Anda di halaman 1dari 14

UJI KUALITATIF PROTEIN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


Kelas: 01FKKP008

Azzahra Adelia (231030790797)


Marselina Aneta Abuk (231030790799)
Tiara Oktaviani Ramadani (231030790814)
Nita Humaidah (231030790805)
Agung Rama Febrian (231030790787)

S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.1 Tujuan Praktikum........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Definisi Uji Kualitatif Protein.....................................................................4
2.2 Klasifikasi Uji Kualitatif Protein................................................................4
2.3 Pengujian Uji Kualitatif Protein.................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
METODE PENELITIAN......................................................................................6
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................6
3.2 Prosedur Perkejaan......................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................8
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................8
4.1 Hasil Percobaan............................................................................................8
BAB V....................................................................................................................10
KESIMPULAN.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

I.I Uji Molisch Glukosa dan Sukrosa...........................................................................


I.2 Uji Molisch Fruktosan dan Pati...............................................................................
I.3 Uji Benedict Glukosa dan Sukrosa..........................................................................
1.4 Uji Benedict Fruktosa dan Pati................................................................................
1.5 Uji Seliwanoff Glukosa dan Sukrosa.......................................................................
1.6 Uji Seliwanoff Fruktosa dan Pati............................................................................

iii
DAFTAR TABEL

I.I Tabel Uji Molisch .......................................................................................................


1.2 Tabel Uji Benedict.....................................................................................................
1.1 Tabel Uji Seliwanoff.................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen utama terbesar selain air. Lebih dari 50 % berat
kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organik yang
tersusun dari monomer-monomer asam amino yang saling berinteraksi
melalui ikatan peptida.Protein berfungsi dalam hampir semua aktivitas
fisiologis makhluk hidup yaitu sebagai arsitektur sel, katalis (enzim),
pengendali metabolit, proses kontraktil, pelindung (antibodi) dan senyawa
penting lain dalam organisme tingkat tinggi. Berbagai molekul protein dalam
organisme hidup tersebut memiliki struktur dan lipatan yang sangat bervariasi
sehingga memiliki aktivitas biologis yang spesifik dalam metabolisme sel.
Struktur protein dibagi menjadi empat tingkatan : primer, sekunder, tersier,
dan kwartener. Keempat struktur protein tersebut dibedakan atas tinjauan
terhadap elemenelemen dan jenis ikatan kimia yang terlibat.Struktur primer
hanya terdiri atas satu jenis ikatan, yaitu ikatan kovalen yang menghubungkan
gugus amino dan gugus karboksil antar asam amino atau disebut juga sebagai
ikatan peptida/amida. Oleh karena itu pada struktur primer terdapat informasi
tentang urutan asam amino yang menyusun suatu protein dan meninjau
struktur dasar protein. Sedangkan struktur sekunder melibatkan ikatan
hidrogen antara oksigen karbonil dengan hidrogen amida (C=O…..H-N) dari
ikatan peptida. Ikatan hidrogen ini terbentuk menurut pola yang teratur,
sedemikian sehingga terbentuk struktur yang unik seperti -heliks dan -sheet
(struktur dua dimensi).
Pada struktur yang lebih tinggi yaitu struktur tersier, elemen– elemen
struktur sekunder dikemas ke dalam bentuk tertentu (struktur tiga dimensi).
Dalam pengemasan ini dilibatkan berbagai ikatan dan interaksi kimia seperti,
ikatan disulfida antar asam amino sistein, ikatan hidrogen, interaksi ionik antar
gugus fungsi yang terionisasi, interaksi hidrofobik dan hidrofilik, bahkan
kemungkinan juga terdapat ikatan kovalen koordinasi seperti pada
metaloprotein. Kesemua ikatan maupun interaksi ini disamping membentuk
struktur tersier juga berperan sebagai penstabil. Struktur yang terakhir, yaitu

5
struktur kwartener, terjadi pada beberapa protein yang memiliki lebih dari satu
sub unit. Pada struktur kwartener terjadi interaksi antar struktur-struktur tersier
protein membentuk agregat yang memiliki aktivitas biologis tertentu. Ikatan
yang terlibat biasanya non kovalen dan kebanyakan adalah interaksi
hidrofobik antar r daerah non polar pada permukaan molekul protein.
Hemoglobin sebagai contohnya, terdiri atas empat rantai polipeptida (4 sub
unit), biasanya dua pasangan sub unit identik membentuk hemoglobin
tetramer yang memiliki fungsi lebih efektif dalam mentransfort oksigen
dibanding dalam keadaan monomer. Denaturasi protein didefinisikan sebagai
suatu keadaan telah terjadinya perubahan struktur protein yang mencakup
perubahan bentuk tiga dimensi dan lipatan-lipatan molekul, tanpa melibatkan
pemutusan atau kerusakan struktur primer protein. Denaturasi protein
menyebabkan protein kehilangan aktivitas biologisnya dan kelarutannya akan
berkurang sehingga mudah mengendap. Pada percobaan ini akan dipelajari
cara identifikasi protein, dan juga akan diamati pengaruh fisik seperti suhu,
pH serta zat-zat kimia terhadap struktur protein.

1.1 Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengoprasikan prosedur kerja dan menerjemahkan
hasil uji kualitatif protein.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam suatu bahan pangan.
3. Mengetahui prinsip dasar Uji Kualitatif Protein.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Uji Kualitatif Protein

Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat dalam
sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun
organisme tingkat tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks
didalam semua proses biologi (katik,2009)
Protein berfungsi sebagai kataksator, sebagai pengangkut dan penyimpan
molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan
(imunitas tubuh), menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai traksmitor
pergerakan saraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan.
Analisa elementer protein menghasilkan unsur unsur C,H,N dan O dan sering
juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain,
terutama P,Fe,Zi, dan Cu (Soerodikoesoemo,1989).

2.2 Klasifikasi Uji Kualitatif Protein

 Protein enzim berfungsi sebagai pembentuk enzim, yaitu zat yang


mendukug kerjanya reaksi kimia dalam tubuh, misalnya enzim yang
dihasilkan untuk merubah karbo kedalam protein, dan lemak kedalam
bentuk yang lebih sederhana.
 Protein structural berfungsi untuk mempersatukan struktur dan
membangun kontruksi tubuh dari tingkat sel.
 Protein hormon berfungsi untuk mengatur tindakan dan ungsi hormone
dalam tubuh misalnya organ prangkeas yang menghasilkan hormon
insulin untuk mengatur kadar gula dalam tubuh.
 Protein antibody berfungsi memproduksi salah satu jenis protein, yaitu
antibody

7
 Protein pengikat berfungsi sebagai untuk menyimpan asam amino dan
ion yang dibutuhkan dalam tubuh.

2.3 Pengujian Uji Kualitatif Protein

1. Reaksi Biuret
Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa tetes larutan
CuSO4encer akan membentuk warna ungu dan reaksi ini dinamakan
reaksi Biuret. Biuret dihasilkan dengan memanaskan urea pada suhu
kira-kira 180 oC. Reaksi Biuret terjadi karena pembentukan kompleks
Cu2+ dengan gugus –CO dan – NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali histidin, serin dan
tirosin) tidak memberikan reaksi positif terhadap uji ini.
2. Pengendapan oleh Logam
Kation-kation logam berat seperti Hg2+, Pb, Cu, Ag, Au, Pt, dan lain-
lain dapat mengendapkan protein dalam suasana basa. Kation besar
dapat merusak interaksi ionikyaitu menetralisir muatan negatif dalam
protein sehingga terjadi denaturasi. Ionion ini juga dapat
mendenaturasi protein karena bereaksi dengan gugus –SH membentuk
sulfida.
3. Titik Isoelektrik Protein
Protein merupakan koloid hidrofil yang distabilkan oleh muatan dan
interaksi protein dengan pelarut. Jika salah satu dari kedua faktor ini
dihilangkan maka protein kadang-kadang dapat mengendap dan bila
kedua faktor di atas dihilangkan maka protein selalu mengendap.
Kelarutan protein paling rendah pada titik isoelektriknya yaitupH
larutan yang menyebabkan jumlah muatan positif dan negatif dalam
molekul protein menjadi sama.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Penangas air

Bahan
• 10% NaOH
• 0,1% CuSO4
• Sampel : albumin 2%, kasein 2%, asam amino
• Albumin 2%
• Pb-Asetat 2%
• HgCl2 2%
• FeCl3 2%
• CuSO4 2%
• 0,5 % Kasein
• Asam Asetat 0,1 N
• Natrium Asetat 0,1 N

