Anda di halaman 1dari 13

Alur Drama Bahasa Sunda

Pembukaan oleh MC

-narator meperkenalkan awal cerita-


Scene 1
Pada pagi hari Trista datang ke sekolah, lalu ia bertemu
dengan teman temannya, lalu mereka berbincang mengenai
rencana bolos sekolah setelah jam istirahat pertama, setelah
itu bel berbunyi lalu seluruh siswa masuk ke dalam kelas yang
disusul oleh ibu guru, saat pembelajaran akan dimulai ibu
guru memberitahu bahwa akan kedatangan murid baru.
Setelah Wildan masuk ke dalam kelas ia memperkenalkan
dirinya, setelah selesai guru-pun langsung mempersilahkan
Wildan untuk duduk, Afgan mengajak Wildan untuk
berkenalan, tetapi Wildan mengabaikan Afgan.
Teman teman yang lain pun berbisik karena Afgan yang
diabaikan oleh Wildan, guru pun memulai pelajaran di hari
itu, lalu bel istirahat berbunyi.
Scene 2
Seperti biasa Afgan dan Alexa datang terlebih dahulu ke
kantin Pak Galuh, tak lama disusul oleh Trista, Raihan dan
Azril mereka mendengar bahwa dikelas Afgan ada murid baru
yang bernama Wildan, Afgan memberitahu bahwa Wildan
sombong kepadanya, lalu Azril tidak terima jika temannya
diperlakukan seperti itu oleh murid baru, Azril pun mengajak
teman teman yang lain untuk merundung Wildan sepulang
sekolah.

Bel pun berbunyi, mereka kembali ke kelas masing masing


dan melanjutkan pelajarannya.

Scene 3
Bel pulang sekolah pun berbunyi, Afgan, Azril, Raihan, Alexa
dan Trista pun berkumpul, Azril bertanya ke Afgan tentang
keberadaan Wildan, Afgan pun menjawab bahwa Wildan
sudah keluar kelas duluan, Alexa pun bertanya (emang kalian
ga berpapasan sama Wildan?) Raihan pun menjawab
pertanyaan Alexa.
Trista pun mengajak yang lainnya untuk mencari Wildan,
merekapun mencari Wildan.

Scene 4
Wildan sedang berjalan keluar sekolah, lalu disusul oleh para
perundung, Trista pun menyindir Wildan (oh ini yang
ngediemin temen gua), tetapi Wildan terdiam dan melirik
Alexa, Alexa pun merasa Wildan kagum kepada Alexa
(kenapa ngeliatin aku? Suka sama aku hah? Aku tau aku
cantik tapi gausah gitu juga kali ngeliatinnya) padahal Wildan
melihat keadaan sekitar, Raihan pun angkat suara (biasa aja
kali liatnya emang temen gua aneh?) Wildan pun tetap diam,
Azril yang melihat Wildan diam pun merasa kesal dan
menarik baju Wildan (kenapa diem aja? Jawab atuh ada
orang lagi ngomong) Wildan teriak dan Afgan pun menahan
Azril agar tidak terlalu keras terhadap Wildan (udah Azril
udah, masih murid baru masih gatau lingkungan ini) Azril pun
menurunkan emosinya dan melepaskan tangan yang
mencengkram baju Wildan.
Lalu Afgan berbicara lagi (udah udah nanti lagi weh, kalo
misalnya kayak gini lagi, baru kasih paham) lalu mereka
semua pun pergi meninggalkan Wildan.
Lalu Vidia mendatangi Wildan dan membantu Wildan (kamu
kenapa Wildan kok kayak orang bingung) Wildan pun
menjawab dengan terbata-bata, lalu Vidia pun mengajak
Wildan untuk pulang.

