Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK 2

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA


ARAB
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sistem Pembelajaran B. Arab

Disusun oleh:

Januar Yunamto 223121020


Zuhdi Zainul Muttaqin 223121075
Maimun Muzaka 223121111
Dewi Sri Marlina 223121063
Niken Salindri 223121030
Zuhriyatun Nafi’ah 223121104
Siti nazilatun nisa 223121011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Syukur kami ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat Islam, iman dan ilmu sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “Pengembangan perangkat penilaian
pembelajaran bahasa arab“ dengan baik dan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas dari
bapak Prof. Dr. Imam Makruf, S.Ag. M.Pd selaku dosen mata kuliah PSPBA Dalam
penyusunan makalah dengan sekuat tenaga dan kesungguhan hati serta didukung oleh
berbagai pihak dan pengetahuan yang penulis peroleh selama mengikuti pembelajaran
ini.

Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang materi shalat wajib. Kami juga menyadari masih terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk kebaikan dan juga pembelajaran untuk selanjutnya.

Surakarta, 25 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Hubungan Antara Evaluasi Penilaian Dan Pengukuran..............................................5
B. Ruang Lingkup Materi Tes Pembelajaran Bahasa Arab..............................................7
C. Menguraikan perangkat penilaian dalam pembelajaran Bahasa arab........................13
D. Contoh Pengembangan Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab..................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................................18
B. Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara terarah dan
memperbaiki sehingga menjadi produk yang semakin bermanfaat untk
meningkatkan kualitas sebagai upaya menciptakan mutu yang lebih baik. Penilaian
pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses pembelajaran dan penilaian hasil
belajar. Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pengembangan penilaian pembelajaran berarti sebuah usaha memperbaiki
penilaian terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar sehingga bisa tercipta
penilaian yang lebih baik. Namun, sebelum melakukan pengembangan penilaian
pembelajaran harus dikemukakan terlebih dahulu tentang ruang lingkup penilaian,
terkhusus bahasa Arab, yang sesungguhnya juga materi pembelajaran bahasa Arab
secara luas. Artinya cakupan materi pembelajaran bahasa Arab yang dibahas di sini
tidak terbatas pada kurikulum bahasa Arab pada tingkat Madrasah, namun meliputi
seluruh materi bahasa Arab yang perlu dipelajari oleh siapapun yang menginginkan
memiliki kompetensi lengkap dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Perbedaan Antara Evaluasi, Penilaian Dan Pengukuran ?
2. Apa Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Bahasa Arab ?
3. Apa Saja Perangkat Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Arab ?
4. Apa Contoh Pengembangan Penilaian Pembelajaran Bahasa arab ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Perbedaan Antara Evaluasi, Penilaian Dan
Pengukuran.
2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Bahasa Arab.
3. Untuk Mengetahui Perangkat Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
4. Untuk Mengetahui Contoh Pengembangan Penilaian Pembelajaran B.
Arab.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Evaluasi Penilaian Dan Pengukuran


Evaluasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pendidikan
karena bisa memberikan informasi tentang keberhasilan atau tidaknya dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam ilmu evaluasi ada beberapa istilah
yang sering difahami secara tumpang tindih. Istilah-istilah tersebut adalah
pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Agar diperoleh pemahaman yang memadai,
maka ketiga istilah tersebut perlu dijelaskan lebih jelas, dan telah kami siapkan
dalam bentuk yang seringkas-ringkas nya.

1. Pengertian Pengukuran (Measurement)

Pengukuran adalah membandingkan objek ukur dengan kriteria tertentu Objek


yang diukur yang dimaksud bisa berupa benda, orang, keadaan, dan lain-lain.
Sedangkan kriteria yang dimaksud berupa instrumen atau alat ukur. Sebagai contoh,
mengukur panjang benda, berarti membandingkan benda tersebut dengan kriteria
tertentu yang berupa satuan panjang yang terdapat dalam alat ukur panjang
(meteran, penggaris, dan lain-lain).

Dengan demikian, yang menjadi objek ukur adalah benda tersebut,


sedangkan kriterianya berupa satuan panjang yang bisa berupa meter, inchi, atau
kaki. Begitu juga jika mengukur berat badan, maka yang menjadi objek ukurnya
adalah badan, sedangkan kriterianya berupa satuan berat (gram, pon) yang
terdapat dalam alat ukur berat, yakni timbengan. Kesimpulannya adalah bahwa
pada dasarnya pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek
secara sistematik. Oleh karena itu, kegiatan pengukuran selalu berkaitan dengan
aktifitas yang bersifat kuantitatif.

5
Tujuan pengukuran kuantitatif ini untuk menilai yang dilakukan dengan
menguji sesuatu, seperti pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam rangka
mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil
belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang dikenal dalam dunia Pendidikan

2. Pengertian Evaluasi Dan Penilaian

Istilah evaluasi dan penilaian sering diartikan dan digunakan untuk merujuk
pada pengertian yang sama. Namun demikian, ada juga yang menganggap bahwa
evaluasi dan penilaian memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi dipandang lebih
luas pengertiannya dibanding penilaian. Menurut Robert L. Thorndike dan
Elizabeth Hagen (1961) menjelaskan pengertian evaluasi dengan mengatakan
bahwa evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran. Dalam beberapa hal evaluasi
lebih luas, karena dalam evaluasi di samping ada kegiatan pengukuran (kegiatan
pembandingan) juga mencakup kegiatan penilaian (pengambilan keputusan).

Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan dasar yang


kokoh untuk melakukan penilaian. Pada pembahasan ini istilah evaluasi
disepadankan dengan penilaian Dalam buku ini, istilah evaluasi disepadankan
dengan penilaian, yaitu serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan. Sedangkan arti atau maksud dari penilaian adalah
memberi nilai tentang kualitas sesuatu. Penilaian tidak hanya sekedar mencari
jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab
pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu hasil yang
diperoleh seseorang atau suatu program.

Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkakan


kinerja individu atau lembaga. Usaha peningkatan kinerja harus didasarkan pada
kondisi saat ini yang diperoleh melalui kegiatan penilaian atau asessmen. Dari
beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara

6
pengukuran (measurement), penilaian (assessment), dan evaluasi (evaluation)
bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil pengamatan dengan Kriteria,
penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran, sedangkan evaluasi
adalah penetapan nilai atau implikasi suatu perilaku, bisa perilaku individu atau
lembaga. Sifat yang hirarkis ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan evaluasi
melibatkan penilaian dan pengukuran. Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan
menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri pada ukuran atau criteria tertentu, seperti menilai seseorang
sebagai orang yang pandai karena memiliki skor tes inteligensi lebih dari 120,
sedangkan evaluasi menacakup baik kegiatan pengukuran maupun penilaian.

B. Ruang Lingkup Materi Tes Pembelajaran Bahasa Arab


1. Materi Kemahiran Bahasa Arab

Dalam pembelajaran Bahasa arab terdapat empat macam maharah atau


kemahiran yang harus di kuasai oleh setiap pembelajar Bahasa arab di antara ke
empat kemahiran itu adalah kemahiran , mendengar (istima’), berbicara (kalam),
membaca (qiro;ah), dan yang terakhir adalah menulis (kitabah). Kemudian pada
pembahasan ruang lingkup materi pembelajar Bahasa arab yang akan di bahas
adalah ke empat maharah tadi yang akan di jelaskan sebagai berikut

a. Kemahiran Mendengar (istima’)

Menyimak (istima’-listening) berbeda dengan mendengar (sama’-hearing). Jika


seseorang mendengar sesuatu, belum tentu dia memperhatikan apa yang dia dengar.
Misalnya, ketika sedang berlangsung kegiatan pembelajaran, terdengar suara bising
sepeda motor dari luar kelas. Jika para siswa tidak memperhatikan suara sepeda
motor tersebut, maka mereka hanya mendengar suara sepeda motor, namun tidak
sedang menyimak suara sepeda motor. Namun jika siswa memperhatikan suara
sepeda motor, sambil menebak merek sepeda motor tersebut, berarti mereka sedang
menyimak. Dengan demikian, menyimak adalah aktifitas mendengarkan disertai
perhatian terhadap apa yang sedang didengarkan.

