NIM 12130224649
Kelas IAT 5C
Mata Pelajaran Hadis Sosial Budaya
SWT untuk memeluk agama apapun tanpa adanya paksaan Oleh karena itu, sesuai
dengan kandungan yang terdapat dalam QS AlKahfi Ayat 29, bahwa keimanan itu
adalah pilihan merdeka, atas persetujuan hati nurani dan akal sendiri, bukan
merupakan paksaan dari luar. Pilihan keimanan adalah pilihan atas kebenaran yang
disembah oleh orang Kafir karena itu akan menyebabkan mereka akan balik memaki
Allah dengan tanpa ilmu. Lebih baik ditunjukkan saja kepada mereka alasan yang
masuk akal bagaimana keburukan menyembah berhala atau tuhan selain Allah.
Hamka menjadikan Q.S. AlMumtahanah ( ) : 7-9 sebagai pedoman bagi umat Islam
untuk bergaul dan berinteraksi sehari-hari dengan komunitas lain di luar Islam. Umat
menolong, bersikap adil dan jujur kepada pemeluk agama lain. Tetapi jika ada bukti
bahwa pemeluk agama lain itu hendak memusuhi, memerangi dan mengusir umat
disampaikan langsung oleh Hamka selaku ketua MUI kepada Presiden Soeharto pada
tanggal 17 September 1975. Hal ini berkaitan dengan peliknya hubungan antar agama
digulirkan oleh pemerintah Orde Baru pada waktu itu dengan tujuan menjaga
kerukunan antar umat beragama. Hamka yang ketika itu masih menduduki jabatan
sebagai ketua umum MUI kemudian memfatwakan haram bagi kaum Muslim ikut
Hamka kemudian lebih memilih untuk melepaskan jabatannya sebagai ketua umum
MUI setelah menjabat hanya kurang dari dua bulan, karena mempertahankan
prinsipnya itu dengan tidak mau mencabut kembali fatwanya tentang haramnya
kepercayaan orang Kristen yang memperingati hari lahir anak Tuhan. Itu adalah
akidah mereka. Kalau ada orang Islam yang turut menghadirinya, berarti dia
melakukan perbuatan yang tergolong musyrik, terang Hamka, “Ingat dan katakan
pada kawan yang tak hadir di sini, itulah akidah kita!”. Kemudian dalam masalah
pernikahan pada tanggal 1 Juni 1980 Hamka yang saat itu menjabat sebagai ketua
MUI menfatwakan bahwa haram pernikahan antara wanita Muslimah dengan laki-
laki non-Muslim. Hal ini karena perempuan tidaklah memiliki kekuasaan atas rumah
tangga, apalagi dalam agama lain tidak ada jaminan kebebasan yang luas bagi
berinteraksi dengan mereka. Namun dalam masalah aqidah, tak boleh ada kerja sama.
Dalam masalah ibadah, tak boleh ada kerja sama. Di atas kejahatan dan kerusakan
yang mereka lakukan, kaum Muslimin harus melepaskan diri dari mereka. Meskipun
Bicara toleransi tentu kita akan teringat dengan sosok ulama yang sangat santun dan
kharismatik yaitu KH. Hasyim Asy‟ari. Sikap toleransi yang ditunjukkan Kiai
Hasyim Asy‟ari adalah buah dari pengaruh Kiai Saleh Darat Semarang yang sangat
kental dalam mengedepankan sikap tasamuh, meskipun akhirnya Kiai Hasyim
Asy‟ari mendirikan organisasi Nahdlatul „Ulama (NU) yang tidak menolak tradisi
sebagai bagian dari ajaran Islam.
Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asy’ari lahir dengan nama Mohammad
Hasyim Asy’ari adalah putra ketiga dari sepuluh bersaudara dengan sosok ayah
lain. Istilah toleransi dalam konteks sosial budaya dan agama berarti sikap dan
perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang
berbeda dalam suatu masyarakat, seperti toleransi dalam beragama, dimana kelompok
agama yang mayoritas dalam suatu masyarakat, memberikan tempat bagi kelompok
agama lain untuk hidup di lingkungannya. Namun demikian, kata toleransi masih
toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif. Akan tetapi, toleransi antarumat
berbeda. Baik dalam suku, ras maupun berkeyakinan, seseorang harus paham dan
menjunjung tinggi toleransi. Akan tetapi, pendidikan toleransi saat ini disalahartikan
oleh beberapa pihak. Mereka ingin melebur keyakinan setiap anak dalam satu bingkai
seseorang harus tetap menghormati pendapat atau pilihan orang lain. Bahkan,
seseorang diarahkan untuk meyakini kebenaran agama selain Islam. Ini merupakan
Bentuk Perilaku Toleransi KH. Hasyim Asy’ari Terhadap Sesama dan Agama
Lain. Nama Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy‟ari sangat masyhur di seluruh
masyarakat Indonesia. Bahkan hampir di setiap kota, namanya diabadikan sebagai
jalan besar. Akan tetapi tampaknya belum banyak yang mengetahui sikap
toleransinya kepada umat beragama. Berikut adalah point penting toleransi KH.
1. Umat Muslim
Abdurrahman Wahid pernah menceritakan bahwa peristiwa ini terjadi pada tahun
1928 ketika KH.Hasyim Asy’ari menuliskan fatwa tersebut di jurnal ilmiah bulanan
NU. Kemudian pendapat Rois Akbar itu disanggah oleh Wakil Rois Beliau, Kyai
Faqih Maskumambang Gresik yang menyatakan hokum boleh karena dianalogikan
sebagai penghormatan jika Kyai Hasyim Asy’ari ke kota Gresik, semua masjid disana
menyerupai agama lain, dimana Beliau khawatir dengan menyamakan budaya itu
nanti akan membuat agama lain tersinggung karena budayanya telah di curi. Dengan
Sebainya jangan terlalu banyak, cukup satu wilayah satu. Alas an mengeluarkan
fatwa tersebut tak lainagar umat Islam tetap erat dan tidak terbagi menjadi beberapa
kelompok hanya karena masjid. Disamping itu, juga takut dengan banyaknya masjid
setiap wilayah sangat mengandung makna toleransi umat beragama yang tinggi.
Bukti konkrit tasamuh atau toleransi yang ditunjukkan oleh KH. Hasyim
Asy‟ari terhadap agama lain adalah ketika anak administrator Pabrik Gula (PG)
Tjoekir yang sedang sakit keras, yang notabenya adalah orang Belanda beragama
Kristen. Dokter dan banyak dukun sudah diundang untuk menyembuhkan dan gagal.
KH. Hasyim Asy‟ari pun diminta tolong dan hanya dengan media air putih, anak
tersebut akhirnya sembuh. Administrator pun heran dan ingin mengetahui lebih dekat
rahasia kesaktian KH. Hasyim Asy’ari. Beberapa hari kemudian administrator datang
ke Pesantren Tebuireng dan ditemui KH. Hasyim Asy’ari penuh keakraban. Dialog di
antara keduanya pun terjadi beberapa kali. Lambat laun administrator akhirnya
memahami ajaran Islam yang harus menghormati dan menolong umat lain, meski
berbeda agama. Keterbukaan Islam dalam memandang the other ini mendorong
administrator berkeyakinan untuk pindah agama, masuk ke dalam agama Islam.
kembali ke negeri Belanda. Anak-anaknya pun ikut memeluk agama Islam. Bahkan
korespondesi melalui surat tertulis terus dilakukan oleh anak cucu administrator
dengan KH. Yusuf Amin, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng antara tahun 1965
A. Biografi
Samarqandy, yang dalam Babad Tanah Jawi disebut Makdum Brahim Asmara, dan
berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu raja Chermen (sebuah
negara Sabrang), telah menetap bersama masyarakat Muslim lainnya yang lebih
dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan
Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia,
Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi
Muhammad SAW.
Menurut tradisi, Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa,
Vietnam Selatan, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri
raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan
Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup
menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah
Dalam prasasti nisan makam Maulana Malik Ibrahim , pada baris kelima
tersebut kata “Kashan”. Kata “Kashan” adalah nama sebuah kota di Iran, hingga kini
terkenal dengan kota industry. Ungkapan tulisan itu dalam prasasti makam Maulana
Malik Ibrahim di desa Gapura Wetan, Gresik mengindikasikan sangat kuat, bahwa ia
bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali
yakni desa Sembalo, saat itu masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa
Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara
membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah.
