USULAN PENELITIAN
Oleh:
Anang Muhaimin M
181221213
SURAKARTA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak adalah harta yang tak ternilai harganya yang diberikan oleh
Allah SWT bagi keluarga. Anak juga merupakan aset yang menentukan
keberlangsungan hidup dimasa depan, oleh karena itu semua anak berhak
lingkungan akan mempengaruhi anak dalam berbagai hal, antara lain akan
dari lingkungan (Martani, 2012). Hak anak dalam islam cukup banyak
dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi, antara lain adalah hak untuk
kesejahteraan.
Dalam hal ini jika hak-hak tersebut tidak terpenuhi maka akan
kondisi sosial masyarakat yang buruk maka akan berakibat juga kepada
adat istiadat, hukum formal, atau tidak sesuai dengan integritas dalam pola
oleh anak- anak muda remaja pada intinya merupakan kondisi sosial
sosial yang deviatif, tekanan dari kelompok, peran sosial, status sosial,
keluarga dan tetangga, tapi kejahatan anak dan remaja juga dipengaruhi
oleh konteks kulturalnya. Kondisi lingkungan yang buruk dan jahat, serta
2013)
atau latar belakang. Faktor internal seperti kurangnya kontrol diri dan
tepat, atau menolak eksistensi anak juga bisa menjadi faktor. Selain itu,
teman sebaya yang kurang baik dan lingkungan tempat tinggal yang
dan aturan tersebut bukan datang dari faktor anak saja, namun ada faktor
lain yang mempengaruhi contohnya orang tua yang salah mendidik seperti
Pernyataan lain yang di sebutkan oleh Retno Sudewi sebagai Kepala Dinas
anak berhadapan hukum (ABH) tercatat mencapai 684 anak dan di tahun
2018 turun meskipun masih tinggi yakni 634 anak,"
Jawa Tengah memang beragam, mulai dari kasus gangster dan anak
ini di sebabkan oleh berbagai hal diantaranya kurangnya kasih sayang dan
pembinaan oleh orang tua selain dua hal tersebut kemiskinan dan
tindak kriminal anak ini seringkali berakhir pada meja hijau atau
anak.
melanggar hukum pidana. Selama masa penahanan, anak atau remaja yang
terlibat dalam konflik hukum berusia 12 hingga 18 tahun. Tidak ada anak
atau remaja yang ingin menjadi pelaku kriminal atau melakukan tindakan
untuk mencari solusi tanpa berdasarkan pada pembalasan. Hal ini diatur
Tahap terakhir dalam sidang hukuman adalah sidang diversi, yang juga
perlindungan anak atau lapas anak. Selama proses sidang, anak akan
dengan hukum maka perlu adanya pendampingan dari orang yang lebih
baru menjauhkan anak dari lingkungan luar dan dukungan sosial orang
Clark (2006), kecemasan bukan hal yang mudah dikenali dan sering
maka akan berdampak pula pada kondisi fisik, emosional, mental, dan
atau ketegangan berupa perasaan cemas, tegang, dan emosi yang di alami
jelas asal maupun wujudnya. Apa lagi seorang remaja yang menunggu
sebagainya. juga ada segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak bisa
sakit yang Allah berikan itu adalah wujud nikmat yang tak semua orang
percaya dengan penuh harap serta mampu mereduksi rasa khawatir dengan
apa yang dialami. Maka Allah pun akan membalas yang sedemikian rupa.
