Muhammad Yasin Ar Rantisi - Universitas Jenderal Soedirman - PKM-GFT
Muhammad Yasin Ar Rantisi - Universitas Jenderal Soedirman - PKM-GFT
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 4
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB 2. GAGASAN ............................................................................................ 5
2.1 Kondisi terkini pencetus gagasan ................................................................ 5
2.2 Solusi yang tawarkan .................................................................................. 7
2.3 Dampak apabila ide diimplementasikan ...................................................... 9
2.4 Pihak-pihak yang dilibatkan........................................................................ 9
2.5 Langkah Langkah ..................................................................................... 10
BAB 3. KESIMPULAN.................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12
Lampiran 1. Biodata ketua dan anggota yang ditandatangani .......................... 14
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ........... 19
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul ........................................ 20
i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
a b
Gambar 4. Sistem distribusi listrik di Indonesia yang menggunakan kabel dan tiang
(a) dan dinegara maju yang menggunakan under ground system (b)
Dibutuhkan terobosan sumber energi yang ramah, besar dan sustain.
Pembangkit listrik tenaga surya adalah sumber energi Listrik yang ramah
lingkungan dan dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar. Kelemahan dari
pembangkit listrik ini memerlukan lahan yang sangat luas, dan bisa saja terjadi alih
fungsi lahan karena memerlukan tempat yang strategis agar terkena matahari.
Hanya beroperasi pada saat ada matahari dan jika cuaca tidak mendukung maka
tidak bisa bekerja dengan baik. Selain itu dibutuhkan sistem pendistirbusian listrik
yang aman dan memiliki kenyamanan lingkungan/mendukung penataan kawasan
yang ramah agar jika daerah pelosok membutuhkan listrik tidak akan merusak
pemandangan lingkungan.
Oleh karena itu, PKM GFT yang kami angkat menyangkut tentang
pembangkit listrik dengan energi terbarukan yaitu matahari, dan bersifat sustain
untuk menghasilkan jumlah energi yang besar. Serta pendistribusian listrik secara
nirkabel dengan dua cara microwave untuk skala yang sangat jauh dan magnetic
resonance untuk skala menengah. Pembangkit listrik raksasa yang ramah dan tak
4
terbatas yaitu “Satelit surya sebagai renewable energy tanpa batas ruang-waktu
menggunakan teknologi microwave dan magnetic resonance”.
1.2 Tujuan
Menciptakan suatu green energy tanpa batas ruang waktu, selama 24 jam dengan
menghasilkan energi yang sangat besar melalui satelit dan di transfer ke Bumi
dengan microwave. Dapat mengurangi berbagai sumber energi listrik non-
renewable. Serta menciptakan pendistribusian listrik secara wireless dengan
ultrasonic wavr dan magnetic resonance.
1.3 Manfaat
Sebagai sumber energi berkeberlanjutan 24 jam untuk memenuhi kebutuhan energi
Memberikan nilai keindahan pada lingkungan karena dapat mengurangi alih fungsi
lahan untuk pembangkit listrik di Bumi. Pendistribusian listrik secara wireless
untuk solusi baru bagi Indonesia menghadapi kesemrawutan kabel.
5
BAB 2. GAGASAN
Gambar 6. Gambar dari satelit yang mendeteksi polusi dari PLTU yang terbawa
oleh angin ke DKI Jakarta.
Mengingat pentingnya akses energi yang berkeberlanjutan, forum negara-
negara di dunia menjadikannya sebagai salah satu komitmennya yang tertuang
dalam Sustainable Development Goals (SDG’s) sasaran ke tujuh, yaitu Pada tahun
2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua kali
lipat. Oleh karena itu diperlukan sistem PLTS yang akan bekerja tanpa batas ruang
dan waktu dan menghasilkan energi listrik dalam skala yang besar untuk energi
yang berkeberlanjutan dan modern.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 7 mengutamakan energi bersih
dan terjangkau, dan berfokus pada mendorong sektor-sektor berikut: pertanian,
bisnis, komunikasi, pendidikan, kesehatan, dan transportasi. Kurangnya pasokan
energi menghambat pertumbuhan ekonomi dan manusia (Jie et al., 2023). Secara
umum, ada banyak efek sinergis dan trade-off di antara 17 SDG, dan SDG 7 adalah
tujuan paling penting yang memiliki kapasitas untuk mendorong kemajuan SDG
lainnya. Selain itu, SDG 7 memiliki hubungan langsung dengan Aksi Iklim
(Madurai Elavarasan et al., 2022).
Kesemrawutan kabel listrik di Indonesia sudah memberikan berbagai
dampak buruk bagi warga, seperti mengurangi keindahan sampai membahayakan
warga. Dikutip dari tirto.id kasus di Kawasan Marunda Jakarta Utara, senin
(1/1/2017) Tiga anak lelaki ditemukan tewas lantaran diduga tersengat listrik dari
kabel. Dikutip dari republika PT PLN (Persero) menjelaskan, kabel dan tiang yang
banyak ditemui di berbagai ruas jalan bukan hanya dimiliki PLN. Utilitas itu dimiliki
oleh berbagai instansi mulai kelistrikan hingga telekomunikasi. Executive Vice
President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto menjelaskan,
penting bagi masyarakat untuk mengenali ciri-ciri utilitas tersebut guna mengetahui
kabel dan tiang milik PLN.
