Laporan PKL
Laporan PKL
Disusun Oleh:
MUCHAMMAD FATTAH
NIM. 2010611001
Dosen Pembimbing:
NIDN. 0172069006
i
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
MUCHAMMAD FATTAH
NIM. 2010611001
ii
Hilfi Harisan Ahmad, ST., MT.
Muhammad Alfin Nur
NIDN. 0172069006
PT. Solusi Utama Konsultan
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Sipil
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
MUCHAMMAD FATTAH
iii
NIM. 2010611001
Mengetahui Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil
Prof. Dr. Nanang Saiful Rizal, ST., MT., IPM. Dr. Ir. Muhtar, ST., MT., IPM.
NPK. 1978040510308366 NIP. 19730610 200501 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja lapangan ini dengan baik.
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh bagi setiap mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Jember sebelum meraih gelar sarjana, setelah
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan. Adapun maksud dan tujuan kerja
praktik ini agar setiap mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman
iv
dengan mempelajari dan memperbandingkan antara teori yang diperoleh dari
kampus dengan pelaksanaan di lapangan yang sebenarnya.
Dalam kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan kepada penyusun, yaitu:
v
Jember, Januari 2024
Penulis
vi
HALAMAN COVER ........................................................................................i
8
2.2.9 Subkontraktor ............................................................................14
9
3.5.2 Kolom Melingkar ..................................................................... 26
10
3.6.5 Kolom Blok ............................................................................... 2
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 5
LAMPIRAN ...................................................................................................... 5
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
Universitas Jember. Alasan mengikuti Praktek Kerja Lapangan di tempat
tersebut adalah untuk menambah ilmu dan mengembangkan ilmu yang
dipelajari di perkuliahan, misalnya penerapan ilmu Manajemen Konstruksi
pada proses kerja lapangan di pembangunan. Pemecahan masalah
lapangan di tempat Praktek Kerja Lapangan, seperti apa saja yang harus
dilakukan jika terjadi minus/keterlambatan dalam proses kegiatan
pembangunan. Sehingga pengalaman praktikan semakin bertambah.
2
2. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
Pembangunan Gedung Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.
3
BAB II
URAIAN UMUM DAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
4
2.1.4 Data Proyek
Data-data administrasi Proyek Pembangunan Gedung UKM
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember sebagai
berikut:
Nama Proyek : Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung
UKM Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember
Lokasi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember
Niai : Rp. 2.314.686.990,29
Sumber Dana : APBN
Pemilik Proyek : Universitas Jember
Kontraktor Pelaksana : CV. ASIA LINE
Konsultan Pengawas : CV. RAHARJA WIGUNA KONSTRUKSI
Waktu Pelaksana : 14 April 2023
5
lapangan. Manajer proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan
manajemen proyek secara keseluruhan, sementara insinyur dan arsitek
fokus pada aspek teknis dan desain. Pengawas lokasi memastikan bahwa
pekerjaan konstruksi dilaksanakan sesuai dengan rencana dan standar
keselamatan.
Pada setiap tahap konstruksi, komunikasi dan kolaborasi yang
efektif antar anggota tim sangatlah penting. Koordinasi yang baik antara
berbagai departemen dan ahli dalam struktur organisasi proyek dapat
menjamin keberhasilan suatu proyek konstruksi dan menghasilkan hasil
akhir yang aman, berkualitas tinggi, dan memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan. Dalam proyek Pembangunan Gedung Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
ada beberapa pihak yang terlibat, diantaranya:
6
B. Kewenangan:
1. Keputusan Otorisasi: Memiliki wewenang untuk
menyetujui rencana proyek, perubahan dan anggaran.
2. Pemilihan Kontraktor: Terlibat dalam proses seleksi dan
pemilihan kontraktor konstruksi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek.
3. Evaluasi Kinerja: Mempunyai hak untuk mengevaluasi
kinerja tim manajemen proyek dan kontraktor, serta
mengambil tindakan korektif jika diperlukan.
7
2. Konsultasi dengan Tim Proyek: Berkoordinasi dengan tim
konstruksi, insinyur, dan pihak terkait lainnya untuk
memastikan keselarasan desain dan pelaksanaan proyek.
3. Pemantauan Pelaksanaan: Memiliki kewenangan untuk
memantau pelaksanaan konstruksi guna memastikan
bahwa desain yang direncanakan diimplementasikan
sesuai dengan standar dan spesifikasi.
8
B. Kewenangan:
1. Pengambilan Keputusan: Memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan strategis mengenai proyek,
termasuk perubahan desain dan ruang lingkup.
2. Pengendalian Anggaran: Bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran proyek, termasuk pengendalian
biaya dan alokasi modal.
3. Penjadwalan: Menentukan jadwal proyek dan
mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk memastikan
proyek selesai tepat waktu.
9
B. Kewenangan:
1. Penetapan Estimasi Biaya: Memiliki kewenangan dalam
menetapkan anggaran biaya proyek berdasarkan hasil
estimasi yang telah dilakukan.
2. Negosiasi dengan Pemasok dan Kontraktor: Berpartisipasi
dalam negosiasi harga dengan pemasok dan kontraktor
untuk memastikan kesesuaian dengan anggaran proyek.
3. Konsultasi dengan Tim Manajemen Proyek:
Berkomunikasi secara teratur dengan tim manajemen
proyek untuk memastikan ketersediaan dana yang
mencukupi untuk setiap tahap pelaksanaan.
10
3. Manajemen Logistik: Mengkoordinasikan logistik proyek,
termasuk pengelolaan inventaris, pengiriman material, dan
fasilitas kantor lapangan.