Seperti halnya:
َو َلَنْبُلَو َّنُك ْم ِبَش ْي ٍء ِّم َن اْلَخ ْو ِف َو اْلُج ْو ِع َو َنْقٍص ِّم َن
155
Dan ayat ini bisa kita fahami bahwa kita akan diuji oleh Allah
dengan banyak sekali ujian (bentuknya) tapi ayat ini memberikan ciri-ciri
khusus: Diberi sedikit rasa takut. takut mati duluan, takut tidak bisa
menyekolahkan anak, takut tidak punya uang, takut tidak terpilih jadi
caleg padahal uang sudah banyak keluar dan sebagainya. Dan untuk ABH
(anak berhadapan hukum) takut di rehab dalam waktu lama, tidak punya
teman, jauh dari orang tua dan sebagainya Itu semua merupakan bagian
dari ujian dari Allah. Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian
dengan aneka musibah. Yakni dengan sedikit rasa takut kepada musuh,
LPKA itu sendiri ada juga pekerja sosial yang membantu dalam proses
bulan Agustus 2009 dengan nama Kapas, yang dibangun, dikelola, dan
didorong oleh individu yang memiliki sikap peduli dan prihatin terhadap
hukum.
masih banyak anak yang belum bisa terbebas dari gangguan kecemasan
B. Identifikasi Masalah
Dari paparan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka
3. Tidak adanya peran yang jelas dari pekerja sosial dalam menangani
kecemasan anak-anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA
Kutoarjo.
C. Batasan Masalah
melebarnya dari pokok permasalahan yang ada, serta agar penelitian lebih
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
hambatan yang dialami oleh pekerja sosial dalam melakukan tugas dan
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pemasyarakatan.
2. Manfaat Praktis
dapat menjadi bahan pertimbangan dan salah satu bahan acuan bagi
datang.
b. Bagi para praktisi dan ahli, penelitian ini juga dapat bermanfaat
LANDASAN TEORI
A. PENDAMPINGAN
1. Pengertian pendampingan
posisi yang didampingi sejajar dengan pendamping (tidak ada kata atasan
berikut :
a. Penerima (acceptance)
b. Individualisasi (individualization)
sebagai sosok individu yang unik/ berbeda satu sama yang tidak bisa
secara sepihak atas diri penerima manfaat dalam berbagai hal yang
sedang dihadapinya.
d. Kerahasiaan (confidentiality)
e. Rasional (rationality )
Berbagai bentuk lain penolakan muncul pada tahap ini seperti menolak
yang dikehendaki.
manfaat.
i. Partisipasif (participation)
3. Tugas pendamping
klien tidak selalu bersifat linear/lurus tetapi juga bisa bersifat spiral
(Tanjung, 2018).
dibutuhkan.
masing.
B. KECEMASAN
Menurut Kaplan, dkk dalam (Annisa & Ifdil, 2016) kecemasan adalah
respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti
hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas
penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan khawatir dan
adalah suatu keadaan tertentu (state anxiety), yaitu menghadapi situasi yang
objek tersebut. Hal tersebut berupa emosi yang kurang menyenangkan yang
di alami oleh individu dan kecemasan bukan sebagai sifat yang melekat pada
kepribadian.
adalah situasi yang mengancam, perasaan khawatir, tidak nyaman, takut, yang
1. Tingkat kecemasan
tingkatan :
a. Kecemasan ringan
b. Kecemasan sedang
masih dapat fokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukan.
c. Kecemasan Berat
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak
berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
d. Panik
Pada tingkat ini lahan persepsi sudah tertutup dan orang bersangkutan
2. Komponen kecemasan
tuntutan lingkungan.
3. Faktor-faktor kecemasan
keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran yang tidak rasional yang
terdapat hal virtual yang tidak hanya di inginkan, tetapi juga untuk
pesimis, takut gagal pengalaman negatif masa lalu dan pikiran yang tidak
rasional, sedangkan faktor eksternal seperti kurangnya dukungan sosial.
