Anda di halaman 1dari 19

Dosen Pengampuh: Novianti, S.ST., M.

Keb
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga. Istilah KDRT
sebagaimana ditentukan pada Pasal 1 angka 1 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) tersebut
seringkali disebut dengan kekerasan domestik.
Kekerasan Fisik, yakni perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka
berat (Ps 5 jo 6). Kekerasan fisik dapat
dicontohkan seperti menendang, menampar,
memukul, menabrak, mengigit dan lain
sebagainya.
Kekerasan Psikis, yakni perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa
percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya, dan/ atau
penderitaan psikis berat pada seseorang (Ps 5
jo 7). Dapat dicontohkan seperti perilaku
mengancam, mengintimidasi, mencaci maki/
penghinaan, bullying dan lain sebagainya
Kekerasan Seksual, yakni setiap perbuatan yang
berupa pemaksaan hubungan seksual,
pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak
wajar dan/atau tidak disukai, pemaksaan
hubungan seksual dengan orang lain untuk
tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu

Penelantaran Rumah Tangga, yakni perbuatan


menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangga, padahal menurut hukum yang berlaku
bagi yang bersangkutan atau karena
persetujuan atau perjanjian ia wajib
memberikan kehidupan, perawatan, serta
pemeliharaan kepada orang tersebut.
ada dua faktor penyebab kekerasan KDRT adalah Pertama, faktor internal
akibat melemahnya kemampuan adaptasi setiap anggota keluarga diantara
sesamanya, sehingga cenderung bertindak diskriminatif dan eksploitatif
terhadap anggota keluarga yang lemah. Kedua, faktor eksternal akibat dari
intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi sikap anggota keluarga, yang terwujud dalam sikap
eksploitatif terhadap anggota keluarga lain khususnya terjadi terhadap
perempuan dan anak.
Selain itu Rocmat Wahab menyimpulkan bahwa KDRT ternyata bukan sekedar
masalah ketimpangan gender. Hal tersebut acapkali terjadi karena kurangnya
komunikasi, ketidakharmonisan, alasan ekonomi, ketidakmampuan
mengendalikan emosi, ketidakmampuan mencari solusi masalah rumah tangga
apapun, serta kondisi mabuk karena minuman keras dan narkoba.
1. Pengertian IMS
1. Pengertian IMS
IMS merupakan satu kelompok penyakit
IMS merupakan satu kelompok penyakit
yang terutama penularannya SEH melalui
yang terutama penularannya SEH melalui
hubungan seksual.
hubungan seksual.

2. Cara pencegahan IMS


Pencegahan IMS yang dilakukan WPS selain 3. Dampak IMS
difasilitasi adanya klinik IMS yang bertujuan untuk Jika si istri kelak hamil bias ditularkan kejanin
deteksi dini adanya IMS, sebagian WPS ada yang yang dikandungnya yang menyebabkan kelainan
pada janin / bayi misalnya bayi berat lahir
membawa kondom pada saat melayani pelanggan
rendah (BBLR), infeksi bawaan sejak lahir, bayi
untuk dipakaikan pada pasangannya bagi
lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur
pelanggan yang menghendaki. (Widyastuti, 2009, hal.39)
1. Pengertian Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit dan jamur, yang
penularannya terutama melalui hubungan seksual dari
seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya.

2. Cara Penularan Penyakit Menular Seksual


Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas seks
yang kurang sehat adalah munculnya penyakit menular
seksual. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena
seringnya seseorang melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan. Bisa juga karena
melakukan hubungan seksual dengan orang yang
sebelumnya sudah terkena penyakit ini. (Ajen Dianawati,
2003).
Menurut Somelus (2008), Cara lain seseorang dapat
tertular PMS juga melalui:
1. Darah
2. Ibu hamil kepada bayinya
3. Herpes dapat menular melalui sentuhan karena
penyakit herpes ini biasanya terdapat luka-luka yang
dapat menular bila kita tersentuh, memakai handuk
yang lembab yang dipakai oleh orang penderita
herpes.
4. Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik,
atau penggunaan narkoba memberi sumbangan
besar dalam penularan HIV/AIDS.
1. Pengertian Menopause
Menopause adalah proses di dalam tubuh yang disebut
fisiologis siklus menstruasi. Wanita disebut mengalami
menopause bila tidak menstruasi lagi dalam rentang
waktu 12 bulan (Lestari, 2010). Perempuan akan
mengalami perubahan kesehatan fisik yang
mempengaruhi kesehatan psikologinya.
Angka harapan hidup perempuan melonjak dari 40
tahun pada tahun 1930 menjadi 67 tahun pada tahun
1998. Perkiraan umur rata-rata wanita menopause di
Indonesia adalah 48 tahun (Dinkes RI, 2014).
2. Penyebab Menopause
Terjadinya menopause berhubungan dengan pertama kali wanita
mengalami haid (menarche). Menarche adalah menstruasi
pertama yang biasa terjadi pada usia 10-16 tahun. Semakin muda
orang mengalami menarche, maka semakin lama memasuki masa
menopause. Wanita yang mengalami menarche pada usia lebih
dari 16 tahun akan mengalami menopause lebih dini. Tetapi
terjadinya menopause pada setiap orang tidak sama dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dari keturunan, kesehatan
umum, pola makan atau gaya hidup seseorang (Nina, 2013).
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan usia menopause,
yaitu usia pertama kali menstruasi, stress, pemakaian metode
kontrasepsi, merokok dan minum alcohol (Mutiara, 2014).
3. Tahapan menopause
a. Pramenopause adalah masa selama 4 – 5 tahun sebelum
terjadi menopause.. Wanita pada fase ini masih subur yang
artinya masih bisa hamil.
2. Perimenopause disebut juga fase peralihan.
Perimenopause terjadi sekitar dua tahun sebelum
menopause sampai sekitar dua tahun setelahnya.
3. Menopause adalah keadaan di mana wanita sudah tidak
lagi haid yang dihitung dari 12 bulan sejak haid terakhir.
Pada awal menopause terkadang kadar estrogen rendah,
namun bisa sebaliknya pada wanita gemuk. Pada fase ini
sudah muncul tanda klasik gejala masa menopause.
4. Pascamenopause adalah fase setelah menopause sampai
senium. Fase ini merupakan masa lima tahun setelah
menopause.
Yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengkonfirmasikan
bahwa kehamilan tersebut sifatnya fisiologis atau normal.
Artinya tidak terdapat kelainan 3 P, yakni power atau kekuatan
dari si calon ibu; passage atau jalan lahir; dan passanger yakni
kondisi janin yang akan melaluinya. Kalau ketiga faktor tersebut
dalam keadaan baik, bisa disimpulkan bahwa persalinan tersebut
adalah fisiologis atau akan berlangsung normal. Syarat kedua
adalah tersedianya tenaga penolong persalinan yang andal.
Dalam kondisi seperti ini sang penolong persalinan harus bisa
menanamkan rasa percaya diri, rasa tenang dan aman, rasa
terlindung, serta kepastian akan keselamatan pada sang calon
ibu yang ditolong. Ketiga adalah mempersiapkan satu kamar
atau ruang bersalin di rumah.
Kelebihan persalinan di rumah
3. Tahapan
1. menopause
Tugas penolong persalinan pada waktu ibu menunjukkan tanda-tanda
a. Pramenopause adalah
mulainya persalinan ialahmasa selama 4 –dengan
mengawasinya 5 tahun sebelum
sabar, dan tak melakukan
terjadi menopause..
tindakan Wanita pada fase ini masih subur yang
jika tidak indikasi.
artinya
2. masih
Ibu yang bisa hamil.
sedang dalam persalinan perlu ditenangkan agar kontraksi rahim
2. Perimenopause disebut
teratur dan adekuat, jugapersalinan
sehingga fase peralihan.
berjalan lancar.
Perimenopause
3. terjadi
Kala pengeluaran sekitar
bayi dua tahun
hendaknya sebelum
jangan terburu-buru, karena dapat
menopause sampai
menyebabkan sekitar
robekan duajalan
pada tahun setelahnya.
lahir dan terjadinya perdarahan pasca-
3. Menopause adalah
persalinan sebab keadaan
rahim diberkontraksi
tidak bisa mana wanita sudah
dengan tidak
baik.
lagiSetelah
4. haid yang
bayidihitung dari 12 hendaknya
lahir, penolong bulan sejakjangan
haid terakhir.
memijat-mijat rahim atau
Pada awal menopause
menarik terkadang
tali pusat dengan maksud kadar estrogen
melepaskan rendah, uri, tunggulah
dan melahirkan
namun bisa
dengan sebaliknya pada wanita gemuk. Pada fase ini
tenang.
sudah
5. Jika muncul tanda klasik
terjadi perdarahan gejala
setelah uri masa menopause.
lahir, berilah obat penguat kontraksi rahim,
4. Pascamenopause adalah fase
karena biasanya perdarahan setelah menopause
itu disebabkan rahim yangsampai
berkontraksi lemah.
senium. Faseapakah
Periksalah ini merupakan
ada robekanmasa
jalanlima
lahir.tahun setelah
menopause. penolong persalinan (dukun bayi, bidan atau tenaga lain)
Kekurangannya,
umumnya hanya satu. Sanitasi, fasilitas, peralatan dan persediaan air bersih
mungkin kurang.
1. Para penolong persalinan hendaknya memeriksakan kembali ibu bersalin
sebelum meninggalkan rumahnya.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali
dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun
bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat
berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan
pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau
keluarganya (Prawirohardjo, 2005).
Tenaga non kesehatan menurut Retna (2020) antara lain :
Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh
tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus.
Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
Faktor Penyebab Persalinan oleh tenaga Non Medis
1. Kemiskinan
2. Masih langkahnya tenaga medis di daerah-daerah pedalaman
3. Aksesibilitas/keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan
terutama di pedesaan
4. Kultur budaya masyarakat

Kelebihan Persalinan ditolong oleh tenaga non medis :


1. Dukun mematok harga murah, kadang bisa disertai atau diganti dengan sesuatu barang misalnya beras, kelapa, dan bahan dapur
lainnya.
2. Dukun beranak melakukan pemeriksaan kehamilan melalui indra raba (palpasi).
3. Dukun mau mendatangi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilanKetika usia kandungan 4 bulan, dukun melakukan
upacara tasyakuran katanya janinan mulai memiliki roh.hal itu terasa pada perut ibu bagian kanan ada gerakan halus.
4. Dukun menemani anggota keluarga agar bisa beristirahat dan memulihkan diri, sebaliknya bidan seringkali tidak bersedia saat
dibutuhkan atau bahkan tidak mau datang saat dipanggil.
Kekurangan Persalinan ditolong oleh tenaga non kesehtan
1.Agar janin lahir normal, dukun biasa melakukan perubahan posisi janin dalam kandungan dengan cara
pemutaran perut (diurut-urut) disertai doa.
2.Masih tingginya AKI akibat pertolongan persalinan tanpa fasilitas yang memadai juga kurangnya pengetahuan
dukun tentang pertolongan kegawat daruratan.
3.Praktek yang tidak steril Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih memilih untuk
menggunakan dukun beranak. Kurangnya kemampuan dukun bayi dalam mengenali resiko tinggi persalinan
dan kurang menyadari akibat keterlambatan merujuk.
4.Pertolongan perselinan oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan Selain itu, pertolongan persalinan
oleh dukun sering menimbulkan kasus persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih
belum bisa keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut kurang
profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-
unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa perilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan
kebidanan di komunitas diantaranya:
Health Believe
Tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun-temurun dalam pemberian
makanan bayi. Contohnya di daerah Nusa Tenggara Barat ada tradisi pemberian
nasi papah atau di Jawa dengan tradisi nasi pisang.
Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup
kawin cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari
aspek sosial budaya).
Health Seeking Behavior
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang
sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di
warung atau mendatangi dukun.

Anda mungkin juga menyukai