Anda di halaman 1dari 13

RESUME

KAJIAN LITERATUR

Disusun Oleh:

1. Dilla Noviana (21100086)


2. Febri (21100)
3. Muhammad irsyad (21100096)
4. Wahnada (21100084)
5. Wira mulyani (21100104)

Dosen Pengampu:

Dr.Adlia Alfiriani,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas resume tentang
kajian literatur untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Methodology Penelitian. Sekaligus kami
menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu selaku dosen pengampu
Mata Kuliah yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok 3 guna meyelesaikan
resume ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran dari
pembaca untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
membangun.

Diakhir kami berharap resume sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam resume kami terdapat
perkataan yang tidak berkenaan dihati.
RESUME MATERI

1. State Of Art

State af the arts adalah Penelitian sebelumnya berfungsi untuk analisa dan memperkaya
pembahasan penelitian, serta membedakannya dengan penelitian yang sedang dilakukan. State of
the Art merupakan kumpulan jurnal yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian. State of
the art turut memberikan penjabaran mengenai perbedaan antara penelitian terdahulu dan
penelitian yang akan dilakukan.

State of the art (sota) adalah langkah awal untuk menunjukan kebaruan hasil penelitian
(researt novelty) karena mendiskripsikan penelitian terkini atau pencapaian termaju sampai
dengan “hari ini” sedang kebaruan di sini diartikan sebagai: sebanyak artikel yang telah
dipublikasikan serta sepanjang upaya yang telah ditelusuri dari berbagai sumber basis data
penelitian atau publikasi ilmiah, tidak ada penelitian lain yang pernah mempublikasikan hasil
penelitian sebelumnya.

dalam tradisi keilmuan oleh para ahli disebut “ state of the arts” , yaitu pemetaan penelitian
terdahulu tentang tema-tema sejenis yang meliputi : siapa penelitinya sampai yang terakhir ,
penelitian tentang apa, dimana penelitian dilakukan, apa masalahnya, metode apa yang
digunakan, serta hasil penelitian apa yang diprolehnya.

Manfaat SoTA dan Sifat Penting:

 Dengan adanya SoTA, peneliti akan memperoleh informasi mengenai masalah


penelitian yang akan diteliti. Salah satunya adalah dengan membaca literatur atau
penelitian terdahulu yang berhubungan, hal tersebut akan menjadikan peneliti lebih
mudah memahami dan menganalisis masalah penelitian.
 Membuktikan bahwa masalah penelitian yang sedang diteliti mempunyai hubungan
atau relevansi.
 Dengan adanya SoTA penelitian yang dilakukan akan menunjukan pendekatan yang
berbeda dalam menemukan sebuah solusi. Dengan bervariasinya pendekatan yang
berbeda, peneliti bisa mengevaluasi pendekatan yang ada, dan menyadari hal yang
perlu diperbaharui atau dikurang.
 SoTA juga bisa bermanfaat agar peneliti bisa mengetahui hasil penelitian terdahulu
yang bisa dijadikan rujukan dan yang tidak.

Cara menyusun SoTA:

 SoTA bukanlah pekerjaan yang mudah dan linier, sehingga dalam membuatnya
harus perlahan dimana dalam membuatnya peneliti akan menulisnya setiap saat
ketika membuat laporan atau makalah. Mengetahui perkembangan dan menyadari
apa yang sedang dilakukan peneliti lain adalah sebuah keharusan, dimana peneliti
harus sering mencatat hal yang penting dan tulis setiap temuan yang telah dibaca.
 Pilih dengan kritis dan teliti saat menentukan literatur yang dibaca, jangan baca
semuanya. Salah satu kriteria penting untuk memilih literatur adalah memastikan
bahwa literatur tersebut merupakan berasal dari sumber yang terpercaya, jurnal
terkenal, terpublikasi dan peer-review.
 Berhenti membaca sumber yang tidak penting, buatlah daftar literatur dimana
terdapat batasan pada jumlahnya, misal 10-20 jurnal.
 Habiskan waktu untuk melakukan analisis dan jangan membuat ringkasan •
Berikan kredit (penghargaan/apresiasi) pada penelitian atau literatur terdahulu!
Tidak menghargai penelitian orang lain merupakan sebuah pelanggaran yang
disebut plagiarisme.
 Tingkatkan kemahiran dalam menulis, ini dilakukan agar pekerjaan mencari
literatur dan literatur apa yang harus dimasukan bisa terseleksi dengan baik.

