Anda di halaman 1dari 13

Presentasi oleh Kiki Fransiska

Tafsir Mu'ahsir
Tafsir Alqosimy

kelompok 4
M.jaipah
Fatkhur Rohman
Sulistiyo
Amanda tri

Tugas presentasi kelompok


BIOGRAFI
Nama lengkapnya adalah Syekh Muhammad Jamaluddin bin
Muhammad Said bin Qasim bin Sholih bin Ismail bin Abu Bakr al-Qasim
al-Damsyiqi. Dia termasuk ulama besar Syam (Syiria) yang Dilahirkan
pada tahun 1283 H / 1866 M dan meninggal tahun 1332 H / 1914 M.
Ayahnya adalah seorang fakih dan juga ahli dalam bidang sastra. Cakrawala
pemikirannya terbentang di hadapannya sejak dini. Ia melakukan berbagai
kajian dalam perpustakaan pribadinya yang didirikan oleh kakeknya dan
diwariskan kepadanya dari ayahnya. Perpustakaan tersebut memuat
banyak buku tentang tafsir, hadis, fiqih, bahasa, tasawuf, sastra, sejarah,
ushul, sosial-kemasyarkatan, olahraga, hukum perbandingan, filsafat klasik
dan kontemporer serta berbagai buku mengenai kelompok-kelompok Islam
dan buku-buku tentang agama lainn

Hal 2
PERJALANAN KEILMUAN
Dalam kitab Tafsir al-Mufassirun karya Fadhl Hasan ‘Abbas, dijelaskan bahwa
Syekh Jamaluddin al-Qasimi mempelajari ilmu dasar Islam dan menghafalkan Al-
Qur’an kepada Syaikh al-Qurra’ Ahmad al-Halwani. Kemudian belajar kepada Syaikh
Salim al-’Atthar tentang kitab Shahih Bukhari, al-Muwattha’, Jami’ al-Shaghir, al-
Syifa’, Mashabih al-Sunnah, al-Thariqah al-Muhammadiyah, dan banyak kitab lainya
Syekh al-Qasimi sempat melakukan pengembaraan intelektual selama 4 tahun
(1308-1312 H) di Suriah, Mesir dan Madinah.
Syekh Jamaluddin al-Qasimi menetap di Damaskus dan mencurahkan hidupnya
untuk ilmu pengetahuan dan menulis berbagai judul kitab hingga akhir hayatnya.

Hal 3
KARYA

Berikut beberapa karya Muhammad Jamaluddin al-


Qasimi:7
1) Mahasin al-Ta’wil Fi Tafsir Quran al-Karim
2) Faslu al-Karim fii Haqiqat audi Ruh ilal Mayyiti hina
al-Kalam
3) Al-Bahsu fii Jami’il al-Qira’ati al-Utarif alaiha
4) Dalail at-Tauhid
5) Mauidzatul Mukmin min Ihya’Ulumuddin
6) Qawaid at-Tahdis Fi Funun Mutstalah al-Hadis.

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 4


DESKRIPSI
KITAB Tafsir Mahasin al-Ta’wil
Kitab Mahasin al-Ta’wil fi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
dikarang oleh Syekh al-Qasimi dalam rentang waktu
selama 12 tahun, yaitu dari tahun 1317-1329 H. Dalam
versi lain, Muhammad ibn Nashir al-’Ajmiy berpendapat
bahwa penulisan tafsir tersebut dilakukan dalam jangka
waktu 16 tahun. Tafsir ini dicetak pertama oleh penerbit
Dar Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah Kairo pada tahun 1957
dengan ketebalan mencapai 17 jilid dan ditahqiq oleh
Syaikh Muhammad Bahjat al-Baithar.

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 5


METODE DAN CORAK

tafsir Mahaasin at-Ta’wiil ini bisa


Teori Utama
dimasukkan dalam kategori tafsir ‘ilmii.
Sebab, al-Qasimi banyak terpengaruh oleh
tendensi ilmiah. Sehingga dalam kitab
tafsirnya ini, beliau sengaja menjelaskan
secara detail masalah-masalah ilmu
astronomi yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 6


METODE DAN CORAK
- kerangka umum metode penafsiran Mahasin al-Ta’wil seperti berikut:
Dibantu dengan makna-makna lughawi dan kosa kata. Hal ini iala lakukan dengan
singkat tampa memilah dan panjang ulasan;
- Berpedoman pada al-Quran, Sunnah, Qaul para sahabat yang shahih
danpendapatpara Salaf al-Shaleh;
- Kepeduliannya terhadap ayat-ayat yang membutuhkan uraian lebih lanjut karena
dipahami berdasarkan mazhab sehingga menjadi wahana perdebatan. Al-Qasimi
mencurahkan perhatiannya terhadap ayat-ayat semacam ini dengan menganalisa
dari semua perspektif yang ada;
- Perhatiannya dalam menyebut segi-segi Qira’at serta menyeleksinya.
Melihat kerangka diatas, dapat menguatkan bahwa tafsir mahasin al-Ta’wil lebih
dominan dalam sumber-sumbernya yang matsur.