-narator berbicara bahwa wildan murid yang sombong

Scene 5
Sesampainya Wildan di rumah, ibunya menyambut Wildan
dengan hangat, ibunya pun menanyakan bagaimana harinya
di sekolah, Wildan menjawabnya dengan terbata-bata karena
kejadian sepulang sekolah, ibunya merasa bingung karena
Wildan yang lebih diam dibanding biasanya tetapi ibunya
hanya berpikir mungkin wildan hanya lelah, lalu ibuya pun
mempersilahkan wildan masuk ke kamar untuk beristirahat.

Scene 6
Keesokan harinya ibu guru memberitahu bahwa hari ini akan
ada ulangan matematika, seisi kelan pun ricuh karena
ulangan yang mendadak, tetapi Wildan hanya diam, lalu
Alexa menepuk Afgan dan memberi ide agar ulangan
matematika dikerjakan oleh Wildan karena Alexa berpikir
Wildan pintar sebab sejak tadi Wildan hanya diam, lalu Afgan
pun setuju, ibu guru pun membagikan kertas ulangan, lalu
Afgan dan Alexa memberikan kertas ulangannya pada Wildan
(woi kerjain nih ulangan gua) lalu Wildan pun mengangguk
setuju, saat ibu guru memberitahukan untuk mengumpulkan
ulangan, Afgan dan Alexa pun menggoyang-goyangkan badan
Wildan dan memburu burui nya agar cepat dikumpulkan,
Wildan pun langsung memberikan kertas itu.

Scene 7
Keesokan harinya ibu guru membagikan hasil ulangan
kemarin kepada seluruh siswa, setelah itu Afgan dan Alexa
terkejut karena nilainya hanya 30, Alexa lari ke arah wildan
dan langsung merebut kertas milik Wildan, lalu berbicara
dengan sedikit berteriak (dan kenapa nilai kamu gede kalau
nilai aku kecil) Afgan melempar kan kertas ulangannya ke
meja wildan, dan terus marah kepada Wildan, tetapi Wildan
hanya diam dan terlihat sedikit panik, ibu guru yang melihat
itu langsung melerai dan menyuruh Prabu untuk membantu
Wildan Bu guru menanyakan kepada Afgan ada apa antara
Afgan dan Wildan, Afgan pun menjelaskan bahwa Wildan
melihat hasil ulangan Afgan dan menertawakan nilai Afgan,
dan ibu guru yang mendengar itu pun menanyakan kepada
Wildan apakah kejadian itu benar, mendengar pertanyaan itu
Afgan melihat ke arah Wildan memberi tatapan untuk Wildan
mengangguk, Setelah melihat Wildan mengangguk ibu guru
pun langsung memberi nasihat kepada Wildan.

Scene 8
Saat pulang sekolah Prabu bertemu dengan Vidia dan
membicarakan tentang kejadian saat di kelas, lalu Vidia
merasa bahwa Afgan keterlaluan, tak lama Vidia melihat
bahwa genk Afgan sedang berkumpul di dekat gerbang,
melihat itu Vidia langsung mendekati Afgan dan langsung
menegur Afgan tentang kejadia di kelas, mendengar itu
Afgan seperti kebingungan dan langsung dibalas oleh Trista
(naon si vid meuni sotau pisan), Lalu Vidia menjawab (biarin
weh da urang tau kejadianya dikasih tau sama prabu),
mendengar jawaban Vidia, Trista langsung memulai
perdebatan dan saat perdebatan sudah semakin jauh Raihan
melerai Trista untuk tidak usah melanjutkan obrolanya
dengan Vidia.

Scene 9
Sesampainya Wildan di Rumah ia langsung masuk kamar dan
mengabaikan ibunya, melihat itu ibunya merasa kebingungan
dan memilih untuk membiarkan Wildan di kamar sendiri.
Saat ayahnya pulang, ibunya mengajak ngobrol kepada
ayahnya tentang perubahan sikap Wildan akhir akhir ini (pak
kenapa ya Wildan akhir akhir ini berubah), ayahnya pun
menjawab (kayanya mulai besok kita harus mengawasi
Wildan soalnya bapak juga ngerasa dia berubah).

Scene 10
Keesokan harinya pada saat istirahat pertama Wildan
didatangi oleh genk Afgan, Trista, Raihan, Azril, Alexa, Raihan
pun langsung mendorong Wildan dan Wildan terkejut dan
langsung bergerak dengan tidak terkontrol dan mendorong
orang di sekitarnya, lalu Azril yang melihat itu pun langsung
memegang tangan Wildan dan menahannya, lalu Afgan
menampar Wildan (cicing siah ngajedog) lalu Wildan terdiam
dan Afgan kembali berbicara (maneh nanaonan kadieu?
Neang pembelan ka si Prabu?) lalu Trista menambahkan
(heeh meni geleh maneh neang pembelaan kitu, urus eta
bengeut meuni kuleheu pake tah bedak na si Alexa) mereka
semua pun menertawakan Wildan, Azril pun mendorong
Wildan sampai terjatuh, Vidia dan Prabu yang habis jajan dari
kantin melihat kejadian itu dan langsung membantu Wildan,
lalu Raihan bicara (eleuh eleuh meuni ngabantuan si Wildan,
naon maraneh teh pahlawan?) lalu Alexa bicara (iya ih meuni
gareleh, kamu juga vid ikut ikutan, resep nya ka si Wildan,
geus apal bengeut goreng patut kitu) lalu Vidia bilang (ya
gapapa atuh da kalo ada yang kesusahan mah harus dibantu,
kalian yang ngapain ngerundung Wildan sampe kaya gini) lalu
Prabu menambahkan (heh Alexa bae weh atuh si Vidia
ngebantu si Wildan da kita mah niatnya tulus buat ngebantu
doang, emangnya kamu? Centil, sok cantik meni geleuh) lalu
si Trista mengajak Afgan, Azril, Raihan, dan Alexa pergi dan
bilang (geus ah barudak pergi yu hoream ningali dua jelema
ieu geleuh sok baik) lalu mereka semua pun pergi.
Prabu dan Vidia pun menanyakan keadaan Wildan, lalu
Wildan menjawab dengan lancar karena merasa Prabu dan
Vidia bukan ancaman, setelah Wildan menceritakan
semuanya, Prabu ingin mengajak untuk melaporkan ke BK,
tetapi Vidia menahan karena merasa ini belum seberapa, dan
menunggu agar mereka bisa mendapat sanksi yang lebih
besar.
Bel masuk pun berbunyi Prabu dan Vidia pun mengajak
Wildan untuk masuk ke kelas.

Scene 11
Sesampainya Wildan di kelas, ternyata ibu guru belum
memasuki kelas, lalu satu kelas pun melempari Wildan
dengan kertas karena suruhan Afgan, Wildan terkejut lalu
tiba tiba ibu guru datang, dan memarahi satu kelas karena
melemparkan kertas ke Wildan, lalu Prabu bilang ke bu guru
(bu mereka semua melempar kertas ke Wildan karena
disuruh Afgan) Afgan pun dihukum oleh guru dan tidak boleh
mengikuti pelajaran bu guru.

Scene 12
Afgan pergi ke kantin dan ternyata ada Azril yang sedang
bolos kelas, Afgan pun menceritakan bahwa Prabu cepu, lalu
Azril yang mendengar itu pun merasa kesal dan
merencanakan untuk mengancam Prabu sepulang sekolah,
lalu Afgan pun setuju dengan ide yang diberikan oleh Azril.