7
Gambar 7. Skema Satelit yang dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Satelit Tenaga
Surya yang selalu mengelilingi garis orbit.
Ide SSPS berbasis Sun Tower yang disebutkan di atas adalah berdasarkan satelit
berukuran standar yang hanya dihubungkan dengan kemiringan gravitasi yang tepat. Ini
memiliki pemancar dan generator gelombang mikro yang dibuat berdasarkan konsep
tenaga surya luar angkasa. Transfer energi dari satelit ke bumi merupakan suatu
masalah besar mengingat jarak antara bumi dengan bulan adalah 384.400 Km. Para
peneliti dari Space Solar Power Project (SSPP) di Caltech baru-baru ini
menyelesaikan transfer daya nirkabel pertama yang berhasil dengan menggunakan
Array Mikro untuk Microwave Array for Power-transfer Low-orbit Experiment
(MAPLE) (Gambar 8). Untuk beban dasar pembangkit listrik, penelitian ini
mengusulkan model SSPS 10 GW yang didasarkan pada orbit SSPS geosinkron
(36.000 km). Untuk mengumpulkan tenaga gelombang mikro, antena bumi ukuran
besar diperlukan. Penyearah terintegrasi antena bumi mengubah gelombang mikro
menjadi energi Listrik (Gambar 8; Chaudhary and Kumar, 2018; Matt Williams,
2023).
8
Nikola Tesla pertama kali melakukan percobaan untuk transfer energi listrik
tanpa kabel pada tahun 1893. Pada tahun 2007, MIT menggunakan teknik resonansi
elektromagnetik—suatu fenomena di mana suatu objek bergetar dengan frekuensi
tertentu dapat mempengaruhi objek lain dengan frekuensi yang sama atau hampir
sama. Energi listrik dapat ditransfer tanpa kabel melalui kopling induktif dengan
rangkaian pengirim dan penerima (Kristiyono and Supriyanto, 2020). Magnetic
resonance dan Ultrasonic wave menjadi sebuah Solusi dari kesemrawutan dari kabel
listrik. Ketika dilihat dari jarak transmisi, resonansi magnetik kopling kuat jarak
menengah. magnetic resonance coupled wireless power transmission (MRCWPT)
(Güldal et al., 2021). Ultrasonic wave sampai saat ini menjadi satu-satunya cara
dalam pengukuran kedalaman laut. Dengan dibuktikannya hal tersebut Ultrasonik
power transmission (UPT) menjadi solusi dalam pendistribusian listrik ke berbagai
pelosok dunia.
BAB 3. KESIMPULAN
Satelit surya sebagai penghasil energi listrik dalam jumlah besar dan
beroperasi selama 24 jam penuh. Satelit ini akan menjadi satu satunya sumber
dalam pemenuhan energi listrik di Bumi dengan produksi listrik sebesar 200 MWp.
Dengan microwave dalam pendistribusian listrik dari satelit ke Bumi. Juga
terobosan baru dalam tata kelola pendistribusian listrik ke berbagai sektor aktivitas
manusia, yaitu ultrasonic wave dan magnetic resonance.
Dalam merealisasikan gagasan ini diharapkan setidaknya 20 tahun dapat
terealisasi sekaligus menjadi kado terindah Indonesia Emas 2045. Empat tahapan
perlu dilakukan untuk merealisasikan gagasan besar tersebut. Zero mistake menjadi
harga mutlak mengingat pemanenan energi berada pada garis orbit bumi yang akan
memiliki dampak terhadap keamanan global. Setiap tahapan memiliki indikator
keberhasilan dan harus terpenuhi apabila akan masuk pada tahapan selanjutnya.
Tahap pembangunan infrastruktur merupakan tahapan dengan durasi yang lebih
panjang (8 tahun) karena untuk memastikan bahwa kualitas pekerjaan dilakukan
dengan sempurna tanpa kesalahan.
Dampak dari gagasan ini diharapkan akan memenuhi sumber energi listrik
bagi seluruh bangsa tanpa batasan waktu dan ruang. Energi matahari bisa dipanen
sepanjang waktu karena berada di orbit bumi sehingga tidak ada waktu malam.
Sedangkan jangkauan listrik juga akan mampu sampai pelosok tanah air karena
sistem pendistribusian menggunakan gelombang mikro (nir kabel) dari PLSTS ke
energy receiver di bumi, kemudian pendistribusian antara menara energi di bumi
juga menggunakan gelombang elektro magnetik. Gagasn ini, selain akan
memberikan kemandirian energi diseleuruh pelosok tanah air, juga akan
mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan sumber energi tidak ramah
lingkungan seperti: batu bara dan minyak bumi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Republika. 2023. Banyak Kabel dan Tiang Utilitas Semrawut, Punya PLN?’,
Republika Online. Available at: https://republika.co.id/share/rz63t3490
(Diakses pada tanggal 1 Maret 2024).
Santamouris, M. and Vasilakopoulou, K. 2021. Present and future energy
consumption of buildings: Challenges and opportunities towards
decarbonisation. e-Prime - Advances in Electrical Engineering, Electronics
and Energy. 1(2): p. 100002.
Wahyu Sabubu, T.A. 2020. Pengaturan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara
Di Indonesia Prespektif Hak Atas Lingkungan Yang Baik dan Sehat. Jurnal
Lex Renaissance. 5(1): 1-20.
14
Biodata anggota 1
16
Biodata anggota 2
17
18
19