Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KESISWAAN

Tri Kumala Dewi (22330018)

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Padang

trikumaladewi707@gmail.com

1. Pengertian Manajemen Kesiswaan


Manajemen kesiswaan pada dasarnya gabungan dua kata yaitu: manajemen dan
kesiswaan. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata
kerja to manage yang artinya mengurus, mengatur, menggerakkan dan mengelola .
Apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian atau
pembimbing (Azan and As’adut Tabi’in 2023). Dari kata tersebut dapat diambil
pengertian manajemen adalah pekerjaan mengatur, mengelola dan juga mengarahkan
pada sesuatu yang akan dicapai sesuai dengan urutan fungsi-fungsinya. Selanjutnya
dalam perkembangannya istilah manajemen digunakan untuk mengaendalikan dan
mengatur suatu organisasi (Azan and As’adut Tabi’in 2023).
Manajemen kesiswaan adalah pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik mulai dari awal masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (lulus) dari
lembaga pendidikan (Azan and As’adut Tabi’in 2023). Manajemen pendidikan
merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan peserta didik,
pembinaan sekolah mulai dari penerimaan peserta didik pembinaan peserta didik
berada disekolah, sampai dengan peserta didik menamatkan pendidikanya mulai
penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar
yang efektif (Nurhamidah and Suryana 2022); .
Dengan beberapa pengertian diatas manajemen kesiswaan dapat diartikan
sebagai usaha untuk melakukan pengelolaan peserta didik mulai dari peserta didik
tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus, layanan yang memusatkan
perhatian pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik di kelas dan di luar kelas
demi kelangsumgan dan peningkatan mutu sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat
berjalan dengan teratur, terarah, dan terkontrol dengan baik seperti pengembangan
seluruh kemampuan, minat dan kebutuhan sampai ia matang sehingga menjadi sumber
daya manusia yang mempunyai potensi tinggi dan berdaya guna, yaitu peserta didik
(siswa) (Suryana and Rizka 2019).
Manajemen kesiswaan harus dikelola dengan baik di setiap sekolah, karena siswa/
peserta didik merupakan bagian dari penentu mutu sekolah yang bermuara pada standar
kompetensi lulusan. Jika suatu sekolah mampu mengelola manajemen kesiswaan
dengan baik maka akan diperoleh siswa dengan prestasi dan output/ lulusan yang
berkualitas. Manajemen kesiswaan berbasis sekolah melingkupi kegiatan (Suryana and
Lina 2021); (Putri, Giatman, and Ernawati 2021):
1.Pendataan calon siswa/peserta didik (PD).
2.Penerimaan Siswa/Peserta didik Baru (PPDB)
3.Pengenalan/orientasi sekolah.
4.Pengelompokan siswa,
5.Pembinaan disiplin siswa
6.Penyelenggaraan layanan khusus.
2. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Tujuan manajemen pendidikan (Ariska 2019) :
a. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
b.Untuk mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasi) baik kualifikasinya
maupun kuantitas.
d.Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
e. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya,
tenaga, dan waktu.
f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
g.Menyerasikan dan memadukan sub kegiatan.
h.Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
Manajemen kesiswaan memiliki tujuan dan fungsi. Tujuan adalah arah atau sasaran
yang akan dicapai, sedangkan fungsi adalah apa yang dapat digunakan atau kegunaan
dari sesuatu tersebut (Suryana, Rozalina, and Mahyuddin 2023). Tujuan akhir dari
manajemen kesiswaan secara umum sama dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
pengembangan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
(Suryana and Rizka 2019).
Secara umum tujuan manajemen kesiswaan adalah untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah (Jahari,
Khoiruddin, and Nurjanah 2018). Selain itu manajemen kesisswaan di sekolah secara
baik dan berdaya guna akan membantu seluruh staf maupun masyarakat untuk
memahami kemajuan sekolah. Mutu dan derajat sekolah tergambar dalam system
sekolahnya. Jadi tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur berbagi kegiatan dalam
bidang kesiswaan serta serta sebagai wahana bagi siswa untuk mengembangkan diri
seoptimal mungkin (Nurhamidah and Suryana 2022).
3. Perencanaan Kesiswaan Anak Usia Dini
Dengan beberapa pengertian diatas manajemen kesiswaan dapat diartikan
sebagai usaha untuk melakukan pengelolaan peserta didik mulai dari peserta didik
tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus, layanan yang memusatkan
perhatian pengaturan, pengawasan, dan layanan peserta didik di kelas dan di luar kelas
demi kelangsumgan dan peningkatan mutu sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat
berjalan dengan teratur, terarah, dan terkontrol dengan baik seperti pengembangan
seluruh kemampuan, minat dan kebutuhan sampai ia matang sehingga menjadi sumber
daya manusia yang mempunyai potensi tinggi dan berdaya guna, yaitu peserta didik
(siswa) (Yusuf 2019); (Suryana 2021).
Perencanaan kesiswaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen
paud. Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut. "Perencanaan (planning) adalah
pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan,
proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini." Arti
penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan,
sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif
mungkin. Perencanaan kesiswaan anak usia dini dalam penyelenggaraan pendidikan
anak usia dini sudah dituangkan ke dalam visi misi lembaga, dan strategi untuk
mencapai tujuannya. Usahakan dalam membuat perencanaan dilengkapi dengan tabel
penjadwalan (time schedule) kapan program mulai dan selesai. Perencanaan ini akan
membuat program berjalan matangdan tepat waktu (Damayanti et al. 2019); (Yunita
and Suryana 2022).
4. Sistem Penerimaan Kesiswaan Anak Usia Dini.
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan
yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon peserta didik. Penerimaan siswa baru
merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik
awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah (Munir and Mustofa 2022). Kesalahan
dalam penerimaan siswa baru menentukan sukses tidaknya usaha pendidikan di sekolah
yang bersangkutan. Soetjipto dan Kosasi mengemukakan bahwa penerimaan siswa
adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah
mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan oleh sekolah itu
(Putri and Suryana 2022).
Manajemen Sistem Penerimaan Kesiswaan Anak Usia Dini adalah rangkaian
proses pengelolaan yang dilakukan untuk menerima dan memproses pendaftaran siswa
pada institusi pendidikan anak usia dini (PAUD). Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara efektif dan efisien, serta sesuai
dengan kebijakan dan aturan yang berlaku. System penerimaan siswa setiap lembaga
pendidikan sama (Marzuki 2022). Dimulai dari memilih, mendaftar dan menerima
siswa yang memenuhi kriteria persyaratan. Manajemen disini meliputi berbagai tahap
dalam penerimaan siswa baik itu dari segi sosialisasi penerimaan siswa baru,
pengumpulan dan pengecekan berkas pendaftaran, seleksi ssiwa, pengumuman hasil
seleksi serta pendaftaran ulang bagi siswa yang diterima (Astuti and Suryana 2022).
Dalam melakukan manajemen sistem penerimaan siswa usia dini, institusi pendidikan
perlu memastikan bahwa proses penerimaan siswa dilakukan secara adil dan
transparan. Institusi pendidikan juga perlu memastikan bahwa proses penerimaan siswa
dilakukan dengan memperhatikan hak-hak calon siswa dan orang tua, serta menjaga
kerahasiaan data pribadi yang diberikan. Penerimaan siswa baru di sekolah dilakukan
setiap satu tahun sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dalam
penerimaan siswa baru yaitu (Argadinata et al. 2022); (Suryana and Lina 2021):
1. Penentuan persyaratan siswa yang akan diterima. Biasanya setiap sekolah berbeda
dalam menetapkan persyaratan calon siswa yang akan diterima. Penentuan
persyaratan anak yang akan diterima sebaiknya ditentukan oleh kepala sekolah
dengan para panitia penerimaan anak baru, akan tetapi di sekolah yang
menentukan persyaratan tersebut hanyalah kepala sekolah. Di sekolah umunya
persyaratan siswa yang akan diterima meliputi aspek umur, status serta
persyaratan administrasi lainnya. Akan lebih baik manakala aspek di atas tersebut
ditambah dengan aspek kesehatan dan kemampuan belajar. Aspek kesehatan yaitu
untuk mengantisipasi ada anak yang mengidap penyakit yang menular, sedangkan
aspek kemampuan belajar yaitu untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
2. Waktu dan tempat pendaftaran. Mengenai waktu pendaftaran untuk calon siswa
baru sekolah, pelaksanaannya ialah setiap hari, yang mana untuk pagi
harindimulai dari jam 08.00-12.00 WIB. Sedangkan untuk sore mulai jam 13.00-
17.00 WIB. Sedangkan tempat pendaftarannya ialah di sekolah masing-masing.
Pendaftaran tersebut yaitu melalui panitia penerimaan siswa baru, tempat
pendaftaran siswa baru biasanya tepatnya di depan sekolah
3. Sistem penerimaan anak didik baru. Di setiap sekolah berbeda dalam menentukan
sistem penerimaan anak didik baru, di sekolahnya.
4. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru. Pembentukan panitia penerimaan
siswa baru dilakukan sekali setahun. Oleh karena itu, dibentuk khusus untuk itu
dibubarkan setelah kegiatan selesai.

5. Sistem Orientasi Anak Usia Dini


Sistem Orientasi Anak Usia Dini (SOAUD) adalah suatu rangkaian kegiatan
yang dirancang untuk membantu anak usia dini (0-6 tahun) dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial dan budaya sekitar mereka. Manajemen SOAUD bertujuan
untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan ini terkoordinasi dengan baik dan efektif,
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal bagi anak-anak (Winarti 2019);
(Suryana et al. 2023).
Masa orientasi siswa PAUD adalah saat dimana anak usia dini mendapatkan
kesempatan mengenal seluk beluk sekolah. Acara ini diadakan dalam rangka
menyambut kehadiran siswa baru. Di lingkungan PAUD, masa orientasi tidaklah rumit.
Anak-anak- anak hanya diajak berjalan keliling sekolah didampingi oleh guru kelas.
Ada pun jenis aktivitas dan manfaat dari masa orientasi ini adalah (Hasanah et al. 2022):
1. Berkenalan dengan semua guru dan siswa, Anak-anak didik baru diminta
berjalan dari satu kelas ke kelas yang lain. Saat mereka memasuki suatu kelas,
mereka akan bertemu dengan teman kelas mereka dan para guru yang sedang
mengajar atau mendampingi di kelas tersebut. Anak-anak didik baru diminta
menyapa kepada warga sekolah, seperti guru, teman kelas dan kepala sekolah .
2. Pengenalan ruangan, ada banyak ruang di sebuah sekolah. Ada ruang guru,
ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan, dan ruang lainnya. Anak-anak didik
baru diminta berjalan dari satu ruang ke ruang lainnya. Di setiap ruangan, guru
pendamping menjelaskan nama ruangan dan manfaat dari setiap ruangan. Anak-
anak didik baru juga ditunjukkan beberapa alat peraga, mainan, dan alat-alat
lainnya, sehingga mereka akan semakin tertarik untuk belajar di sekolah tersebut
3. Pengenalan guru kelas dan aturan kelas, Para siswa diajak untuk membuat
sebuah lingkaran. Saat membuat lingkaran, guru pendamping memperkenalkan
dirinya, lalu disusul dengan guru-guru yang lain yang bertugas mendampingi
kelompok tersebut. Setelah itu, guru pendamping juga menjelaskan beberapa
aturan kelas yang harus dipatuhi. Misalnya aturan berseragam, aturan jam
kehadiran siswa, aturan pergaulan siswa, dan berbagai macam aturan kelas
lainnya (Arinalhaq and Suryana 2021).
4. Kegiatan Bersama Orang Tua, Biasanya ada anak-anak berusia dini yang masih
enggan berpisah dari orang tuanya. Sebagai pendidik kita harus bisa
menciptakan suatu kegiatan yang bertema "beraktivitas di sekolah bersama
orang tua". Ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan, misalnya belajar di kelas
bersama orang tua, belajar memasak bersama orang tua, dan bermain bersam
orang tua. Semua aktivitas di atas dilakukan bersama orang tua sendiri.
5. Membuat kreativitas dan tukar menukar kreatifitas, Salah satu aktivitas
menyenangkan di masa orientasi siswa PAUD adalah membuat kreativitas.
Kegiatan ini bisa dilakukan bersamaorang tua mereka. Di akhir acara, para siswa
berkunjung ke kelas yang lain. Di kelas tersebut, semua siswa saling bertukar
kreativitas sambil berkenalan. Agar siswa PAUD merasa nyaman di sekolah
barunya, maka kegiatan-kegiatan yang diadakan adalah kegiatan yang bersifat
fun. Sehingga dengan kegiatan tersebut anak-anak akan semakin senang dan
rindu untuk datang ke sekolah barunya. Para pendidik pun harus tampil
maksimal agar anak-anak didiknya juga akan memberikan kesan yang positif
kepada semua guru (Uzlah and Suryana 2022).
Daftar Pustaka

Argadinata, Hasan, Hasnah Yulianti, Ilham Mayudho, Inanti Wulan Rahmadani, Katrina Fylya
Salma Wijaya, And Meilani Ingrid Diakonesty. 2022. “Pengembangan Sistem
Manajemen Kesiswaan Untuk Meningkatkan Implementasi Budaya Organisasi Sekolah.”
Semnas Manajemen Strategik Pengembangan Profil Pelajar Pancasila Pada Paud Dan
Pendidikan Dasar 1(1).
Arinalhaq, Ririen, And Dadan Suryana. 2021. “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan
Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Pada Masa Pandemi Covid-19.” Academia
Accelerating The World’s Research.
Ariska, Ria Siti. 2019. “Manajemen Kesiswaan.” Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana 13(3):281–92.
Astuti, Yeni, And Dadan Suryana. 2022. “Mengenal Desain Kurikulum Berbasis Budaya
Dalam Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pada Tatanan Nilai Kemanusian Yang
Berlaku Di Masyarakat.” Jurnal Pendidikan Tambusai 6(2):12503–7.
Azan, Khairul, And M. Pd As’adut Tabi’in. 2023. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini. Cv.
Dotplus Publisher.
Damayanti, Eka, Andi Rezeky Amaliah, Aeni Tasnim, Nur Ayu Susanti, Nurul Rezky, And
Naldien Syarran. 2019. “Peningkatan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini Melalui
Manajemen Administrasi.” Nanaeke: Indonesian Journal Of Early Childhood Education
2(2):99–110.
Hasanah, Lathipah, Nasywa Tuffahaty, Refa Firasyan Nada, Riza Dwi Puspa, And Siti Nurul
Kholisoh. 2022. “Orientasi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Di Taman Kanak-
Kanak.” Jurnal Golden Age 6(2).
Jahari, Jaja, Heri Khoiruddin, And Hany Nurjanah. 2018. “Manajemen Peserta Didik.” Jurnal
Isema: Islamic Educational Management 3(2):170–80.
Marzuki, Marzuki. 2022. “Penyelenggaraan Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (Paud)
Siloam Kids Desa Ulak Muid Kecamatan Tanah Pinoh Barat.” Edumedia: Jurnal
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 6(2).
Munir, M., And Idam Mustofa. 2022. “Manajemen Kesiswaan Dalam Penerimaan Murid Baru
Di Tpq Al-Hidayah Cengkok Ngronggot Nganjuk.” Jurnal Pikir: Jurnal Studi Pendidikan
Dan Hukum Islam 8(2):80–102.
Nurhamidah, Nurhamidah, And Dadan Suryana. 2022. “Analisis Manajemen Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas (Ptmt) Di Paud.” Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (Jrpp)
5(1):19–23. Doi: Https://Doi.Org/10.31004/Jrpp.V5i1.4548.
Putri, Ayu Dahlia, And Dadan Suryana. 2022. “Teori-Teori Belajar Anak Usia Dini.” Jurnal
Pendidikan Tambusai 6(2):12486–94.
Putri, Mutia, M. Giatman, And Ernawati Ernawati. 2021. “Manajemen Kesiswaan Terhadap
Hasil Belajar.” Doi: Http://Dx.Doi.Org/10.29210/3003907000.
Suryana, Dadan. 2021. Pendidikan Anak Usia Dini (Teori Dan Praktik Pembelajaran). Jakarta:
Kencana.
Suryana, Dadan, And Roza Lina. 2021. “Daycare Perkantoran Berbasis Attachment: Bahan
Ajar Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.”
Suryana, Dadan, And Nelti Rizka. 2019. “Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Akreditasi Lembaga.”
Suryana, Dadan, Rozalina Rozalina, And Nenny Mahyuddin. 2023. “Day Care Perkantoran
Berbasis Attachment (Buku Ajar Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini).” Gaes-Pace
Book Publisher 1–10.
Uzlah, Umi, And Dadan Suryana. 2022. “Kompetensi Guru Paud Mengimplementasikan
Kurikulum 2013.” Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6(5):3921–30.
Winarti, Winarti. 2019. “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Orientasi
Pola Asuh Anak Usia Dini (Studi Di Ra Al Karimy Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto).” Pp.
261–70 In Proceeding: The Annual International Conference On Islamic Education. Vol.
4.
Yunita, Lisa, And Dadan Suryana. 2022. “Pentingnya Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Anak Usia Dini.” Jurnal Pendidikan Tambusai 6(2):12526–32.
Yusuf, Juhaeti. 2019. “Manajemen Peserta Didik Perencanaan Dan Pengorganisasian.”
Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam 12(2):181–200. Doi:
Http://Dx.Doi.Org/10.24042/Ijpmi.V12i2.5987.

Anda mungkin juga menyukai