Anda di halaman 1dari 2

GCC SERVICES HEALTHY LIVING

SUMBER KONTAMINASI PADA


INDONESIA BAHAN PANGAN

Sumber kontaminan pada bahan pangan dibagi dalam 2


kelompok besar yaitu kontaminan primer dan
kontaminan sekunder. Kontaminan primer disebabkan
oleh perlakuan sebelum dipanen atau dipotong (untuk
hewan) misalnya berasal dari makanan ternak, pupuk
kandang, penyiraman dengan air tercemar dan lain-lain.
Kontaminan sekunder dapat terjadi pada beberapa
tahapan setelah bahan pangan dipanen atau dipotong,
misalnya selama pengolahan, penjualan, penyajian.
distribusi maupun penyimpanan dan persiapan oleh
konsumen. Sumber kontaminan sekunder dapat berasal
dari produk itu sendiri misalnya daging, telur, susu, ikan,
unggas, seafood, sayuran, buah-buahan dan rempah-
rempah. Bahan pangan tersebut apabila tidak ditangani
secara baik dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme.

Beberapa hal yang memungkinkan untuk menjadi sumber kontaminasi pada industri pangan secara lebih
rinci adalah :

1. Bahan baku mentah


Proses pembersihan dan pencucian untuk menghilangkan tanah dan untuk mengurangi jumlah mikroba pada bahan
mentah. Penghilangan tanah amat penting karena tanah mengandung berbagai jenis mikroba khususnya dalam
bentuk spora.

2. Peralatan / mesin yang berkontak langsung dengan makanan


Alat ini harus dibersihkan secara berkala dan efektif dengan interfal waktu agak sering, guna menghilangkan sisa
makanan dan tanah yang memungkinkan sumber pertumbuhan mikroba. Peralatan pengolahan yang tidak dicuci
bersih seperti pisau (slicer), talenan, dan peralatan lain yang berhubungan langsung dengan bahan pangan; juga
peralatan saji seperti piring, gelas, sendok, botol dan lain-lain dapat menjadi sumber kontaminan.

3. Peralatan untuk sterilisasi


Harus diusahakan dipelihara agar berada di atas suhu 75°C - 76°C agar bakteri thermofilik dapat dibunuh dan
dihambat pertumbuhannya.

4. Air untuk pengolahan makanan


Air yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan air minum. Jika menggunakan air yang tidak berasal dari
keran utama (misalnya dari tangki air yang tidak bertutup di loteng), air tersebut dapat mengandung bakteri yang
berbahaya.

5. Air pendingin kaleng


Setelah proses sterilisasi berakhir, kalengnya harus segera didinginkan dengan air pendingin kaleng yang
mengandung disinfektan dalam dosis yang cukup. Biasanya digunakan khlorinasi air sehingga residu khlorine 0,5 -
1,0 ppm.

6. Peralatan / mesin yang menangani produk akhir (post process handling equipment).
Pembersihan peralatan ini harus kering dan bersih untuk menjaga agar tidak terjadi rekontaminasi.

GCC SERVICES INDONESIA – Jakarta 13610


Graha Dirgantara, Protokol Halim Perdanakusuma No. 8, Unit A, 2nd Floor AGUSTUS
Phone: +62 21 285 290 00 / 808 717 17
2016
Email: www.gccservices.com
GCC SERVICES HEALTHY LIVING
SUMBER KONTAMINASI PADA
INDONESIA BAHAN PANGAN

7. Pekerja
Pekerja yang menangani makanan dalam suatu industri pangan
merupakan sumber kontaminasi yang penting, karena kandungan
mikroba patogen pada manusia dapat menimbulkan penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Sebagai gambaran, manusia yang sehat saja
mampu membawa mikroba seperti Eschericia coli, Staphlococcus aureus,
Salmonella, Clostridium perfringens dan Streptococi (Enterokoki) dari
kotoran (tinja). Streptococi umumnya terdapat dalam kulit, hidung, mulut,
dan tenggorokan, serta dapat mudah dipindahkan ke dalam makanan.
Manusia sehat bisa menjadi pembawa mikroba-mikroba tersebut
dikarenakan pola atau kebiasaan tidak menjaga kebersihan diri sendiri.

Contoh lainnya, kebiasaan tangan pekerja yang tidak disadari selalu


menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, menyentuh atau
meraba pakaian dan hal-hal lain yang serupa merupakan andil yang besar
dalam perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan. Contoh
kongkrit yang sering terjadi adalah setelah pekerja yang mengunjungi
kamar kecil untuk buang air tidak mencuci tangan sampai bersih
kemudian tangan pekerja tersebut kontak dengan makanan.

Selain bahaya biologis, manusia juga membawa bahaya fisik. Misalnya,


rambut dan perhiasan (cincin) pekerja yang tidak disadari jatuh ke dalam
makanan.

8. Hewan
Hewan juga dapat menjadi medium pertumbuhan dan penyebaran
penyakit. Pada industri pangan yang menjadikan hewan sebagai bahan
baku mereka, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan hewan
tersebut. Namun, untuk sebagian besar industri pangan tidak
menghendaki adanya hewan yang berada di area pengolahan makanan.
Semua hewan membawa debu, kotoran dan mikroba. Ini termasuk hewan
peliharaan rumah tangga seperti anjing dan kucing. Apabila hewan
tersebut diizinkan berada di dekat makanan, makanan itu dapat
terkontaminasi.

9. Debu dan kotoran


Debu dan kotoran terdiri atas tanah, kulit mati, bulu-bulu halus dan
berbagai partikel kecil lainnya. Debu dan kotoran ini sangat mudah tertiup
ke makanan setelah terbawa ke dapur melalui pakaian dan sepatu. Tanah
mengandung bakteri Clostridium perfringens penyebab keracunan
makanan dan banyak lagi yang lain.

10. Sampah
Sampah, terutama sampah dapur, mengandung makanan busuk, sisa-
sisa makanan, sisa kupasan yang semuanya mengandung bakteri.
Tempat sampah yang terbuka akan menarik lalat dan hama lainnya yang
kemudian membawa bakteri ke makanan.

GCC SERVICES INDONESIA – Jakarta 13610


Graha Dirgantara, Protokol Halim Perdanakusuma No. 8, Unit A, 2nd Floor AGUSTUS
Phone: +62 21 285 290 00 / 808 717 17
2016
Email: www.gccservices.com

Anda mungkin juga menyukai