Anda di halaman 1dari 10

Yogyakarta, 16 Desember 2023

No : XI/DIY/PM
Perihal : Permohonan Audensi
Lampiran :2

Kepada Yth: Gubernur DIY


Bapak Sri Sultan Hamengku Bawono XI
Di Tempat

Dengan penuh hormat,


Kami, Masyarakat Pujangga Milenial (Ormas PM), ingin menyampaikan salam penghargaan
dan dedikasi kami kepada Bapak/Ibu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Profil Singkat Organisasi:


Nama Organisasi : Masyarakat Pujangga Milenial (Ormas PM)
Tahun Pendirian : 2009
Anggota:
 Pelajar
 Profesional
 Masyarakat Umum
Visi:
"Menjadi representasi kelompok pemuda yang berminat mendalam dalam sastra dan
mengembangkan semangat spiritual untuk menciptakan lingkungan yang lebih maju."

Misi:
 Kontribusi Signifikan:
Memberikan kontribusi berupa gagasan dan pemikiran positif untuk memajukan masyarakat.
 Peran Aktif:
Berperan aktif dalam kemajuan masyarakat melalui partisipasi proaktif dalam inisiatif sosial.
 Agen Perubahan:
Komitmen menjadi agen perubahan dengan mendorong pemikiran konstruktif.
 Pengembangan Wawasan:
Mengembangkan wawasan intelektual melalui kekayaan sastra.
 Semangat Spiritual:
Menggunakan kebijaksanaan spiritual sebagai landasan dalam berkontribusi.
 Tujuan:
-Memberikan kontribusi positif dalam bentuk gagasan dan pemikiran.
-Mendorong pemikiran konstruktif dan perubahan positif.
-Mengembangkan nilai-nilai positif melalui kecintaan pada sastra dan semangat
spiritual.

Upaya:
 Melibatkan anggota secara proaktif dalam inisiatif sosial.
 Mengembangkan wawasan intelektual melalui kekayaan sastra.
 Menciptakan lingkungan yang mendukung kemajuan sosial.

Komitmen:
 Berperan sebagai agen perubahan positif.
 Menciptakan lingkungan yang memajukan masyarakat.
 Menggabungkan sastra dan spiritualitas untuk mencapai perkembangan sosial yang
lebih baik.

Permohonan Audensi:
Dengan bangga, kami ingin memohon kesempatan untuk mengadakan audensi dengan
Bapak/Ibu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun tujuan dari audensi ini adalah:

Perkenalan Diri:
 Menyampaikan visi, misi, dan tujuan Organisasi Kami secara lebih rinci.
 Kontribusi untuk Kemajuan Masyarakat:
 Membahas kontribusi dan upaya konkret yang telah dan akan kami lakukan dalam
mendukung pembangunan masyarakat di Yogyakarta.
Memohon Arahan dan Petunjuk:
Meminta arahan dan petunjuk Bapak Gubernur yang dapat membantu kami dalam
mengoptimalkan peran kami sebagai agen perubahan positif di masyarakat.

Kami sangat menghargai waktu dan perhatian Bapak Gubernur untuk itu Jadwal audensi ini
disesuaikan dengan ketersediaan waktu Bapak yang paling nyaman.

Demikian permohonan audensi ini kami sampaikan. Kami berharap dapat segera mendapat
konfirmasi atau tanggapan positif dari Bapak Gubernur Sri Sultan Hamengku Bawono XI

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat kami,

[---------------------]
[Ketua]
Dulu, pada zaman Bendu, Pulau Jawa, yang semula dikenal sebagai Tanah Sunda Kelapa,
terperosok dalam masa kesusahan. Kekeringan melanda tanahnya, para petani berjuang
keras melawan kelaparan, dan masyarakat hidup dalam bayang-bayang kesulitan. Waktu
bergulir dengan cepat, dan harapan mulai pudar dari pandangan mereka. Namun, di tengah
gelapnya zaman itu, terdapat ramalan kuno yang menyebutkan tentang suatu kejadian
besar yang akan mengubah nasib pulau itu.

Hingga pada suatu malam yang penuh misteri, langit di atas Pulau Jawa menjadi sorotan
cahaya yang luar biasa. Sebuah bintang jatuh yang terang benderang turun dari langit,
menerangi samudramanthana. Tepat di tengah Pulau Jawa, muncul sinar putih yang
memukau dan melingkupi seluruh daratan. Orang-orang terheran-heran melihat
pemandangan ajaib ini.

