1, Juli 2023
p-ISSN 2775-3832 ; e-ISSN 2775-7285
Abstract
The purpose of this study is to determine the effectiveness and utilization of sambiloto
herbal leaves as a medicine and to increase endurance after COVID-19. The COVID-19
virus can cause immune system disorders such as a decrease in white blood cell count or
white blood cell dysfunction. This can make the body more susceptible to other infections.
In addition, the weakened immune system after COVID-19 is caused by isolation and
activity restrictions during the pandemic, which can result in a sedentary lifestyle. Lack of
exercise can weaken the immune system and increase the risk of disease. Under such
conditions, it is necessary to consume immune-boosting herbs that have anti-inflammatory
properties and can help reduce inflammation in the body that can be a serious complication
of COVID-19. Plants with potential antiviral activity are necessary post-COVID as they
can help fight viral infections.
Keyword: COVID 19; sambiloto; immunity
Pendahuluan
COVID 19 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 ketika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengumumkan dua kasus positif COVID 19.
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Virus ini dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh seseorang dan perubahan respon kekebalan dapat terjadi selama infeksi
COVID-19. Virus COVID-19 ini merupakan virus yang dapat menular dari satu orang ke
orang yang lain tidak hanya melalui udara, namun juga dapat ditularkan melalui tetesan
yang dihasilkan ketika seseorang terinfeksi virus ini, batuk, bersin ataupun berbicara. Virus
tersebut dapat melayang-layang di udara sampai delapan jam setelah keluar dari tubuh
penderita yang bersin atau batuk, dan tidak hanya membutuhkan medium cairan untuk
bertahan (Ayunda et al., 2021).
121 matriks.staiku.ac.id
Pemanfaatan Daun Herbal Sambiloto (Andrographis Paniculata) Matriks: Jurnal
untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pasca COVID-19 Sosial dan Sains
Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah berlangsung lebih dari dua tahun dan dalam
kurun waktu yang lama ini telah membawa banyak perubahan di masyarakat, termasuk
daya tahan tubuh. Dampak sebenarnya dari pandemi COVID-19 sedang dirasakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Dalam artian, COVID-19 atau Corona Virus Disease 2019
merupakan virus jenis baru (Setyaningrum & Yanuarita, 2020). Munculnya pandemi
COVID-19 tentunya memberikan banyak efek dan dampak yang tidak biasa bagi
kehidupan masyarakat. Efeknya tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga
kondisi mental individu dan masyarakat. Setelah pulih dari COVID-19, sistem imun
seseorang mengalami berbagai perubahan. Beberapa orang dapat pulih dengan cepat dan
kembali normal, sementara yang lain mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih
sepenuhnya.
Sejak COVID-19, beberapa ahli telah melakukan penelitian untuk memahami
dampaknya terhadap kekebalan. Daya tahan tubuh yang melemah, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan melemahnya kekebalan pada
beberapa pasien (Hayati, 2022). Akiko Iwasaki, seorang profesor di Universitas Yale,
melakukan penelitian tentang topik ini. Michel Nussenzweig, seorang profesor Universitas
Rockefeller yang telah mempelajari perubahan sistem kekebalan yang terkait dengan
COVID-19, mencatat bahwa COVID-19 dapat memengaruhi sistem kekebalan secara
keseluruhan. Menggunakan daun herbal dapat meningkatkan daya tahan tubuh setelah
tertular COVID-19, seperti daun sambiloto. Sambiloto (Andrographis paniculata) dikenal
sebagai “Raja zat pahit”. Sambiloto berasal dari India dan China, yang termasuk kedalam
jenis tumbuhan famili
Acanthaceae digunakan pada beberapa abad di Asia dalam sistem Kedokteran.
Ramuan tersebut ada dalam buku resmi jamu Indonesia yang digunakan sebagai diuretik
dan antipiretik (Kurniawati et al., 2023). Saat ini sambiloto mampu tumbuh sebagai
tanaman obat yang dikembangkan. Sambiloto dapat tumbuh di dataran tinggi dengan jenis
tanah dan kondisi iklim yang beragam (Ratnani et al., 2012). Menggunakan tumbuhan
sebagai bahan baku obat alternatif adalah program yang sangat berguna pemerintah dalam
menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Sembiring, 2009). Daun herbal
sambiloto digunakan oleh masyarakat sebagai obat herbal yang manjur juga sebagai
antioksidan obat diabetes. Ekstrak etanol herbal juga diketahui mengandung Sambiloto
serta metabolit dari kelompok flavonoid diduga terpenoid Memberikan efek tonik atau
stimulasi dalam tubuh (Annisa et al., 2022).
Sambiloto (Andrographis paniculata), tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan
tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Alkandahri et al., 2018). Tumbuhan ini
mengandung beberapa senyawa aktif yang berkontribusi pada sifat imunomodulator dan
penguatan kekebalannya. Andrographolide Ini adalah senyawa utama sambiloto.
Andrographolide memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan dan imunomodulator. Senyawa
ini dapat membantu meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Flavonoid Sambiloto mengandung beberapa flavonoid seperti kempferol, quercetin dan
apigenin. Flavonoid memiliki sifat antioksidan yang kuat dan dapat membantu melindungi
sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Mereka juga memiliki efek anti-inflamasi yang
dapat mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Alkaloid sambiloto termasuk beberapa
alkaloid seperti andrographine, neoandrographine dan deoxyandrographine. Alkaloid ini
memiliki sifat antimikroba dan dapat membantu melawan infeksi bakteri dan
virus. Polifenol pada tanaman sambiloto juga mengandung polifenol seperti asam
klorogenat. Polifenol adalah senyawa dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang
kuat. Mereka dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas
dan mengurangi peradangan. Perpaduan bahan sambiloto ini memberikan efek
imunomodulator dan anti inflamasi yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan
melindungi tubuh dari infeksi (Priyani, 2020).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui khasiat dan kegunaan daun
sambiloto sebagai obat dan untuk meningkatkan stamina atau daya tahan tubuh.
Metode Penelitian
Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini, di mana sembilan responden
diwawancarai. Langkah pertama adalah mewawancarai sembilan responden dari berbagai
usia yang sebelumnya sudah mengonsumsi sambiloto dan meneliti hasil reaksi tubuh yang
berbeda pada setiap responden yang meminum herbal daun sambiloto. Pada langkah kedua,
reaksi fisik yang berbeda dari masing-masing responden dianalisis. Untuk setiap responden
takaran minum Sambiloto adalah sekitar 1 gelas = 200 mililiter. 1 gelas = 0,2 liter. yang
dimasak kira-kira sampai mendidih. Dalam gelas ukuran 200 ml sekitar 5-10 menit
tergantung panas yang digunakan. Rancangan perlakuan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rancangan faktorial lengkap. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari
efek dari masing-masing faktor secara terpisah.
mengandung dua senyawa yang menyebabkan rasa pahit, yaitu andrographile dan
senyawa yang disebut kalmeghin, Ada empat senyawa lakton dalam daun sambiloto
(Ratnani et al., 2012), adalah:
1) Deoxyandrographolide
2) Andrographolide
3) Neoandrographolide
4) 14-deoxy-11,12-didehydroandrographolide
Senyawa andrografolid merupakan senyawa diterpenoid yan memiliki gugus
C20H30O5 berbentuk kristal tidak berwarna dan berasa pahit (N Nurchayati et al.,
2021). Andrografolid bersifat mudah larut dalam etanol, metanol, piridin, aseton,
dan asam asetat (Adha et al., 2019).
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan penelitian yang dilakukan oleh penulis, di dapat
Kesimpulan bahwa pasca COVID-19 tubuh membutuhkan minuman herbal untuk
menjaga kestabilan sistem imun atau untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi
sambiloto masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek terhadap
daya tahan tubuh karena potensi yang sangat besar ini perlu dikembangkan dengan
melakukan penelitian uji klinis sambiloto yang lebih lanjut.
Referensi
Adha, S. A., Febriyanti, R. M., & Milanda, T. (2019). Potensi Sambiloto Sebagai
Obat Antidiabetes Berbasis Herbal. Medical Sains: Jurnal Ilmiah
Kefarmasian, 4(1), 7–12.
Alkandahri, M. Y., Subarnas, A., & Berbudi, A. (2018). Aktivitas
Immunomodulator Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Nees).
Review. Farmaka, 16(3), 16–21.
Annisa, F. N., Fauziyyah, G. F., Wicaksono, I. A., & Lestari, K. (2022). Review
Artikel: Potensi Tanaman Herbal Di Indonesia Dalam Meningkatkan
Kebugaran Tubuh. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 5(2), 161–182.
Ayunda, R., Kosasih, V., & Disemadi, H. S. (2021). Perlindungan hukum bagi
masyarakat terhadap efek samping pasca pelaksanaan vaksinasi covid-19 di
Indonesia. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(3), 194–206.
Cahyawati, P. N. (2021). A Mini Review: Efek Farmakologi Andrographis
Paniculata (Sambiloto). Wicaksana: Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan,
5(1), 19–24.
Hayati, Y. (2022). Asyiknya Belajar Daring, Why Not. Penerbit P4I.
Kurniawati, F., Pribadi, D. O., Darma, I. D. P., Wibawa, I. P. A. H., Iryadi, R.,
Hanum, S. F., Andilla, P. S., Rahayu, A., & Setiadi, I. G. W. (2023). Usada
Merawat dan Menjaga Kearifan Lokal. Media Sains Indonesia.
N Nurchayati, N., Hasyim As’ari, H., & Ikhwanul Qirom, Q. (2021). Tanaman Obat
Keluarga Warisan Leluhur (Melestarikan Sumber Daya Alam dan Kearifan
Lokal). CV. Kaaffah Learning Center.
Patin, E. W., Zaini, M. A., & Sulastri, Y. (2018). Pengaruh variasi suhu pengeringan
terhadap sifat fisiko kimia teh daun sambiloto (Andrographis paniculata). Pro
Food, 4(1), 251–258.
Priyani, R. (2020). Manfaat Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness)
125 matriks.staiku.ac.id
Pemanfaatan Daun Herbal Sambiloto (Andrographis Paniculata) Matriks: Jurnal
untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pasca COVID-19 Sosial dan Sains
Terhadap Sistem Imun Tubuh. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 7(3).
Rahayu, N., & Frasiska, N. (2019). Bobot Potong dan Persentase Karkas Ayam
Broiler yang Diberi Air Minum Mengandung Kombinasi Ekstrak Daun
Sambiloto (Andrographis paniculata) dan Daun Sirsak (Announa muricata L).
Bulletin of Applied Animal Research, 1(1), 31–34.
Ratnani, R. D., Hartati, I., & Kurniasari, L. (2012). Potensi produksi
andrographolide dari sambiloto (Andrographis paniculata Nees) melalui
proses ekstraksi hidrotropi. Momentum, 8(1).
Savitri, A. (2016). Tanaman Ajaib! Basi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat
Keluarga). Bibit Publisher.
Sembiring, B. B. (2009). Pengaruh konsentrasi bahan pengisi dan cara
pengeringan terhadap mutu ekstrak kering sambiloto.
Setyaningrum, W., & Yanuarita, H. A. (2020). Pengaruh covid-19 terhadap
kesehatan mental masyarakat di Kota Malang. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan), 4(4).