Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) LANSIA


DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI
DI WILAYAH KELURAHAN SAWAH LEBAR BARU KOTA BENGKULU
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Annisa Nuraini 5. Marshela Syafitri
2. Hadi Yudha Pratama 6. Monika Jayanti
3. Jelita Antasari 7. Via Ana Oktariza
4. Junika Rahmadini 8. Yuni Wulandari

Menyetujui
Pembimbing Akademik

(Ns. Husni, S.Kep., M.Pd)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGUKU JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
PROPOSAL

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


HIPERTENSI

A. Latar Belakang
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan
datangnya penyakit (Sustrani, 2006). Hipertensi menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul
komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal
ginjal (Gunawan, 2001).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya
kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun
tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated
systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada lansia.
Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang berumur
50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi sistolik dan
diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang lanjut usia.
Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal jantung
penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar dibandingkan pada
orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007)
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya
kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri

2
dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang kini tidak elastis,
tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi aliran yang
lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang
tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff , 2008).
Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada
kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering
ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam,
Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi
hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada
perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan,
Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas tahun dengan
kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC VI),ditemukan
prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1% dan perempuan 61,9%), yang
sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 31,1% (laki-laki 29,4% dan
perempuan 33,1%), hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3% (laki-laki
29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kelompok ini, adanya riwayat keluarga
dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan faktor risiko
hipertensi (Kuswardhani, 2007).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Sebagai
hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup,
sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering
diikiuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada
kelompok ini. Hipertensi sebagai salah satu penyakit degeneratif yang sering
dijumpai pada kelompok lansia (Abdullah.2005).
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta
orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6%
pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di
tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan
639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (Andra,2007).

3
Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke
atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000
meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan
meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Dalam hal ini
secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur
penduduk yang semakin menua (ageing population). Peningkatan UHH akan
menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada pergeseran pola
penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degenerasi. Prevalensi
penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular
cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat
digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama
(common underlying risk faktor) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus,
penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara
lain mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah
raga, alkohol, hipertensi, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi.
B. Metode Terapi Aktivitas Kelompok
Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini adalah
metode diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK
menggunakan sistem 1 sesi untuk TAK hipertensi dimana setiap sesi memliki tujuan
khusus.
1. Metode TAK Hipertensi
Menyebutkan pengertian hipertensi, tanda dan gejala hipertensi,
komplikasi, pengobatan secara farmakologi dan non farmakologi dan pelayanan
kesehatan
C. Tata Tertib
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3. Tidak diperkenakan makan, minum, merokok saat kegiatan TAK berlangsung.
4. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

4
5. Peserta yang ingin keluar dari acara TAK angkat tangan terlebih dahulu.
6. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
7. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.

D. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang
akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Apabila ada klien tidak bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati anggota kelompok lain.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata
tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila tidak kooperatif maka dikeluarkan dari kegiatan.

E. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok


1. TAK Halusinasi
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi, klien dapat
menjelaskan secara mandiri untuk mengenal peningkatan tekanan darah.
2) Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengenal hipertensi
b) Klien dapat merawat secara mandiri dengan penyakit hipertensi
c) Klien dapat menjelaksan Kembali tentang hipertensi
d) Klien dapat mempraktekan cara merawat dengan non farmakologi
e) Klien dapat mengontrol hipertensi dengan cara patuh minum obat

5
b. Klien
a) Klien dengan riwayat hipertensi
b) Klien yang mengikuti TAK ini koperatif.
c) Klien dapat diajak bekerja sama (cooperative)

c. Lengkah-langkah Kegiatan
a. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan anggota kelompok
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuaan
b. Orientasi
a) Salam teraupetik
Salam dari leader kepada klien. Leader/Co.Leader memperkenalkan diri
dan tim lainnya
b) Evaluasi/Valisidasi
Leader menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main yaitu :
a. Berkenalkan dengan anggota kelompok
b. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta
izin pada pemimpin TAK
c. Lama kegiatan 30 menit
d. Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Tahap Kerja
1) Para peserta diarahkan untuk duduk berbentuk lingkaran
2) Hidupkan musik dan edarkan bola sesuai arah jarum jam
3) Pada saat musik berhenti, anggota kelompok yang memegang kotak
korek api, mendapat giliran untuk perkenalan dengan anggota

6
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara (Memberi salam,
menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobby).
4) Setelah memperkenalkan diri klien menjelaskan tentang hipertensi.
5) Ulangi musik kembali, dan klien kembali mengoper bola, ketika
musik berhenti, klien yang memegang bola, kembali memperagakan
point c dan d
d. Waktu dan Tempat Pelaksanan
Terapi aktivitas kelompok ini dilaksanakn pada :
Tanggal : 8 Maret 2024
Waktu : 09.00 s.d 09.30 WIB
Tempat : Rumah Kader Poswindu
e. Nama Klien dan Ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6-9 orang. Adapun nama-nama
klien yang akan mengikuti TAK, yaitu :
1) Ny. X
2) Ny. X
3) Ny. X
4) Ny. X
5) Ny. X
6) Ny. X
7) Ny. X
Cadangan:
1) Tn. X
2) Tn. X
f. Media dan Alat
1) Handphone
2) Speaker
3) Musik
4) Absen Peserta
5) Bola

7
g. Susunan Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK ini disesuaikan dengan petugas yang telah
disepakati. Sebagai berikut :
TAK HIPERTENSI (Pengertian, tanda dan gejala, merawat dengan non
farmakologi)
1) Menyebutkan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
3) Menyebutkan komplikais
4) Menyebutkan cara merawat dengan non farmakologi

Leader : Junika Rahmadini


Co. Leader : Annisa Nuraini
Observer : Jelita Antasari
Fasilitator : Via, yudha, marsela, monika dan yuni
Elmi, Adynda, Afira, Aji, Adelina
Tanggal Kegiatan : Jumat 8 Maret 2024
h. Uraian Tugas Pelaksana
TAK Halusinasi
1. Leader
Tugas :
a) Menyampaikan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
b) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
c) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
d) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
e) Memimpin diskusi kelompok
2. Co. Leader
Tugas :
a) Membuka acara

8
b) Mendampingi Leader
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
d) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan
yang telah dibuat
e) Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
Tugas :
a) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung Ikut serta dalam
kegiatan kelompok
c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4. Observer
Tugas :
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien
selama kegiatanberlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses ,
hingga penutupan

9
i. Setting Tempat
1. TAK Hipertensi
a) Setting Tempat

Keterangan Gambar :
: Leader : Fasilitator

: Co Leader : Obsever
: Klien

b) Mekanisme Kegiatan
TAK HIPERTENSI (Pengertian, tanda dan gejala, merawat dengan non
farmakologi)
Roundown Kegiatan TAK
No Jam Kegiatan PJ
1. 09.00 WIB – 09.05 WIB Pembukaan Junika, dkk
2. 09.05 WIB – 09.15 WIB Fase Orientasi Junik, dkk

3. 09.15 WIB – 09.30 WIB Fase Kerja Junika, dkk

4. 09.30 WIB – 09.40 WIB Fase Terminasi Annisa, dkk

10
Tujuan :
1) Menyebutkan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
3) Menyebutkan komplikais
4) Menyebutkan cara merawat dengan non farmakologi

Waktu Fase Isi


5 menit Fase Orientasi a) Salam teraupetik
b) Salam teraupetik kepada klien
c) Perkenalkan nama lengkap dan nama panggilan
semua struktur
d) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan
dari semua klien
e) Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini
f) Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang
akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-
suara yang di dengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok harus minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan ±30 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir

11
10 Fase Kerja a) Leader menjelaskan kegiatan yang akan
menit dilakukan yaitu mengenal pengertian hipertensi,
tanda dan gejala hipertensi serta cara merawat
dengan non farmakologi.
b) Leader meminta klien menceritakan pengertian
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi serta cara
merawat dengan non farmakologi. Hasilnya
dijelaskan oleh klien
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan
baik
d) Simpulkan apa yang sudah dijelaskan oleh klien
tentang hipertensi yang diketehui
15 Fase Terminasi a) Evaluasi
menit 1) Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b) Leader mengajak klien melakukan permainan
mendengarkan musik dan pasien menceritakan
apa yang meraka ingan setelah diberi penyuluhan
c) Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan hasil kegiatan
TAK .
10 Fase Evaluasi Kriteria hasil yang harus dicapai setiap pasien
menit adalah 75% dari 4 item (atau minimal pasien dapat
menyebutkan 3 item).

12
TAK HIPERTENSI (Pengertian, tanda dan gejala, merawat dengan non
farmakologi)
Formulir yang dievaluasi
No Nama Menyebut Menyebutkan Menyebut Menyebut cara
Klien pengertian tanda dan gejala komplikasi terapi non
hipertensi hipertensi farmakologi

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolon nama
2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal mengenal pengertian
hipertensi, tanda dan gejala hipertensi serta cara merawat dengan non
farmakologi. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak
mampu
e. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi tanda dan gejala
hipertensi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien.

DAFTAR PUSTAKA

13
Aspiani Yuli Reny. (2010). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC
Dinas Kesehatan Provinsi KalimantanTimur. (2015). Profil Kesehatan Kota Samarinda
2015. Samarinda : Dinas Kesehatan
Dr. A.P Bangun, MHA. (2008). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi.
Jakarta : Agro Media Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 2018. Hipertensi Membunuh Diam-Diam Ketahui
Tekanan Darah
Anda.http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensi- membunuh-diam-
diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html.Diunduh pada tanggal 9 November 2018
Departemen Kesehatan RI. 2018. Potret Sehat Indonesia dari Riskesdas 2018,
Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
http://www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-sehat- indonesia-dari-
riskesdas-2018.html. Diunduh pada tanggal 9 November 2018
Kementrian Kesehatan RI. INFODATIN Pusat Data dan Informasi
Hipertensi.http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/p
usdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf. Diunduh pada tanggal 9
November 2018
Nanda NIC NOC. (2015). Diagnosis DefinisidanKlasifikasi. PenerbitBuku
Kedokteran: EGC
Redaksi Agromedia. (2009) Solusi Sehat mengatasi hipertensi. Jakarta :
AgromediaPustaka
Riskesdas (2018). Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Smeltzer C Suzanne & Bare G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
ed.8 vol 3. Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC
Lampiran

14
MATERI TAK HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Pengertian hipertensi menurut Chobanian di dalam Kurnia (2021) adalah
kondisi peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg berdasarkan dua atau lebih pengukuran
tekanan darah.
B. Penyebab Hipertensi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan
tekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya
hipertensi :
a. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transport
b. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress karena lingkungan
d. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah (Aspiani, 2016)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;

a. Hipertensi primer (esensial) Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum


diketahui penyebabnya. Diderita oleh seitar 95% orang. Oleh karena
itu,penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi penderita esensial.b
b. Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
2) Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamn (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras
kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

15
3) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g),
kegemukan atau makan berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum
obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yan dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing wajah
kemerahan; yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal. Rokhaeni menyebutkan
manifestasi klinis hipertensi secara umum dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongn medis (Manuntung, 2018)
D. Perawatan Hipertensi
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menjadi
pencegahan. Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines
adalah (PERKI, 2015) :
1. Penurunan berat badan.
2. Mengurangi asupan garam.
3. Olahraga.
4. Mengurangi konsumsi alkohol.
5 . Berhenti merokok.
E. Diet Hipertensi
1. Rendah garam
2. Rendah kolesterol dan lemak berbatas

16
3. Tinggi serat
4. Rendah kalori
F. Terapi Komplementer Hipertensi
SOP RENDAM KAKI AIR HANGAT MENGGUNAKAN CAMPURAN
GARAM DAN SERAI
a. Pengertian rendam kaki air hangat menggunakan campuran garam dan serai
rendam kaki menggunakan air hangat merupakan metode pengobatan
menggunakan air untuk mengobati atau meringankan kondisi yang
menyakitkan. Garam adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler dan
35%-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh.
b. Tujuan Rendam Kaki Air Hangat Menggunakan Campuran Garam dan Serai
Dapat memperlancar peredaran darah dan menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi.
c. Manfaat Rendam Kaki Air Hangat Menggunakan Campuran Garam dan
Serai Membuat pembuluh darah melebar dan meningkatkan sirkulasi darah,
sehingga dapat merealisasikan seluruh tubuh dan mengurangi kelelahan.
d. Indikasi Rendam Kaki Air Hangat Menggunakan Campuran Garam dan
Serai Indikasi dari rendam kaki air hangat menggunakan campuran garam
dan serai ini dapat diberikan kepada seluruh penderita hipertensi.
e. Teknik Rendam Kaki Air Hangat Menggunakan Campuran Garam dan Serai
Teknik rendam kaki air hangat menggunakan campuran garam dan serai
antara lain sebagai berikut :
1. Alat dan Bahan :
 Stopwatch
 Thermometer seri TP3001 MC.Tester model pen
 Gelas ukur
 Baskom plastic
 Kain
 Air hangat

17
 Garam
2. Prosedur Kerja
Pemberian rendam kaki air hangat dapat dilakukan kapan saja, dengan
prosedur sebagai berikut :
 Menjelaskan kepada responden mengenai tujuan, manfaat, indikasi
dan tindakan yang akan dilakukan b.
 Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
 Merebus air sampai mendidih 100°C d. Menuangkan air mendidih
ke baskom plastik yang dicampur air biasa sebanyak 3 liter
 Mengukur suhu air dengan menggunakan thermometer seri
TP3001 MC.Tester model pen dengan suhu 40°C.
 Memasukkan air hangat 40°C dan masukkan garam 20 mg (tiga
sendok teh) dan daun serai 10 mg (dua batang), lalu diamkan
selama 5 menit g. Selanjutnya masukkan kaki responden ke dalam
baskom plastik
 Biarkan selama 15 menit dalam baskom ditutup dengan kain untuk
mempertahankan suhu. i. Setelah 15 menit angkat kaki dan
keringkan dengan kain.
 Rapikan alat dan bahan

18

Anda mungkin juga menyukai