7
Tujuan dari pemberian materi maharah istima’ ini harapan nya siswa mampu
memahami pembicaraan Bahasa arab dlam berbagai situasi yang nyata di luar kelas.
adapun yang harus di capai peserta didik dalam pembelajaran istima’ ini di
antaranya yaitu;

1) Kemampuan mengidentifikasi bunyi


2) Kemampuan membedakanbunyi huruf hijaiyyah yang mirip
3) Kemampuan membedakan bunyi harakat Panjang pendek
4) Kemampuan membedakan bunyi yang mengandung tasydid
5) Kemampuan mengidentifikasi dan membedakan katayang mengandung huruf nun
dan tanwin
6) Kemampuan mengaitkan antara apa yang di simaknya dengan simbol tulisannya
7) Mampu merespon denganbenar isi pembicaraan atau perintah yang terkandung di
dalamnya, bai kalam bentuk respon verbal (lisan) maupun behavioral (Tindakan)
8) Memahami pertanyaan yang di ajukan kepadanya dan mampu menjawabnya
dengan benar.
9) Merespon perintah untuk melakukan seseatu yang di tujukan kepadanya dalam
bentuk Tindakan.
10) Mampu menunjukan cakupan makna dari mufrodat yang di simaknya.

Dalam tahap-tahapan di atas dapat di lihat bahwa pada no 1-6 adalah


keterampilan persyaratan untuk menuju kemahiran memahami apa yang di simak.
Dan kemampuan persyaratan tersebut harus sudah benar-benar di kuasai oleh
seseorang atau siswa yang di tingkat dasar.

b. Kemahiran Berbicara (Kalam)

Kemahiran berbicara dianggap sebagai kemahiran terpenting dalam pembelajaran


bahasa asing, termasuk bahasa Arab. Hal ini karena tujuan utama seseorang dalam
mempelajari bahasa asing adalah agar dia mampu berbicara dengan menggunakan
bahasa yang dipelajarinya dalam komukiasi sehari-hari. Kalām merupakan
kemahiran produktif yang menuntut siswa memiliki kemampuan melafalkan bunyi

8
dengan baik, dan menerapkan aturan gramatika (nahwiyah-sharfiyah), khususnya
dalam bentuk kalimat (jumlah) yang bisa membantu dirinya dalam mengemukakan
apa yang ingin disampaikan secara lisan dalam seting komunikasi. Kalām juga
merupakan aktifitas sosiologis yang terjadi di ruang publik, yang melibatkan ide
atau gagasan yang mau disampaikan, situasi saat berlangsungnya kalām, dan pihak
atau mitra pembicaraan.

Tujuan akhir dari kemahiran berbicara adalah seorang siswa dapat mempraktikkan
kemahiran kalam dengan baik, mampu menyampaikan ide, gagasan, keinginan dan
pemikirannya secara langsung baik dalam bentuk komunikasi verbal atau lisan
(dengan menggunakan Bahasa arab) kepada lain pihak.

Adapun tahapan atau ruang lingkup pembelajaran kalam setidaknya meliputi hal
beerikut;

1) Siswa mampu mengucapkan bunyi (huruf) bahasa Arab dengan kefasihan dan
pelafalan yang bisa diterima dan difahami oleh pengguna bahasa Arab asli
2) Siswa mampu mengucapkan bunyi (huruf) bahasa Arab dengan kefasihan dan
pelafalan yang bisa diterima dan difahami oleh pengguna bahasa Arab asli
3) Siswa mampu mengemukakan pikirannya dengan menggunakan struktur nahwiyah
yang tepat.
4) Siswa memiliki kekayaan mufradāt yang sesuai dengan tingkatan usia, kematangan,
dan kemampuan mereka, sekaligus mampu menggunakan mufradāt tersebut dalam
aktifitas komunikasi yang bersifat kekinian
5) Siswa mampu mengungkapkan atau memperkenalkan dirinya sendiri secara lisan
dengan ungkapan yang jelas, fasih, dan bisa diterima dalam situasi komunikasi
sederhana.
6) Siswa mampu berpikir dan berbicara secara spontanitas dengan menggunakan
bahasa Arab komunikatif dan bisa diterima oleh lawan bicara sesuai dengan situasi
dan kondisi

9
Dari ruang lingkup atau tahapan yang di sebutkan di atas ada beberapa hal
penting yang perlu di perhatikan

1) Pengucapan (an-nuthq)

Pengucapan adalah unsur terpenting dalam kemahiran kalām, itulah sebabnya perlu
ditekankan sejak awal agar siswa mampu mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab
dengan benar. Perlu ditekankan di sini, bahwa tidak mungkin siswa non arab
memiliki kefasihan yang sama dengan penutur Arab asli. Oleh karena itu, target
utama latihan pengucapan di sini adalah bagaimana siswa sebisa mungkin
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Arab sesuai dengan aturan makhārij al-huruf
yang benar dan bisa difahami oleh pengguna bahasa Arab

2) Kosa kata (al-mufrodat)

Kekayaan kosa kata juga menjadi tujuan yang di harapkan bisa di capai oleh setiap
orang yang mempelajari Bahasa asing. Hal ini karena kosa kata merupakan
instrument penyampaian pesan atau makna, yang juga sekaligus sebagai media
untuk menyampaikan pikiran. Dengan menggunakan kosa kata seseorang
pembicara akan berfikir, kemudian menerjemahkan pikirannya tersebut ke dalam
kalimat yang sesuai.

3) Gramatika (al-qowa’id)

Pada kemahiran ini adalah yang harus di kuasai oleh siapapun yang ingin berbicara
dengan Bahasa asing sebab kemahiran qowa’id ini sangat penting dalam kemahiran
kalam dan kemahiran lainnya. Oleh karena itu, pembelajaran qowa’id di perlukan
dalam pembelajaran Bahasa arab, meskipun titik tekan nya pada kemahiran
berbahasa.

c. Kemahiran Membaca (Qiro’ah)

Kemahiran qirā’ah atau membaca merupakan kemahiran dasar dalam berbahasa


asing yang juga penting. Meskipun, kemahiran istimā’ dan kalām lebih penting,
namun kesempatan praktek untuk melatih kemahiran keduanya sangat sedikit.

10
Sebaliknya, kemahiran membaca justeru lebih sering digunakan dalam kehidupan
sehari hari, mengingat informasi yang ditulis dalam bahasa asing yang sedang
dipelajari itu sangat melimpah.

Membaca adalah memindahkan makna secara langsung dari lembaran tercetak atau
simbol tertulis ke dalam pikiran pembaca. Dengan demikian, kemahiran qirā’ah
yang dilatihkan dalam kegiatan pembelajaran adalah bagaimana siswa memiliki
kemahiran memahami makna dari simbol tertulis secara langsung. Oleh karena itu,
mengamati deretan kata baris demi baris untuk mencari padanannya
(terjemahannya) dalam bahasa Ibu bukanlah dinamakan qirā’ah, begitu juga
pemahaman umum terhadap teks.

Tujuan atau ruang lingkup pembelajaran qiro’ah Bahasa arab di antaranya yaitu;

1) Siswa mampu mengucapkan simbol-simbol yang ditulis dengan aksara Arab


dengan pengucapan yang benar dan bisa diterima oleh pengguna bahasa Arab
2) Siswa mampu mendapatkan makna (informasi) global secara langsung dari teks
yang dibaca dan mampu memahami perubahan makna akibat perubahan struktur
(tarkib)
3) Siswa mampu memahami perbedaan antara makna mufradat secara leksikal dan
secara kontekstual, serta memahami perbedaan antara mufradat yang digunakan
dalam bahasa lisan dan tulisan
4) Siswa memahami makna kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf serta
keterkaitan maknanya satu sama lain
5) Siswa mampu membaca disertai dengan pemahaman umum mengenai teks tanpa
terhambat masalah qawā’id
6) Siswa mampu memahami pikiran-pikiran penjelas dan menemukan keterkaitannya
dengan pikiran utama dalam paragraph
7) Siswa mampu memahami teks bahasa Arab tanpa membutuhkan kamus atau
kumpulan kosa kata yang telah diterjemahkan
8) Siswa mampu membaca secara ekstensif berbagai bidang informasi, seperti surat
kabar, sastra, sejarah, ilmu pengeta huan, dan peristiwa-peristiwa aktual lainnya.

11
Dari delapan tahap atau tujuan pembelajaran membaca (qiro’ah) harapannya dapat
di capai oleh para peserta didik dalam salah satu kemahiran berbahasa arab. Artinya
tujuan yang satu menjadi prasyarat tercapainya tujuan di atasnya. Bisa dikatakan
bahwa, pembelajaran qirā’ah merupakan proses pengembangan yang berlangsung
secara gradual atau bertahap, dari satu tahap ke tahap berikutnya

d. Kemahiran Menulis (Kitabah)

Kemahiran kitabah juga merupakan kemahiran berbahasa yang tidak kalah penting
dalam pembelajaran bahasa asing, dibandingkan dengan kalām dan qirā’ah. Jika
kalām merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain untuk mengungkapkan
perasaan, pikiran, keinginan dan tujuannya, dan jika membaca merupakan sarana
untuk berselancar melewati ruang, waktu, dan budaya, maka menulis merupakan
keistimewaan akal manusia sekaligus bukti akan kehebatan manusia, karena –
sebagaimana diungkapkan antropolog- bahwa ketika seseorang mulai menulis,
maka sesungguhnya dia memulai sejarahnya sendiri.

Mengingat pentingnya kemahiran menulis, maka dalam pembelajaran bahasa Arab,


kegiatan menulis ini harus mendapatkan perhatian yang semestinya. Ada dua
orientasi dalam pembelajaran menulis, yaitu (1) orientasi komunikatif, yakni
kegiatan menulis sebagai bagian dari cara berkomunikasi, dan (2) orientasi
intelektual, yakni kegiatan menulis sebagai bagian dari kreatifitas intelektual dan
kesusastraan.

Terdapat empat ruang lingkup kegiatan menulis yang perlu di latihkan kepada siswa
dalam pembelajaran Bahasa arab sebagai berikut;

1) Menulis huruf hijā’iyah

2) Menulis kata dengan tulisan yang benar

3) Menyusun frase dan kalimat bahasa Arab yang bisa difahami oleh pembaca

4) Menyusun kalimat-kalimat menjadi paragraf, dan menyusun paragraf-paragraf


menjadi wacana yang secara utuh menggambarkan gagasan dan pikiran penulisnya

12
Keempat ruang lingkup tersebut bisa dicapai dengan membiasakan siswa dalam
tiga bidang menulis, yaitu:

1. Al imla’ (dikte) terdiri dari:

a. Imlā’ manqūl (dikte dangan cara menyalin teks)

b. Imlā’ mandhūr (dikte dengan melihat teks lalu dihapus)

c. Imlā’ ikhtibārī (dikte dengan memperdengarkan teks untuk disalin ke dalam


bentuk tulisan)

2. Al-Khath (menulis halus)


3. At-Ta’bīr wa al-Insyā’ (mengarang)

a. At-ta’bīr al-basīth (mengarang sederhana)

b. At-ta’bīr al-muwajjah (mengarang terbimbing)

c. At-ta’bīr al-hurr (mengarag bebas)

C. Menguraikan perangkat penilaian dalam pembelajaran Bahasa arab


Perangkat penilaian dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah alat-alat yang
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam berbagai aspek bahasa,
seperti keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, serta
pemahaman kosakata, tata bahasa, dan budaya. Perangkat penilaian dapat berupa
tes tertulis, tes lisan, penilaian unjuk kerja, penilaian produk, dan penilaian
portofolio.

a. Tes tertulis

Tes tertulis adalah perangkat penilaian yang mengharuskan peserta didik menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi bahasa Arab yang telah
dipelajari. Tes tertulis dapat berbentuk tes obyektif, seperti pilihan ganda, benar
salah, menjodohkan, dan sebagainya, atau tes subjektif, seperti uraian, esai, dan
sebagainya. Tes tertulis biasanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif, seperti
ingatan, pemahaman, dan aplikasi.

13
b. Tes lisan

Tes lisan adalah perangkat penilaian yang mengharuskan peserta didik


berkomunikasi secara langsung dengan guru atau teman sejawat menggunakan
bahasa Arab. Tes lisan dapat berbentuk wawancara, dialog, monolog, presentasi,
dan sebagainya. Tes lisan biasanya digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik
dan afektif, seperti keterampilan berbicara, kepercayaan diri, dan motivasi.

c. Penilaian unjuk kerja

Penilaian unjuk kerja adalah perangkat penilaian yang mengharuskan peserta didik
menunjukkan kemampuannya dalam melakukan tugas-tugas tertentu yang berkaitan
dengan bahasa Arab. Penilaian unjuk kerja dapat berbentuk simulasi, role play,
dramatisasi, dan sebagainya. Penilaian unjuk kerja biasanya digunakan untuk
mengukur aspek psikomotorik dan afektif, seperti keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis, serta kreativitas, kerjasama, dan sikap.

d. Penilaian produk

Penilaian produk adalah perangkat penilaian yang mengharuskan peserta didik


membuat atau menghasilkan produk tertentu yang berkaitan dengan bahasa Arab.
Penilaian produk dapat berbentuk poster, brosur, buku, video, dan sebagainya.
Penilaian produk biasanya digunakan untuk mengukur aspek psikomotorik dan
afektif, seperti keterampilan menulis, kreativitas, dan estetika.

e. Penilaian portofolio

Penilaian portofolio adalah perangkat penilaian yang mengharuskan peserta didik


mengumpulkan dan menyajikan kumpulan hasil kerja atau karya yang berkaitan
dengan bahasa Arab. Penilaian portofolio dapat berisi tes tertulis, tes lisan,
penilaian unjuk kerja, penilaian produk, dan sebagainya. Penilaian portofolio
biasanya digunakan untuk mengukur aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif
secara komprehensif dan holistik

14
D. Contoh Pengembangan Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab
Perangkat tes bahasa Arab dirancang berdasarkan analisis muka belakang.
Kegiatan ini dimulai dari analisis perangkat tes yang digunakan, mereviu literatur
tentang pembuatan perangkat tes bahasa Arab interviu dengan guru bidang studi
bahasa Arab.

Prinsip yang diacu dalam menetapkan perangkat tes bahasa Arab adalah
bahwa tes bahasa Arab dilakukan untuk melihat ketercapaian unsur-unsur yang
terdapat dalam kurikulum, dalam hal ini silabus bahasa Arab. Sebagaimana
layaknya tujuan diadakannya tes yaitu untuk mengetahui ketercapaian siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Oleh sebab
itu perangkat tes seharusnya dapat mem- berikan informasi terhadap kemampuan
siswa dalam bahasa Arab yang terlihat dari pencapaian keterampilan berbahasa
siswa mulai dari keterampilan men- dengar (istima’), berbicara (kalam), membaca
(qira’ah), dan menulis (kitabah).

Berdasarkan hal ini, maka peneliti menetapkan perangkat tes yang akan
dikembangkan. Perangkat tes yang dimaksud adalah: butir-butir soal disajikan
sesuai dengan urutan pencapaian keterampilan berbahasa sebagaimana terdapat
dalam kurikulum yaitu mulai dari soal untuk menguji keterampilan mendengar
(istima’), kemudian kalam, qira’ah, dan terakhir kitabah. Berikut ini diuraikan
materi-materi pengembangan perangkat tes pada tabel di bawah ini:

Materi-materi Pengembangan Perangkat Test Bahasa Arab

Test Kemahiran Perintah Soal Nomor Soal Jumlah Soal

‫!ستمع اجلملة اآلتية و عني املفردات الصحيحة كما ىف القراءة‬ 1-3 3

‫!استمع احلوار مث اجب عن األسئلة اآلتية‬ 4


4-7
1. Istima’

‫!استمع من القطعة اآلتية واكمل جلمل اآلتية‬ 4

15
‫‪8-11‬‬
‫كمل احلوارالتايل‬ ‫‪12-14‬‬ ‫‪3‬‬

‫‪2.‬‬ ‫‪Kalam‬‬ ‫!اجب عن األسئلة اآلتية حسب احلوار التاىل‬ ‫‪15-18‬‬ ‫‪4‬‬

‫‪19-22‬‬ ‫‪4‬‬
‫جر احلوار اآلتى‬

‫اضبط الكلمة الىت حتته ا خط بشكل صحيح‬ ‫‪23-27‬‬ ‫‪5‬‬

‫!ترجم الكلمة الىت حتتها خط إىل اللغة اإلندونسية اجليدة‬


‫‪3.‬‬ ‫‪Qiro’ah‬‬ ‫‪28-29‬‬ ‫‪2‬‬

‫!قرأ الناص اآلتى و عني املو ضوع املناسب‬ ‫‪32-30‬‬ ‫‪3‬‬

‫!ترجم اجلمل اآلتية إىل اللغة اإلندونسية اجليدة‬ ‫‪34-33‬‬ ‫‪2‬‬

‫‪2‬‬
‫!عني املقصود من الكلمات الىت حتتها خط‬
‫‪36-35‬‬
‫!عني الكتابة الصحيحة من الكلمة االتية‬ ‫‪38-37‬‬ ‫‪2‬‬