B. Kewenangan:
1. Penyusunan Jadwal dan Pemantauan: Membantu dalam
penyusunan jadwal proyek dan memonitor kemajuan
proyek, melaporkan penundaan atau perubahan yang
mungkin terjadi.
2. Pemeliharaan Data Keuangan: Terlibat dalam pencatatan
dan pelaporan keuangan proyek, termasuk pemantauan
biaya dan pengeluaran sesuai dengan anggaran yang
ditetapkan.
3. Penanganan Persoalan Administratif: Memiliki
kewenangan dalam menangani isu-isu administratif yang
muncul selama pelaksanaan proyek, termasuk
penyelesaian konflik dan pemahaman kontrak.
11
elemen lainnya sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kebutuhan klien.
3. Pemilihan Material: Memberikan rekomendasi mengenai
pemilihan material memenuhi kebutuhan proyek dan
menjamin kelestarian lingkungan.
4. Konsultasi dengan Klien: Melakukan diskusi dengan
pelanggan untuk memahami kebutuhan dan harapan
mereka, dan memperbarui desain berdasarkan masukan
mereka.
B. Kewenangan:
1. Otoritas Desain: Berwenang mengambil keputusan desain
yang mempengaruhi aspek estetika dan teknis proyek.
2. Koordinasi dengan Tim Proyek: Berkoordinasi dengan tim
konstruksi, insinyur dan pihak terkait untuk memastikan
konsistensi antara perencanaan dan pelaksanaan.
3. Evaluasi Kesesuaian: Bertanggung jawab untuk
mengevaluasi apakah pelaksanaan proyek sesuai dengan
desain dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
12
2. Pemantauan Kualitas: Bertanggung jawab memastikan
seluruh proyek konstruksi memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan.
3. Dokumentasi pelaksanaan: Membuat laporan berkala
mengenai kemajuan proyek, termasuk catatan mengenai
perubahan, masalah, dan solusi yang dihadapi selama
pelaksanaan.
B. Kewenangan:
1. Rekomendasi Perubahan: Berwenang mengusulkan
perubahan dan penyesuaian perencanaan konstruksi
apabila diperlukan.
2. Pemberian Persetujuan: Persetujuan tahapan konstruksi,
termasuk penerimaan sebagian hasil proyek.
3. Konsultasi dengan Pihak Terkait: Berkomunikasi dengan
kontraktor, pengelola proyek, dan pemilik proyek untuk
berdiskusi dan mencari solusi atas permasalahan teknis
atau administratif yang timbul.
13
yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan
penyelesaian proyek.
3. Kepatuhan terhadap Rencana: Memastikan pelaksanaan
proyek mematuhi rencana teknis, spesifikasi, dan jadwal
yang ditetapkan.
B. Kewenangan:
1. Pemilihan subkontraktor: Memiliki wewenang untuk
memilih dan mempekerjakan subkontraktor yang
diperlukan untuk pekerjaan konstruksi tertentu.
2. Pengendalian Mutu: Bertanggung jawab atas
pengendalian mutu pelaksanaan proyek dan memastikan
pekerjaan mematuhi standar yang ditetapkan.
3. Penjadwalan harian: Memiliki wewenang untuk
menentukan dan mengelola kemajuan harian pekerjaan
konstruksi, memastikan proyek dilaksanakan sesuai
jadwal.
2.2.9 Subkontraktor
Subkontraktor berperan penting dalam menyelesaikan
proyek konstruksi dengan memberikan spesialisasi pada bidang
tertentu. Kolaborasi yang efektif antara subkontraktor dan
kontraktor utama diperlukan untuk mencapai tujuan proyek secara
keseluruhan. Kewajiban dan wewenang subkontraktor dapat
diuraikan sebagai berikut:
A. Kewajiban:
1. Pelaksanaan pekerjaan: Bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan spesifikasi dan
rencana yang telah ditentukan.
2. Kepatuhan terhadap standar: Memastikan bahwa
pekerjaan yang dilakukan memenuhi standar kualitas dan
keselamatan yang ditetapkan.
14
3. Kerjasama dengan kontraktor utama: Berkoordinasi secara
efektif dengan kontraktor utama dan pihak terkait lainnya
untuk memastikan kelancaran proyek.
B. Kewenangan:
1. Penyediaan tenaga kerja: Bertanggung jawab untuk
menugaskan, mengawasi dan mengelola tenaga kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
2. Menyusun rincian pekerjaan: Berhak merinci pelaksanaan
pekerjaan dalam lingkup pekerjaan subkontraktor.
3. Pengendalian waktu dan biaya: Bertanggung jawab
mengatur waktu dan biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak.
15
4. Uji dan Commissioning: Melakukan pengujian dan
commissioning untuk memastikan bahwa semua sistem
M&E beroperasi sesuai dengan standar dan spesifikasi
yang ditetapkan.
B. Kewenangan:
1. Manajemen tim: Memimpin dan mengelola tim teknis
M&E yang berpartisipasi dalam pelaksanaan proyek.
2. Menentukan kebutuhan material: Menentukan persyaratan
material dan peralatan teknis yang diperlukan untuk
proyek.
3. Pengambilan keputusan teknis: Memiliki wewenang untuk
mengambil keputusan teknis terkait dengan pemasangan
dan pengoperasian sistem M&E.
4. Koordinasi dengan Pihak Terkait: Berkoordinasi dengan
kontraktor, arsitek, dan tim proyek lainnya untuk
memastikan konsistensi antara aspek M&E dan konstruksi
secara keseluruhan.
16
2. Pengujian Struktural: Menyelenggarakan pengujian
struktural untuk memverifikasi kekuatan dan keandalan
struktur bangunan.
