Anda di halaman 1dari 14

Karakteristik Organisasi

dan Akuntansi Sektor


Publik
MATA KULIAH : AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Disusun oleh,

Nama :Hj.Halifah,SE

Nim :A014231009
KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Tugas Individu
Nama : Hj. Halifah,SE
NIM : A014231009
MATA KULIAH : AKUTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1. Organisasi Sektor Publik


Pengertian Organisasi Sektor Publik yaitu sebagai berikut :
- Menurut Robbins dalam Fahmi (2013) organisasi sektor publik adalah
kesatuan sosial yang dikelola secara sadar, dengan batasan yang dapat
diidentifikasi, dan dilakukan secara terus menerus untuk mencapai tujuan
bersama yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan menurut Fahmi (2013),
organisasi sektor publik dapat diartikan sebagai suatu tempat yang bisa
melakukan banyak peran yang didirikan dengan tujuan mewujudkan keinginan
semua pihak.
- Menurut Mahsun., dkk. (2013), Organisasi sektor publik adalah organisasi
yang berkaitan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa
kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara yang diatur
oleh hukum. Organisasi sektor publik yang berdiri di Indonesia cukup banyak,
seperti LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), rumah sakit, puskesmas,
tempat peribadatan (gereja, masjid, vihara, kuil, dan pura), partai politik, dan
organisasi pendidikan.
- Menurut Nordiawan (2009), sektor publik mengelola sumber daya ekonomi
dengan cara yang unik. Keunikan organisasi sektor publik dalam pengelolaan
keuangan dapat dilihat dari dana yang masuk ke dalam organisasi dan sering
digunakan untuk melakukan transaksi tetapi tidak untuk mencari laba. Dana
atau sumbangan yang diperoleh organisasi dikelola dengan tujuan
kesejahteraan 13 publik. Oleh sebab itu, organisasi sektor publik mempunyai
tanggung jawab untuk mengelola sumber daya yang ada untuk kepentingan
semua pihak.

1
2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik
- Organisasi sektor publik merupakan suatu entitas yang menjalankan tugasnya
untuk kepentingan publik.
- Karakteristik organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi swasta.
Menurut Ulum (2010), beberapa karakteristik organisasi sektor publik adalah
sebagai berikut :
1. Sumber daya organisasi diperoleh dari hibah atau sumbangan para donatur
yang tidak mengharapkan imbal balik atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah yang diberikan.
2. Barang atau jasa yang dihasilkan tidak bertujuan untuk mengumpulkan
laba. Jika entitas mendapatkan keuntungan dari barang atau jasa yang
diperoleh, dana tersebut digunakan untuk kepentingan publik.
3. Organisasi nirlaba tidak mempunyai kepemilikan. Artinya, organisasi tidak
dapat dijual atau dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain.
- Karakteristik Organisasi sektor publik :
1. Tujuan > untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam
kebutuhan dasar dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani
2. Aktivitas Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang
pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transfortasi publik
dan penyediaan pangan.
3. Sumber Pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak
dan retribusi, laba perusahaan negara, peinjaman pemerintah, serta
pendapatan lain–lain yang sah dan tidak bertentangan dengan
perundangan yang berlaku.
4. Pola Pertanggungjawaban. Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui
lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR
), Dewan Lerwakilan Daerah ( DPD ), dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah ( DPRD ).
5. Kultur Organisasi yang bersifat birokratis, formal dan berjenjang
6. Penyusunan Anggaran dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan
program. Penurunan program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk

2
dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh wakil
dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
7. Stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai
organisasi, para kreditor, para investor, lembaga – lembaga internasional
termasuk lembaga donor internasional seperti Bank Dunia, IMF
(International Monetary Fund), ADP (Asian Development Bank), PBB
(Perserikatan Bangsa – Bangsa), UNDP (United Nation Depelopment
Program), USAID dan Pemerintah luar negeri.

