Abstract
Privatization is the government's strategy for building infrastructure and efficiency in
the performance of companies, especially state-owned companies. PT Telkom Indonesia is one
of the state-owned companies that has an important role in the development of
telecommunications in Indonesia. As a company responsible for providing telecommunications
services,
With privatization, PT. Telkom Indonesia succeeded in increasing company revenue
through increasing operational efficiency and wider market penetration. In order to ensure that
the privatization of PT. Telkom Indonesia must maintain balance in economic and social
aspects, namely by paying attention to the interests of all related parties. This can be done by
holding intensive dialogue and discussions between the government, company management,
employees and the wider community.
Keywords: Privatization, BUMN, PT. Telkom Indonesia
Abstrak
Privatisasi merupakan strategi pemerintah dalam membangun infrastruktur dan
efisiensi kinerja suatu perusahaan khususnya Perusahaan BUMN. PT Telkom Indonesia salah
satu BUMN yang memiliki peran penting dalam perkembangan telekomunikasi di Indonesia.
Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas penyediaan layanan telekomunikasi,
Dengan adanya privatisasi, PT. Telkom Indonesia berhasil meningkatkan pendapatan
perusahaan melalui peningkatan efisiensi operasional dan penetrasi pasar yang lebih luas. Agar
dapat memastikan berjalannya privatisasi PT. Telkom indonesia agar tetap menjaga
kesimbangan dalam aspek ekonomi dan sosial yaitu dengan memperhatikan kepentingan
semua pihak terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan dialog dan diskusi yang
intensif antara pemerintah, manajemen perusahaan, karyawan, dan masyarakat luas.
Kata Kunci: Privatisasi, BUMN, PT. Telkom Indonesia
PENGANTAR
Privatisasi Badan Usaha Milik Negara merupakan proses penjualan saham persero
kepada pihak lain dengan tujuan meningkatkan nilai BUMN, baik sebagian ataupun seluruhnya
kepada pihak lain. Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 12 Undang-
Undang BUMN, privatisasi adalah penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya
kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
manfaat bagi negara dan masyarakat serta memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat
(Jonaidi, 2019).
Privatisasi diharapkan dianggap mampu meningkatkan kinerja BUMN, memberikan
manfaat kepada negara dan masyarkat, serta memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat.
Privatisasi BUMN dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, diantaranya
dapat memperluas akses di pasar internasional, memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta meningkatkan perekonomian dan menyediakan lapangan kerja. Akan tetapi, sebagian
yang lain memandang bahwa privatisasi adalah satu langkah yang patut dikhawatirkan,
terutama terhadap jaminan akan kepentingan masyarakat. Pada dasarnya kelompok terakhir
memiliki ketakutan akan prinsip neoliberalisasi yang berada dibelakang kebijakan privatisasi
yang diaplikasikan (Jonaidi, 2019). Berdasarkan alasan tersebut maka perlu ditinjau soal
privatisasi di Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait dengan kepentingan
negara dan masyarakat.
PT Telkom Indonesia salah satu BUMN yang memiliki peran penting dalam
perkembangan telekomunikasi di Indonesia. Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab atas
penyediaan layanan telekomunikasi, PT Telkom Indonesia memiliki tugas utama dalam
memastikan bahwa masyarakat Indonesia dapat terhubung dengan mudah dan cepat. Selain itu,
PT Telkom Indonesia juga turut berperan dalam memperluas jaringan internet di seluruh
negeri, sehingga masyarakat dapat mengakses informasi dan melakukan komunikasi secara
efektif. Dengan upaya yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia, perkembangan
telekomunikasi di Indonesia semakin maju dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi
negara (Sartika & Rachmat, 2023).
PEMBAHASAN
Strategi ini juga bertujuan untuk memperluas pangsa pasar perusahaan dengan
menargetkan segmen-segmen yang belum terjangkau, seperti daerah pedesaan dan perkotaan
yang terpencil. PT Telkom Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi dan beradaptasi
dengan perkembangan teknologi yang terus berubah, sehingga dapat memberikan solusi
telekomunikasi yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Dalam upaya mencapai tujuan ini,
perusahaan juga menjalin kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi global untuk
memperluas jaringan dan memperoleh akses ke teknologi terbaru.
Selain itu, perusahaan juga harus menghadapi tantangan dalam menjaga hubungan
dengan pihak-pihak terkait seperti regulator, mitra bisnis, dan karyawan. Transformasi
kepemilikan saham dapat mengubah dinamika hubungan perusahaan dengan pihak-pihak ini,
dan jika tidak dikelola dengan baik, dapat mengganggu kerjasama yang telah terjalin selama
ini. Perubahan kepemilikan saham juga dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan terkait
dengan pengelolaan sumber daya manusia, termasuk kebijakan kompensasi dan manfaat
karyawan. Oleh karena itu, PT Telkom Indonesia perlu melakukan strategi yang tepat dalam
menghadapi risiko-risiko ini dan menjaga kelangsungan operasional perusahaan.
Hal ini terutama dirasakan di daerah-daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh
jaringan telekomunikasi yang memadai. Selain itu, beberapa pihak juga mengkhawatirkan
dominasi PT. Telkom yang semakin kuat sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia setelah privatisasi. Mereka berpendapat bahwa hal ini dapat menghambat persaingan
sehat di industri telekomunikasi dan berpotensi menimbulkan monopoli. Meskipun terdapat
pro dan kontra mengenai dampak privatisasi PT. Telkom, yang pasti adalah bahwa privatisasi
ini telah mengubah lanskap industri telekomunikasi di Indonesia secara signifikan.
Agar dapat memastikan berjalannya privatisasi PT. Telkom indonesia agar tetap
menjaga kesimbangan dalam aspek ekonomi dan sosial yaitu dengan memperhatikan
kepentingan semua pihak terkait. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan dialog dan
diskusi yang intensif antara pemerintah, manajemen perusahaan, karyawan, dan masyarakat
luas. Selain itu, perlu juga dibentuk lembaga pengawas yang independen yang dapat memantau
jalannya privatisasi dan menjamin keadilan bagi semua pihak yang terlibat. Dengan demikian,
privatisasi PT. Telkom Indonesia dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang
seimbang bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia.
PENUTUP
Perusahaan juga berupaya memperluas pangsa pasarnya dengan menyasar segmen yang
belum terjangkau dan menjalin kemitraan dengan perusahaan telekomunikasi global.
Pengalihan kepemilikan tersebut bertujuan untuk mendorong PT Telkom Indonesia agar lebih
agresif dalam investasi dan pengembangan, menyediakan sumber daya dan modal yang lebih
besar untuk strategi bisnis yang inovatif dan ambisius.
Diana, Novitasari, & Saitri. (2020). Perbandingan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik
Negara Sebelum dan Sesudah Privatisasi. Jurnal Kharisma, 2(2), 1–17. http://e-
journal.unmas.ac.id/index.php/kharisma/article/view/967/838
Jonaidi, D. P. (2019). Telaah Terhadap Kebijakan Privatisasi Bumn Di Indonesia. University
Of Bengkulu Law Journal, 4(1), 1–18. https://doi.org/10.33369/ubelaj.v4i1.7232
Sartika, S., & Rachmat, I. (2023). Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra
Perusahaan pada PT. Telkomsel Tbk. Jurnal Sosial Dan Sains, 3(2), 199–215.
https://doi.org/10.59188/jurnalsosains.v3i2.698