3. Audit Pelaksanaan Konstruksi: Melakukan audit berkala
terhadap pelaksanaan konstruksi untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis.
B. Kewenangan:
1. Pemberian Persetujuan Kualitas: Memberikan persetujuan
atau menolak penggunaan material tertentu berdasarkan
hasil pemeriksaan kualitas.
2. Rekomendasi Perbaikan: Memberikan rekomendasi
perbaikan dan perubahan jika ditemukan
ketidaksesuaian dengan standar kualitas.
3. Penolakan Pekerjaan yang Tidak Sesuai: Berhak menolak
pekerjaan atau material yang tidak memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan.
2.2.12 Surveyor
Surveyor membantu proyek konstruksi dengan
menyediakan data geografis yang akurat, membantu
mengidentifikasi tantangan topografi, dan memberikan dasar yang
kuat untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi secara
keseluruhan. Berikut adalah kewajiban dan kewenangan surveyor:
A. Kewajiban:
1. Pemetaan dan Pengukuran: Melakukan pemetaan dan
pengukuran secara akurat untuk mengidentifikasi
topografi, elevasi, dan batas-batas lahan yang akan
digunakan untuk konstruksi.
2. Penyusunan Rencana Tanah: Menyusun rencana tanah
yang memberikan gambaran detil mengenai kondisi
17
geografis dan topografi, membantu dalam perencanaan
dan perancangan proyek.
3. Verifikasi Legalitas Lahan: Memastikan legalitas lahan
dan batas properti sesuai dengan regulasi setempat dan
persyaratan hukum terkait.
B. Kewenangan:
1. Pengukuran Kontrol Kualitas: Bertanggung jawab atas
kontrol kualitas pengukuran dan pemetaan untuk
memastikan keakuratan data yang diperoleh.
2. Konsultasi dengan Tim Proyek: Berkoordinasi dengan tim
proyek, terutama manajer proyek, arsitek, dan insinyur,
untuk memahami persyaratan pengukuran dan pemetaan
yang diperlukan.
3. Pengambilan Keputusan Terkait Pemetaan: Memiliki
kewenangan untuk membuat keputusan terkait metode
pemetaan dan teknologi yang digunakan untuk
memastikan hasil yang optimal.
2.2.13 Drafter
Drafter berperan sebagai jembatan antara desain konseptual
dan pelaksanaan fisik proyek konstruksi. Dengan keterampilan
teknis mereka dalam menghasilkan gambar yang akurat dan detail,
drafter memastikan bahwa semua pihak terlibat memahami tugas
mereka dalam mewujudkan visi desain secara efektif. Berikut
adalah kewajiban dan kewenangan drafter:
A. Kewajiban:
1. Penyusunan Gambar Konstruksi: Merinci dan menyusun
gambar teknis serta detail konstruksi berdasarkan desain
yang diberikan oleh arsitek atau insinyur.
18
2. Pemahaman Spesifikasi: Memahami spesifikasi teknis dan
kebutuhan desain untuk menciptakan gambar yang akurat
dan sesuai standar.
3. Kolaborasi dengan Tim Desain: Bekerjasama dengan
arsitek, insinyur, dan profesional desain lainnya untuk
memastikan kesesuaian gambar dengan rencana proyek.
B. Kewenangan:
1. Pengembangan Rencana Detail: Bertanggung jawab atas
pengembangan detail teknis dan dimensi yang diperlukan
untuk memandu pelaksanaan konstruksi.
2. Perubahan dan Revisi: Mempunyai kewenangan untuk
membuat perubahan kecil pada gambar konstruksi sesuai
kebutuhan proyek dan memberikan revisi jika diperlukan.
3. Pemilihan Materi: Berpartisipasi dalam pemilihan material
konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi dan rencana
desain.
2.2.14 Logistik
Logistik memiliki peran menjaga kelancaran dan efisiensi
proyek konstruksi dengan memastikan bahwa semua sumber daya
yang diperlukan tersedia tepat waktu di lokasi proyek. Dengan
mengoptimalkan aliran material dan peralatan, logistik
berkontribusi secara signifikan pada kesuksesan pelaksanaan
proyek konstruksi. Berikut adalah kewajiban dan kewenangan:
A. Kewajiban:
1. Perencanaan Pengadaan Material: Bertanggung jawab
merencanakan kebutuhan material, termasuk pengadaan
dan pengelolaan stok.
2. Pengelolaan Distribusi Material: Mengkoordinasikan
pengiriman material ke lokasi konstruksi sesuai dengan
jadwal dan kebutuhan proyek.
19
3. Manajemen Alat dan Peralatan: Mengelola penyimpanan,
perawatan, dan distribusi alat dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
B. Kewenangan:
1. Pemilihan Vendor dan Kontraktor Logistik: Memilih
vendor dan kontraktor logistik yang kompeten untuk
menyediakan layanan pengadaan dan distribusi material.
2. Penentuan Rute Pengiriman: Menentukan rute pengiriman
yang efisien untuk meminimalkan waktu transportasi dan
biaya.
3. Penyusunan Jadwal Pengiriman: Menetapkan jadwal
pengiriman yang sesuai dengan tahapan konstruksi dan
memastikan kelancaran aliran material.
2.2.15 Mandor
Mandor memegang peran penting dalam menjembatani
perencanaan proyek dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga
memastikan bahwa konstruksi berjalan sesuai dengan standar yang
ditetapkan sambil memperhatikan aspek keselamatan dan kualitas.
Berikut adalah kewajiban dan kewenangan mandor:
A. Kewajiban:
1. Pengawasan Lapangan: Bertugas mengawasi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan untuk memastikan
kualitas dan kepatuhan terhadap desain dan spesifikasi.