Jika upaya membuka warung sebagai salah satu strategi dakwahnya, setidaknya untuk
sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang
mengingat saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota Majapahit telah banyak
Menurut tradisi, Malik Ibrahim seorang yang ahli pertanian, dan sejak berada
di Gresik, hasil pertanian rakyat Gresik meningkat tajam. Ia juga dikenal ahli
tabib, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Champa. Besar
Sifatnya lemah lembut, belas kasih dan ramah kepada semua orang, baik
sesama muslim atau non muslim membuatnya terkenal sebagai tokoh masyarakat
yang disegani dan dihormati. Kepribadiannya yang baik itulah yang menarik hati
masuk agama Islam dan menjadi pengikut yang setia. Malik Ibrahim menetap di
Gresik dengan mendirikan mesjid dan pesantren untuk mengajarkan agama Islam
Maulana Malik Ibrahim wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 822 H/ 1419
M, dan dimakamkan di Gapura Wetan (Gapurosukolilo), Gresik, Jawa Timur. Pada
nisannya terdapat tulisan Arab yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang
penyebar agama yang cakap dan gigih.10 Hingga saat ini, setiap malam Jumat Legi,
masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau
haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi’ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada
prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan
seperti cerita Mahabarata atau Ramayana yang notabene merupakan saduran dari
kitan suci agama Hindu di desain ulang dengan memasukan unsur-unsur ajaran
Islam dengan tetap menggunakan plot cerita tersebut. Walisongo sebagai pendesain
Islam dapat tersampaikan kepada msayarakat di Jawa. Nilai toleransi antar beragama
sangat terlihat jelas antara Walisongo yang beragama Islam dengan masyarakat yang
non Islam. Dengan pertunjukan wayang siapapun yang melihat atau menonton baik
Walisongo, namun isi muatan bernuansa Islam. Hal ini terlihat dari penggunaan
Instrumen Hindu yang tetap digunakan namun muatan isinya berbeda adalah tentang
reka ulang semboyan “Jimat Kalima Shada” Pada prinsipnya, kalimat tersebut
instrument telogi Hindu yang berarti “jimat kali maha usada” namun oleh Walisongo
kalimat ini didesain menjadi “azimah kalimat syahadah”. Frase yang terakhir
merupakan pernyataan seseorang tentang keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keyakinan tersebut merupakan spirit
hidup dan penyelamat kehidupan bagi setiap orang. Hal itu menjelaskan bahwa
menghormati budaya-budaya Islam dengan cara tetap memakai istilah- istilah budaya
tatanan sosial masyarakat Jawa, yang sebelumnya sering terjadi peperangan diantara
satu kerajaan Hindu dengan kerajaan Hindu lain ataupun kerjaan budha, sering terjadi
keributan sosial. Dengan seni pertunjukan wayang, Walisongo membangun
masyarakat yang beradab dan berbudaya. Untuk membangun arah yang berbeda dari
dengan plot yang berisi visi sosial kemasyarakat Islam, yang didalamnya terdapat
muatan saling menghormati antar sesama, walaupun berbeda bahasa, budaya, suku,
bahkan agama. Sejak dahulu masyakarakat pulau Jawa cenderung majemuk. Selain
agama Hindu, Budha, Cinapun sudah ada sejak zaman kerajaan Hindu-Budha.
jawa. Diantaranya, selain Pandawa lima, juga ada figur punakawan (Semar, Nala
Nama asli dari KH. Agus Salim adalah Mashudul Haq, yang berarti “Pembela
Kebenaran”. Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat pada 8
Oktober 1884. Putra keempat dari seorang jaksa pengadilan negeri bernama Sultan
Salim muda tumbuh dengan kecerdasan dan ketekunan. Tercatat dalam sejarah, pada
bahasa asing; Belanda, Inggris, Arab, Jepang, Jerman, Prancis dan Turki. Pasca-lulus,
Agus Salim awalnya ingin sekali masuk sekolah kedokteran di Belanda. Namun
karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, ia akhirnya mengajukan
Salim muda pun patah arang, tetapi ada satu tokoh yang tertarik dan kagum dengan
Alasan Kartini adalah kondisi dirinya dan adat budaya Jawa yang pada waktu itu
tinggi. Kartini menyebutkan kalau Agus Salim muda tidak dapat ke Belanda karena
kepada Agus Salim—sebesar 4.00 gulden. Tetapi respon Agus Salim justru berbeda.
Kartini adalah anak bangsawan Jawa yang memiliki hubungan baik dengan para
sedikit kecewa, Agus Salim pun batal ke Belanda dan memilih pergi ke Jedah, Arab
bekerja, ia belajar Islam kepada Syekh Ahmad Khatib, Imam Masjidil Haram yang
sekaligus adalah pamannya sendiri—guru dari KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim
Asy’ari.
hanya di bidang pendidikan, Agus Salim muda sudah aktif menulis sejak remaja. Ia
dan pendiri Surat Kabar Fadjar Asia. Ia juga mulai terjun ke ranah politik dengan
bergabung ke Sarekat Islam yang dipimpin HOS Tjokroaminoto. Dari sinilah sepak
terjang dan kontribusi Agus Salim terhadap bangsa Indonesia sangat berpengaruh.
Agus Salim ikut andil secara langsung dalam peristiwa bersejarah “Sumpah Pemuda
Indonesia (PPKI).
dengan tubuh yang kecil, Menteri Luar Negeri pertama kita ini dijuluki “The Grand
Old Man”. Apalagi sifat jenakanya yang sering mewarnai forum-forum penting
Dalam urusan keagamaan, Agus Salim tipe orang yang toleran dan berjiwa
besar. Bahkan dalam keluarganya sendiri, ada satu anggota keluarga kandungnya
yang berpindah agama. Dialah sosok adik kandungnya sendiri, Chalid Salim. Adik H.
Agus Salim yang lahir pada 24 November 1902 ini, semasa muda sempat dituduh
komunis. Pernah suatu kali Chalid menulis dengan kritis di Pewarta Deli atas sikap
polisi kolonial Belanda yang menumpas pemberontakan komunis pada tahun 1926.
Terlebih lagi catatan karier Chalid Salim yang pernah tergabung di media Mingguan
Halilintar Hindia yang berpusat di Pontianak. Media ini mengadopsi asas komunis.
mengalami perubahan sikap, dari yang semula menjadi gandrung akan ajaran teosofi
dan kemudian justru tertarik pada Katholik. Belakangan, diketahui bahwa adik Agus
Salim tersebut telah memeluk ajaran Katholik sebagai agamanya. Pernah suatu ketika
H. Agus Salim ditanya oleh seorang Belanda, “Zeg Salim, bagaimana itu, adik Anda
masuk agama Katholik?”
“God zij dank, Alhamdulillah, ia sekarang lebih dekat dengan saya,” jawab Agus
Salim dengan ringan. Orang Belanda itu pun keheranan, lalu bertanya kembali,
“Kenapa Anda malah berterima kasih kepada Tuhan?” Haji Agus Salim tersenyum
lantas menguraikan penjelasannya. “Dia dulu kan orangnya tidak percaya Tuhan,
sekarang dia percaya Tuhan,” tuturnya tanpa beban. Pilihan yang diambil Chalid
kepada Chalid. “Aku bersyukur bahwa kau akhirnya percaya pula kepada Tuhan.
Dan pilihanmu itu tentu sudah menjadi takdir ilahi,” ujar H. Agus Salim kepada adik
kandungnya.
Dari cuplikan kisah tokoh bangsa kita di atas, menunjukkan betapa pentingnya
bagi kita untuk saling menghargai keputusan orang lain dengan tanpa menghakiminya
secara tidak adil. Setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya. Toleransi dan
sesama manusia.
Toleransi adalah suatu yang sangat ditekankan dari pemikiran dan gaagasan-
gagasan Gus Dur. Berbicara tentang toleransi tidak lepas dari pluralisme. Karena
toleransi adalah bentuk sikap dari pluralism itu sendiri. Gus Dur adalah seorang
pahlawan pluralis sejati karena berani melawan arus utama (mainstream) yang
bersuara tak kalah nyaring untuk yang mengharamkan pluralisme. Meski ia sendiri
banyak dikritik karena usahanya, namun ia tetap berani dan jalan terus untuk
memiliki insight pemahaman agama- agama yang benar dan juga cinta yang tulus
pada bangsa Indonesia. Gus Dur bukan hanya menjadi pahlawan pluralisme
menerima dan mengakui perbedaan yang ada sembari mengolahnya dalam sikap
saling menghormati. Gus Dur telah memberi sebuah jejak perjuangan politik inklusif
di tanah air sehingga pluralisme tidak hanya sebatas wacana, sebatas obrolan politis,
Seorang pluralis adalah dia yang menghormati dan menghargai sesama manusia
dalam kekhasan identitasnya, dan itu juga berarti dalam perbedaannya. Sementara
sikap pluralis menunjuk pada kesadaran dan keterbukaan untuk mengakui bahwa cara
hidup dan cara beragama memiliki perbedaan satu sama lain. Sikap pluralis tidak
menyangkal adanya fakta mayoritas dan minoritas. Justru sebaliknya seorang pluralis
sejati menerima kenyataan itu sebagai sesuatu yang wajar. “Gitu aja kok repot,” kata
Gus Dur. Intinya, konsep pluralisme ini timbul setelah adanya konsep toleransi. Jadi
jika setiap individu mengaplikasikan konsep toleransi terhadap individu lainnya maka
lahirlah pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme bangsa Indonesia yang beraneka
ragam ini mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang satu
dan utuh. Sedangkan ketika membicarakan teologi hanya menyentuh pada aspek
ketuhanan saja, akan banyak sekali tindakan yang mengatasnamakan Tuhan, tetapi
praktek dan dampaknya justru menodai nilai-nilai kemanusiaan. Maka dari itu, Gus
Dur memformulasikan konsep iman tidak hanya dalam domain ketuhanan saja, tetapi
mempunyai kedudukan yang sama dimata hukum negara maupun agama. Semasa
hidupnya Gus Dur selalu konsisten terhadap tiga hal, yaitu demokrasi, hak asasi
manusia, dan pluralisme. Indonesia telah memilih demokrasi sebagai sistem politik
yang digunakan dalam pemerintahan, maka implikasinya tidak ada diskriminasi. Hal
ini berkaitan erat dengan konsep hak asasi manusia dan pluralisme sebagai kenyataan
Pemikiran Abdurrahman Wahid atau Gus Dur telah memberikan warna tersendiri
intelektual muda, terutama NU. Pemikiran dan tindakan Abdurrahman Wahid bukan
muncul dalam ruang kosong, tetapi terlahir dan dibesarkan dari proses dialektik
dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Proses dialektik ini dilalui dengan tiga
dalam dunia, di mana manusia berusaha menemukan dirinya dalam suatu dunia.
Kedua, objektivasi, yakni suatu proses yang menghasilkan realitas objektif yang bisa
jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada di
luar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya. Ketiga, internalisasi, berupa
masyarakat yang plural. Secara kebahasaan, kata toleransi berasal dari bahasa latin
tolerare yang berarti bertahan tau memikul. Toleran disini diartikan dengan saling
memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang
sikap toleransi tidak bergantung pada tingginya tingkat pendidikan, tetapi persoalan
hati dan perilaku. Orang yang bersikap toleran tidak mesti memiliki kekayaan,
bahkan semangat toleransi justru sering dimiliki oleh orang yang tidak pintar, tidak
aksiologi dari konsep-konsep yang bersifat normative dalam Islam. Sebagai seorang
muslim, gagasan toleransi Abdurahman Wahid tidak terlepas dari dimensi normatif
dalam Islam yang tertuang dalam ayat berikut: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
pada penggunaan metodologi (manhaj), teori hukum (ushul fiqh), dan kaidah-kaidah
masyarakat sehingga konflik antar agama bisa terhindari. Dengan demikian pengaruh
2. Kasus Ahmadiyah;