Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER DRAMATURGI ‘C’

MENGANALILIS PERTUNJUKAN TEATER


Dosen Pengampu:
Dr. Autar Abdillah, S.Sn.,M.Si.
Rudlofuddin Jindan, S.Pd., M.Pd.

Nama: Aisyah Novitasari


NIM: 22020134036
Kelas : Dramaturgi C

Korupsi
Tema : korupsi yang merajalela
Latar: di sebuah rumah di negri amarta
Plot: Linier
• Eksposisi : Punakawan masuk dengan berlarian tergesah gesah
• Konflik : Kesedihan Romo atas merajalelanya perbuatan
korupsi
• Puncak konflik/klimaks : Gareng, Petruk, Bagong ikut resah dan mencari
kebenarannya
• Penutup : Setelah mengetahui kebenaran yang ada, Romo
memilih diam dan tidak mengatakannya.
Suasana:
• tegang: dibuka dengan punakawan yang satu satu masuk dengan berlarian
• sedih: lalu masuklah semar dengan keadaan yang lesu karna merasa sedih karena
keserakahan, yang menyebabkan korupsi merajalela
• tegang: perdebatan antara Gareng, petruk dan bagong yang ngeyel dengan
pemikirannya masing masing dan kemudian di lerai dan di damaikan oleh romo (semar)
• resah dan senang: ketika biyung resah menantikan kepulangan gareng, petruk bagong
dan semar, yang pergi ke Amarta sudah berhari hari lamanya, lalu muncul lah mereka
ber 4 dengan senang dan biyung menyambut dengan rindu dan Bahagia
• dramatis: ketika semar bercerita tentang masalah yang ada di amarta, dan romo tidak
mau mengatakan hal yang sebenarnya

Spectakel:
1. Ketika semar menyanyi dan mencurahkan keresahan hatinya(ngudo roso)
2. Ketika bagong meminta romo untuk membasah permasalahan di uswantoro, lalu dengan
visualilasi kameramen yang membuat kejadian itu unik dan menarik seperti halnya kejadian
pada flim kartun
3. Ketika bagong memperakrikan bhatarayamadipati (sang oencabut nyawa) yang didukung
dengan lighting dan musik yang mencekam tapi lucu
Tokoh dan Watak
• Semar
°Fisiologi: Laki-laki paruh baya, berbadan gemuk, memiliki rambut putih, menggunakan
baju berwarna kuning, rompi coklat, jarik dan memakai riasan putih layaknya wayang orang.
°Sosiologi: Seorang ayah, Rakyat biasa
°Psikologi: Peduli, Mengayomi, bijaksana
• Petruk
°Fisiologi: laki laki, berbadan kurus, memakai baju berwarna biru, rompi kotak kotak dan
jarik, memakai riasan putih layaknya wayang orang
°Sosiologi: Anak, Rakyat
°Psikologi: Bersemangat, energik, ceria dan peduli
• Bagong
°fisiologi: laki laki, bertubuh gemuk, memakai baju hijau toska, rompi coklat, jarik dan
memakai rias wajah putih layaknya wayang orang
°sosiologi :anak, rakyat
°psikologi: ceria, berpikiran luas, dan peduli
• Gareng
°fisiologi: laki laki, berbadan berisi, memakai baju merah, rompi coklat ber kombinasi kotak
kotak, jarik dan memakai riasan putih layaknya wayang orang.
°sosiologi: anak, rakyat
°psikologi: Bersemngat, peduli dan bersikap tegas kepada adik adiknya
menggunakan logat sunda
• Biyung(sitiragen)
°fisiologi: seorang wanita paruh baya, memakai kebaya dan jarik, memakai aksesoris kepala
layaknya orang medan, memakai riasan putih layaknya wayang orang.
°sosiologi: seorang ibu, rakyat biasa
°psikologi : peduli terhadap keluarganya, sayang dan bersifat sangat ke ibuan
memakai logat medan
Dialog: Banyak Bahasa dan logat yang digunakan pada drama ini, tetapi tetap menggunakan
bahasa Indonesia sebagai dasar. Bahasa yang digunakan sebagai berikut:
1. Semar : menggunakan Bahasa Indonesia yang diselingi dengan bahasa Jawa
2. Petruk : Menggunakan Bahasa Indonesia dengan campuran Bahasa Inggris
‘So, Daddy’
3. Gareng : Menggunakan Bahasa Indonesia dan menggunakan logat Bahasa Sunda
4. Ibu Sitiragen: Menggunakan Bahasa Indonesia dengan campuran Bahasa batak dan
menggunakan Logat Batak
‘Amang, apakah di Amarta mengalami masalah amang'

Anda mungkin juga menyukai