2. Kebaharuan Penelitian

Unsur kebaruan penelitian. Skripsi, tesis atau disertasi hakikatnya merupakan hasil
penelitian yang telah dilaporkan ke khalayak setelah beberapa tahapan dilalui, mulai
penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data, dan seminar hasil
penelitian hingga ujian. Demikian banyak tahapan yang dilalui oleh seorang calon sarjana,
magister atau doktor, sehingga diharapkan karya akhir itu berkualitas.
Ada beberapa ukuran untuk menilai kualitas karya ilmiah, sebagai berikut:

1. Novelty (kebaruan), artinya bidang yang dikaji sangat baru dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat,
2. Memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan,
3. Dilalui dengan proses metodologis yang benar,
4. Bukan pengulangan, apalagi penjiplakan, dari karya sebelumnya, dan
5. dilakukan dengan penuh kejujuran.

Novelty atau unsur kebaruan penelitian sangat penting sebagai tolok ukur karya
ilmiah. Logika nya sederhana, hal-hal baru biasanya menarik perhatian orang untuk
dipelajari dan dikaji lebih dalam. Ilmu pengetahuan berkembang demikian pesat sehingga
menuntut orang untuk selalu ingin mengetahui perkembangan terbaru dalam setiap bidang
ilmu pengetahuan.

Jenis Unsur Kebaharuan Penelitian:

1. Kebaruan tipe-1 (invention)


bersifat menemukan sesuatu dalam artian merubah prinsip dasar yang
sudah ada sebelumnya (praktek atau kebiasaan yang menjadi dasar).
2. Kebaruan tipe-2 (improvement)
Tipe ke-2 ini juga hampir sama dengan dengan tipe-1, hanya saja sifatnya
dapat berupa peningkatan dari prinsip yang sebelumnya atau pun bersifat
perbaikan dari teori/praktek yang sudah ada sebelumnya.
3. Kebaruan tipe-3 (refutation)
Untuk tipe yang ketiga ini, seseorang tersebut harus memiliki wawasan
yang komprehensif sebagai landasan untuk menghasilkan sebuah prinsip
dasar baru dari unsur kebaruan penelitian.
Beberapa kriteria yang mungkin dapat digunakan untuk menilai suatu unsur kebaruan
penelitian, diantaranya:

1. Menyajikan sejumlah informasi baru dimana peneliti merupakan orang


pertama yang melakukannya.
2. Memperluas, mengkualifikasi atau mengelaborasi sejumlah kegiatan yang
sudah ada sebelumnya.
3. Melakukan sebagian karya asli yang dirancang orang lain.
4. Mengembangkan produk baru untuk meningkatkan sesuatu.
5. Menafsir ulang suatu teori mungkin pada konteks yang berbeda.
6. Menunjukkan orisinalitas dengan menguji ide seseorang.
7. Melakukan pekerjaan empiris yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
8. Menggunakan pendekatan metodologis yang berbeda untuk memecahkan suatu
masalah.
9. Mensintesis informasi yang baru dengan cara yang berbeda.
10. Memberikan interpretasi baru menggunakan informasi yang ada sebelumnya.
11. Mengulangi penelitian dalam konteks yang lain, misalnya Negara yang
berbeda.
12. Menerapkan ide-ide yang ada di daerah yang baru.
13. Mengambil teknik tertentu dan menerapkannya di daerah baru.
14. Mengembangkan alat pertanian atau teknik baru.
15. Mengambil pendekatan yang berbeda, misalnya perspektif lintas-disiplin.
16. Mengembangkan portofolio kerja berdasarkan penelitian.
17. Menambah pengetahuan dengan cara yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
18. Melakukan studi yang topik dan area yang belum ada sebelumnya
19. Menghasilkan suatu analisis yang kritis yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
3. Kerangka Konseptual
Menurut Para Ahli:

Singarimbun, 1990 berpendapat bahwa konsep yang merupakan generalisasi dari


sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang mirip. Singarimbun menjelaskan bahwa konsep terdiri dari dua jenis, yaitu
konsep konkrit dan konsep abstrak. Konsep konkrit adalah hal-hal yang dapat terlihat oleh mata
dan dapat diukur menggunakan alat ukur fisik, seperti konsep berat, panjang, dan lain-lain.
Sedangkan konsep abstrak seperti motivasi, sikap, persepsi, manajemen dan yang lainnya.

Miles & Huberman, 1994 berpendapat bahwa kerangka konseptual merupakan suatu
kerangka yang bisa berbentuk naratif atau grafis yang memiliki tujuan untuk menunjukkan
variabel kunci atau menggambarkan suatu konstruksi dari asumsi hubungan yang ada di antara
mereka untuk dipelajari dan diteliti.

Camp, 2001 berpendapat bahwa kerangka konseptual merupakan sebuah struktur yang
menurut peneliti dapat memberikan gambaran atau penjelasan tentang perkembangan alami dari
suatu fenomena yang akan dipelajari atau diteliti.

Sugiyono, 2017 berpendapat bahwa kerangka konseptual secara teoritis akan


menghubungkan berbagai variabel penelitian, yaitu variabel terikat atau dependen dengan
variabel bebas atau independen yang akan diukur serta diamati melalui proses penelitian.

Kusumayati, 2009, berpendapat bahwa kerangka konsep merupakan hubungan antara


konsep-konsep yang telah dibangun berdasarkan dari hasil-hasil studi empiris yang terdahulu
sebagai pedoman untuk melakukan penelitian.

Imenda, 2014, berpendapat bahwa kerangka kerja konseptual merupakan sebuah sintesis
dari variabel dan komponen yang memiliki keterkaitan yang dapat membantu dalam
menyelesaikan masalah yang ada di dunia nyata. Penjelasan tersebut merupakan sebuah
pengamatan terakhir untuk mendapatkan resolusi deduktif dari masalah yang sedang diteliti.
Tujuan Kerangka Konseptual:

Kerangka konseptual dibuat dengan tujuan untuk menjelaskan berbagai makna dari kata-
kata yang terdapat dalam kajian teori yang dapat menimbulkan pengertian-pengertian lain.

Oleh karena itu, kerangka konseptual dalam suatu penelitian haruslah terlihat jelas. Sebab
apabila konsep dalam suatu penelitian tidak jelas akan menyebabkan persepsi yang berbeda dari
apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Dalam penelitian yang sederhana, biasanya tidak memerlukan kerangka konseptual.


Sebagai gantinya menggunakan definisi operasional atau penjelasan istilah, untuk menerangkan
variabel-variabel penelitian yang akan diteliti.

Cara membuat kerangka konseptual:

1. Menentukan tema dan topic penelitian


2. Menyusun kajian pustaka
3. Memastikan kebaruan atau novely
4. Memetakan konsep atau variable
5. Mengembangkan pernyataan hubungan
6. Memeriksa rumusan masalah atau hipotesis
7. Mengembangkan konsep dalam bentuk yang sederhana
8. Menambahkan narasi
9. Memperbaiki kerangka yang telah dibuat

1. Contoh Kerangka Konseptual Penelitian Kualitatif

Judul: “Faktor Iklim Kerja, Disiplin Kerja serta Etos Kerja Yang Dapat Mempengaruhi
Produktivitas Kerja Bagian Teller di Bank ABC cabang Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat”
Dari contoh bagan kerangka konseptual di atas, terdapat faktor iklim kerja, disiplin kerja
serta etos kerja yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap produktivitas kerja di Bank.
Iklim kerja yang harmonis dan kondusif akan memberikan dampak positif kepada disiplin dan
etos kerja para teller.

Dengan adanya iklim kerja yang baik, para teller akan menjadi lebih kreatif dan inovatif,
sehingga mendorong mereka untuk dapat bekerja secara optimal dan maksimal. Begitu pula
dengan dimensi psikologis yang mempengaruhi bagaimana para teller bekerja.

Para teller yang merasa senang dan bahagia dengan yang mereka kerjakan akan
memberikan dampak positif terhadap kinerjanya, sebab hal itu akan menjadi motivasi tersendiri
untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka.