3.2 Prosedur Perkejaan


a. Reaksi Biuret

9
1). Ke dalam tabung reaksi tambahkan 1 mL sampel dan 1 mL 10% NaOH,
aduk kuatkuat. Tambahkan 1 tetes 0,1% CuSO4, aduk baik-baik. Jika
tidak timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 sampai
terbentuk warna.
2).Ke dalam tabung reaksi masukkan urea sedikit dan panaskan hingga
melebur. Dinginkan dan perhatikan baunya. Larutkan urea yang telah
didinginkan tersebut di atas dengan air, kemudian lakukan seperti pada
cara (1).

b. Pengendapan oleh Logam


Ke dalam 1 mL larutan albumin tambahkan tetes demi tetes larutan
logamhingga terjadi endapan. Perhatikan perubahan yang terjadi pada
setiap kali penetesan. Perhatikan pula apakah endapan terbentuk, dan
apakah endapan yang terbentuk larut kembali atau bertambah dengan
penambahan reagen yang berlebih.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

1. Reaksi Biuret

No. Percobaan Pengamatan Gambar


1. Cairan Putih Telur Menghasilkan berwarna
dicampurkan dengan preaksi ungu diatas permukaan
1 ml NaOH 10% dan CuSO4 putih telur jika sudah
0,1%. dimasukan NaOH 10%
dan ditetesi CuSO4
0,1% sebanyak 10 tetes.

2. Urea di panaskan (Hingga Menghasilkan berwarna


leleh) dicampurkan dengan ungu pudar jika sudah
1ml Aquadest lalu 1ml dimasukan NaOH 10%
NaOH4 10% dan CuSO4 ditetesi CuSO4 0,1%
0,1% . sebanyak 8 tetes

11
2. Pengendapan Oleh Logam

No. Percobaan Pengamatan Gambar


1. Cairan 1ml Albumin Menghasilkan berwarna
ditambahkan Larutan logam kuning pekat dan
FeCI3 2% memiliki endapan jika
sudah ditambahkan
FeCI3 sebanyak 7 tetes.

2. Cairan 1ml Albumin di Menghasilkan berwarna


tambahkan Larutan Logam Hijau jika ditambahkan
HgCI2 2% HgCI 2 sebanyak 8 tetes.
(Tidak memiliki
endapan)

BAB V
KESIMPULAN

12
Kesimpulan dari uji kualitatif protein adalah sebagai berikut:
a. Uji Biuret
1. Jika larutan protein menghasilkan warna ungu setelah ditambahkan reagen
biuret, maka dapat disimpulkan bahwa protein hadir dalam larutan tersebut.
2. Jika larutan protein tidak menghasilkan warna ungu setelah ditambahkan
reagen biuret, maka dapat disimpulkan bahwa protein tidak hadir dalam larutan
tersebut.

b. Uji Pengendalian Logam


1. Jika larutan protein menghasilkan endapan setelah ditambahkan logam tertentu
seperti tembaga (FeCI3) maka dapat disimpulkan bahwa protein hadir dalam
larutan tersebut.
2. Jika larutan protein tidak menghasilkan endapan setelah ditambahkan logam
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa protein tidak hadir dalam larutan
tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Staf Biokimia. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Kimia UNPAD. Bandung.

Sindumarta, M., et al. 1999. Petunjuk Praktikum Biokima Dasar. Jurusan Kimia ITB.

Bandung.

Team Biokimia. Penuntun Praktikum Biokimia. Jurusan Kimia IPB. Bogor.

Wirahadikusumah, M. 1981. Biokimia, Protein, Enzima, dan Asam Nukleat. ITB.Bandung.

Stryer, L. 1998. Biochemistry, 4th ed. W.H. Freeman and Company. New York.

Rahmi H, Rachmania R.A., Yuniarti F. 2019. Modul Praktikum Biokimia. Fakultas Farmasi

dan Sains UHAMKA. Jakarta.

Soewoto H,Sadikin M, Kurniati V, Wanandi SI, Retno D, Abadi P, Prijanti AR, Harahap IP,

Jusman SW. 2001. Biokimia, Eksperimen Laboratorium, Widya Medika, Bagian

Biokimia FKUI. Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai