(JM89+2FQ, Lorong XII, Glugur Kota, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera
Utara 20238).
DISUSUN OLEH :
200401015
FAKULTAS TEKNIK
2023
一
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kerja pratek
serta dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan baik. Kerja praktek ini
merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktek Departemen
Teknik Mesin di Universitas Sumatera utara.
Atas bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak selama
penulis melakukan Kerja Praktek di PT. PLN NUSANTARA POWER UL PLTG
GLUGUR maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini kedepannya
i
DAFTAR ISI
ii
3.4.2 Sistem Udara Pengabut ................................................................... 27
3.4.3 Sistem Pelumasan (Lube Oil System) .............................................. 28
3.3.4 Sistem Kontrol ................................................................................ 29
BAB IV TUGAS KHUSUS .................................................................................. 31
4.1 Latar Belakang Specific Fuel Consumtion ............................................. 31
4.7.1 Analisis Nilai SFC di PLTG Glugur (17 Juli 2023 – 18 Agustus
2023) ......................................................................................................... 44
4.8 Analisis Nilai Specific Fuel Consumtion terhadap waktu mesin
beroperasi di PLTG Glugur ............................................................................... 48
BAB V ................................................................................................................... 52
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 52
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 52
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.19 Radiator ...........................................................................................27
v
DAFTAR RUMUS
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk realisasi program “Link and Match”, atau keterkaitan
dan kesepadanan yang ditetapkan pemerintah antara perguruan tinggi dan dunia
kerja adalah dengan melaksanakan kerja praktek. Diharapkan selama
melaksanakan kerja praktek, mahasiswa dapat menerapkan teori yang diperoleh
selama di bangku kuliah dalam dunia nyata sesuai dengan bidang studi masing–
masing. Dengan adanya kerja praktek ini juga diharapkan wawasan mahasiswa
dalam dunia kerja semakin bertambah, sehingga menjadi pemicu mahasiswa
maupun perguruan tinggi untuk lebih mengembangkan ilmu yang diperoleh di
kampus bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada akhirnya akan
membawa pada peningkatan kesejahteraan umat manusia.
Kerja Praktek merupakan salah satu upaya agar mahasiswa dapat lebih
mengenal proses pengendalian peralatan. Pada umumnya, dengan melakukan
studi kasus dan mencari data sambil terjun langsung melakukan pekerjaan rutin di
perusahaan-perusahaan tertentu sesuai dengan pilihannya masing-masing.
Sebelum melaksanakan kerja praktek, Fakultas Teknik pada umumnya dan
Departemen Teknik Mesin khususnya mewajibkan kepada mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek di perusahaan yang memiliki keterkaitan antara ilmu
yang diperoleh di perkuliahan dengan dunia kerja. Mahasiswa yang telah
melaksanakan kerja praktek diharapkan memiliki pengetahuan teknis dasar
tentang teknologi yang sedang berkembang dan digunakan oleh perusahaan di
Indonesia.
1
maka perusahaan yang menjadi pilihan adalah PT PLN Unit Layanan Pusat Listrik
Tenaga Gas (ULPLTG) Glugur.
A. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktek
ini adalah sebagai berikut :
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaima proses yang terjadi di PT. PLN Nusantara
Power Pembangkit Listrik Tenaga Gas Glugur.
2. Untuk mengetahui masalah yang ada pada PT. PLN Nusantara Power
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Glugur.
A. Bagi Mahasiswa
2
B. Bagi Perguruan Tinggi
C. Bagi Perusahaan
Adanya masukkan yang bermanfaat dalam pengetahuan dengan hasil
pengamatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama melaksanakan kerja
praktek.
2. Praktek Lapangan
3
perusahaan peserta kerja praktek di tugaskan untuk berkonsultasi dan berdiskusi
dengan pembimbing dan karyawan tempat kerja praktek tersebut (tanpa
mengganggu tugas karyawan) mengenai permasalahan dari teknis maupun
operasional yang timbul sekaligus solusi pemecahannya, kerja praktek
dilaksanakan selama kurang lebih waktu 4 minggu di unit kerja yang ditetapkan.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Daya Output : 10 MW
5
2.2 Sejarah Perusahaan
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berdiri pada tahun 1956, yang
diproduksi oleh NORBERG (USA). Pada tahun 1968 dibangunlah Pusat Listrik
Tenaga Gas (PLTG) yang diproduksi oleh AEG dengan daya terpasang 14,5 MW.
Pada tahun 1975 dibangun satu unit PLTG Merk JBE (Jhon Brown Engineering)
dengan daya terpasang 19,9 MW. Pada tahun 2007 dibangun satu unit PLTG merk
TURBOMACH dengan daya terpasang 11,8 MW. Ketiga unit tersebut berfungsi
sebagai back up (cadangan) untuk memenuhi daya listrik yang dibutuhkan
konsumen di Sumatera Utara. Ketiga unit tersebut di interkoneksikan melalui
jaringan 20 Kv. ULPLTG Glugur Terletak di kelurahan Glugur Kota, Jalan K.L.
Yos Sudarso Lorong XII, Kecamatan Medan Barat dengan Luas sekitar 3 Hektar.
6
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi dari PT. PLN Nusantara Power ULPLTG Glugur dapat
dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
Gambar 3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Turbin gas suatu PLTG berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung
di dalam bahan bakar menjadi mekanis. Fluida kerja untuk memutar Turbin Gas
adalah gas panas yang diperoleh dari pembakaran. Proses pembakaran
memerlukan tiga unsur utama yaitu :
1. Bahan bakar
2. Udara
3. Percikan Api
Prinsip kerja PLTG adalah udara dari lingkungan masuk melalui air inlet
section. Kemudian udara tersebut dikompresi menggunakan kompresor hingga
tekanan dan temperaturnya naik. Udara bertekanan tinggi yang keluar dari
kompresor masuk ke dalam ruang bakar (combustion chamber) untuk dibakar
bersama bahan bakar yang masuk. Hasil dari pembakaran tersebut adalah gas
yang memiliki tekanan dan temperatur yang sangat tinggi yang kemudian
diekspansikan pada bagian turbin. Proses ekspansi udara tersebut menyebabkan
poros turbin berputar akibat perubahan arah aliran dan tekanan oleh karena adanya
sudu-sudu rotor dan stator. Udara keluaran dari turbin gas dibuang ke udara
lingkungan sedangkan daya poros yang dihasilkan ditransmisikan ke generator
untuk diubah menjadi daya listrik.
Dalam proses pembakaran ini, bahan bakar disuplai oleh pompa bahan
bakar (fuel oil pump) apabila digunakan bahan bakar minyak, atau oleh kompresor
9
gas apabila menggunakan bahan bakar gas alam. Pada umumnya kompresor gas
disediakan oleh pemasok gas tersebut. Udara untuk pembakaran diperoleh dari
kompresor utama, sedangkan panas untuk awal pembakaran dihasilkan oleh
ignitor (busi). Proses pembakaran dilaksanakan didalam Combustion Chamber
(ruang bakar). Energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin gas digunakan untuk
memutar generator listrik, sehingga diperoleh energi listrik. Tentu saja untuk
dapat berjalannya operasi PLTG dengan baik perlu dilengkapi dengan alat-alat
bantu, kontrol, instrumentasi, proteksi, dan sebagainya.
Udara masuk ke kompresor dinaikkan tekanannya menjadi kira-kira 8
kg/𝑐𝑚2 kemudian udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar,
udara bertekanan 27 kg/ 𝑐𝑚2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar.
Apabila digunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur
dengan udara untuk dibakar, tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM),
maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu kemudian baru dicampur
dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan bakar dengan udara dalam
ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.). bahan bakar yang
digunakan tidak boleh mengandung logam-logam tersebut di atas melebihi batas
tertentu. Adapun siklus yang terjadi pada turbin gas di PLTG Glugur adalah siklus
terbuka ataupun siklus Brayton. Siklus tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2
Berikut.
10
Turbin gas siklus terbuka dapat dibentuk menjadi sebagai turbin gas siklus
tertutup dengan menggunakan anggapan udara standar (air-standard assumptions).
Proses kompresi dan ekspansi tetap sama, tetapi proses pembuangan gas panas
tekanan tetap ke udara luar diganti dengan proses pendinginan qout..
Siklus ideal yang fluida kerja jalani dalam siklus tertutup ini adalah siklus
Brayton, yang terdiri dari empat proses dalam dapat balik (internally reversible):
11
Gambar 3.3 diagram P-v dan T-s
Salah satu kelemahan mesin turbin gas (PLTG) adalah efisiensi termalnya
yang rendah. Rendahnya efisiensi turbin gas disebabkan karena banyaknya
pembuangan panas pada gas buang. Dalam usaha untuk menaikkan efisiensi
termal tersebut, maka telah dilakukan berbagai upaya sehingga menghasilkan
mesin siklus kombinasi seperti yang dapat kita jumpai saat ini.
12
Tahapan start-up PLTG meliputi :
Turbin gas dan alat bantunya pada umumnya merupakan suatu paket set
unit PLTG yang dapat berdiri sendiri maupun digabung menjadi siklus kombinasi.
13
2. Ruang Bakar (Combustion Chamber)
14
Gambar 3.6 Mesin Turbin Gas
Setiap baris dari sudu jalan didahului dengan sudu pengarah yang disebut dengan
nozzle Untuk tingkat pertama disebut 1 st stage nozzle dan tingkat ke dua disebut
2nd stage nozzle. Kegunaan dari dan fungsi dari barisan sudu tetap dan sudu jalan
ini adalah untuk merubah energi kinetis yang tersimpan pada gas hasil
pembakaran,untuk menjadi gerak putar pada poros turbin.
Berikut ditunjukkan data spesifikasi dari turbin gas pada ULPLTG glugur
pada Tabel 3.1
15
No Pabrik GT 270
No.Seri 226371
Daya Terpasang Base 19980 KW
Daya Terpasang Peak 21600 KW
Bahan Bakar HSD
Minyak Pelumas DTE LIGHT
Sistem Kontrol Speed Tronic
Tahun Pembuatan 1973
Mulai Beroperasi 15 Februari 1975
Tingkat/Putaran 2/5100 RPM
16
2. Hydraulic Ratchet
berfungsi memutar poros turbin sebelum start, sebanyak 45º setiap 3 menit,
untuk memudahkan pemutaran oleh penggerak mula dan meratakan
pendinginan poros saat turbin gas stop.
3. Turning Gear,
Fungsinya sama seperti Ratchet, hanya poros diputar kontinyu dengan
putaran lambat (± 6 RPM).
4. Accessories Gear
Accessories Gear adalah tempat roda gigi untuk memutar alat-alat bantu
seperti : pompa bahan bakar, pompa pelumas, pompa hidrolik, main atomizing
air compressor, water pump, tempat hubungan Ratchet. Adapun Accessories
Gear dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut.
5. Torque Converter
Sebagai kopling hidrolik, saat digunakan kopling diisi dengan minyak
pelumas. Sedangkan saat dilepas, minyak pelumas di drain.
6. Load Gear
disebut juga Reduction Gear atau Load Coupling untuk mengurangi
kecepatan turbin menjadi kecepatan yang dibutuhkan oleh Generator. Load
Gear Westinghouse dimanfaatkan untuk penggerak pompa bahan bakar dan
pelumas. Load Gear dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut.
17
Gambar 3.9 Load Gear
7. Exciter
Yaitu peralatan yang berfungsi memberikan arus searah untuk
penguatan kutub magnet Generator Utama. Adapun exciter dan spesifikasinya
dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan Gambar 3.11 berikut.