2. Penjadwalan Pekerjaan: Mengatur dan mengelola jadwal
kerja tim konstruksi, termasuk penentuan prioritas dan
tenggat waktu.
3. Keselamatan Kerja: Menjamin penerapan standar
keselamatan di tempat kerja, termasuk pemakaian
peralatan pelindung diri dan pelaksanaan prosedur
keselamatan.
20
B. Kewenangan:
1. Pengaturan Pekerjaan: Memimpin dan mengarahkan tim
konstruksi untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
rencana dan jadwal.
2. Koreksi Lapangan: Memiliki kewenangan untuk membuat
penyesuaian atau perubahan kecil di lapangan sesuai
dengan kondisi aktual dan tanpa mengubah ruang lingkup
proyek secara signifikan.
3. Komunikasi dengan Manajemen Proyek: Berkomunikasi
secara rutin dengan project manager dan memberikan
laporan terkait kemajuan, kendala, dan kebutuhan di
lapangan.
21
BAB III
DASAR TEORI
22
a) Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat
dikategorikan sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.
Pembagian kategori ini dimaksudkan agar efisiensi perusahaandalam
mengelola sumber daya dapat maksimal dengan beban ekonomis yang
memadai. Tenaga kerja/karyawan yang berstatus tetap biasanya
dikelola perusahaan dengan pembayaran gaji tetap setiap bulannya
dan diberi beberapa fasilitas lain dalam rangka memelihara
produktivitas kerja karyawan serta rasa kebersamaan dan rasa
memiliki perusahaan. Hal ini dilakukan agar karyawan tetap sebagai
aset perusahaan dapat memberikan karya terbaiknya serta memberikan
keuntungan bagi perusahaan sesuai dengan keahlian yang dimiliknya.
Adanya tenaga kerja tidak tetap dimaksudkan agar perusahaan tidak
terbebani oleh pembayaran gaji tiap bulan bila proyek tidak ada atau
jumlah kebutuhan tenaga kerja pada saat tertentu dalam suatu proyek
dapat disesuaikan dengan jumlah yang seharusnya (Agus B. Siswanto
dan M. Afif Salim, 2019).
23
c) Manajemen Sumber Daya Material
Menurut Agus B. Siswanto dan M. Afif Salim (2019), dalam
pengelolaan material dibutuhkan beragam informasi tentang
spesfikasi, harga maupun kualitas yang diinginkan, agar beberapa
penawaran pemasok dapat dipilih sesuai dengan spesifikasi proyek
dengan harga yang paling ekonomis, seperti diuraikan di bawah ini.
1. Kualitas material yang dibutuhkan menggunakan tipe tertentu
dengan mutu harus sesuai dengan persyaratkan dalam spesifikasi
proyek.
2. Spesifikasi teknik material, merupakan dokumentasi persyaratan
teknis material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk
pemenuhan kebutuhan maerial.
3. Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok adalah
dengan memilih harga yang paling murah dengan kualitas
material terbaik.
4. Waktu pengiriman/delivery menyesuaikan dengan jadwal
pemakaian material, biasanya beberpa material dikrim sebelum
pekerjaan dimulai.
5. Pajak penjualan material, dibebankan pada pemilik proyek yang
telah dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga
proyek keseluruhan.
6. Termin pembayaran logistik material harus disesuaikan dengan
cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.
7. Pemasok material adalah rekanan terpilih, telah bekerja sama
dengan baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada
proyek sebelumnya.
8. Gudang penimbunan material harus cukup untuk menampung
material yang siap dipakai, sehingga kapasitas dan lalu lintas
materialnya harus diperhitungkan.
24
9. Harga material dapat naik sewaktu-waktu saat proyek
dilaksanakan, sehngga eskalasi harga harus dimasukan dalam
komponen harga satuan.
10. Jadwal penggunaan material harus sesuai, antara kebutuhan
proyek dengan waktu pengiriman material dan pemasok. Oleh
karena itu, penggun subschedule material yang untuk tiap-tiap
item pekerjaan mutlak dilakukan agar tidak mempengaruhi
ketersediaan material dalam proyek
25
5. Fungsi peralatan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
untuk menghidari tingkat pemakaian yang tidak efektif dan
efisien.
6. Kondisi peralatan harus layak pakai agar pekerjaan tidak tertunda
karena peraltan rusak. Bila perlu tenaga mekanikal harus
disiapkan guna mengatasi kerusakan-kerusakan alat.
26
unsur organisasi. Untuk menggerakkan organisasi, pimpinan harus
mampu mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi
antarpribadi dalam hierarki organisasi. Semua itu dibangkitkan
melalui tanggung jawab dan partisipasi semua pihak. Struktrur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan kerangka
penjabaran tugas personel penanggung jawab yang jelas, serta
kemampuan personel yang sesuai keahliannya, akan diperoleh hasil
positif bagi organisasi.
c) Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan ini adalah implementasi dari perencanaan yang telah
ditetapkan, dengan melakukan tahapan pekerjaan yang sesungguhnya
secara fisik atau nonfisik sehingga produk akhir sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi perencanaan sifatnya
masih ramalan dan subyektif serta masih perlu penyempurnaan, dalam
tahapan ini sering terjadi perubahan-perubahan dari rencana yang
telah ditetapkan.
d) Pengendalian (Controlling)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk
memastikan bahwa program dan aturan kerja yng telah ditetapkan
dapat dicapai dengan penyimpangan paling minimal dan hasil paling
memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti
berikut :
1. Supervisi : melakukan serangakaian tindakan koordinasi
pengawasan dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut
prosedur organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional
dapat dilakukan secara bersama-sama oleh personel dengan
kendali pengawas.
2. Inspeksi : melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan
dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu dan produk sesuai
dengan yang direncanakan.
27
3. Tindakan Koreksi : melakukan perbaikan dan perubahan terhadap
rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan
kondisi pelaksanaan.
28
peran dan tanggung jawabnya masing-masing dan hubungan mereka
dengan anda selaku project manager.
6. Directing
Fungsi directing berpusat gaya kepemimpinan atas sebuah
proyek. Kegiatan directing ini mencakup penginstruksian,
pembimbingan, dan melatih komunikasi tim agar meraih tujuan
proyek yang harus mereka dicapai.
7. Controlling
Fungsi controlling adalah kegiatan pengendalian seluruh
pekerjaan yang berlangsung dalam proyek agar berjalan sesuai
rencana atau tidak menyimpang. Manajer proyek akan menggunakan
standar pengukuran matriks untuk memantau setiap kegiatan yang
sedang berjalan. Fungsi ini dapat dikatakan sebagai fungsi yang paling
sulit dan penting karena menentukan efektivitas dan kesuksesan
proyek.
8. Closing
Terakhir, ada fungsi closing. Fungsi ini merupakan kegiatan
evaluasi dan penilaian terhadap hasil akhir dari proyek yang telah
berakhir dijalankan.
29
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
30
Penjadwalan pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam
beberapa bentuk, diantaranya adalah:
1) Kurva S.
Kurva S adalah grafik yang merepresentasikan kumulatif dari
keseluruhan kegiatan proyek. Visualisasi kurva S memberikan
informasi mengenai kemajuan proyek dengana membandingkan antara
kurva S rencana dengan realisasi. Formulasi kurva S adalah
penjumlahan persentase kumulatif bobot masing-masing kegiatan
pada suatu periode diantara durasi proyek dan diplotkan terhadap
sumbu vertikal sehingga jika garis-garis tersebut dihubungkan, maka
akan membentuk huruf S. Bentuk kurva demikian terjadi karena
volume kegiatan pada bagian awal proyek biasanya masih sedikit,
kemudian pada bagian pertengahan meningkat dalam jumlah yang
cukup besar, lalu pada akhir proyek volumen kegiatan kembali
mengecil.
2) Bar Chart.
Metode Bar Chart pertama kali dikembangkan oleh seorang
insinyur mekanik berasal dari Amerika Serikat yang bernama Henry
L. Gantt pada tahun Willim Sudarson. Evaluasi Penjadwalan Proyek
Dengan Metode Line Of Balance (LOB) (Studi Kasus : Hotel Santika
Batam). UIB Repository©2020 6 Universitas Internasional Batam
1917. Bar Chart sendiri sering juga dikenal dengan nama Gantt Chart.
Metode ini kemudian popular digunakan dalam penjadwalan
konstruksi industri.
Bar Chart merupakan bentuk perencanaan schedule proyek yang
ditampilkan dalam bentuk grafik batang sebagai penunjuk waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah kegiatan pekerjaan
(Mubarak, 2015). Metode bar chart mampu menyampaikan aktivitas
proyek dengan jelas, ringkas, dan skala waktu pekerjaan dengan
mudah.
31
3) Network Planning.
Network Planning merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk membantu me-manage dalam perencanaan dan
pengendalian proyek (Dharma, 2013). Hasil penelitian oleh
Adebowale dan Oluboyede (2011) menyatakan bahwa manajemen
dalam pembangunan proyek dapat ditingkatkan jika teknik analisis
jaringan diadopsi. Salah satu metode dasar yang dapat digunakan
dalam penerapan network planning yaitu Critical Path Method (CPM).
Critical Path Method merupakan dasar dari sistem perencanaan dan
pengendalian suatu pekerjaan berdasarkan pada network atau jaringan
kerja (Pratasik, 2013). Penelitian terdahulu oleh Wahyuni (2011)
menghasilkan efisiensi waktu terhadap proyek smart graduate sebesar
42 hari dari waktu seharusnya dengan menggunakan metode jalur
kritis. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Adedeji & Bello
(2011), Elias & Ismail (2012), Sahid (2012), Syafridon dan Syahrizal
(2013), Sugiarto dkk. (2013), Dharma (2013), Nugraha dan Marjono
(2014), Anggriawan (2015), Permana dan Kholil (2016), Nalhadi dan
Suntana (2017), serta Purhariani (2017).
4) Critical Path Method
Penjadwalan dengan metode critical path method dapat
menjadwalan durasi proyek dengan jalur kritis, menentukan waktu
mulai dan selesai proyek dan menentukan jumlah slack atau waktu
tenggang pekerjaan (Krajewski, Ritzman, & Malhotra, 2010).
Terdapat dua tahap dalam perhitungan penjadwalan dengan metode
critical path method, diantaranya yaitu perhitungan maju dan
perhitungan mundur (Arifudin, 2012). Perhitungan maju merupakan
perhitungan yang dimulai dari pekerjaan awal dan bergerak ke
pekerjaan akhir, sedangkan perhitungan mundur berlaku kebalikan
dari perhitungan maju.
32
4.2 Kurva S
Kurva S atau Kurva Hanumm adalah bagan yang dikembangkan
oleh Warren T. Hanumm dari pengamatan sejumlah besar proyek dari
awal hingga akhir. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek
berdasarkan kegiatan, waktu, dan bobot kerja, yang disajikan sebagai
persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Dari kurva S ini,
informasi mengenai kemauan proyek dapat diperoleh dengan
membandingkan kurva S yang diharapkan dengan kurva S realisasi. Untuk
membuat kurva S, terlebih dahulu harus diketahui jadwal masing-masing
kegiatan beserta bobotnya (persentase). aktivitas dan distribusinya. Kurva
yang dibuat dengan nilai biaya kumulatif setiap pekerjaan pada sumbu
vertikal dan waktu kalender pada sumbu horizontal biasanya akan
berbentuk S. Hal ini terjadi karena beban kerja pada awal proyek
biasanya rendah. , lalu di tengahnya meningkat signifikan dan di akhir
beban kerja proyek kembali berkurang. Cara membuat kurva S sebagai
berikut:
1) Menentukan ketergantungan dari masing-masing kegiatan yang
terlibat dalam proyek.
2) Mennetukan jadwal dari masing-masing kegiatan terseut.
3) Menghitung bobot (persentase) dari masing-masing kegiatan tersebut,
yaitu perbandinganbiaya masing-masing kegiatan tersebut dengan
biaya total.
4) Mendistribusikan bobot kegiatan tersebut (serta merata), yaitu
dengan membagi bobotdengan durasi masing-masing kegiatan
tersebut, sehingga diperoleh bobot per satuanwaktu.
5) Menjumlahkan bobot kegiatan yang terdistribusi secara
kumulatif untuk setiap satuanwaktu, yaitu dari waktu awal proyek
hingga penyelesaian proyek.
6) Menuliskan nila hasil penjumlahan tersebut pada bagian bawah
diagram batang.
33
7) Plot titik-titik pada diagram batang sesuai dengan nilai hasil
penjumlahan untuk masing-masing waktunya.
8) Menghubungkan titik-titik yang sudah di plot tersebut maka akan
diperoleh kurva S
34
4.2.1 Kurva S
35
4.3 Tahapan Pelaksanaan Proyek
Tahapan pelaksanaan pekerjaan pada pembangunan UKM Fakultas
Kesehatan Masyarakat direncanakan pada Bulan April dengan bulan
pertama yaitu : Pekerjaan persiapan, pekerjaan galian tanah dan urugan,
pekerjaan pasangan dan plesteran, dan pekerjaan beton. Untuk bulan kedua
yaitu : Pekerjaan pasangan dan plesteran, pekerjaan beton, pekerjaan pintu
dan jendela, pekerjaan plafond, pekerjaan penutup lantai dan dinding,
pekerjaan, dan pekerjaan pengecatan. Pekerjaan pada bulan ketiga yaitu :
Pekerjaan sanitasi, pekerjaan elektrical, pekerjaan rangka kanopi,
pekerjaan fasad depan, pekerjaan railling dan ornamen, dan pekerjaan
backdrop. Dan untuk bulan keempat yaitu : Pekerjaan fasad depan,
pekerjaan railling dan ornamen, pekerjaan pengecatan, pekerjaan sanitasi,
pekerjaan taman dan pekerjaan saluran.
4.4 Alat dan Bahan yang Digunakan Dalam Pembangunan UKM Beserta
Biayanya
SATUAN
NO. JENIS BAHAN HARGA SATUAN (Rp) KETERANGAN
VOLUME
36
26 Besi Stainless Steel uk. 5 x 5 cm Btg 240.000,00
27 Besi Stainless Steel uk. 4 x 4 cm Btg 192.000,00
28 Besi Stainless Steel uk. 2 x 4 cm Btg 144.000,00
29 Besi Stainless Steel uk. 2 x 2 cm Btg 96.000,00
30 Besi kawel / beugel dan gapit / Besi strip kg 13.700,00
31 Box MCB Set 320.000,00
32 Bar Copper Wire 50 sqmm M1 216.000,00
33 Curtain Wall 3" M1 257.000,00
34 Cat tembok Cathilac / setara cathilac kg 25.500,00
35 Cat tembok Weather Shield kg 87.000,00
36 Cat Meni Pedang kg 25.000,00
37 Cat kayu Merk " EMCO " biasa kg 56.200,00
38 Cat besi " EMCO " kg 57.000,00
39 Minyak Cat ltr 26.000,00
40 Closet jongkok porselint setara KIA bh 185.000,00
41 Closet jongkok porselint setara TOTO bh 240.000,00
42 Closet Duduk porselint setara TOTO bh 2.700.000,00
43 Cotton tape roll 19.000,00
44 Coating melamic ltr 5.200,00
45 Conblock tebal 6 Cm m2 47.000,00
46 Cabel Skun / Unimax Clamp 50 - 50 bh 15.000,00
47 Engsel Jendela Nylon ex Cina ( 727 ) sejenis ps 47.000,00
48 Engsel Pintu Nylon ex Cina ( 727 ) sejenis ps 47.000,00
49 Engsel Tanam Ex " Dorma " ps 90.000,00
50 Engsel Besi uk. 3" ps 34.000,00
51 Eternit 100 x 100 setara Cap Kerang Spesial / Jangkar lbr 11.000,00
52 Exhaust Fan 12" Plapon bh 1.700.000,00