4. Dinamika kecemasan
sebabkan oleh adanya tekanan buruk perilaku yang telah di lakukan serta
depan, yaitu khawatir pada apa yang akan di lakukan. (Ghufron & S,
tindakan yang lalu, evaluasi diri yang negatif, perasaan diri yang negatif
dewasa, namun cara atau pola perilaku itu tetap tidak dapat disamakan.
muncul dari dalam diri sendiri. Sedangkan pada anak, ketika berperilaku
perilaku tersebut masih dalam koridor masalah krisis nilai semata. Mengingat
anak masih dalam masa tumbuh kembang menjadi lebih matang dari masa
Secara umum ABH atau kenakalan di anggap ada dalam satu periode
transisi dengan tingkah laku anti sosial yang potensial, di sertai dengan
banyak pergolakan hati atau kekisruhan batin pada fase-fase remaja dan
(Erikson, 1962), kurang atau tidak adanya kedisiplinan diri (Kartono, 2013).
memiliki kontrol diri, atau justru menggunakan kontrol diri tersebut, dan suka
keberadaan orang lain. Kejahatan yang mereka lakukan itu pada umumnya di
satu obyek tertentu dengan di sertai kekerasan dan agresi. Pada umumnya
anak-anak muda tadi sangat egoistis, dan suka sekali menyalahgunakan atau
III. Salah asuh dan salah didik orang tua, sehingga anak menjadi manja
IV. Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya, dan
1. Penyidikan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang di atur dalam undang-undang
ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
2. Penuntutan
berwenang dalam hal dan menuntut cara yang di atur dalam undang-
undang ini dengan permintaan supaya di periksa dan di putus oleh hakim
di sidang pengadilan.
sidang anak tidak memakai toga atau pakaian dinas. Menurut pasal 7
undang-undang no 3 tahun 1997, anak yang melakukan tindak pidana
4. Pembinaan di lapas
Menurut pasal 60 ayat (1) dan (2) undang-undang no 3 tahun 1997
permasyarakatan anak yang harus terpisah dari orang dewasa dan anak
dan latihan sesuai dengan bakat dan kemampuan serta hak lain
2017).
E. Penelitian terdahulu
sosiologis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan data
yang mana anak merasa, bahwa dirinya siap membuka semua detil
Yogyakarta (DIY) yang ditulis oleh Maya Sofia Rokhmah hasil penelitian
Subjek penelitian ini berasal dari peksos dan ABH di Balai Perlindungan
media sosial. selain itu dari lembaga yaitu YLPA dalam menangani kasus
Subjek penelitian ini berasal dari peksos dan ABH di Balai Perlindungan
Bandung yang ditulis oleh Dewi Indriyani Utari, Nita Fitria, Imas
dalam penelitian ini adalah Taylor Manifest Anxiety Scale. Analisa data
Subjek penelitian ini berasal dari peksos dan ABH di Balai Perlindungan
Subjek penelitian ini berasal dari peksos dan ABH di Balai Perlindungan
F. Kerangka berpikir
atau kerangka konsep secara jelas yang akan digunakan untuk menjawab
masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan kajian teori yang telah
masyarakat.
Remaja yang terjerat hukum lebih dikenal dengan anak berhadapan
reaksi normal terhadap stress. Perasaan yang lumrah, ketika seseorang merasa
diri anak dan menimbulkan keberanian pada anak untuk dapat memberikan
sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Kerngka Berfikir
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
B. Pendekatan Penelitian
dikumpulkan tersebut berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang- orang
dan perilaku yang diamati. Dengan kata lain, metode deskriptif kualitatif
berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
(Moleong, 2017 : 6)
Sedangkan menurut Krik dan Miller (Moleong, 2017:4) menjelaskan
mengandung unsur data berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari hasil
C. Subjek Penelitian
Kecemasan yang dialami oleh Anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA
1. Observasi
2. Wawancara
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit
atau kecil (Sugiyono, 2014 : 64). Berdasrkan uraian tersebut peneliti akan
3. Dokumentasi
setiap bahan tertulis atau film. Peneliti berusaha dalam penelitian ini untuk
lain diluar data itu untuk keperluan pengetikan atau sebagai pembanding
Dalam penelitian ini hasil data akan diolah menggunakan alat analisis
serta bisa diterapkan pada berbagai masalah. Dengan menganalisa data maka
mampu menyelesaikan masalah yang ada pada klien. Untuk menganalisa data