Hal 6
KARAKTERISTIK
Sistematika tafsir ini mengikuti urutan tartib mushafi,
sehingga penafsiran ayat dimulai dari Q.S. al-Fatihah hingga
Q.S. al-Nas. Penafsiran tersebut dijelaskan secara
komprehensif (tahlili) dengan berbagai kutipan pendapat
dari para ulama. Dalam pembukaan tafsirnya, al-Qasimi
menjelaskan tentang kaidah-kaidah yang berkaitan dengan
penafsiran Al-Qur’an sebanyak 11 kaidah. Penjelasan tentang
kaidah tersebut dijelaskan secara komprehensif hingga
mencapai 350 halaman. Sebelas kaidah tersebut antara lain,
yaitu:

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 6


Qaidah fi Ummahat ma Akhaduh
Qaidah fi Ma’rifah Shahih al-Tafsir, wa Ashah al-Tafsir ‘inda al-Ikhtilaf
Qaidah anna Ghalib ma Shahha ‘an al-Salaf min al-Khalaf Yarji’ ila
Ikhtilaf Tanawwu’ la Ikhtilaf Tadhad
Qaidah fi Ma’rifah Sabab al-Nuzul
Qaidah al-Nasikh wa al-Mansukh
Qaidah fi al-Qira’ah al-Syadzah wa al-Mudraj
Qaidah fi Qashash al-Anbiya’ wa al-Istisyhad bi al-Israiliyat
Qaidah fi anna kulla Ma’na Mustanbith min al-Qur’an, ghair Jaara ‘ala al-
Lisan al-’Arabiy, fa Laisa min ‘Ulum al-Qur’an fi Syai’
Qaidah anna al-Syari’ah Ummiyah, wa annahu La Budd fi Fahmiha min
Ittiba’ Ma’hud al-Ummiyin wa Hum al-’Arab alladzina Nazal bi Lisanihim
Qaidah al-Targhib wa al-Tarhib fi al-Tanzil al-Karim
Qaidah fi annahu: Hal fi al-Qur’an Majaz am La?

Hal 7
CONTOH
Literatur 1
beliau menafsirkan Surah an-Nisa’ [4]: 3 Dan, jika kamu takut tidak akan berlaku adil
terhadap (hak-hak) perempuan yatim
yang berbunyi:
Lorem ipsum dolor sit amet, (bilamana kamu mengawininya), maka
consectetur adipiscing elit. kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
‫َو ِإْن ِخ ْف ُتْم َأاَّل ُتْق ِس ُط وا ِفي اْلَي َت اَم ى َف اْنِكُحوا َم ا‬ senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika
‫َط اَب َلُكْم ِم َن الِّنَس اِء َم ْث َنى َو ُثاَل َث َو ُرَباَع َف ِإْن‬ kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
‫ِخ ْف ُتْم َأاَّل َتْع ِد ُلوا َف َو اِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَكْت َأْيَم اُنُكْم َذ ِلَك‬ maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-
‫ُل‬
‫ُع و وا‬ ‫َت‬ ‫َأ‬
‫اَّل‬ ‫َن‬
‫ْد ى‬ ‫َأ‬ budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepadatidak berbuat
aniaya.”

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 8


Tafsirnya:

Pembahasan penting: al-Rozi menjelaskan bahwa kaum sudda (suku kuhti yang
berada di dekat zabid, Yaman) berpendapat mengenai diperbolehkannya
menikah dengan jumlah berapapun yang dikehendaki. Mereka berargumentasi
dengan al-Quran dan Hadis. Mengenai argumentasinya dari al-Quran, mereka
telah berpegang teguh terhadap ayat tersebut dengan tiga alasan, pertama;
bahwa firman Allah )‫ َف اْنِكُحوا َم ا َط اَب َلُكْم ِم َن الِّنَس اِء‬memutlakkan semua jumlah,
kedua; bahwa Firman- Nya ) ‫ مثنى َو ُثاَل َث َو ُرَباُع‬tidak layak dijadiakn sebagai
takhsis terhadap keumuman ayat di atas, ketiga; bahwa huruf (waw) di dalam
ayat tersebut berfungsi untuk penjumlahan secara mutlak sehingga, firmannya
) ‫ مثنى وثالَث َو ُرَباُع‬menunjukkan jumlah, Ibnu Abi Syaibah, al-Timidzi dal lain-lain
yang menshahihkan hadis tersebut

Hal 9
tidak menunjukkan arti 2 ‫ مثنى‬yaitu 9. Bahkan yang benar menunjukkan jumlah 18 belas. Sebab
diartikan 4 dan begitu pun seterusnya. Kemudian argumentasi ‫ مثى‬saja tetapi dua-dua sehingga
hadis, ada 2 alasan; pertama; telah dinyatakan dengan mutawatir bahwa Nabi Saw telah
meninggalkan 9 istri, kedua; bahwa sunnah seseorang itu esensinya

merupakan tuntutanannya. Al-Qasimi kemudian mengetengahkan beberapa pandangan al-Rozi


yang melemahkan pemahaman tersebut. Dia juga mengetengahkan pendapat al-Syaukhani untuk
mendukung pemahaman tersebut. Dia juga menampilakan pandangan Ibnu Abdul al-Barr untuk
menilai kecacatan hadis. Dimana Rasulullah Saw memerintahkan Ghailan bin Salamah ketika dia
memeluk Islam sementara dia mempunyai 10 istri. Rasul memerintahkannya memilih empat
diantara mereka dan menceraikan yang lain. Selain itu, ia juga menampilkan pandangan ulama
seperti Imam Syafi'i,

Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Hal 10


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai