aktif melalui kegiatan menyampaikan pertanyaan,
menjawab, dan menanggapi pembelajaran melalui perannya sebagai seorang guru.
4. Pembelajaran IPA di SD
Dimyati & mudjiono (dalam, sagala 2010:62) menjelaskan bahwa “Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar
secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pembelajaran mempunyai
dua karakteristik yaitu, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara
maksimal, dan membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada
gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan
yang mereka konstruksi sendiri.
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah
(Trianto, 2010:137).IPA sebagai proses maksudnya adalah proses untuk mandapatkan IPA
itu sendiri melalui suatu proses atau metode Ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan
kesimpulan. Proses IPA merupakan cara kerja memperoleh hasi-hasil. IPA tidak hanya fakta
tetapi juga proses yang terdiri dari cara kerja, sikap, dan cara berfikir karena itu sering
dikatakan bahwa proses mendapatkan IPA merupakan bagian IPA yang tidak dapat
dipisahkan dari IPA itu sendiri. Hakekat IPA sebagai produk diartikan sebagai hasil proses,
berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan
bacaan untuk penyebaran pengetahuan yang terdiri terdiri dari fakta (sesuatu yang dapat
dibuktikan kebenarannya), konsep (kumpulan dari fakta- fakta yang berkaitan), prinsip, teori
dan hukum. Ketiga unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Sehingga dalam proses pembelajaran IPA ketiga unsur itu
30
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020
diharapkan dapat muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh
dan bermakna.
Pembelajaran IPA pada sekolah terutama pada sekolah dasar (SD) diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk:
a. Meningkatkan rasa ingin tahu dan kesadaran mengenai jenis lingkungan alam dan
lingkungan buatan dalam hubungannya dengan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Mengembangkan keterampilan proses siswa agar mampu memecahkan masalah melalui
“doing science”.
c. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan IPA, teknologi dan keterampilan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun melanjutlkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi.
d. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna serta keterkaitan dengan
kemajuan IPTEK, keadaan lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan
pelestariannya.
KESIMPULAN
Model Everyone Is A Teacher Here merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
berpartisipasi aktif agar siswa dapat mengetahui, memahami dan mampu mempraktekkan apa
yang dipelajari dan membiasakan siswa untuk belajar aktif. Selain itu dengan penerapan yang
baik akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa dan memberikan manfaat yang
signifikan terhadap proses pembelajaran di kelas.
Model Everyone Is Teacher Here adalah model yang memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk dapat aktif melalui kegiatan menyampaikan pertanyaan, menjawab, dan
menanggapi pembelajaran melalui perannya sebagai seorang guru sehingga dapat diterapkan
dalam pembelajaran IPA supaya dalam proses kegiatan pembelajaran siswa dapat berperan aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
31
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2020
“Transformasi Pendidikan Sebagai Upaya Mewujudkan Sustainable
Development Goals (SDCs) di Era Society 5.0”. Agustus 2020
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning: teori dan aplikasi paikem. Bandung: Pustaka
Pelajar.
Rosidah, Ani. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Snowball Throwing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS. Jurnal Cakrawala Pendas. 3, (2),
hlm. 30.
Yuliati, Yuyu. (2015). Penerapan Model Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Pembelajaran
IPA. Jurnal Cakrawala Pendas. 1,(1), hlm. 60-61.
Cahyaningsih, Uji. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika. Jurnal Cakrawala Pendas. 4,(1), hlm 2.
32