Selanjutnya, dengan etos kerja yang baik akan mendorong para pekerja untuk melakukan
pekerjaannya yang sesuai dengan etika yang telah dijunjung agar tujuan yang hendak dicapai
dapat terwujud sesuai dengan harapan perusahaan. Dengan memiliki etos kerja yang baik , akan
tercipta iklim atau suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
Begitu pun dengan disiplin yang baik akan mendorong tercapainya target penyelesaian
pekerjaan, yang kemudian memiliki pengaruh kepada produktivitas kerja dalam perusahaan.

2. Contoh Kerangka Konseptual Kuantitatif

Judul: “Dampak Kebiasaan Sering Merokok Terhadap Pemulihan Pasca Operasi ”

Dari bagan kerangka konseptual yang menggunakan metode penelitian kuantitatif, dapat
dilihat hubungan-hubungan antara variabel penelitian yang sangat jelas. Dalam bagan dapat
terlihat variabel mana yang akan diteliti dan mana yang hanya menjadi faktor atau penyebab
timbulnya satu variabel.

Bagian yang akan diteliti akan ditandai dengan kotak yang terbentuk dari garis
bersambung yang utuh, sedangkan bagian yang menjadi komponen penjelas di dalam penelitian
ditandai dengan kotak bergaris putus-putus.
Bagan di atas ingin menjelaskan bahwa kebiasaan merokok akan memberikan pengaruh
kepada kesehatan dan akan mempengaruhi pemulihan pasca operasi fraktur.Faktor yang
menyebabkannya adalah karena terdapat beberapa kandungan rokok yang dominan, seperti
nikotin, tar, dan karbonmonoksida yang diduga akan mempengaruhi seberapa cepat pemulihan
kesadaran seseorang pasca operasi. Namun, faktor tersebut tidak menjadi fokus utama dalam
penelitian. Terdapat metode untuk mengukur kesadaran yang diteliti menggunakan GCS
(Glasgow Coma Scale) yang terdiri dari 3 komponen pemeriksaan yaitu kemampuan untuk
membuka mata, kemampuan motorik, dan kemampuan verbal.

Metode penelitian merupakan langkah yang harus dilakukan dan dimiliki oleh para
peneliti yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam
penelitiannya.
Referensi

Darmawan, A.H. (2015). Bahan Presentasi Menyusun Problem Statement dan State of the Art.
https://lppm.umj.ac.id/wpcontent/uploads/2019/08/State-of-the-art-dan-novelty-penelitian.-PAKARTI-
26.08.2019.pdf

Harys. (2020, July 15). State of the Art. https://www.jopglass.com/state-of-the-art/

Huda, N. (2017). Substansi dan State of the Art [PowerPoint slides]. Retrieved from
https://slideplayer.info/slide/11850326/

https://www.gramedia.com/literasi/kerangka-konseptual/

Jakanumala (2017, November 15). Tips Mudah Menentukan Topik Artikel.


https://ladcultureresearch.wordpress.com/2017/11/15/tipsmudah-menentukan-topik-artikel/

Jalinus, N. (2020). How to write a high impact journal [PowerPoint slides].

Mahmood, K. (2019). How to Write a Journal Article. University of the Punjab.

Putri, V.K.M. (2021, June 30). Perbedaan antara Topik dan Judul dalam Karya Ilmiah.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/30/205840869/perbedaan-antara-topik-dan-judul-
dalam-karya-ilmiah

Serenata (2019, September 9). Mau Membuat Karya Ilmiah? Simak Dulu Nih Pengertian dan Contoh
Latar Belakang! https://www.quipper.com/id/blog/mapel/bahasa-indonesia/contoh-latar-belakang/

5StarEssays (2021). Research Paper Topics—100+ Interesting Ideas.


https://www.5staressays.com/blog/research-paper-guide/researchpaper-topics

Zepernick, J. (2021). 10 Tips for Writing an Effective Introduction to Original Research Papers.
https://thinkscience.co.jp/en/articles/effective-introductions-to-original-research
Think Science (2015). Ten Tips for Writing an Effective Introduction to Original Research Papers.
https://thinkscience.co.jp/en/downloads/ThinkSCIENCE-Writing-an-effective-introduction.pdf

Anda mungkin juga menyukai