3. Laporan Keuangan Organisasi Organisasi Sektor Publik


- Organisasi sektor publik mempunyai kewajiban untuk mencatat sumber daya
apa saja yang telah diterima oleh donatur, termasuk dalam hal keuangan.
Dalam pencatatan laporan keuangan, organisasi sektor publik mempunyai
standar akuntansi agar laporan yang diterbitkan memenuhi prinsip
akuntabilitas.
- Di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
telah menetapkan ISAK 35 mengenai Penyajian Laporan Keuangan Entitas
Berorientasi Nonlaba.
- Menurut ISAK 35, organisasi nirlaba wajib membuat bebeapa komponen
laporan keuangan berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Penghasilan Komprehensif
3. Laporan Perubahan Aset Neto
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
- Adanya ISAK 35 yang mengatur penyajian laporan keuangan entitas nirlaba
diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas organisasi sektor publik dalam
mengelola sumber daya entitas, khususnya dalam hal keuangan. Organisasi
sektor publik harus mempunyai sumber daya manusia yang memahami
penyajian laporan keuangan agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan.

3
4. Akuntansi Sektor Publik diindonesia mencakup beberapa bidang utama
yaitu :
1. Akuntansi Pemerintah Pusat
2. Akuntansi Pemerintah Daerah
3. Akuntansi Parpol atau LSM
4. Akuntansi Yayasan
5. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan
6. Akuntansi Tempat Peribadatan

5. Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut :


- Tidak mencari keuntungan finansial
- Dimiliki secara kolektif oleh public
- Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham
- Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan consensus
6. Tujuan Akuntansi Sektor Publik
- American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan
bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor publik adalah untuk :
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan
kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen
(management control).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan
bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi
pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas (accountability).

4
7. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
a. Pengertian kerangka konseptual akuntansi sector public
- Kerangka konseptual akuntansi sector public adalah prinsip-prinsip yang
mendasari penyusunan dan pengembangan standar akuntansi sector public
yang disusun oleh sebuah komite perumus standar independen dan
merupakan rujukan penting bagi komite standar akuntansi, penyusun laporan
keuangan, dan pemeriksa dalam mencari pemecahan masalah yang belum
diatur secara jelas dalam pernyataan standar akuntansi sektor publik.
b. Tujuan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik
- Kerangka konsepual akuntansi sector public ini merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan organisasi sector
public. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi:
1. Penyusun standar akuntansi sector public dalam melaksanakan tugas
perumusan standar.
2. Penyusun laporan keuangan dalam menaggulangi masalah akuntansi yang
belum diatur dalam standar akuntansi
3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi sector public.
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi sector public.
c. Peran Kerangka Konseptual Akuntansi Sector Publik
- Pada dasarnya kerangka konseptual merupakan suatu landasan konsep untuk
menetapkan standar akuntansi. Oleh karena posisinya sebagai landasan
konsep baik untuk penetapan standar akuntansi maupun praktek akuntansi
maka seharusnya suatu kerangka konseptual harus merumuskan :
1. Tujuan akuntansi secara jelas
2. Karakteristik-karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang bermanfaat
3. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
keuangan,
4. Konsep-konsep mendasar dalam akuntansi.

5
d. Ruang Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sector Publik
- Sebagai sebuah siklus, akuntansi sector public terangkai dari proses
perencanaan, penganggaran, pengadaan barang dan jasa, realisasi anggaran,
pelaporan, audit serta pertanggungjawaban. Dengan demikian, pembahasan
tentang kerangka konseptual akuntansi sektor publik ini akan meliputi :
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban public
- Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun
dan dilaksanakan. Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat
menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Sistem penganggaran adalah
tatanan logis, sistematis dan baku yang terdiri dari tata kerja, pedoman kerja
dan prosedur kerja penyusunan anggaran yang saling berkaitan. Jadi, proses
penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan
serta akuntabilitas program.
8. Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik
- Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika
diimplementasikan pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif
akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi dalam organisasi
sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur
akuntansi sektor publik. Beberapa karakteristik berikut ini merupaka syarat
normatife agar informasi dalam organisasi sector publik berkualitas:
1. Relevan
- Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi
keputusan pengelola organisasi, dengan mengubah atau menginformasi

6
harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau kejadian.Dalam
konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat
membantu investor, kreditor, dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi
kondisi masa lalu, saat ini dan masa depan (nilai prediktif) atau untuk
menginformasikan atau mengoreksi harapan utama (nilai umpan
balik/feedback). Agar relevan, informasi harus selalu tersedia bagi pembuat
keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan
(tepat waktu).
2. Andal / Reliabel
- Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan
para peggunanya. Keandalan akan membedakan pengguna satu dengan
pengguna yang lainnya tergantung pada keluasaan pengetahuan tentang
aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan kata lain, di
antara pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang
berbeda akan ditemukan. Dalam konteks kerangka konseptual, agar menjadi
andal informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan jujur.
3. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
- Pertimbangan biaya dan manfaat dikenal sebagai keterbatasan parvasif.
Informasi akuntansi keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari
informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh karenanya, sebelum
mempersiapkan dan mendiseminasikan informasi keuangan, manfaat serta
biaya penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
4. Materialitas
- Pada dasarnya materialitas adalah pertimbangan yang harus diberikan atau
tidak tentang informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap
keputusan yang diambil.Karakteristik kualitatif akuntansi sektor public terlihat
sebagai sebuah hierarki. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut dengan
”perwujudan” yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan
pedoman bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan
batas-batas pekerjaan organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan
instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi. Setelah itu ”operasional” yang

7
merupakan sebuah tahapan dimana transaksi-transaksi publik dilakukan.
Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan sesuai standar
pelaporan organisasi.
9. Akuntabilitas dan Pengendalian Manajemen Sektor Publik
- Dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adanya tuntutan mengenai
pelaksanaa akuntabilitas publik olrh organsisasi sektor publik seperti:
Pemerintah pusat dan daerah, unit – unit kerja pemerintah, departemen dan
lembaga – lembaga negara. Tuntutan akuntabilitas sektor publik ini terkait
dengan adanya transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam
rangka pemenuhan haak – hak publik.
10. Pengertian Akuntabilitas Publik
- Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability
yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan
atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawab.
- Akuntabilitas (accountability) yaitu berfungsinya seluruh komponen penggerak
jalannya kegiatan perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-
masing.
“Jadi dapat di artikan Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang
amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan,
dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegitan yang menjadi tanggungjawabnya
kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memilik hak dan kewenangan untuk
meminta pertanggungjawaban tersebut.”

11. Akuntabilitas publik dibagi menjadi dua macam yaitu :


1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)
- Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelola dana kepada
otoritas yang lebih tinggi. Misalnya : pertanggung jawaban pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat.
2. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability)
- Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi akuntansi

8
sektor publik. Sehingga mengharuskan lembaga – lembaga sektor publik untuk
lebih menekankan pada pertanggugjawaban horizontal bukan hanya
pertanggungjawaban vertikal saja sehingga perlu dibuatnya laporan keuangan
eksternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga sektor publik.
12. Proses Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik
- Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan suatu hal yang
tidak bisa dipisahkan dansaling bersinergi. Perencanaan dan pengendalian
merupakan suatu proses yang membentuk siklus, sehingga satu tahap akan
terkait dengan tahap yang lain dan terintegrasi dalam satu organisasi.
- Tahap proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi yaitu :
 Perencanaan tujuan dan sasaran dasar
 Perencanaan operasional.
 Penganggaran.
 Pengendalian dan pengukuran.
 Pelaporan, analisis, dan umpan balik

13. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik


- Peran utama akuntansi manajemen dalam organisassi adalah memberikan
informasi akuntansi yangrelevan dan handal kepada manaer untuk
melaksanakan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan dimulai sejak
dilakukannya perencanaan strategik, sedangkan pengendalian
dilakukanterhadap pengendalian tugas. Peran akuntansi manajemen dalam
sektor publik meliputi :
 Perencanaan strategik
- Tahap ini manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif program yang
dapat mendukungstrategi organisasi yang kemudian diseleksi dan dipilih
program yang sesuai dengan skala prioritas. Peran akuntansi manajemen
disini adalah memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program
(cost of program) dan biaya dari suatu aktivitas (cost of activity), sehingga
manajer dapatmenentukan anggaran yang dibutuhkan terkait dengan sumber