‫!الكتبات الىت حتتها خط كتبت خطاء فاخرت كتابة صحيحه‬ ‫‪40-39‬‬ ‫‪2‬‬

‫‪4.‬‬ ‫‪Kitab‬‬
‫!رتب الكلمات االتية لتكون مجال مفيدة‬ ‫‪43-41‬‬ ‫‪3‬‬

‫!ترجم اجلملة االتية اىل اللغتة العربية الفصيحة‬ ‫‪45-44‬‬ ‫‪2‬‬

‫!صل اجلملتني لتكون مجلة مفيدة صحيحة‬ ‫‪46‬‬ ‫‪1‬‬

‫‪16‬‬
‫!حول الفعل املضارع حسب الضمري من اجلميلة االتية‬ 47 1

‫!الضمري من فعل االتى‬ 49-48 2

5 Struktur
‫!اعرب الكلمة خط‬ 50 1
Bahasa

Karakteristik perangkat tes yang dikembangkan oleh peneliti adalah


berdasarkan dari kerangka materi diatas. Karakteristik perangkat tes yang dimaksud
adalah:

a. Perangkat tes yang dikembangkan lalu disajikan dengan desain gambar


yang menarik pada butir-butir soal guna membantu siswa agar mudah
dan cepat dalam mengingat makna kata yang terdapat pada butir-butir
soal.
b. Perangkat tes disusun sesuai analisis kebutuhan dari siswa Madrasah
Aliyah dalam memahami materi tes bahasa Arab.
c. Setiap butir soal disusun sesuai urutan kompetensi yang terdapat dalam
silabus kurikulum PERMENAG 2008.
d. Butir-butir soal disusun dengan tingkat kesukaran yang berjenjang dari
tingkat kesukaran rendah hingga tingkat tinggi.
e. Bahasa dan isi materi tes dibuat sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
yang heterogeny

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hubungan Antara Evaluasi Penilaian Dan Pengukuran

Evaluasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses pendidikan karena
bisa memberikan informasi tentang keberhasilan atau tidaknya dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

a). Pengertian Pengukuran (Measurumenet)

Pengukuran adalah membandingkan objek ukur dengan kriteria tertentu Objek yang
diukur yang dimaksud bisa berupa benda, orang, keadaan, dan lain-lain. Sedangkan
kriteria yang dimaksud berupa instrumen atau alat ukur. Sebagai contoh, mengukur
panjang benda, berarti membandingkan benda tersebut dengan kriteria tertentu yang
berupa satuan panjang yang terdapat dalam alat ukur panjang (meteran, penggaris,
dan lain-lain).

b). Pengertian Evaluasi Dan Penilaian

Istilah evaluasi dan penilaian sering diartikan dan digunakan untuk merujuk pada
pengertian yang sama. Namun demikian, ada juga yang menganggap bahwa
evaluasi dan penilaian memiliki pengertian yang berbeda. Evaluasi dipandang lebih
luas pengertiannya dibanding penilaian. Menurut Robert L. Thorndike dan
Elizabeth Hagen (1961) menjelaskan pengertian evaluasi dengan mengatakan
bahwa evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran. Dalam beberapa hal evaluasi
lebih luas, karena dalam evaluasi di samping ada kegiatan pengukuran (kegiatan
pembandingan) juga mencakup kegiatan penilaian (pengambilan keputusan).

2. Ruang Lingkup Materi Tes Pembelajaran Bahasa Arab

Materi Kemahiran Bahasa Arab Dalam pembelajaran Bahasa arab terdapat empat
macam maharah atau kemahiran yang harus di kuasai oleh setiap pembelajar

18
Bahasa arab di antara ke empat kemahiran itu adalah kemahiran istima
(mendengar), kalam (berbicara), qiro’ah (membaca), dan yang terakhir adalah
kitabah (menulis).

B. Saran
Hendaknya pengembangan penilaian pembelajaran terus dilakukan, agar dengan itu
kualitas dari pembelajaran khususnya bahasa Arab menjadi lebih baik. Sehingga
diharapkan peserta didik mendapatkan manfaat yang banyak dari pembelajaran.

19
DAFTAR PUSTAKA
Munip, Abdul, Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga
Yogyakarta), 2017
Maria Angelina Fransiska Mbari, Desi Maria El Puang, Elisabeth Gleko, Pengembangan
Perangkat Penilaian Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Integratif dengan
Pendekatan Saintifik di Kelas V Sekolah Dasar VARIABEL VOL. 5 NO. 1 (April
2022): 33-42.
Wahab, Muhbib, Abdul. 2006. Teknik Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, Makalah.
Jakarta : Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan.
Yelfi Dewi S, Pengembangan Perangkat Tes Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Untuk
Madrasah Aliyah, Ta'dib, vol 16 NO. 1(Juni 2013).

20

Anda mungkin juga menyukai