Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Manajemen Transportasi

Semester : IV (Empat)
Dosen : Henni Haerany G, Dr.,S.T.,M.T

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN TRANSPORTASI

Oleh:
FARADILA AZZAHRA
60800122065
PWK C

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2024
1. Pengertian Transportasi
Transportasi menurut Morlok (1978) adalah kegiatan memindahkan atau
mengangkut sesuatu dari satu tempat ketempat lain. Menurut Bowersox (1981),
transportasi adalah perpindahan barang atau penunpang dari satu tempat ketempat
lain, dimana produk dipindahkan ke tempat lain, dimana produk dipindahkan ke
tempat tujuan dibutuhkan. Menurut Steenbrink (1974), transportasi didefinisikan
sebagai perpindahan orang dan atau barabg dengan menggunakan kendaraan
ataualat lain dari dan ketempat-tempat yang terpisah secara geografis. Secara umum
dapat disimpulkan transportasi adalah suatu kegiatan memindahkan sesuatu
(orangdan atau barang) dari satu tempat ke tempat lain, baik dengan atau tanpa
sarana.
2. Teori Yang Berkaitan Dengan Transportasi
Ada beberapa teori terkait transportasi yang digunakan untuk memahami
perilaku dan dinamika sistem transportasi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
• Teori Ketergantungan pada Kendaraan Pribadi (Car Dependency Theory)
Teori ini menyatakan bahwa masyarakat yang sangat bergantung pada
kendaraan pribadi cenderung mengalami dampak negatif seperti kemacetan, polusi
udara, dan kurangnya ruang publik yang ramah. Teori ini menekankan pentingnya
promosi transportasi publik dan alternatif transportasi yang berkelanjutan.
• Teori Pemilihan Modal (Modal Choice Theory)
Teori ini menjelaskan bagaimana individu memilih moda transportasi yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Faktor-faktor yang
memengaruhi pilihan modal meliputi waktu perjalanan, biaya, ketersediaan,
aksesibilitas, dan preferensi pribadi.
• Teori Aksesibilitas (Accessibility Theory)
Teori ini menekankan pentingnya aksesibilitas dalam mengevaluasi sistem
transportasi. Aksesibilitas diukur berdasarkan kemudahan akses ke tempat tujuan,
bukan hanya keberadaan infrastruktur transportasi. Teori ini membantu dalam
perencanaan transportasi yang mengutamakan aksesibilitas bagi semua lapisan
masyarakat.
• Teori Kapasitas Jalan (Road Capacity Theory)
Teori ini mengkaji kapasitas jalan dan faktor-faktor yang memengaruhi
kemampuan jalan dalam menampung lalu lintas. Hal ini penting dalam perencanaan
jalan dan pengaturan lalu lintas untuk mengurangi kemacetan.
• Teori Transportasi Berkelanjutan (Sustainable Transportation Theory)
Teori ini menekankan pentingnya pengembangan sistem transportasi yang
ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal ini mencakup promosi transportasi
publik, penggunaan kendaraan beremisi rendah, transportasi berbagi, dan
pembangunan infrastruktur yang mendukung pejalan kaki dan sepeda.
• Teori Perilaku Transportasi (Travel Behavior Theory)
Teori ini mempelajari perilaku individu dan rumah tangga dalam
menggunakan transportasi. Hal ini termasuk faktor-faktor yang memengaruhi
keputusan perjalanan, seperti motif perjalanan, jarak, waktu, biaya, dan preferensi.
• Teori Ekonomi Transportasi (Transportation Economics Theory)
Teori ini menganalisis aspek ekonomi dari sistem transportasi, termasuk
biaya produksi dan konsumsi transportasi, eksternalitas transportasi (seperti polusi
udara dan kecelakaan), serta efisiensi dan alokasi sumber daya dalam sistem
transportasi.
3. Permasalahan Terkait Transportasi
• Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan merupakan salah satu masalah utama dalam transportasi di
banyak kota besar. Penyebab kemacetan meliputi jumlah kendaraan yang tinggi,
infrastruktur jalan yang tidak memadai, kurangnya jalur transportasi publik yang
efisien, serta kecelakaan dan perbaikan jalan.
• Polusi Udara
Transportasi merupakan salah satu penyumbang utama polusi udara.
Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan emisi
yang merugikan kesehatan dan lingkungan. Masalah ini membutuhkan solusi dalam
penggunaan teknologi ramah lingkungan dan promosi transportasi berkelanjutan.
• Keterbatasan Infrastruktur Transportasi
Beberapa daerah mungkin mengalami keterbatasan dalam infrastruktur
transportasi seperti jaringan jalan yang kurang memadai, keterbatasan moda
transportasi publik, dan kurangnya aksesibilitas terhadap wilayah tertentu.
• Keselamatan Transportasi
Kecelakaan lalu lintas masih menjadi permasalahan serius di banyak negara.
Kurangnya kesadaran akan aturan lalu lintas, pengemudi yang kurang berhati-hati,
dan kurangnya pengawasan serta penegakan hukum dapat menyebabkan
meningkatnya tingkat kecelakaan.
• Ketergantungan pada Kendaraan Pribadi
Banyak masyarakat yang masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi,
menghasilkan kemacetan, polusi, dan peningkatan permukaan jalan yang
memerlukan perawatan.
• Aksesibilitas Transportasi untuk Semua
Beberapa kelompok masyarakat, seperti kaum disabilitas, lanjut usia, dan
masyarakat berpenghasilan rendah, mungkin mengalami kesulitan dalam
mengakses transportasi publik yang ramah bagi mereka.
• Ketidakseimbangan Regional
Terdapat ketidakseimbangan dalam pengembangan infrastruktur
transportasi antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antarwilayah di suatu
negara. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakmerataan aksesibilitas dan mobilitas
penduduk.
4. Tempat/Lokasi Permasalahan Transportasi
Salah satu tempat di Indonesia yang mengalami permasalahan transportasi
yang sangat fatal adalah Jakarta. Ibukota Indonesia ini dikenal dengan kemacetan
lalu lintas yang parah, terutama pada jam-jam sibuk. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor utama, termasuk pertumbuhan populasi yang cepat, kurangnya
infrastruktur yang memadai, kurangnya regulasi lalu lintas yang efektif, dan
tingginya jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah setiap tahunnya.
Pertumbuhan populasi yang cepat di Jakarta telah menyebabkan peningkatan
jumlah kendaraan di jalan raya tanpa disertai dengan peningkatan yang sebanding
dalam infrastruktur transportasi. Selain itu, kurangnya investasi dalam sistem
transportasi publik yang efisien menyebabkan banyak penduduk Jakarta lebih
memilih menggunakan kendaraan pribadi, yang pada akhirnya memperburuk
kemacetan.
Kurangnya regulasi lalu lintas yang efektif juga menjadi faktor utama dalam
kemacetan Jakarta. Pelanggaran lalu lintas seperti parkir sembarangan, melawan
arus, dan tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas sering terjadi tanpa sanksi yang
tegas. Hal ini menyebabkan keteraturan lalu lintas semakin terganggu, dan
kemacetan semakin parah.
Wilayah Sudirman-Thamrin adalah pusat bisnis dan keuangan Jakarta yang
sangat padat dengan kantor-kantor perusahaan, pusat perbelanjaan, hotel, dan pusat
pemerintahan. Kemacetan sering terjadi di sini karena banyaknya kendaraan yang
masuk dan keluar wilayah ini, terutama pada jam sibuk pagi dan sore ketika orang
menuju atau pulang dari kantor. Di sebalik itu, Kawasan Kota Tua, meskipun
merupakan salah satu tempat wisata bersejarah yang populer di Jakarta, masih
mengalami kendala dalam infrastruktur transportasi. Kurangnya ruang parkir yang
memadai dan akses yang terbatas sering menyebabkan kemacetan lalu lintas,
terutama saat akhir pekan atau hari libur. Kawasan Sudimara-Grogol dikenal
dengan pusat perbelanjaan, hiburan, dan kuliner yang ramai, yang sering kali
menyebabkan kemacetan terutama pada akhir pekan atau hari-hari libur ketika
banyak orang menuju pusat perbelanjaan di sekitarnya.
Jalan Gatot Subroto, sebagai salah satu arteri utama di Jakarta yang
menghubungkan berbagai wilayah, sering mengalami kemacetan terutama di
sekitar Simpang Susun Semanggi dan Tanah Abang karena merupakan
persimpangan penting yang mengalami volume lalu lintas yang tinggi. Wilayah
Jalan Thamrin-Senayan menjadi rute utama bagi pekerja dan pengunjung menuju
pusat bisnis, pusat perbelanjaan, dan pusat hiburan di Senayan. Kemacetan sering
terjadi terutama pada hari kerja, mengingat volume kendaraan yang tinggi.
Kawasan Kemayoran, selain menjadi lokasi Jakarta International Expo (JIExpo)
dan Gelora Bung Karno (GBK), juga merupakan pusat bisnis dan perumahan yang
padat. Kemacetan lalu lintas sering terjadi terutama saat ada acara besar di area
tersebut. Jalan MH Thamrin-Jalan Wahid Hasyim menjadi jalur utama yang
menghubungkan pusat bisnis dan pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Kemacetan
sering terjadi terutama pada jam sibuk, mengingat peran jalur ini sebagai akses
utama menuju berbagai destinasi penting. Wilayah Jalan Casablanca, yang terkenal
dengan pusat perbelanjaan, kuliner, dan hiburan yang ramai, sering mengalami
kemacetan lalu lintas terutama pada akhir pekan atau hari-hari libur.

Anda mungkin juga menyukai