53 Exhaust Fan 12" Dinding bh 1.200.000,00
54 Fitting Plafond ( Hitam ) bh 2.500,00
55 Fitting 40 bh 14.000,00
56 Fitting bh 9.600,00
57 Floor Drain Stainless Steel bh 52.000,00
58 Ground Pipa 1,5" Lengkap BC set 275.000,00
59 Genteng Monier bh 3.600,00
60 Genteng Bubung Monier bh 7.200,00
61 Gembok + Anak Kunci merk Globe bh 52.000,00
62 Glas bLock bh 23.600,00
63 Grendel tanam coklat / Browns bh 47.000,00
64 Gypsum board 12.00 x 24.00 x 9 mm lbr 62.000,00
65 Gypsum List Profil M' 12.000,00
66 Hak angin lurus biasa ( terkait ) pas 12.000,00
67 Hak angin lurus biasa ( stell maju mundur ) pas 13.700,00
68 Handle Stainless Steel Uk. 60 Cm set 81.200,00
69 Isolasi bh 6.000,00
70 Jet Spray bh 115.000,00
71 Kawat Ramset m` 5.000,00
Karet Talang Warna Merah m` 19.000,00
72 Kabel NYA 1 x 2.50 mm m` 1.500,00
73 Kabel NYM 3 x 2.50 mm m` 11.000,00
74 Kabel NYY 4 x 16 mm m` 22.300,00
75 Kabel NYY 4 x 25 mm m` 32.000,00
76 Kabel BC 16 mm m` 19.200,00
77 Kaca bening 5 mm m2 82.000,00
78 Kaca bening 8 mm m2 115.000,00
79 Kaca Tempert 12 mm m2 1.500.000,00
80 Kaca Es 5 mm m2 80.000,00
81 Kalsiplank 12 x 300 mm m` 6.000,00
82 Kalsiboard tebal = 4.5 mm lbr 56.000,00
83 Kanstein beton bh 4.500,00
84 Kap Lampu baret + lampu TL.20 watt bh 1.200.000,00
85 Kapur bubuk / pasang m3 360.000,00
86 Kawat beton / bendrat kg 17.000,00
87 Kayu sengon ( bekisting ) m3 1.700.000,00
88 Kayu kamper balok kelas. I m3 6.800.000,00
89 Kayu kamper papan kelas. I m3 7.300.000,00
90 Kayu kruing balok kelas. I m3 5.400.000,00
91 Kayu kruing papan kelas. I m3 590.000,00
92 Kayu meranti balok kelas. I m3 3.300.000,00
93 Kayu meranti papan kelas. I m3 4.100.000,00
94 Kayu meranti balok kelas. II m3 2.700.000,00
95 Kayu meranti papan kelas. II m3 3.600.000,00
96 Kayu tahun lokal klas balok I m3 3.500.000,00
97 Kayu meranti bekisting m3 2.500.000,00
98 Keramik uk. 3 x 10 bh 700,00
99 Keramik uk. 10 x 20 bh 1.100,00
100 Keramik uk. 20 x 20 bh 6.000,00
37
101 Keramik uk. 25 x 40 bh 8.500,00
102 Keramik uk. 30 x 30 bh 6.600,00
103 Keramik uk 40 x 40 bh 7.000,00
104 Keramik uk 40 x 40 ( hitam ) bh 9.000,00
105 Keramik dinding uk. 20 x 25 bh 2.400,00
106 Keramik Motif Granito Ukuran 40 x 40 cm m2 120.000,00
107 Keramik Granito Ukuran 40 x 40 cm m2 250.000,00
108 Kerikil sirtu / sirtu royalti m3 83.600,00
109 Kran air Rock Arm diameter 0,75" set 72.000,00
110 Kran air diameter 0,75" bh 40.400,00
111 Kunci pintu 2 x putar Tooti / setara dan handle set 195.000,00
112 Lantai Mozaik Motif m2 76.000,00
113 Lampu SL 20 Watt " Philips " bh 85.000,00
114 Lampu pijar 25, 40, 60 watt bh 13.000,00
115 Lampu TL 20 watt " Philips " set 89.400,00
116 Lampu TL Bumbung 2 x 20 watt setara " Philips " set 193.000,00
117 Lampu TL Bumbung 40 watt setara " Philips " set 120.000,00
118 Las Doof bh 300,00
119 Lem Kayu Fox kg 35.000,00
120 List kayu profil uk. 2 x 10 cm m` 11.000,00
121 Metal Furring m` 13.000,00
122 Overpal uk. 3" Set 56.000,00
123 Office Lamp TL. 2 x 20 watt setara SAKA bh 338.000,00
124 Olie / Minyak Pelumas Ltr 42.000,00
125 Pasir urug / timbunan m3 76.000,00
126 Pasir pasang m3 150.000,00
127 Pasir pasang diayak m3 160.000,00
128 Pasir beton kg 83,72
129 Pasir beton m3 150.000,00
130 Plat seng BJLS 30 lebar 60 cm m` 27.000,00
131 Plastik tebal 1.5 mm m2 12.000,00
132 Paku kg 13.000,00
133 Paku triplek dan eternit kg 17.800,00
134 Panel Box SDP + Assesories unit 12.000.000,00
135 Panel Box MDP + Assesories unit 14.000.000,00
136 Panel Box Setara Presto ( Automatic Circuit Breaker ) unit 170.000,00 Isi 4 MCB
137 Panel Box Setara Presto ( Automatic Circuit Breaker ) unit 260.000,00 Isi 8 MCB
138 Penangkal Petir Setara Fiking unit 18.000.000,00
139 Perekat AM 40 Kg 32.000,00
140 Perekat AM 50 Kg 41.000,00
141 Pesawat Telephone Panasonic bh 860.000,00
142 Pesawat Facimile Panasonic bh 2.700.000,00
143 Plamer Tembok kg 19.000,00
144 Plamer kayu kg 20.500,00
145 Pintu PVC komplit + kusen unit 270.000,00
146 Pipa Paralon 5 / 8 " m` 6.200,00
147 Pipa PVC AW diameter 4" m` 55.100,00
148 Pipa PVC AW diameter 3" m` 43.800,00
149 Pipa PVC AW diameter 2 1/2 " m` 31.200,00
150 Pipa PVC AW diameter 2 " m` 24.600,00