Scene 13
Saat bel pulang berbunyi Azril mengajak gangnya berkumpul
di depan gerbang sekolah untuk mencari Prabu, lalu tiba tiba
Prabu lewat di depan mereka, lalu Azril membentak Prabu
(woi Prabu nanaonan ngabela si murid anyar) lalu Prabu
membela diri (emang kenapa sih kan gua benar) lalu Raihan
berbicara (geleh maneh mah sok baik, cari muka ke guru yaa)
lalu si Prabu menjawab (aku mah ga cari muka, aku mah
orangnya kaya gini) lalu Trista berbicara (ah geleh lah caper
kamu mah) lalu Vidia datang dan membela Prabu (kalian
ngapain ke si Prabu) lalu Afgan bicara (tanya weh ka si Prabu
tah kabogoh maneh) lalu Vidia bertanya (kamu kenapa
Prabu) lalu Prabu menjawab (gatau nih mereka tiba tiba
ngeriung aku) lalu Vidia mengajak Prabu pergi, tetapi Azril
menahan Prabu (jangan kemana mana urusan kamu belum
beres sama aku) lalu Prabu bertanya (emang ada masalah
apa?) lalu Azril menjawab (ngapain cepuin Afgan?) dan Prabu
menjawab (kan Afgan salah) lalu Alexa bicara (ih meni geleuh
cepuan pisan) lalu Raihan ingin memukul Prabu tetapi di
tahan oleh Afgan, dan Afgan menyuruh Raihan untuk
berhenti (udah han jangan disini, nanti lagi aja) lalu Afgan
dan kawan kawan pergi.
Scene 14
Saat Afgan dan kawan kawan di jalan pulang mereka bertemu
dengan Wildan, lalu Azril meneriaki Wildan (woi Wildan)
Wildan pun kaget dan diam di tempat lalu mereka
mendatangi Wildan, Raihan bicara (nanaonan maneh nyari
pembelaan ke si Prabu) lalu Wildan menjawab dengan
terbata bata (engga kok) lalu Trista bicara (halah gausah
bohong, kita juga tau si Prabu cepuin kita gara gara kamu)
lalu Wildan menjawab dengan kembali terbata bata (beneran
engga kok) lalu si Trista kembali bicara (naha atuh si Prabu
jadi kaya gitu semenjak kamu dateng) lalu Wildan bicara (aku
gatau apa apa) lalu si Afgan bicara (ehh nu bener) sambil
mendorongnya, lalu Wildan berontak dan berteriak meminta
tolong, lalu genk Afgan pun berlari.

Scene 15
Sesampainya Wildan di rumah, Wildan langsung masuk ke
kamar, ibunya pun kebingungan karena melihat mata Wildan
yang berkaca kaca, ibunya pun menyusul Wildan.

Scene 16
Saat di kamar ibunya terkejut karena melihat Wildan yang
sedang mencoret coret kertas, dan menemukan banyak
coretan kertas di kamar Wildan, lalu ibu bertanya kepada
Wildan (kamu kenapa nak) dan Wildan pun menjawab (engga
engga engga) dengan raut wajah ketakutan, lalu terdengar
suara pintu terbuka dan ibunya pun memanggil ayah Wildan
(BAPAK BAPAK SINI CEPETAN) ayah Wildan pun langsung
terburu buru mendatangi kamar Wildan dan melihat apa
yang terjadi, ayahnya Wildan bertanya kepada ibu (bu
kenapa Wildan jadi kaya gini, jadi coret coret kertas gini) lalu
ibunya menjawab (ya gatau pa, ini si Wildan baru pulang
terus tiba tiba kaya gini) lalu ayahnya Wildan menjawab
(yaudah telfon aja dulu, tanyain ke wali kelasnya Wildan,
Wildan kenapa) ibunya pun menelfon wali kelas Wildan.
Setelah ibu Wildan menelfon wali kelasnya, ayahnya
bertanya (kenapa ceunah bu, kata wali kelasnya?) lalu ibu
mencerita tentang apa yang terjadi, lalu ayahnya Wildan
mengajak ibu untuk pergi ke sekolah saat esok hari untuk
menanyakan ke wali kelas ceritanya yang lebih rinci.

