Analisis Yuridis Tentang Peranan Kepolisian Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi (Studi Pada Kepolisian Daerah Sumatera Utara)
Analisis Yuridis Tentang Peranan Kepolisian Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi (Studi Pada Kepolisian Daerah Sumatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
Universitas Darma Agung, Medan, Indonesia 1,2,3)
Corresponding Author: zulkarnainharahap55@gmail.com 1), gomgomsiregar@gmail.com 2),
syawalsiregar59@gmail.com 3)
Abstrak
Penanganan tindak pidana korupsi di kepolisian tersebut masih belum dapat dilakukan secara tegas,
karena masih ada perkara yang tidak ditindaklanjuti dimana tersangka dilepas begitu saja dengan
alasan tidak cukup bukti. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaturan
hukum terhadap tindak pidana korupsi di Indonesia, bagaimana peran kepolisian dalam penegakan
hukum terhadap tindak pidana korupsi di Kepolisian Daerah Sumatera Utara, bagaimana kendala
yang dihadapi kepolisian dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi di Kepolisian
Daerah Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dan
yuridis empiris, dan analisis data digunakan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengaturan hukum terhadap tindak pidana korupsi di Indonesia diatur dalam dalam pasal -pasal UU
No. 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001. Kepolisian Daerah Sumatera Utara
merupakan instansi yang memiliki wewenang yang luas dalam penegakan hukum, termasuk
penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi. Penegakan hukum di kepolisian diawali dengan
menerima laporan dari masyarakat dan juga melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan telah
terjadinya tindak pidana korupsi, berdasarkan alat bukti yang dip eroleh, baik bukti elektronik, bukti
fisik, maupun keterangan ahli. Tetapi pada kenyataannya penegakan hukum terhadap tindak pidana
korupsi tidak mudah dilakukan, terutama karena lemahnya ancaman pidana terhadap tindak pidana
korupsi, dimana ancaman pidana dalam undang-undang tindak pidana korupsi terlalu ringan
sehingga tidak menimbulkan rasa takut kepada pelaku korupsi, bahkan terdapat ancaman pidana
yang maksimum 3 tahun untuk tindak pidana dengan kerugian negara relatif kecil. Kendala yang
dihadapi kepolisian dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi di Kepolisian Daerah
Sumatera Utara adalah: kurangnya SDM penyidik kepolisian, perbedaan interpretasi antar penegak
hukum dan tingginya intervensi kepada penyidik. Disarankan aparat penegak hukum khususnya
antara penyidik kepolisian dengan jaksa penuntut umum perlu lebih sering berdiskusi atau bertukar
pendapat tentang masalah hukum, sehingga terdapat kesepahaman dalam penerapan hukum. Perlu
dilakukan penambahan penyidik untuk mengatasi keterbatasan jumlah penyidik. Disamping itu,
penyidik yang kurang berkompeten berlu diberi pelatihan agar kompetensi penyidik kepolisian
menjadi lebih merata dan benar-benar siap untuk menangani tindak pidana, khususnya tindak
pidana korupsi. Kepolisian perlu meningkatkan integritas penyidik dengan memberikan bimbingan
moral dan spiritual sesuai dengan kepercayaannya, serta melakukan pengawasan yang lebih baik
terhadap pelaksanaan penyidikan tindak pidana suap, sehingga diharapkan dapat menghindari
penyimpangan tugas dengan menolak segala bentuk intervensi dari pihak lain.
Kata Kunci: Peranan, Kepolisian, Penegakan Hukum, Tindak Pidana Korupsi
54
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
55
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
56
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
57
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
58
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
59
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
60
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
61
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
62
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
63
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
64
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
65
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
66
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
67
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
68
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
akan lepas. Tentu hal ini akan berhasil sehingga proses penyidikan
menyebabkan aparat saling menuding dihentikan. Contohnya pejabat bank
sebagai penyebab lepasnya tersangka. meminta atasan penyidik untuk
Untuk mengatasi kendala menghentikan penyidikan dengan
perbedaan interpretasi penegak imbalan sejumlah dana. Dalam hal ini
hukum maka aparat penegak hukum atasan penyidik akan melakukan
khususnya antara penyidik kepolisian intenvensi terhadap proses
dengan jaksa penuntut umum perlu penyidikan. Hal ini karena
lebih sering berdiskusi atau bertukar kemampuan beking melepaskan
pendapat tentang masalah hukum, tersangka dengan melakukan
sehingga terdapat kesepahaman intervensi sebenarnya bukan lagi hal
dalam penerapan hukum. baru dalam penegakan hukum.
Terlebih dalam perkara tindak pidana
C. Tingginya Intervensi korupsi, yang namanya beking
Intervensi penyidikan memiliki kekuatan yang cukup besar,
merupakan segala upaya yang sebagaimana dinyatakan dalam
dilakukan oleh pihak tertentu untuk wawancara berikut:
mempengaruhi atau membelokkan Menurut AKP Ucox P. Nugraha,
kejadian perkara. Pada dasarnya SIK. MH selaku Kanit 3 Subdit 3
intervensi terhadap proses penyidikan Tipikor Ditreskrimsus Polda
merupakan hal yang sering terjadi. Sumut:
Namun demikian penyidikan tindak Pada dasarnya pelaku korupsi
pidana korupsi, intervensi dirasakan memiliki dana besar yang
sangat gencar terjadi, sebagaimana diperoleh dari hasil tindak
dinyatakan dalam wawancara berikut: pidananya, sehingga berupaya
Menurut Kompol James H memanfaatkan kekuatan
Hutajulu SIK. MH selaku Kasubdit finansialnya untuk mempengaruhi
3 Tipikor Ditreskrimsus Polda proses hukum, sebagai upaya
Sumut: untuk membelokkan perkara.
Korupsi merupakan tindak pidana
yang berhubungan dengan pejabat Artinya bahwa upaya untuk
sehingga intervensi terhadap melepaskan pelaku dalam korupsi
proses hukum pelaku tergolong dengan melakukan intervensi adalah
gencar. Dalam hal ini penyidik cukup kuat. Kuatnya intervensi
kiepolisian sering mendapat terjadi karena adanya kekuatan
tekanan dari pihak lain untuk finansial yang dimiliki tersangka dari
mempengaruhi penyidikan. hasil tindak pidananya, sehingga
tersangka berupaya memanfaatkan
Artinya bahwa beking kepada kekuatan finansialnya untuk
pelaku tindak pidana korupsi melepaskan diri dari jeratan hukum.
tergolong gencar dilakukan. Dalam Lebih dari itu, keluarga tersangka juga
hal ini beking berupaya keras agar akan berupaya mempengaruhi internal
tersangka lepas dari jeratan hukum kepolisian sebagaimana dinyatakan
atau paling tidak sangkaan atau dalam wawancara berikut:
dakwaan menjadi lebih ringan. Dalam
banyak kasus, hal tersebut dapat
69
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
70
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
71
ANALIS IS YURIDIS TENTANG PERANAN KEPOLIS IAN DALAM PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPS I (S tudi Pada Kepolisian Daerah S umatera Utara)
Zulkarnain W. Harahap 1), Gomgom T.P. Siregar 2), Syawal Amry Siregar 3)
72