18
Tabel 3.2 Spesifikasi Brushless Exciter
Brushless
Type
Exciter
RPM 3000
Phases 3
10925
Rect KW KW
DC Volts 260 Volt
DC 120
Amperes Ampere
8. Starting Clutch
Starting Clutch disebut juga Jaw Clutch, sebagai kopling mekanik yang
berfungsi menghubungkan poros Penggerak Mula dengan poros kompresor
saat proses Start.
9. Bantalan (Bearing)
Bearing terdiri dari bantalan aksial dan bantalan luncur. Bantalan luncur
disebut juga Journal Bearing, yang berfungsi sebagai penyangga berat poros
turbin, kompresor dan generator. Sedangkan bantalan aksial disebut juga
Thrust Bearing, berfungsi sebagai penahan gaya aksial.
Adapun beberapa komponen pada alat bantu turbin gas dapat dilihat pada
Gambar 3.12 berikut.
19
3.3.3 Generator
Generator sinkron ini dapat berupa generator sinkron AC satu fasa atau
generator sinkron AC tiga fasa tergantung dari kebutuhan. Generator sinkron
dengan kapasitas yang relatif besar sering dijumpai pada pusat-pusat pembangkit
tenaga listrik misalnya pada PLTU, PLTA, PLTG, PLTD, dan lain-lain. Pada
generator sinkron, belitan medan terletak pada rotor sedangkan belitan jangkar
terdapat pada stator. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan
memperoleh energi eksitasi dari arus searah (direct current, DC) melalui satu set
slip ring dan brush (external excitation), atau dari diode-bridge yang dipasang
pada bagian rotor (self-excited). Selain generator dengan kapasits besar,
tentunya juga terdapat generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya
pada generator set. Generator dapat dilihat pada Gambar 3.13 berikut.
20
Gambar 3.13 Generator
Kutub menonjol terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub.
Kumparan medan dililitkan pada badan kutub. Pada sepatu kutub
jugadipasang kumparan peredam (damper winding). Kumparan kutub dari
tembaga, badan kutub dan sepatu kutub dari besi lunak.
Kutub ini terdiri dari alur-alur dan gigi yang yang dipasang untuk
menempatkan kumparan medan.
21
Tabel 3.3 Spesifikasi Generator
Konstruksi dari generator sinkron terdiri atas stator dan rotor. Stator
merupakan bagian dari generator sinkron yang diam, sedangkan rotor
merupakan bagian yang berputar. Pada generator sinkron, arus DC diterapkan
pada lilitan rotor untuk menghasilkan mdan magnet rotor. Rotor generator
diputar oleh prime mover menghasilkan medan magnet berputar pada mesin.
Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa pada kumparan stator
generator dan pada rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah
elektromagnet yang besar. Konstruksi generator sinkron dapat dilihat pada
Gambar 3.15 berikut.
22
Gambar 3.15 Konstruksi Generator Sinkron
𝑁𝑟∗ 𝑝
𝑓𝑒 = ................................................ (3.1)
120
Dimana :
23
alternator. Agar daya listrik dibangkitkan tetap pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz
(sesuai standard suatu negara, di Indonesian adalah 50 Hz), maka generator
harus berputar pada kecepatan tetap dengan jumlah kutub magnet yang telah
ditentukan yang dapat dihitung melalui persamaan di atas.
3.3.4 Tranformator
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
3. Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan
transformator tegangan.
24
Gambar 3.17 Konstruksi Transformator
3.3.5 Baterai
25
3.4 Sistem Pada PLTG
Peralatan bantu pada PLTG selain terdiri dari peralatan yang berbentuk
komponen namun juga berupa suatu siklus atau sirkit yang disebut dengan sistem .