Scene 17
Keesokan harinya, sesampainya ayah dan ibu Wildan di
sekolah mereka langsung menemui walikelas wildan, mereka
pun bertemu walikelas Wildan. Ibunya menanyakan hal apa
yang terjadi di sekolah kemaren, lalu ibu guru menceritakan
apa saja yang terjadi kemaren, mendengar itu ibunya dan
ayahnya tidak terima dan ingin membawa masalah tersebut
di bawa ke BK
Scene 18
Sesampainya mereka di BK ibu guru pun melaporkan masalah
itu kepada Akmal, guru BK pun menanggapi masalah itu
dengan serius karena sudah masuk kedalam perundungan.
guru pun menyuruh orangtua Wildan untuk memanggil
Wildan datang ke ruang BK. Setelah Wildan datang, Akmal
langsung menyuruh Wildan untuk menjelaskan kejadian
selama ini yang terjadi secara rinci, Wildan pun menjelaskan
secara rinci tanpa rasa ketakutan karena ia merasa aman di
samping orangtua, Akmal pun tidak menyangka atas kejadian
yang dialami oleh Wildan selama ini di sekolah.

Scene 19
Keesokan harinya di sekolah Akmal langsung menyuruh gang
Afgan untuk datang ke ruang BK, setelah gang Afgan datang
ke BK Akamal lansung meminta penjelasan apa yang telah
mereka lakukan kepada Wildan, Afgan yang kebingungan
atas pertanyaan Akmal merasa curiga bahwa Prabu dan Vidia
yang melaporkan mereka kepada BK, saat akan mengelak
pertanyaan Akmal ternyata walikelas mereka menjadi saksi
saat kejadian, jadi Afgan dan teman temannya sudah tidak
bisa mengelak lagi, lalu Akmal menjelaskan bahwa Wildan
adalah anak berkebutuhan khusus dan sulit berkomunikasi,
mendengar jawaban Akmal, Afgan dan teman temannya
langsung terdiam karena merasa bersalah selama ini selalu
merundung Wildan, Afgan dan teman temannya siap
menerima konsekuensi yang akan di berikan oleh Akmal
kepada Mereka.
Akmal pun memberikan konsekuensi sesuai yang mereka
lakukan, dan mereka pun menerima konsekuensi tersebut.

Scene 20
Keesokan harinya, pada saat istirahat pertama genk Afgan
menemui Prabu, Vidia dan Wildan yang sedang berbincang,
Prabu pun langsung bertanya (ngapain kalian kesini? Mau
buat masalah lagi sama kita) afgan pun bicara dan
menjelaskan maksud mereka bahwa mereka ingin meminta
maaf atas kejaidan kemarin dan bilang bahwa mereka tidak
tau bahwa wildan memiliki keadaan khusus. Prabu menjawab
(kalian kesambet apaan tiba tiba ngomong kaya gini?) vidia
menambahkan (iya tuh, aneh banget kalian tiba tiba bilang
gini) raihan menjawab (apasih kalian kita dateng baik baik
juga malah diginiin, mending gausa minta maaf sekalian.)
Azril menenangkan raihan (udah han nyantai dulu kita kesini
baik baik mau minta maaf bukan nyari masalah) wildan
tampak kebingungan karena keributan itu. Lalu afgan bicara
(udah udah sekarang gini aja kalian mau maafin kita berlima
gak?) prabu menjawab pertanyaan afgan (ya kita sih udah
maafin kalian asal kalian ga kaya gitu lagi aja) azril bilang (iya
kita janji gaakan kaya gitu lagi apalagi ke kalian, kita pulang
sekolah mau ke rumah wildan buat minta maaf ke
orangtuanya wildan, boleh ga dan?) wildan pun menjawab
dengan terbata bata (b-boleh kok, tapi aku mau ditemenin
prabu sama vidia ya) alexa menjawab (iya gapapa wil, maafin
kita yaach)
Scene 21
Sesampainya mereka di rumah wildan afgan dan kawan
kawan mereka langsung menemui ibu wildan dan
menjelaskan apa maksud mereka datang ke rumah wildan
ibu wildann pun memaafkan mereka dengan syarat yaitu
afgan dan kawan kawan harus berteman dengan wildan dan
menjaganya.

-narator menjelaskan pesan moral di cerita ini-

Anda mungkin juga menyukai