9
daya yang dimiliki. 3 permasalahan yang dihadapkan pada akuntansi sektor
publik.
 Efisiensi biaya
- Sebagian biaya yang terjadi di sektor publik merupakan discretionary costs
(biaya ditetapkan diawalanggaran), maka peran manajer publik sangat penting
dalam mengendalikan biaya. akuntansi sektor publik erat hubungannya
dengan proses pemilihan program, penentuan biaya, dan manfaat program
serta penganggaran.
- Kategori biaya dalam organisasi sektor publik:
 Biaya input : adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan
pelayanan.
 Biaya output : biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
sampai kepelanggan.
 Biaya proses : diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi, misal :
biayadepartemen produksi dll.
- Dalam hal pengambilan keputusan, biaya akuntansi manajemen sektor publik
membutuhkan cost accounting. Akuntansi biaya pada sektor publik berperan
memberikan informasi mengenai pengeluaran publik yang dapat digunakan
oleh pihak internal (pemerintah) dan eksternal (masyarakat)
untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Akuntansi
manajemen berperan memberikan informasi biaya yang meliputi
penentuanklasifikasi biaya, biaya apa saja yang masuk kategori biaya rutin dan
biaya modal, biaya tetap dan variabel, controllable dan uncontrollable. Proses
penentuan biaya meliputi 5 aktivitas :
 Cost finding : yaitu pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa layanan.
 Cost recording : yaitu melakukan kegiatan pencatatan data ke sistem
organisasi.
 Cost analyzing : yaitu melakukan analisis biaya, perubahan biaya, dan volume
kegiatan.

10
 Strategic cost reduction : yaitu menentukan strategi pengehmatan agar
tercapai valie for money.
 Cost reporting : yaitu memebrikan informasi biaya secara lengkap kepada
pimpinan dalam bentuk inetrnal report yang kemudian diagregasikan ke dalam
satu laporan yang akan di sampaikan kepada pihak eksternal.
 Kualitas produk
 Pelayanan
 Pemberian informasi biaya
 Penilaian investasi
- Akuntansi manajemen diperlukan ketika organisasi hendak melakukan
investasi yaitu dengan menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan
finansial. Dalam menilai investasi diperlukan identifikasi biaya, resiko, manfaat
dan keuntungan dari suatuinvestasi. Selain itu faktor yang harus diperhatikan
adalah :
a. Tingkat diskonto
b. Tingkat investasi
c. Tingkat risiko
d. Ketidakpastian
e. Sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan.
- Penilaian investasi dalam sektor publik dilakukan dengan menggunakan
analisis biaya-manfaat (cost benefit analysis). Penilaian dengan metode ini
praktiknya sulit diterapkan karena sulit menentukan biaya dan manfaat yang
berkaitan dengan analisi biaya sosial dan manfaat sosial. Sehingga penilaian
menggunakan analisis efektivitas biaya (cost effectiveness analysis) yang
ditekankan seberapa besar dampak (outcome) yang dicapai dari suatu
proyek/investasi dengan biaya tertentu.
 Penganggaran
- Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran
publik yang efektif . Terkait dengan 3 fungsi anggaran yaitu, alat alokasi
sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen

11
berperan vital dalam mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana
publik secara ekonomis, efisien, efektif, adil, dan merata.
 Penentuan biaya pelayanan
- Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan
dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk menghitung tarif
subsidi yang diberikan.
 Penilaian kerja
- Penilaian kinerja merupakan dari sistem pengendalian. Penilaian dilaksanakan
untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam halini akuntansi manajemen berperan
membuat indikator kinerja kunci dan satuan ukur untuk masing-masing
aktivitas yang dilakukan.

12
REFERENSI

Mahsun, Moh. Firma Sulistiyowati. Heribertus. 2012. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ke
Tiga. Yogyakarta : BPFE.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik : Suatu Pengatar. Jakarta : Erlangga
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta : Andi.

13

Anda mungkin juga menyukai