Masyarakat Pulau Jawa segera menyadari bahwa ini adalah tanda dari ramalan kuno
tentang kebangkitan mereka dari zaman Bendu menuju Kalasubo, masa keemasan. Sinar
putih itu menjadi simbol kejayaan dan kemakmuran yang akan datang. Pulau Jawa, yang
dulunya terhimpit oleh kesusahan, kini bangkit sebagai mercusuar dunia yang menerangi
kegelapan di sekitarnya.

Pulau Jawa, dengan kekuatan sinar putihnya, menjelma menjadi Kuncoroning Bawono,
sebuah pusat spiritual dan pusat pengetahuan di seluruh dunia. Sinar tersebut memancar
dari
Gunung Bromo, menjalar ke setiap pelosok pulau, memberikan harapan dan inspirasi
kepada setiap jiwa yang menghuninya.

Peristiwa itu menjadi pusat transformasi bagi masyarakat Pulau Jawa. Mereka
mengamalkan ajaran "Mangasah mingising budi, memasuh malaning bumi, memayu
hayuning bawana" dengan penuh semangat. Mangasah mingising budi, membangun
kebijaksanaan dan daya pikir yang cemerlang. Memasuh malaning bumi, menjaga dan
merawat lingkungan dengan penuh tanggung jawab. Memayu hayuning bawana,
menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.

Pulau Jawa menjadi pusat pengetahuan, seni, dan spiritualitas yang dihormati di seluruh
dunia. Orang-orang dari berbagai penjuru datang untuk memperoleh kebijaksanaan dan
mencari cahaya spiritual dari mercusuar yang menjulang di tengah Pulau Jawa. Kalasubo,
masa keemasan, telah tiba, dan Pulau Jawa bersinar terang sebagai penunjuk arah bagi
perubahan zaman.
Demikianlah, Pulau Jawa, yang dulunya merintih dalam kesusahan, kini menjadi simbol
kebangkitan dan inspirasi bagi seluruh dunia. Sinar putihnya tetap bersinar, mengajak
semua yang melihatnya untuk ikut serta dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih
baik.
"Menyusuri Hati yang Suci: Pencarian Bima untuk Dewa Ruci"
Di tengah jagat yang luas
berdiri, Kesatria gagah, Bima
namanya.
Menjejak petualangan, perjalanan
panjang, Mencari sang guru, Dewa Ruci
nama.

Bima, pandawa gagah berhati suci,


Dengan senyum lembut dan tekad
teguh. Mengembara melintasi hutan
belantara,
Rindu akan kebijaksanaan, niat tak tergoyahkan.

Dewa Ruci, bathara guru yang


disanjung, Bijak dan sakti, penuh
kearifan.
Bima ingin merasakan sentuhan ilmu suci,
Mengalir dalam dirinya, jiwanya menyucikan.

Bertapa dan bermeditasi, Dewa Ruci


mendalami, Rahasia alam, hikmah yang abadi.
Bima ingin meresapi setetes kebijaksanaan,
Seperti embun pagi menyentuh bunga di
ladang.

Jejak Bima melintasi lembah dan


gunung, Tetapi tak kunjung terlihat
Dewa Ruci.
Dalam keheningan hutan yang sunyi,
Bima bertanya pada angin yang berbisik lembut.

"Oh, angin yang menari di rimbun pepohonan,


Di manakah Dewa Ruci sang bathara
bijaksana?" Angin pun berbisik, merentangkan
suara,
"Di sana, Bima, di hatimu yang tulus mencari."

Bima tersentak, mengerti makna bisikan


angin, Bahwa kebijaksanaan ada di dalam
diri.
Ia pun duduk bersila, merenung dalam hati,
Menyadari kebenaran, sesuai ajaran Dewa
Ruci.

Perjalanan Bima tak lagi berlalu jauh,


Sebab bathara guru bersemayam di dalamnya.
Berkhayal dan bermimpi, memancar cahaya
kebijaksanaan, Bima, sang kesatria, kini bersinar bak
fajar.
Dewa Ruci, bukanlah figur terpisah,
Melainkan kebijaksanaan yang tumbuh dalam
jiwa. Bima, sang pandawa, menemukan guru
sejati, Dalam kesucian hati, ia kini menjadi
terang.

Perjalanan seorang kesatria mencari ilmu,


Bukanlah hanya di luar, tetapi juga di dalam.
Dewa Ruci, sang guru sejati, hadir dalam batin,
Bima, pandawa gagah, mengarungi lautan kebijaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai