JAWABAN
Kekuatan sosio-kultural didaerah yang sejalan dengan pemikiran Ki
Hajar Dewantara adalah gotong royong yang dilakukan oleh warga
secara suka rela dan bahu membahu mengerjakan kegiatan sosial
dengan bersama-sama, kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan dan
tradisi turun temurun hingga sekarang. Masih dalam bagian
gotong royong, namun ini bukan hanya dilingkungan masyarakat
melainkan lingkungan pendidikan, yaitu kemandirian dan
kreativitas. Hal ini tertuang pada yang diperjuangkan oleh Ki Hajar
Dewantara, beliau menekankan pada pembelajaran yang
mendukung kemandiriazn serta kebebasan berkarya. Saat ini
Indonesia terutama daerah
JAWABAN
Salah satu kekuatan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat
diterapkan dengan baik dalam konteks lokal, sosial, dan budaya di
daerah saya adalah konsep "Pendidikan sebagai Penghidupan"
atau dalam bahasa Jawa disebut "Ing ngarsa sung tulada, ing
madya mangun karso, tut wuri handayani". Konsep ini
menekankan pentingnya mempersiapkan pesertadidik untuk
menjadi bagian aktif dalam kehidupan masyarakat, sambil tetap
memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya.Dalam
konteksdaerah saya, pendekatan ini dapat diimplementasikan
dengan mengintegrasikan pembelajaran dalam kegiatan nyata di
masyarakat. Misalnya,melalui program magang atau kerja sama
dengan komunitas lokal, peserta didik dapat belajar langsung
tentang kebutuhan dan dinamika masyarakat sekitar mereka.
Mereka dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap yang relevan dengan konteks lokal sambil tetap menghormati
dan memperkaya warisan budaya setempat. Dengan
menggunakan pendekatan ini, pendidikan tidak hanya menjadi
tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan
keterampilan sosial, kepemimpinan, dan tanggungjawab sosial. Hal
ini sejalan dengan visi Ki Hajar Dewantara yang melihat pendidikan
sebagai sarana untuk mempersiapkan generasi yang tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan
kemampuan untuk berkontribusi secara positif dalam membangun
masyarakat.