Sistem tersebut diantaranya terdiri dari:
Material turbin gas akan mengalami stress yang berat karena dilalui oleh gas yang
temperaturnya sangat tinggi dari hasil pembakaran bahan bakar. untuk mencegah
agar tidak terjadi overheating, maka bagian dari Turbin yang dilalui oleh gas
panas akan didinginkan oleh udara. Sudu-sudu gerak (moving blade)
didinginkan oleh udara yang diambil dari kompresor (tingkat tertentu). Udara
pendingin ini sebelum digunakan didinginkan terlebih dahulu dengan udara atau
(air atau water cooler) Sudu-sudu diam (fixed blade) atau diagraframa tingkat
pertama akan menerima temperature atau tekanan yang paling tinggi.oleh karena
itu udara pendinginnya diambil dari kompresor utama tingkat terakhir yang
tekanannya sangat tinggi.kalau sudu diam dia menggunakan kompresor tingkat
rendah .
26
didinginkan oleh sistem pendingin minyak pelumas dengan media pendinginnya
adalah air. Setelah digunakan sebagai media pendingin minyak pelumas,
temparatur air tersebut akan berubah menjadi tinggi yang kemudian akan
didiinginkan kembali didalam ACWC (Air Cooler Water Cooler) yang sistemnya
mirip dengan radiator. Adapun Radiator pendingin minyak pelumas dapat dilihat
pada Gambar 3.19 berikut.
27
Atomisasi ini dilakukan secara mekanik yaitu dengan menggunakan tekanan yang
sangat tinggi atau menggunakan uap dan udara
Sistem pelumas yang ada di PLTG glugur dapat dilihat pada Gambar 3.20
berikut.
28
Gambar 3.21 Tangki Oli
Peralatan sistem pelumas utama biasanya dipasang pada engine bed plate
dan terdiri dari:
1. Lube Oil Reservoir adalah tangki yang dapat menampung sejumlah besar
minyak pelumas (5-15 m³). Reservoir ini harus cukup besar agar minyak
pelumas dapat diam/berhenti sesaat didalam untuk mengendapkan kotoran
2. Primary Lube Oil Pump atau Main Lube Oil Pump (pompa minyak
pelumas utama) berfungsi sebagai pompa minyak pelumas utama dan
diputar langsung oleh poros turbin gas
3. Secondary Lube Oil Pump ditempatkan didalam reservoir minyak pelumas
dengan motor listrik AC sebagai penggeraknya dipasang diatas tutup
reservoir.
29
1. Panel Kontrol Eksitasi
Panel ini terdiri dari berbagai kontrol yang terdiri dari relay proteksi,
tombol mengaktifkan sinkroskop, dan tombol untuk mengaktifkan PMT pada
generator untuk menghubungkan dengan jaringan PLN. Panel untuk control
proteksi dapat dilihat pada Gambar 3.23 berikut.
30
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Adapun banyaknya bahan bakar yang dipakai terhadap Energi Listrik yang
dihasilkan pada suatu Pembangkit listrik disebut dengan Spesifik Fuel Consumtion
(SFC). Maka dalam hal ini, penulis tertarik untuk menganalisis sistem bahan
bakar dan Spesifik Fuel Consumtion dari pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
Jhon Brown Engineering yang ada di Glugur ini.
1. Bagaimana sistem bahan bakar pada Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG)
Glugur, Jhon Brown Engineering.
2. Berapa nilai Specific Fuel Consumtion (SFC ) pada PLTG Glugur JBE
ketika beroperasi.
3. Membandingkan nilai SFC terhadap waktu yang digunakan ketika mesin
beroperasi .
4. Menganalisa keekonomian Potensi Kerugian/Keuntungan PLTG Glugur
Perhari (Rp/hari) atau dalam 1 kali beroperasi.
31
4.3 Tujuan Tugas Khusus
Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pada tugas
khusus ini adalah :
1. Memahami bagaimana proses sistem bahan bakar pada PLTG Glugur JBE.
2. Mengetahui nilai Specific Fuel Consumtion (SFC) pada PLTG Glugur JBE
ketika beroperasi.
3. Dapat membandingkan nilai SFC terhadap waktu yang digunakan ketika
mesin beroperasi sehingga mengetahui waktu yang lebih efisien.
4. Dapat menganalisa keekonomian Potensi Kerugian/Keuntungan PLTG
Glugur Perhari (Rp/hari) atau 1 kali beroperasi.
1. Laporan ini membahas tentang sistem bahan bakar pada Jhon Brown
Engineering (JBE) PLTG Glugur Beroperasi
2. Laporan ini membahas tentang perbandingan, dan pengaruh waktu
terhadap nilai specific fuel consumtion (SFC) serta potensi
keekonomiannya pada Jhon Brown Engineering (JBE) PLTG Glugur
ketika beroperasi.
32
4.5.1 Alur Sistem Bahan Bakar PLTG Glugur.
Adapun alur sistem bahan bakar pada PLTG Glugur dapat dilihat pada
Gambar 4.1 berikut .
Pada unit PLTG Glugur untuk persediaaan bahan bakar meliputi storage
tank dan daily fuel tank. Tangki bahan bakar di PLTG Glugur dapat dilihat
pada Gambar 4.2 berikut.
33
Gambar 4.2 Storage Tank
34
3. Forwarding Pump
35
4. Filter Bahan Bakar I
5. Valve ( Katup )
Setelah bahan bakar difilter, kemudian akan melalui katup yaitu check
valve untuk mencegah aliran balik bahan bakar ketika bahan bakar sedang
dialirkan. Adapun check valve yang digunakan di PLTG Glugur dapat dilihat
pada Gambar 4.7 berikut.
36
6. Main Fuel Pump
Kemudian bahan bakar yang telah melalui filter dan katup tersebut akan
dipompa kembali menggunakan main fuel pump atau pompa utama yang
digunakan pada PLTG untuk memompa bahan bakar sebelum masuk ke ruang
bakar. Adapun main fuel pump yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.8
berikut.
7. Servo Valve
Servo Valve adalah katup yang berfungsi untuk mengontrol jumlah aliran
dan arah suatu fluida. Setelah bahan bakar dipompa menggunakan main fuel
pump , maka aliran bahan bakar kemudian akan dikontrol menggunakan servo
valve tersebut sesuai dengan kebutuhan bahan bakar yang diperlukan pada
ruang bakar di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Glugur ini. Adapun servo valve
yang digunakan di PLTG Glugur dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut.
37
Gambar 4.9 Servo Valve
8. Filter 2
Sebelum masuk keruang bakar, bahan bakar harus difilter kembali untuk
memastikan bahwa bahan bakar benar - benar bersih untuk masuk kedalam
ruang bakar. Adapun filter yang digunakan sebelum bahan bakar dialirkan ke
dalam ruang bakar dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut.
38
9. Liquid Fuel Flow Devider
Liquid Fuel Flow Devider digunakan pada turbin gas untuk menjaga
keseimbangan aliran bahan bakar cair ke semua ruang bakar (Omar
AbdulRazzak khudair et al 2018 J. Phys.: Conf. Ser. 1003 012022). Sehingga
sebelum bahan bakar dialirkan keruang bakar, bahan bakar terlebih dahulu
dibagi oleh fuel flow devider ini dengan jumlah yang sama. Jumlah dari
komponen ini adalah 10 buah, karena jumlah tabung bahan bakar pada PLTG
ini juga berjumlah 10 buah. Adapun Liquid Fuel Flow Devider yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.11 berikut.
10. Nozzle
39
Gambar 4.12 Nozzle
40
4.6 Specific Fuel Consumtion ( SFC )
Dalam hal ini, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Glugur JBE Engineering
tidak menggunakan gas sebagai bahan bakarnya. PLTG Glugur ini menggunakan
bahan bakar mesin diesel yaitu High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar
untuk mengoperasikan pembangkit hingga menghasilkan energi listrik.
Sebelum mencari nilai dari SFC di PLTG Glugur, terlebih dahulu harus
mengetahui beberapa indikator untuk menghitung nilai Spescific Fuel Consumtion
(SFC) nya, yaitu antara lain.
41
1. Jumlah Bahan Bakar yang Dipakai
Dalam hal ini, bahan bakar yang dipakai adalah bahan bakar yang terpakai
dimulai saat mesin diesel start hingga mesin pembangkit stop. Jumlah bahan
bakar yang terpakai dapat dilihat pada indikator pengukur bahan atau flow
meter yang ada PLTG Glugur. Adapun alat pengukur jumlah bahan bakar di
PLTG Glugur dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut.
Maka dari itu rumus untuk mendapatkan Jumlah bahan bakar yang
dihasilkan di PLTG Glugur adalah:
42
Dimana :
FM : jumlah bahan bakar yang dipakai pada operasi terakhir
FM akhir : angka akhir bahan bakar yang telah dipakai saat terakhir
operasi
FM awal : angka akhir bahan bakar yang telah dipakai saat operasi
sebelumnya.
Dalam hal ini, daya listrik yang dihasilkan adalah jumlah watt listrik yang
dihasilkan saat putaran turbin dan generator telah sinkron ke unit pengatur
beban listrik. Adapun daya listrik yang dihasilkan dapat dilihat pada layar
indikator pengukur listrik yaitu power meter. Berikut adalah pengukur daya
listrik yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 4.15.
Pada Gambar 4.15. Angka yang berada pada baris paling bawah tersebut
adalah angka daya listrik yang dihasilkan dari awal mesin beroperasi hingga
terakhir mesin beroperasi. Sehingga untuk mendapatkan daya listrik yang
dihasilkan dalam 1 hari beroperasi adalah catatan akhir power meter setelah
mesin beroperasi dikurangi dengan catatan sebelumnya power meter mesin
beroperasi.
43
Maka dari itu, rumus untuk mendapatkan Daya Listrik yang dihasilkan di
PLTG Glugur adalah:
Dimana :
kWh : jumlah energi listrik yang dihasilkan pada operasi terakhir
kWh akhir : angka akhir energi yang telah dihasilkan saat terakhir
operasi
kWh awal : angka akhir energi yang telah dihasilkan saat operasi
sebelumnya.
FM (l)
SFC = ............................................. (4.3)
(kWh)
Dimana :
4.7.1 Analisis Nilai SFC di PLTG Glugur (17 Juli 2023 – 18 Agustus 2023)
44
1. Mesin beroperasi pada haris Kamis, 20 Juli 2023
waktu
Flow Meter (l) kWh SFC (l/kwh)
operasi
FM akhir - FM
kWh akhir - kWh awal FM/kWh
awal
17.51 - 20.08
18399023.5-
7330718-7320376 10342/16400.9
18382622.6
10342 16400.9 0.630575151
45
4. Mesin beroperasi pada hari Selasa, 01 Agustus 2023
46
7. Mesin beroperasi pada hari Sabtu, 05 Agustus 2023
47
Pada hari selasa, 08 Agustus 2023, mesin PLTG Glugur mengalami TRIP
ketika sedang beroperasi, hal ini dikarenakan adanya indikasi exhaust over
temperature dan lost of flame pada panel alarm. Sehingga perintah mesin
otomatis mati aktif atau yang disebut dengan trip
Dari data Nilai Specific Fuel Consumtion (SFC) diatas, terdapat beberapa
perbedaan nilai SFC terhadap lamanya waktu Mesin beroperasi. Sehingga perlu
dilakukan analisis perbandingan waktu terhadap nilai SFC pada PLTG Glugur.
48
4.8.1 Grafik Waktu terhadap Specific Fuel Consumtion (SFC)
Dari Hasil Nilai SFC yang telah didapatkan, maka dapat beberapa data
dimana perbandingan waktunya cukup berbeda, kemudian dari data tersebut akan
dibuatkan grafik untuk melihat bagaima pengaruh perbedaan waktu terhadap nilai
specific fuel consumtion (SFC) nya. Maka dari itu, grafik Waktu terhadap Nilai
SFC yang terjadi pada PLTG Glugur dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut.
t vs SFC
0.8
Spesific Fuel Consumtion l/kWh
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Waktu (jam)
Nilai SFC yang tinggi apabila operasi waktu operasi mesin kecil tersebut
dikarenakan pada start awal membangkitkan listrik, mesin belum menghasilkan
energi listrik sampai menunggu turbin dan generator sinkron ke unit pembebanan
untuk menghasilkan energi listrik, sehingga mengakibatkan nilai SFC yang tinggi.
49
4.9 Analisis Keekonomian PLTG Glugur per tanggal 17 Juli – 18 Agustus
2023
Berikut adalah Tabel 4.11 yaitu tabel Analisa keekonomian yang terjadi
pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Glugur.
Dari harga HSD Rp 21000,00 maka biaya produksi listrik per kWh adalah
Rp 12700.8 atau artinya untuk menghasilkan daya listrik 1 kWh dibutuhkan biaya
bahan bakar sebesar Rp 12700,8. Sementara harga jual listrik dari PLN ke
Masyarakat adalah Rp 1352/kWh. Artinya Pembangkit Rugi sekitar Rp 12.700,8 –
Rp 1352 = Rp 11348,8 /kWh.
50
Selanjutnya, dalam 1 hari, dimana rata-rata mesin beroperasi sekitar 2,35
jam per harinya. Rata-rata kWh yang dihasilkan adalah 18122 kWh. Sehingga
kerugian yang diterima pembangkit adalah sekitar Rp. 11348,8/kWh x 18122 kWh
= Rp. 205.662.953,6 dalam 1 hari dengan rata-rata waktu mesin beroperasi dalam
1 harinya adalah 2,35 jam.
51
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Sistem bahan bakar pada PLTG Glugur mengunakan bahan bakar mesin
Diesel yaitu High Speed Diesel (HSD) dengan melalui beberapa tahap
ataupun alur, dimulai dari pengisian tangki, memompa bahan bakar, filter
bahan bakar, hingga sampai kepada ruang bakar dimana bahan bakar
disemprotkan menggunakan nozzle hingga terjadi pembakaran.
2. Nilai Spesific Fuel Consumtion (SFC) selama beroperasi sejak tanggal 17
Juli – 18 Agustus 2023 memiliki nilai rata-rata sekitar 0,6048 liter/kWh.
3. Hasil perbandingan antara waktu mesin beroperasi terhadap nilai Spesific
Fuel Consumtion (SFC) mengartikan bahwa semakin lama waktu mesin
beroperasi, maka nilai specific fuel consumtion (SFC) nya semakin kecil
sehingga bahan bakar yang terpakai akan semakin kecil untuk
menghasilkan sejumlah energi listrik apabila waktu pengoperasian lebih
lama.
4. Selama beroperasi sejak tanggal 17 Juli – 18 Agustus 2023, Pembangkit
mengalami kerugian rata-rata sebesar Rp. 11348,8 untuk menghasilkan 1
kWh listrik dan Rp. 205.662.953,6 untuk menghasilkan rata2 sejumlah
kWh listrik dalam 1 hari ataupun 1 kali pengoperasian yang dimana rata-
rata waktu pengoperasian dalam 1 hari itu hanya sekitar 2,35 jam.
52
5.2 Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Rakha Syammary et all, “Lukfianto Analisis Efisiensi Turbin Gas Tipe V94.2
Sebelum dan Sesudah Minor Inspection Pada Blok 4 Unit 3 Pltgu Muara Tawar”
Jurnal Power Plant, Vol. 8, No. 2 (2020)
Musa Aleksander Partogi, et all, “Analisa Unjuk Kerja Sistem PLTG di PT
Indonesia Power Unit Pembangkitan Bali”, Jurnal METTEK Volume 4 No 1
(2018)”
Omar AbdulRazzak khudair et al 2018 “Theoretical Investigation For The Effect
of Fuel Quality on Gas Turbine Power Plants” J. Phys.: Conf. Ser. 1003 012022
Harris Zenal “Konsep Desain Alat Uji Kinerja Servo-Valve Design Concept Of
Testing Machine Of Servo-Valve Performances” M.I. Mat.Konst. Vol. 14 No : 1
(2014)
viii