151 Pipa PVC AW diameter 1 1/2 " m` 16.300,00
152 Pipa PVC AW diameter 1 " m` 9.300,00
153 Pipa PVC AW diameter 0.75 " m` 9.300,00
154 Pipa PVC AW diameter 1/2 " m` 6.700,00
155 Pagar Besi Stainless Steel diameter 2 " m2 1.176.000,00
156 Pompa Jet Pump 1.5 Pk Lengkap Unit 2.400.000,00
157 Politur jadi kg 52.000,00
158 Politur mentah kg 36.000,00
159 Plapon Akustic bh 74.000,00
160 Papan gypsum jaya bell m2 44.000,00
161 Roster karang pilang bj 4.500,00
162 Panel Box Set 420.000,00
163 Ranka Cross Tee Main Tee M2 72.000,00
164 Seal tape bh 4.000,00
165 Stop kontak 350 w setara Broco bh 26.700,00
166 Stop kontak 1000 w setara Broco bh 53.500,00
167 Stop kontak AC bh 45.000,00
168 Skaklar tunggal setara Broco bh 27.000,00
169 Skaklar ganda setara Broco bh 31.000,00
170 Skaklar tukar setara Broco bh 58.500,00
38
170 Skaklar tukar setara Broco bh 58.500,00
171 Skering kast MCB 10 Amp bh 87.000,00
172 Skrup asbes bh 600,00
173 Sekrup Kalsi screw bh 500,00
174 Seng plat BJLS 28 Lebar 90 cm m' 11.000,00
175 Semen PC ( 40 kg ) kg 1.200,00
176 Semen PC ( 50 kg ) kg 1.200,00
177 Semen putih kg 1.600,00
178 Semen warna kg 4.000,00
179 Semen merah m3 172.000,00
180 Step Noise Jenis Karet m' 15.000,00
181 Solar Ltr 12.000,00
182 Tanah urug / tanah timbunan m3 67.000,00
183 Tegel Abu abu uk.20 x 20 bj 1.200,00
184 Teakwood uk. 122 x 242 cm tebal 10 mm lbr 120.000,00
185 Triplek lapis alumunium lbr 120.000,00
186 Tepung gypsum Kg 3.500,00
187 T. Doos PVC bh 1.200,00
188 Tirai Jendela Kaca bh 45.000,00
189 Tube Silen Tube 35.000,00
190 Thinner A Ltr 26.000,00
191 Tempat Cucu Piring Stainless Steel bh 350.000,00
192 Tempat Sabun Pakai Panel Tekan Set 97.000,00
193 Tanki Air Stainless Steel Kapasitas 1200 Liter Lengkap Unit 2.200.000,00
194 Terminal Box Telephone bh 433.000,00
195 Terminal Box Sound System bh 250.000,00
196 Urinoir Setara TOTO Lengkap Unit 1.600.000,00
197 MCB 10 Amp Set 125.000,00
198 Wastafel komplet Setara KIA, INA bh 435.000,00
199 Bi - Hua Printed Accoustic 9 mm m2 48.000,00
200 Rangka Cross Tee Main Tee m2 72.000,00
201 Paku skrup kg 22.000,00
202 Jointing kg 13.000,00
203 Cotton Tape Roll 19.000,00
204 Kusen Almunium 4" Silver m` 115.000,00
205 Kusen Almunium 4" Warna Coklat m` 123.000,00
206 Kusen Almunium 4" Warna Putih m` 115.000,00
207 Karet sponing m` 2.000,00
208 Multiplek tebal 9 mm m2 130.000,00
209 Silen kg 98.000,00
210 Kaca Tempert Tebal 12 mm m2 1.500.000,00
211 Framless stainless steel m` 178.000,00
212 Plat Galvanis m2 360.000,00
213 Kunci tanam set 36.000,00
214 Handle Pintu set 86.000,00
215 Floor hanger set 970.000,00
216 Tube Sealen Tube 35.000,00
217 Daun pintu alumunium m2 450.000,00
218 Hollow Kotak 4 x 4 cm tebal 1.4 mm m` 13.180,00
219 Hollow Kotak 2 x 4 cm tebal 1.4 mm m` 9.880,00
220 Water Proofing Setara Aqua Proof atau No Drops Ltr 34.000,00
221 Asbes Gelombang Kecil lbr 65.000,00
222 Asbes Gelombang Besar lbr 94.000,00
223 Spirtus ltr 20.000,00
224 Paving stone abu-abu tebal 6 cm m2 42.000,00
225 Paving stone abu-abu tebal 8 cm m2 53.000,00
226 Alumunium Composite Panel lbr 409.750,00
227 Spandek Tebal 3 mm (polos) m2 150.000,00
228 Atap Roftop UPVC Alderon m2 175.000,00
229 HPL ex Taco ukuran 1,22 x 2,44 lbr 220.000,00
230 m' Galvalum C.75.35.0,75 M' 22.000,00
231 m' Galvalum C.95.35.0,35 M' 17.000,00
232 m' Reng galvalum M' 9.200,00
233 pcs Screw pcs 525,00
234 pcs Dynabolt pcs 4.935,00
235 m' Plat Bracing m' 4.000,00
39
BIAYA
NO. JENIS ALAT KODE ALAT / JAM
(Rp.)
40
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem kerja atau metode pelaksanaan yang profesional akan
memudahkan pelaksanaan di lapangan sehingga schedule pekerjaan
diharapkan tidak mengalami keterlambatan.
2. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang
matang serta kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Pihak perencanaan proyek harus mempertimbangkan dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi,
sehingga tidak mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta). Diakses dari
https://eprints.uny.ac.id/62169/1/07510134056.pdf
43
LAMPIRAN
44
45
46
47
48
49
50